Bab 18
Bab 18
Oki Neswan,Ph.D.,
Departemen Matematika-ITB
Pendahuluan
Persamaan diferensial sangat penting dan banyak digunakan
karena dapat mengungkapkan berbagai gejala perubahan dalam
bahasa matematika. Persamaan diferensial menjadi salah satu alat
utama dari matematika untuk memahami hukum-hukum alam.
Pada bab ini kita akan mempelajari persamaan diferensial orde 1
dan orde 2, yaitu persamaan yang memuat fungsi dan turunannya
sebagai variabelnya, dan metoda penyelesaiannya.
Beberapa penggunaan dari persamaan diferensial diberikan
sepanjang bab, untuk tiap tipe persamaan diferensial.
Contoh
Tentukan persamaan kurva yang melalui titik (1,2) dan gradiennya
pada tiap titik sama dengan dua kali absisnya.
Pemisahan Variabel
Persamaan diferensial orde 1 yang paling sederhana adalah
persamaan diferensial separable, di mana variabel-variabelnya
dapat dipisahkan pada tiap sisi dari persamaan. Persamaan
diferensial pada contoh sebelumnya termasuk tipe ini.
Bentuk umumnya adalah
g ( x) h ( y ) y ' = 0
dy
= g ( x) h ( y )
dx
F ( x, y , y ' ) = 0
dy sin x + x 2
=
dx
y
Bila kedua ruas dikalikan dengan ydx, diperoleh
Contoh lain:
ydy = ( sin x + x ) dx
2
1
2
y 2 + C1 = cos x + 13 x3 + C2
y 2 = 2 ( cos x + 13 x 3 + C2 C1 )
y = 2 ( cos x + 13 x 3 + C2 C1 )
Separable Equations
dy
= g ( x) h ( y),
dx
dy
= g ( x ) dx,
h( y)
H ( y ) dy = g ( x ) dx,
H ( y) =
1
h( y)
H ( y ) dy = g ( x ) dx
Setelah menyelesaikan kedua integral di atas, diperoleh solusi y sebagai
fungsi implisit dari x.
Contoh
Tentukan solusi dari persamaan diferensial
nilai awal y ( 0 ) = 2 3.
dy
= y x, dengan syarat
dx
10
11
Hukum Torricelli
Hukum Torricelli mengatakan bahwa jika
fluida mengalir dari tank seperti pada gambar
di samping, maka fluida mengalir dengan laju
sama dengan konstanta kali akar ketinggian
fluida, yaitu x. Konstanta tergantung pada jenis
fluida dan ukuran kran.
dV
=k x
dt
Contoh
Sebuah tanki silinder berukuran tinggi 160 cm dan radius 50cm, sedang
dikosongkan dengan laju 0.5 x cm3 / menit. Tentukan rumus yang
memberikan kedalaman air dan jumlah air tersisa pada tiap saat t.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
12
13
dy
+ P ( x) y = Q ( x)
dx
P ( x ) dx
P ( x ) dx
dy P ( x ) dx
e
P( x) y = Q( x)e
+e
.
dx
P ( x ) dx
Perhatikan bahwa ruas kiri adalah turunan dari ye
. Maka, persamaan
P ( x ) dx
P ( x ) dx
= (Q( x)e
P ( x ) dx
)dx
P ( x ) dx
P( x ) dx
y=e
(Q( x)e )dx
Hendaknya bentuk solusi umum ini tidak dihafalkan, tapi prosesnya dipahami.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
14
Contoh
Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial
dy
= x 2 + 3 y, x > 0.
dx
Penyelesaian Pertama kita tulis ulang persamaan ke dalam bentuk yang
x
Maka
15
y
dx
1
= 2 = + C. Jadi, solusi adalah y = x + Cx 3 .
3
x
x
x
Contoh
Tentukan solusi dari persamaan diferensial
xy ' = x 2 + 3 y,
x > 0,
y (1) = 2.
16
Contoh
dy 2
sin 3 x
.
+ y=
dx x
x2
2
(2 / x ) dx
Penyelesaian : Faktor pengintegral adalah e
= e 2 ln|x| = eln x = x 2 .
Selesaikanlah
Diperoleh
y
sin 3 x
dy
x2 + 2 = x2
x
x2
dx
d
yx 2 ) = sin 3 x
(
dx
1
Dengan demikian, x 2 y = sin 3 xdx = cos 3 x + C.
3
1
Jadi y = ( cos 3x + C ) x 2 .
3
17
Masalah Pencampuran
Sebuah senyawa kimia dituangkan dengan laju tertentu ke dalam
tanki yang berisi senyawa yang sama tapi, mungkin dengan
konsentrasi berbeda. Keduanya dianggap tercampur sempurna.
Pada saat yang sama, campuran tersebut juga dikeluarkan dari tanki
dengan laju tertentu pula.
Dalam proses ini, sering kali sangat penting
untuk mengetahui konsentrasi larutan
dalam tanki pada setiap saat.
Persamaan diferensial untuk masalah ini
didasarkan pada formula:
Laju perubahan
dalam tanki
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
18
Kalau y(t), V(t), dan t diukur masing-masing dalam kg, liter, dan
menit, maka satuan dalam persamaan di atas adalah
kg
kg
kg
liter
=
19
Contoh
Sebuah tanki minyak berisi 2000 galon bensin yang semula mengandung
10 kg zat additif (untuk menurunkan titik beku) larut di dalamnya.
Dalam persiapan menghadapi musim dingin, bensin yang mengandung
20 gram zat additif per galon ditambahkan dipompakan ke dalam tanki
engan debit 40 galon/menit dan langsung tercampur dengan sempurna.
Hasil campuran ini dipompa keluar dengan laju 45 galon/menit.
Tentukan banyak zat additif 20 menit setelah pencampuran berlangsung.
Penyelesaian : Misalkan y ( t ) , V ( t ) , dan t masing-masing adalah
banyak zat additif dalam tanki (gram), volume campuran bensin dan additif
dalam tanki (galon), dan waktu (menit). Maka,
galon
galon
V ( t ) = 2000 (galon) + 40
45
( t menit )
menit
menit
= ( 2000 5t ) galon
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
20
10
y (t )
V (t )
debit ke luar
y (t )
45 y
gr
=
45 =
2000
5
t
2000
5
t
menit
(
)
gr
galon
gr
Laju additif masuk = 20 (
) 40 (
) = 800
.
galon
menit
menit
Maka dari persamaan diferensial untuk pencampuran diperoleh
dy
45 y
= 800
.
dt
2000 5t
P(t )
Q(t )
dy
45
+
y = 800.
dt 2000 5t
Faktor pengintegral adalah
Dalam bentuk standar:
45
20005t dt
=e
9 ln ( 2000 5t )
= ( 2000 5t ) .
9
21
( 2000 5t )
( 2000 5t )
9
800
( 2000 5t )
800dt =
800
( 2000 5t )
( 2000 5t )
9
dt
K
( 2000 5t )8
K =
39990
( 2000 )
. Jadi,
y ( t ) = 20 ( 2000 5t )
39990
( 2000 )
( 2000 5t )
22
11
Contoh
Sebuah tangki asalnya berisi 120 galon air asin yang`mengandung 75 pon
garam yang terlarut. Air garam`yang memuat 1,2 pon garam per galon
mengalir memasuki tangki dengan debit 2 galon permenit.
Selanjutnya larutan keluar dari tangki dengan debit`yang sama.
Jika konsentrasi larutan dibuat tetap dengan terus menerus mengaduknya,
carilah jumlah`garam pada tangki setelah 1 jam.
23
Penyelesaian :
Misalkan Q adalah jumlah garam setelah t menit. Garam bertambah 2.4
2
pon permenit, dan hilang
Q pon permenit. Jadi
120
dQ
1
= 2, 4 Q, dengan Q = 75 saat t = 0.
dt
60
t
t
t
d
(Qe 60 ) = 2, 4e 60 . Dengan mengintegralkan:
Faktor integrasi: e 60 , jadi
dt
Qe
t
60
= (60)(2, 4)e
t
60
+ C.
t
24
12
Hukum Kirchoff
Menurut Hukum Kirchoff, sebuah rangkaian
sederhana dengan tahanan R ohm, induktansi L
henry, terhubung secara yang memperoleh
aliran listrik dengan tegangan E(t) volt,
memenuhi persamaan diferensial
L
dI
+ RI = E ( t )
dt
25
26
13
n 1)
+ an 1 ( x ) y '+ an ( x ) y = k ( x )
n2
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
27
+ an 1 ( x ) Dx + an ( x ) y = k ( x )
L
28
14
PD Linear Orde 2
PD linear orde dua mempunyai bentuk umum:
y ''+ a1 ( x ) y '+ a2 ( x ) y = k ( x ) .
Mari kita mulai dengan kasus yang sederhana yaitu
1. a1 ( x ) dan a2 ( x ) adalah konstan,
2. k ( x ) = 0
Jadi, bentuk persamaan diferensial yang akan dibahas adalah
y ''+ a1 y '+ a2 y = 0
atau dalam notasi operator,
D 2 + a1 D + a2 y = 0.
29
30
15
Persamaan Bantu
Karena D ( e ) = re , kelihatannya
rx
rx
31
(1)
ada dua akar berbeda, ( 2 ) satu akar berulang, dan ( 3) akar kompleks
sekawan.
1. Akar real berbeda
Jika r1 dan r2 akar real berbeda dari persamaan bantu, maka solusi umum
32
16
Jika pers. bantu mempunyai akar-akar kompleks sekawan i, maka solusi umu
y ''+ a1 y '+ a2 y = 0 adalah
y = C1e x cos x + C2 e x sin x
33
Contoh
Tentukan solusi dari persamaan diferensial y '' 4 y '+ 4 y = 0, yang memenuhi
syarat nilai awal y ( 0 ) = 1 dan y ' ( 0 ) = 4.
Penyelesaian
Persamaan bantu, r 2 - 4r + 4 = 0, memiliki r = 2 sebagai akar berulang.
Jadi solusi umumnya adalah y ( x ) = C1e 2 x + C2 xe2 x .
Syarat y ( 0 ) = 0 memberikan 1 = C1 . Jadi, y ( x ) = e 2 x + C2 xe 2 x . Sedangkan
y ' ( x ) = 2e2 x + 2C2 xe 2 x + C2 e 2 x
y ' ( 0 ) = 2 + 0 + C2 = 4
34
17
Contoh
Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial y '' 4 y '+ 13 y = 0.
Penyelesaian
Persamaan bantu adalah r 2 - 4r + 13 = 0. Dengan rumus kuadrat, kita peroleh
akar kompleks sekawan:
4 16 4 13 4 36
=
= 2 3i
2
2
Jadi, solusi umumnya adalah
r12 =
35
Penyelesaian :
Menurut hukum Hooke, gaya F untuk mengembalikan titik P ke posisi
setimbang pada y = 0 memenuhi F = ky, dimana k konstanta pegas, dan
y adalah koordinat-y untuk P.
1
Karena F = ks dimana s pertambahan panjang dari pegas, maka 5 = k ( ).
2
Jadi, k = 10.
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
36
18
w d2y
= ky, atau
g dt 2
d2y g
+ k y = 0,
(bentuk standar)
dt 2 w
Apabila kita misalkan k g / w = B 2 , maka solusi umumnya adalah
y = C1 cos Bt + C2 sin Bt.
37
38
19
n 1)
+ an 1 y '+ an ( x ) y = k ( x ) ,
+ Cn u n ( x )
39
Teorema
Jika y p adalah solusi khusus dari persamaan nonhomogen
L ( y ) = Dx + a1 Dx
n
n 1
+ an 1 D + an y = k ( x )
n 1
+ an 1 D + an
Maka,
L ( yh + y p ) = L ( yh ) + L ( y p ) = 0 + k ( x ) = k ( x ) .
Sebaliknya, jika y ( x ) adalah sebarang solusi, maka
L ( y y p ) = L ( y ) L ( y p ) = k ( x ) k ( x ) = 0.
Akibatnya y y p adalah solusi pers. homogen, sehingga y = y p + yh .
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
40
20
Jika k(x)
bmxm+
+ b2x2+ b1x+b0
be
41
Coba yp=
Bmxm+
+ B2x2+ B1x+B0
Bex
b cos(x)+c sin(x)
B cos(x)+C sin(x)
Jika sebuah suku dari k(x) solusi PD homogen, kalikan solusi coba-coba
dengan x atau x dengan pangkat lebih tinggi.
Contoh
Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial
y '' 3 y ' 4 y = 3 x 2 + 2.
Penyelesaian : Persamaan bantu dari persamaan homogen adalah
r 2 3r 4 = ( r 4 )( r + 1) = 0
yang jelas mempunyai dua akar berbeda yaitu r = 1 dan r = 4. Maka solusi
umum persamaan homogen adalah
yh = C1e 4 x + C2 e- x .
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
42
21
4 A x + ( 6 A 4 B ) x + ( 2 A 3B 4C ) = 3x 2 + 2
2
Sehingga,
y p = 3 4 x 2 9 8 x + 18 .
Solusi umumnya adalah
y = C1e 4 x + C2 e- x 3 4 x 2 9 8 x + 1 8 .
Oki Neswan, Ph.D. Departemen Matematika ITB
43
Contoh
Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial
y ''- 3 y '- 4 y = 4e 4 x .
Penyelesaian : Dari contoh sebelumnya, diperoleh y = 4e 4 x adalah solusi
persamaan homomogen ( yh = C1e 4 x + C2 e- x ) . Karena suku e 4 x telah muncul
dalam persamaan honhomogen, maka y p adalah modifikasi dari Be 4 x ,
y p = Bxe 4 x
Maka,
y p ' = Be 4 x + 4 Bxe 4 x dan
y p '' = 4 Be 4 x + 4 Be 4 x + 16 Bxe 4 x
( 4Be
4x
( 5B ) e4 x
= 4e 4 x
44
22
Contoh
45
2x
=1
2x
= sin x + e 2 x .
=1
sin x + 113 e 2 x .
46
23
47
+ ( v1 '' u1 + v1 ' u1 '+ v2 '' u2 + v2 ' u2 ' ) + ( v1 ' u1 '+ v2 ' u2 ')
=k ( x )
Jadi, terbukti L ( y p ) = k ( x ) .
48
24
Contoh
Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial
ex
.
e +1
Penyelesaian : Persamaan bantu dari persamaan diferensial adalah
y ''- 3 y '+ 2 y =
r 2 3r + 2 = ( r 2 )( r 1) = 0
yang mempunyai dua akar real berbeda r = 2 dan r = 1. Jadi,
yh = C1e 2 x + C2 e x .
Untuk menentukan y p , misalkan
y p = v1 ( x ) e 2 x + v2 ( x ) e x
dengan syarat
v1 ' e 2 x + v2 ' e x = 0
2v1 ' e 2 x + v2 ' e x =
ex
e +1
x
49
Syarat ini sebenarnya merupakan sistem persamaan untuk v1' dan v2 '.
Persamaan pertama memberikan v2 ' = v1 ' e x . Jika hubungan ini
disubtitusikan ke persamaan kedua, maka diperoleh
2v1 ' e 2 x + v2 ' e x = 2v1 ' e 2 x + ( v1 ' e x ) e x = v1 ' e 2 x =
ex
ex + 1
Penyelesaiannya memberikan
v1 ' =
e ( e x + 1)
x
Sehingga,
v1 ( x ) =
ex + 1 1
= ln x x .
e ( e + 1)
e e
dx
v2 ( x ) = v1 ' e x dx =
ex
ln
=
( e x + 1) e x + 1
dx
50
25
Maka,
ex + 1 1
ex x
y p = ln x x e 2 x + ln x
e .
e e
e +1
dan solusi umum persamaan diferensialnya adalah
ex + 1 1
ex x
y = yh + y p = C1e 2 x + C2 e x + ln x x e 2 x + ln x
e .
e e
e +1
51
52
26
k > 0.
d y kg
+ y = 0,
dt 2 w
k > 0, B 2 =
kg k
= .
w m
53
Solusinya adalah
y = C1 cos(Bt) + C2 sin(Bt)
Syarat nilai awal digunakan untuk menentukan nilai konstanta.
Solusi dapat ditulis *) secara kompak sebagai
y = A sin(Bt + ),
dengan
2
2
A = C1 + C2 ,sin = C1 A , cos = C2 A .
Jadi, bandul pada pegas akan bergerak secara sinusoidal. Gerak ini
disebut gerak harmonik sederhana. (* Latihan: buktikan)
54
27
Getaran Teredam
Pada bagian pertama gangguan, dpegas dianggap tidak mengalami
gangguan eksternal, seperti angin dll.)
Sekarang kita perhitungkan adanya gangguan (gaya) yang
bergabtung secara proposional pada kecepatan dy/dt, dengan faktor
redaman q:
2
F = ma =
atau
wd y
dy
= ky q ,
g dt 2
dt
d2 y
dy
+E
+ B 2 y = 0,
2
dt
dt
k , q > 0.
k , q > 0, E = q g w = q m .
E E 2 4B2
.
2
55
4 B2 E 2
2
56
28
E 2 4 B2
2
underdamped
critically damped
overdamped
57
Contoh
Sebuah pegas yang konstanta pegas 6 dan diujungnya ada sebuah beban
yang menyebabkan panjang pegas bertambah 10 cm. Jika faktor redamannya adalah 11 8, tentukan fungsi yang memberikan posisi beban untuk
setiap saat t.
(overdamped!).
58
29
59
Soal-soal PR Bab 18
5.2 : 3, 6, 7, 14, 15, 26, 28, 34.
7.6 : 3, 5, 6, 12, 13, 15, 19, 22, 23.
18.1 : 5, 8, 10, 15, 16, 20, 21, 22.
18.2 : 6, 7, 12, 14, 16, 17, 20, 22.
18.3 : 1, 4, 5, 7, 9, 10, 13, 14, 15.
60
30