Blud Dokumen
Blud Dokumen
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejalan dengan pergeseran paradigma Puskesmas Lubuk Buaya sebagai layanan
publik dan layanan pasar, Maka Puskesmas Lubuk Buaya harus dikelola secara entepreneur
bukan Secara birokratik
lagi.
Untuk
itu
perlu
melakukan
perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga
yang berorientasi terhadap Kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Adanya reformasi pengelolaan keuangan Negara dengan terbitnya Undang-Undang
Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan angin segar bagi
Puskesmas
undang-undang tersebut, diatur suatu koridor baru dalam pengelolaan keuangan negara
yaitu Badan Layanan Umum atau disingkat BLU. Sebagai aturan pelaksanaannya, terbitlah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
BLU/BLUD dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. UU Nomor 1 tahun
2004 mengelompokkan Puskesmas Lubuk Buaya sebagai Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), yaitu suatu instansi di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Puskesmas Lubuk Buaya telah menjadi
BLUD, sehingga Puskesmas Lubuk Buaya telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD (PPK-BLUD) yaitu pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas
berupa
keleluasaan
untuk
menerapkan
praktek-praktek
bisnis
yang
sehat untuk
tetap
pemerintah.
sinergi
dengan
program-program
Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD bertahap menjadi penuh maka Puskesmas
Lubuk Buaya mengajukan kembali
persyaratan
administrasi
Puskesmas sesuai dengan Permendagri No 61 tahun 2007 Pasal 11 adalah dapat menyajikan
dokumen-dokumen sebagai berikut:
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat
2.
3.
4.
5.
6.
bagi masyarakat;
Pola Tata Kelola;
RBA Tahun 2014
Laporan Keuangan Tahun 2014
Standar Pelayanan Minimum (SPM); dan
Laporan audit Keuangan tahun 2014 .
Alur pikir terintegrasi persyaratan administrasi diatas dapat digambarkan dalam
pencapaian
pencapaian SPM Puskesmas Lubuk Buaya baik dalam penyediaan sumberdaya, jenis
dan jumlah layanan maupun mutu layanan yang hendak dicapai dalam kerangka
waktu 5 tahun. Pola pembiayaan jangka menengah meliputi belanja modal terkait
dengan penyediaan aset Puskesmas Lubuk Buaya untuk memenuhi Standar Minimum
Aset Pelayanan dan belanja barang dan jasa terkait dengan biaya per unit layanan
dikalikan jumlah kunjungan pasien. Di samping itu juga harus memperhatikan biaya
per unit (unit cost) layanan dan tarip layanan dalam rangka membuat prognosa
pendapatan dan beban lima tahun kedepan.
c. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Puskesmas Lubuk Buaya harus
sejalan dengan RSB dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RBA
selanjutnya menjadi bagian dari RAPBD untuk dibahas dengan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah dan DPRD menjadi APBD.
d. Berdasarkan penetapan APBD, disusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sebagai
dasar penarikan dana yang bersumber dari APBD, sekaligus sebagai lampiran kontrak
kinerja antara Kepala Puskesmas Lubuk Buaya dengan Kepala Daerah selaku pemilik.
e. Informasi realisasi keuangan Puskesmas Lubuk Buaya diproses melalui Sistem
Akuntansi Keuangan sedangkan informasi kinerja diadministrasikan melalui Sistem
Pengumpulan Data Kinerja untuk menghasilkan output berupa laporan keuangan dan
laporan kinerja.
f. Sistem Akuntansi Keuangan harus didukung oleh subsistem-subsistem antara lain
billing system, inventory system, manajemen aset, dan Sistim Informasi Manajemen
Medical Record.
g. Seluruh proses pengelolaan keuangan Puskesmas Lubuk Buaya
sebagai BLUD
dikelola berdasarkan Pola Tata Kelola yang baik dengan berlandaskan prinsipprinsip Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi,
Fairness
(TARIF).
PUSKESMAS Lubuk Buaya sebagai Puskesmas yang mempunyai
tugas dalam
melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan
Upaya Kesehatanan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan, dan penunjang yang harus
menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban
wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan. Oleh karena pelayanan kesehatan
sangat terkait dengan hubungan antar manusia, maka pelayanan di Puskesmas Lubuk Buaya
harus senantiasa berorientasi pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu Puskesmas Lubuk
Buaya dituntut untuk dapat menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat yang senantiasa
memperhatikan mutu sumberdaya manusianya (brainware), sarana-prasarana
(hardware),
prosedur kerja (software), net-working dan sistem informasi (infoware) dan perangkat hatinya
(heartware). Pedoman Tata Kelola ini diperlukan sebagai acuan bagi organ-organ Puskesmas
dalam berinteraksi dan menjalankan peran sebagai penyedia jasa layanan publik yang diharapkan
dapat meningkatkan nilai (value) serta citra Puskesmas dalam jangka panjang.
B.
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Pola Tata
Kelola merupakan peraturan internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja
yang akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD. Selanjutnya dalam pasal 31
dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan Pola Tata
Kelola atau peraturan internal, yang memuat antara lain:
a. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung
jawab, dan wewenang dalam organisasi.
b. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan
fungsi dalam organisasi.
c. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional
antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian
intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
d. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas
mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien,
C.
D.
E.
Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas Lubuk Buaya antara lain adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas pada
Badan Layanan Umum.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
d. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-117/M-MBU/2002
tentang Penerapan Praktik-Praktik Good Corporate Governance (GCG) di Lingkungan
BUMN.
e. Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor:
sistem Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK BLUD ) Unit
Pelaksanaan Teknis Puskesmas Pada Dinas Kesehatan Kota Padang.
g. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.
F.
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola puskesmas Lubuk
Buaya sebagaimana disebutkan di atas dan kebutuhan internal puskesmas Lubuk Buaya, serta
disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ puskesmas serta perubahan
lingkungan.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Puskesmas Lubuk Buaya adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota Padang
yang
bertanggung
jawab
terhadap
pembangunan
kesehatan
serta
berperan
dalam
Penyusunan rencana kerja dan anggaran RKA dan dokumen pelaksanaan anggaran
DPA Puskesmas
melakukan
pengawasan
menyetujui
terhadap pelaksanaan
pertanggungjawaban
Perda
pelaksanaan
tentang
anggaran
APBD
Puskesmas
dan
melalui
Raperda
2. Walikota Padang
Adalah organ yang mewakili Pemerintah Kota Padang selaku pemilik Puskesmas,
Walikota memiliki kewajiban, hak dan wewenang sebagai berikut :
2.1
teknis kepada
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
kepada Pejabat Pengelola, serta memberi saran dan masukan kepada Wali kota menyangkut
pengolaan dan pengurusan Puskesmas Lubuk Buaya oleh Pejabat Pengelola.
Pembentukan Dewan Pengawas oleh Walikota dilakukan sesuai kebutuhan dan atau
ketentuan-ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. Dewan Pengawas bertanggung jawab
kepada Walikota dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala paling sedikit satu kali
dalam satu semester dan sewaktu-waktu bila diperlukan.
Dalam menajalankan tugasnya, dewan pengawas memiliki kewajiban sebagai berikut :
a. Memeberikan pendapat dan saran kepada Walikota mengenai rencana strategis bisnis
(RSB) rencana bisnis dan anggaran ( RBA) yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola.
b. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD, memberikan pendapat dan saran kepada
Walikota mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan BLUD
c. Melaporkan kepada Walikota bila terjadi gejala menurunnya kinerja BLUD.
d. Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLUD dalam melaksanakan
kepengurusan BLUD.
e. Melaporkan kinerja Puskesmas kepada Walikota
f. Memonitor tinjak lanjut hasil evalusi dan penilaian kinerja.
Dalam menjalankan tugasnya, dewan pengawas memilki kewenangan sebagai berikut :
a. Melihat buku buku, surat serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluaan
verivikasi dan memeriksa kekayaan Puskesmas.
b. Meminta penjelasan dari Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengenai segala
persoalan yang menyangkut kepengurusan Puskesmas.
c. Meminta Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengahadiri rapat dewan pengawas.
d. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pejabat Pengelola dalam melakukan
perbuatan hukum tertentu.
Dalam menjalankan tugasnya dewan pengawas memiliki hak hak sebagai berikut :
a. Memperoleh akses atas informasi tentang Puskesmas secara tepat waktu dan lengkap.
b. Memperoleh imbalan jasa bulanan berupa honorarium yang besarnya ditetapkan dengan
peraturan Walikota.
c. Memilki sekretaris dewan pengawas yang dapat menjalankan fungsi kesekretariatan
secara memadai apabila diperlukan.
Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas dewan pengawas
dibebankan kepada Puskesmas dan secara jelas dimuat dalam rencana kerja dan anggaran
Puskesmas.
pemberlakuan Pola Pengelolaan pada Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai Layanan Umum
Daerah.
4.
Uraian Tugas
Struktur Organisasi Puskesmas ( Permenkes No 75 Tahun 2014 ) dan Struruktur
Organisasi BLUD Puskesmas Lubuk Buaya
A. Pemimpin BLUD
1. Koordinator Penunjang/Tata Usaha
Keuangan
Perencanaan
Penunjang Medis
MR
Laboratorium
Apotik
Gigi Masyarakat
Pengobatan Tradisional
Kesehatan Lansia
c.
BP Umum
BP KIA- KB
IGD
Klinik bersalin
UKP Gizi
Kefarmasian
Laboratorium
Pustu
Poskeskel
BPS
DPS
Klinik Swasta
4.1
Pengelola adalah pimpinan tertinggi sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan
puskesmas yang bertanggungjawab kepada Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota
Padang.
Pejabat Pengelola memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut :
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi
penyelenggaraan kegiatan BLUD.
b. Menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD.
c. Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan.
d. Mengusulkan calon pengelola keuangan dan pelaksana teknis kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota Padang sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Menetapkan pengelola lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pengelola yang telah
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
f. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional dan keuangan BLUD
kepada Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.
4.2.
Koordinator Penunjang/TU
Kepala Sub Bagian Tata Usaha atau coordinator penunjang bertindak sebagai
Koordinator Keuangan perencanaan,Penunjang non medis yang terdiri dari MR atau pendaftaran
Pasien, Laboratoriumdan Apotik, sedangkan dibawah penunjang medis adalah
Inventaris,
SP2TP dan Umum/kepegawaian yang bertanggungjawab kepada pimpinan BLUD (Kepala UPT)
dan berfungsi sebagai penanggung jawab masing-masing dari bagian diwah coordinator
penunjang/TU adalah
a. Bagian Keuangan Puskesmas Lubuk Buaya
Laporan keuangan yang terdiri dari :
Laporan bulanan
Membuar RKA
Membuat POA
Membuat DIP
Membuat RAB
Mengarsipkan SPJ
BLUD (Pejabat
Pengelola Puskesmas).
c. Penunjang medis yang terdiri dari
kemudian data pasien dientrikan dan status pasien dikembalikan dari ruangan masing
ke MR kembali
Pelayanan Laboratorium
Mengkoordinir pemeriksaan laboratorium dan penyediaan reagensia yang diperlukan
oleh puskesmas
Apotik
Mengkoordinir penyelenggaraan Apotek puskesmas, termasuk administrasi obat
obtan serta penyimpannya.
Iventaris
Pencatatan, pelaporan dan pengontrolan barang baik barang yang masuk atau barang
yang sudah sebelumya minimal dua semester. Pengontrolan bisa melalui KIR
ruangan
SP2TP
Mengumpulkan laporan dari masing-masing pelaksana kegiatan dan mengarsipkan dan
mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Kesehtan Kota serta mempersiapkan pertemuan
berkala yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas dengan pelaksanaan kegiatan untuk menilai
pelksanaan kegiatan SP2TP.
4.3
Koordinator pelayanan
Koordinator pelayanan mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1. Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan anggaran dan dokumen
pelaksanaan anggaran DPA puskesmas
2. Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan standar dan prosedur
pelayanan kesehatan
3. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pada satuan pelaksana
pelayanan kesehatan
4. Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan kesehatan
5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan di puskesmas pembantu
6. Melakukan koordinasi kesehatan masyarakan dengan unit terkait
7. Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi yang telah
ditetapkan dinas kesehatan
Dimana koordinataor pelayanan terdiri dari:
a.
UKM esensial
Terdiri dari 6 Program Kesehatan yang wajib dijalankan oleh Puskesmas terdiri dari:
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA - KB, Gizi, P2M dan Pengobatan.
Penanggung jawab pelaksanaan masing masing program diatas adalah seorang
koordinator, adapun tugas pokoknya adalah sebagai berikut :.
dan
menyelenggarakan
pelaksanaan
kegiatan
kesehatan
Koordinator Gizi
Mengamati keadaan gizi masyarakat dan mengupayakan perbaikan gizi
masyarakat.
5.
6.
Koordinator Pengobatan
Mengkoordinir penyelenggaraan, pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan.
b. UKM Pelayanan
Terdiri dari 9 Program Kesehatan yang masing masing programnya di
laksanakan oleh seorang koordinator yang memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1.
Kesehatan Jiwa
Menyelengaraakan kegiatan kesehatan jiwa nasyarakat yang dilaksanakan dua
kali dalam satu bulan
2.
3.
4.
5.
kesehatan
7.
8.
c.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
d.
Puskesmas Pembantu
Tenaga Puskesmas Pembantu terdiri dari bidan dan perawat kesehatan yang dalam
Menyusun dan mengajukan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Pembantu sebagai bagian dari rencana kerja
dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Induk.
BAB III
PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja
setiap
proses
pengelolaan
manajerial
dan
pelayanan
telah
didokumentasikan dalam Standard Operating Procedure (SOP). SOP merupakan acuan bagi
seluruh insan PUSKESMAS Lubuk buaya dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan
pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital dalam pengelolaan PUSKESMAS Lubuk
Buaya dan diharapkan merupakan suatu standar baku dalam proses bisnis puskesmas
sehingga pelayanan kepada seluruh pengguna dapat mencapai standar yang diinginkan.
SOP PUSKESMAS Lubuk Buaya dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat, baik pelayanan manajemen, pelayanan medis, maupun pelayanan non medis
telah ditetapkan oleh Pejabat Pengelola Puskesmas.
SOP ini telah didokumentasikan, disosialisasikan, dan diimplementasikan di setiap
instalasi dan unit kerja lainnya. Dengan adanya SOP ini diharapkan pelaksanaan atau proses
kinerja dan layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
manual mutu. Dengan prosedur kerja ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap
pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap proses kinerja.
SOP yang telah ditetapkan, secara ringkas uraiannya adalah sbb:
A. Pelayanan Manajemen
1. Prosedur Pelayanan Umum dan Kepegawaian
Adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai
berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan
pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam
kegiatan. Sebagai suatu aturan, regulasi, dan kebijakan yang secara terus menerus menjamin
perilaku yang benar bagi seluruh pegawai instansi pemerintah maka SOP sangat tepat
diterapkan pada aktivitas administrasi perkantoran yang relatif bersifat rutin, berulang serta
menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna melayani pelanggannya.
2. Prosedur Pelayanan Keuangan
a. Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi Pendapatan BLUD Puskesmas.
b. Prosedur Penatausahaan keuangan Akuntansi Belanja BLUD Puskesmas bersumber
dari :
1) Jasa Layanan
2) Hibah
3) Hasil kerjasama sama dengan lain
4) APBD
5) APBN
6) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
3.
B. Pelayanan Medis
1. Pelayanan Rawat Jalan
a.
Poliklinik
Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Klinik Umum,Klinik Gigi ,KIA. Prosedur rawat
Puskesmas Way laga memiliki Ruang Tindakan Medik untuk mengatasi tindakan kegawat
daruratan Pelayanan Primer. Prosedur pada penanganan kasus Gawat Darurat menguraikan
langkah-langkah mengutamakan penanganan pasien yang sifatnya gawat dan darurat sejak
pasien datang hingga tindakan lanjutan yang diperlukan pasien seperti dirujuk ke rumah
sakit. Prosedur rawat jalan melalui UGD/ unit tindakan medis selengkapnya dapat dilihat
pada SOP.
b. Apotek
Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan penyediaan obat-obatan
kepada pasien sesuai resep dari Poli Rawat ,UGD dan pelayanan di luar gedung seperti
kegiatan puskesmas keliling, perkesmas, dan posyandu (balita dan lansia).
Prosedur layanan obat di apotik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
D. Pelayanan Non Medis
1. Prosedur Pelayanan Gizi
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi berupa penyuluhan
PUGS, konseling atau klinik gizi untuk terapi diet untuk pasien Poliklinik, dan dalam bentuk
perencanan dan pengolahan makanan biasa/khusus.
Prosedur pelayanan gizi selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
2. Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan tindakan pemeliharaan atau
perbaikan terhadap sarana dan prasarana kedokteran/kesehatan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan atau berdasarkan laporan dari users, baik dilakukan sendiri atau oleh pihak lain,
dan pembuatan laporan penyelesaian pekerjaan.
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
3. Prosedur Pelayanan Puskel
Prosedur pelayanan puskel menguraikan pemberian layanan ambulance bagi pasien
yang memerlukannya dalam rangka rujukan ke rumah sakit.
Prosedur pelayanan ambulance selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
4. Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data pasien mulai dari
pemeriksaan
kelengkapan
dokumen/data
pasien,
pengkodean,
pengindeksan,
dan
pengarsipan.
Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
5. Prosedur Kesehatan Lingkungan
Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah pemeriksaan air
limbah, limbah padat berbahaya, serta air bersih secara berkala dengan berpedoman pada
ketentuan yang berlaku.
Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI
Pengelompokkan fungsi menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara
fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern
dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
Dari uraian struktur organisasi PUSKESMAS Lubuk Buaya beserta uraian tugasnya
sebagaimana disebutkan pada BAB II, dapat disimpulkan bahwa organisasi Puskesmas telah
dikelompokkan sesuai dengan fungsi yang logis, sebagai berikut:
a. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas di antara Pejabat Pengelola BLUD yang
terdiri dari Pemimpin BLUD (Kepala UPT Puskesmas), Pengelola Keuangan (Sub
Bagian Tata Usaha), dan Koordinator ( Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan
Pengembangan, Upaya Kesehatan Penunjang ).
b. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing-masing
fungsi dalam organisasi.
c. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini antara lain tercermin dari
adanya kebijakan dan prosedur yang membantu setiap unit organisasi dalam
Puskesmas untuk melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan
pengendalian telah dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut termasuk serangkaian
kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian terhadap
prestasi kerja, pembagian tugas, serta pengamanan terhadap aset organisasi.
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik saat penerimaan,
selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Pegawai Negeri Sipil pada Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu merupakan
Pegawai Negeri Sipil Daerah.
2. Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan kepegawaian negara.
3. Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Puskesmas Induk dan Puskesmas
Pembantu mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah melalui BKD berkoordinasi
kepegawaian Dinas Kesehatan.
4. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yang menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dapat mepunyai pegawai
non Pegawai Negeri Sipil.
5. Pengelolaan pegawai non Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
A.
pengembangan sumber daya manusia PUSKESMAS..... lima tahun ke depan diarahkan pada
pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal, hal ini juga terkait dengan
kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan gedung, fasilitas pendukung, dan lainlain. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi
kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan
kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan
puskesmas
dengan tetap
Jenis Ketenagaan
2012
2013
2014
2015
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Sarjana Keperawatan
Sarjana Kesmas
SAA
D-III Farmasi
Apoteker
D-III Fisio Teraphy
3
1
2
2
1
3
1
2
2
1
3
2
2
1
2
4
2
2
1
2
SPK
D-III Perawat
10
11
13
13
D-III Kebidanan
10
10
14
14
D-III Analis/DIV
D1 Kebidanan
DIV Kebidanan
o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
SPRG
Sanitarian
Pekarya
Kesehatan/SMA
2
10
10
Juru Mudi
0
2
Bidan PTT
1
2
Perawat Kontrak
2
2
Tenaga
Sukarela
TKS
Jumlah total
3) Disiplin Pegawai
a) SDM yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalm peraturan perundangundangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi
hukuman disiplin. Berdasarkan
Sipil, maka bila terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai negeri sipil yang
bersangkutan akan di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat hukuman disiplin yang
terdiri dari : hukuman disiplin ringan, sedang dan berat.
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran lisan, teguran tertulis dan pernyataan
tidak puas secara tertulis.
Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas : penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun,
penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun dan penundaan pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 tahun.
Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam PP no 53 tahun 2010 adalah
sebagai berikut : penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun, pemindahan
dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan,
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan pemberhentian
tidak dengan hormat sebagai PNS.
b).
PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan dari Pimpinan
BLUD Puskesmas Lubuk Buaya selaku Pimpinan di Unit kerja yang bersangkutan, dengan
petunjuk dan bimbingan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.
BAB VI
KEBIJAKAN
2. Tarif Layanan
Walikota
BAB VII
PROSES TATA KELOLA
pengangkatan dan
yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan perundanganundangan di bidang kepegawaian.
4. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan Pegawai BLUD yang berasal
dari tenaga profesional non pegawai negeri sipil dilaksanakan berdasarkan peraturan
yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota setelah mendapat persetujuan
Walikota.
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
8. Pejabat Pengelola diberhentikan oleh Walikota setelah masa jabatannya habis.
9. Pejabat
Pengelola
dapat
9.1.2
9.1.3
9.1.4
diberitahukan secara tertulis oleh Walikota kepada anggota Pejabat Pengelola yang
bersangkutan.
11. Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri secara tertulis dan disampaikan kepada Walikota paling lambat dalam
jangka waktu satu bulan terhitung sejak Pejabat Pengelola yang bersangkutan
diberitahu secara tertulis.
12. Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka Pejabat Pengelola yang
bersangkutan
dapat
menjalankan
tugasnya
namun
tidak
boleh
membuat
keputusan/kebijakan strategis.
13. Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal penyampaian pembelaan
diri Walikota tidak memberikan keputusan pemberhentian Pejabat Pengelola
tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program pengenalan mengenai BLUD
Puskesmas.
2
Pengelola yang
3.2
Gambaran
mengenai
BLUD Puskesmas
berkaitan
lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi, dan masalah-masalah strategis
lainnya.
4.2
Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebelum berakhirnya RSB, Pejabat
Pejabat Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan RSB dan RBA serta
6.
disetujui oleh
Kepala Instalasi/Unit
diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan untuk menunjang
kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2
pengelola.
E. Pengambilan Keputusan
1
puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil
keputusan.
3 Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya memberikan masukan
peningkatan kinerja Puskesmas.
4.
Akuntansi) secara berkala setiap semester dan tahunan kepada Walikota dengan tembusan
PPKD.
1.1 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja atau
Laporan Operasional
Semester Pertama disertai dengan prognosis untuk enam bulan berikutnya sebagai hasil
pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.
1.2 Laporan disiapkan oleh Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas dan disampaikan kepada
Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi
anggaran pendapatan dan belanja atau laporan operasional semester pertama serta prognosis
untuk enam bulan berikutnya paling lama lima belas hari kerja setelah semester pertama
tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.3
dan belanja atau laporan operasional semester pertama BLUD Puskesmas serta prognosis
untuk enam bulan berikutnya kepada Walikota melalui PPKD sebagai dasar penyusunan
laporan realisasi APBD semester pertama paling lambat duapuluh hari kerja setelah semester
pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.4
tahun anggaran berkenaan dan disampaikan kepada Pejabat Pengelola Puskesmas untuk
ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD.
1.5
Anggaran atau Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan
Keuangan. Laporan keuangan BLUD Puskesmas tersebut dilampiri dengan surat pernyataan
Pejabat Pengelola Puskesmas bahwa pengelolaan keuangan BLUD yang menjadi
tanggungjawabnya telah diselenggarakan dengan sistem pengendalian intern yang memadai
dan standar akuntansi keuangan dan pemerintahan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Laporan Keuangan BLUD setidak-tidaknya terdiri dari:
1.6.1 Laporan realisasi anggaran/laporan operasional yang berisi informasi jumlah
pendapatan dan biaya BLUD selama satu periode.
1.6.2 Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu.
1.6.3 Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan / atau pembiayaan yang menggambarkan
saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama periode tertentu; dan
1.6.4 Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam laporan keuangan disertai laporan mengenai kinerja.
1.6
PPKD, untuk dikonsolidasikan dengan laporan pemerintah daerah secara berkala paling
lambat dua bulan setelah periode pelaporan berakhir. Laporan keuangan BLUD merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah
daerah.
2
Keuangan yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dalam rangka
konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terlebih dulu harus dilakukan
penyesuaian atau dikonversikan ke Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan mengacu
pada Permendagri nomor 13 Tahun 2006.
4
Kinerja puskesmas yang dinilai sesuai dengan sasaran berikut indikator kinerja
keberhasilan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis yang dilaporkan secara
berkala.
3.
Penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara berkala dan dapat menjadi dasar
4.
Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap akhir tahun anggaran
transparan.
H. Pengendalian Internal
1
yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset puskesmas, serta membantu
manajemen dalam hal:
1.1 Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of assets);
1.2 Menciptakan keakuratan data akuntansi;
1.3 Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
1.4 Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan praktek bisnis yang
sehat
2 Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
2.1 Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari:
2.1.1 Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai
2.1.2 Filosofi dan gaya manajemen;
2.1.3 Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung
jawabnya;
2.1.4 Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;
2.1.5 Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola
2.2 Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan;
2.3 Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses
pengendalian terhadap kegiatan puskesmas pada setiap tingkat dan unit dalam struktur
organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan prosedur yang membantu manajemen
melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan penting dilakukan untuk
mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai sasaran puskesmas. Kegiatan pengendalian
1.
transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktik bisnis yang sehat.
2.
Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh pelaksana pengadaan yang dapat
berbentuk pejabat, tim/panitia atau unit yang dibentuk oleh Pejabat Pengelola Puskesmas
yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan pengadaan barang dan / atau jasa guna
keperluan BLUD Puskesmas.
4.
substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan dan
membuat laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada pejabat pengelola.
J. Informasi dan Komunikasi
1.
puskesmas diberikan kepada Walikota dan stakeholders lainnya secara tepat waktu dan
lengkap.
3.
Pejabat Pengelola, dan Walikota melalui media komunikasi yang tepat dan efisien.
4.
Pelaksanaan Audit
dilakukan oleh BPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dengan
persetujuan Walikota dapat meminta BPKP Perwakilan Provinsi Lampung untuk melakukan
audit. Audit terhadap laporan keuangan puskesmas oleh Auditor Eksternal tersebut bertujuan
untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan secara independen
dan profesional.
2 Puskesmas harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang
diperlukan oleh Auditor Eksternal.
3
Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada Walikota dan Pejabat
Pejabat Pengelola Puskesmas menindak lanjuti laporan hasil audit yang dilaksanakan
Auditor Eksternal dan melaporkan perkembangan tindak lanjut tersebut kepada Walikota
melalui Kepala Dinas Kesehatan.
5
Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan memantau perkembangan tindak lanjut atas
Inspektorat Kota Bandar Lampung sesuai tupoksinya melakukan audit kinerja atas
penyelenggaraan dan pengelolaan BLUD Puskesmas secara berkala sesuai PKPT yang
disusun. Hasil audit atas kinerja dilaporkan kepada Walikota dan Pejabat Pengelola
Puskesmas secara tepat waktu.
7
Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit kinerja menjadi tanggung jawab Pejabat
Pengelola Puskesmas dan melaporkan perkembangan tindak lanjut tersebut kepada Walikota
melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota.
menjadi tugas dan wewenang Satuan Pengawas Internal. Dalam hal Satuan Pengawas
Internal belum dibentuk, tanggung jawab pemantauan tersebut menjadi tanggung jawab
(kali) sebulan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tata kelola BLUD
Puskesmas. Rapat Pengelola tersebut , bila dipandang perlu, dapat mengundang Kepala
Dinas Kesehatan Kota atau yang mewakili untuk mengadakan rapat bersama.
3.
puskesmas (pihak yang diberi wewenang) dan harus selalu tersedia bila diperlukan.
M. Hubungan dengan Stakeholders
1.
Pengguna Jasa
1.1 Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna jasa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.2 Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa sesuai standar layanan
yang telah ditetapkan.
1.3 Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional melalui mekanisme
yang baku dan transparan.
2.
Mitra Usaha
2.1 Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan asuransi kesehatan lainnya, serta
pihak ketiga lainnya.
2.2 Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi dengan itikad baik,
saling menguntungkan, akuntabilitas, transparansi, kewajaran dan tidak merugikan
stakeholders serta dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
2.3 Kerjasama Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa transaksi jual beli
barang dan/atau jasa serta Kerja Sama Operasional (KSO) dalam bentuk kerjasama
pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan gedung, pemanfaatan alat
kedokteran dan kerjasama lainnya yang sah.
2.4 Puskesmas dan mitra bisnis bermitra secara profesional dengan mematuhi setiap
kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak kerjasama.
3.
Pegawai
3.1 Pegawai puskesmas yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis, dan
tenaga lainnya adalah aset yang sangat berharga, maka puskesmas berkewajiban
meningkatkan kompetensi dan karakternya. Puskesmas dapat memberikan penghargaan
yang pantas kepada pegawai yang berprestasi. Dalam hal adanya terjadi masalah yang
menyangkut tuntutan pasien terhadap tenaga medis/paramedis, puskesmas berkewajiban
memberikan bantuan hukum yang diperlukan. Hubungan antara tenaga medis/paramedis dan
non medis dengan pihak puskesmas diatur lebih lanjut dengan Keputusan Pejabat Pengelola
Puskesmas.
3.2 Setiap
kebijakan
puskesmas
yang
terkait
dengan
pegawai
disusun secara
4.1 Puskesmas
harus
mematuhi
ketentuan
peraturan
perundang-undangan yang
terkait dengan kegiatan puskesmas baik yang menyangkut layanan jasa, pegawai,
pelanggan, masyarakat sekitar, lingkungan, sesama pelaku usaha, perpajakan, perbankan
dan lain-lain.
4.2 Puskesmas selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis dan konstruktif
atas dasar kejujuran terhadap regulator serta penyelenggara negara lainnya.
4.3 Puskesmas mendukung penerimaan negara dan daerah baik langsung maupun
tidak langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4.4 Puskesmas akan selalu meningkatkan kualitas layanan dalam upaya memberikan
kontribusi
terhadap
pembangunan
pelayanan
Kesehatan
di
wilayah
kerja
PUSKESMAS..... .
5. Masyarakat Sekitar dan Lingkungan
5.1 Puskesmas memegang teguh asas kepedulian dan keadilan terhadap masyarakat
sekitar lingkungan operasional puskesmas.
5.2 Puskesmas memastikan bahwa dalam kegiatan usaha untuk pelayanan kesehatan,
telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan dan senantiasa mempertimbangkan aspek
lingkungan lainnya yang terkait.
5.3
atas kesehatan lingkungan serta pengelolaan sampah medis secara khusus dalam upaya
untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
yang disediakan, antara lain berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam nasional
atau lokal dan melakukan misi kemanusiaan puskesmas.
2.
Setiap insan puskesmas wajib menjunjung tinggi nilai-nilai etika yang dibangun dalam
puskesmas. Budaya organisasi dan budaya kerja yang dibangun untuk menjaga
berlangsungnya lingkungan kerja harus berlandaskan etika yang berlaku seperti profesional,
jujur, terbuka, peduli, dan tanggap terhadap setiap kegiatan rumah sakit serta kepentingan
pihak stakeholders. Budaya organisasi dan budaya kerja dikembangkan untuk memotivasi
pegawai dalam bekerja. Seluruh insan puskesmas harus menerapkan budaya organisasi dan
budaya kerja yang berlandaskan etika puskesmas secara konsisten dan pelaksanaannya harus
dilakukan evaluasi secara periodik.
Sistem nilai yang mencakup nilai-nilai (value), budaya kerja, budaya organisasi, etika
kerja, etika usaha, dan etika profesi lebih lanjut diatur dalam Pedoman Perilaku sebagai
Kode Etik Puskesmas yang ditetapkan dengan Surat KeputusanKepala UPT Puskesmas.
BAB IX
PENUTUP
1. Seluruh kebijakan Puskesmas harus berpedoman pada dan tidak bertentangan
dengan Pola Tata Kelola ini. Kebijakan puskesmas tidak terbatas pada Surat Keputusan
Walikota, Surat
Edaran
dan seluruh
Buku
Pedoman
dengan
tanggung
jawab,
dan
wewenang
ttd