Anda di halaman 1dari 6

Chapter 1

Metoda Beda Hingga pada Persamaan


Transport

Sebuah persamaan diferensial apabila didiskritisasi dengan metode beda hingga akan menjadi sebuah
persamaan beda. Jika persamaan diferensial parsial mempunyai solusi eksak u(x, t), maka persamaan
beda akan mempunyai solusi hampiran u(xj , tn ). Kaitan antara pdp dengan persamaan beda, dan
solusi u(x, t) dan solusi hampiran u(xj , tn ) tak lain adalah konsep kekonsistenan, kestabilan, dan
kekonvergenan suatu persamaan beda, lihat Gambar 1.0.1.

well-posedness

Figure 1.0.1: Skema hubungan antara pdp dan persamaan beda.

Perhatikan persamaan transport

ut + dux = 0, untuk (x, t) [0, L] [0, T ] (1.0.1)

beserta syarat awal.

u(x, 0) = f (x), untuk 0 x L. (1.0.2)

Solusi eksak dari (1.0.1) dan (1.0.2) adalah u(x, t) = f (x dt). Interpretasi dari solusi eksak ini
adalah merupakan translasi dari signal awal f (x) dengan kecepatan d. Jika d > 0, signal bertranslasi
ke kanan, dan jika d < 0 bertranslasi ke kiri.

Persamaan beda hingga dikatakan stabil jika persamaan beda menghasilkan solusi unj yang berhingga.
Persamaan beda dikatakan konsisten terhadap pdpnya jika selisih antara persamaan beda dengan
pdpnya (suku-suku error) menuju nol jika lebar grid menuju nol, x 0, t 0. Persamaan beda
hingga dikatakan konvergen jika solusi persamaan beda mendekati solusi pdp jika lebar grid menuju
nol x 0 dan t 0.

Teorema Equivalensi Lax: Untuk suatu masalah nilai awal yang well-(properly-)posed, jika suatu
persamaan beda konsisten dan stabil, maka persamaan beda tersebut pastilah konvergen.

1
CHAPTER 1. METODA BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN TRANSPORT 2

Dengan adanya teorema ini, maka untuk analisa suatu skema beda hingga dari suatu masalah yang
well-posed, yang perlu dilakukan hanyalah kajian aspek kestabilan, dan kekonsistenan. Mengingat
aspek kekonvergenan dapat diperoleh dari teorema di atas.

1.1 Metode Courant-Isaacson-Rees (FTBS, upwind)


Perhatikan selang [0, L] yang dipartisi dengan lebar selang yang sama yaitu x dengan titik-titik
partisi xj = (j 1)x, untuk j = 1, 2, , N x. Selang [0, T ] dipartisi dengan ukuran t dengan titik-
titik partisi tn = (n 1)t, untuk n = 1, 2, , N t. Akan dicari u(xj , tn ) untuk j = 1, 2, , N x,
dan n = 1, 2, , N t. Akan digunakan notasi unj u(xj , tn ).

Metode Courant-Isaacson-Rees tak lain adalah Metode FTBS (Forward Time Backward Space) dikenal
juga sebagai metode upwind. sehingga persamaan beda untuk persamaan transport (1.0.1) adalah:
un+1
j unj unj unj1
+d = 0. (1.1.1)
t x
atau
un+1
j = (1 C)unj + Cunj1 , (1.1.2)
dt
dengan C x suatu bilangan Courant. Tunjukkan bahwa metode ini memiliki akurasi O(t, x).

Figure 1.1.1: Stencil metoda upwind untuk persamaan transport.

Perhatikan domain perhitungan [0, L] [0, T ] yang telah dipartisi. Syarat awal (1.0.2) telah dike-
tahui sehingga u1j , untuk j = 1, 2, , N x telah diketahui. Untuk satu time-step berikutnya dengan
1.1.2 kita dapat menghitung u2j , untuk j = 2, , N x, namun u21 tak dapat dihitung. Ini berarti
untuk pendekatan numerik ini kita membutuhkan syarat batas kiri. Jika digunakan syarat batas kiri
u(0, t) = 0 atau un1 = 0 untuk n = 1, 2, , N t, maka FTBS dapat digunakan untuk menentukan unj ,
untuk setiap j = 1, 2, , N x, n = 1, 2, , N t. Perhatikan bahwa FTBS pada persamaan transport
tidak membutuhkan syarat batas kanan.

Catatan: di sini syarat batas kiri kita tambahkan melulu hanya untuk keperluan perhitungan numerik.
Pilihan untuk syarat batas kiri tersebut tentu berragam. Jika kita ingin mensimulasikan situasi ter-
tentu, pilihan syarat batas ini menjadi hal yang penting untuk dicermati.

Kestabilan
Metode berikut ini disebut metode kestabilan von Neumann1 yang prosedurnya sebagai berikut. Sub-
stitusikan unj = n eiaj ke dalam (1.1.2). Setelah dibagi dengan unj , akan diperoleh
= 1 C(1 eia ).
1
Terdapat tiga metode untuk menguji kestabilan suatu persamaan beda, yaitu von Neumann stability analisis, metode
matriks, dan discrete perturbation method.
CHAPTER 1. METODA BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN TRANSPORT 3

atau
= 1 C(1 cos a) iC sin a.
Persamaan beda stabil jika || 1 atau
( )2
||2 = 1 2C sin2 a2 + (C sin a)2 1,
1 4C(sin2 a2 + 4C
)
2 sin4 a + 4C 2 sin2 a cos2 a
( 2 2 2) 1,
4C sin2 a2 1 + C sin2 a2 + C cos2 a2 0,
4C(C 1) sin2 a2 0.
Ketaksamaan terakhir dipenuhi untuk setiap a R jika 0 < C 1. Jadi, syarat kestabilan metode
dt
FTBS adalah 0 < C 1, dengan Courant number C = .
x
Konsistenan
Kekonsistenan dari suatu skema beda hingga diperoleh dengan prosedur berikut. Mula-mula terapkan
ekpansi Taylor bagi un+1
j dan unj1 masing-masing di sekitar unj berikut.
n
n+1 n u n 1 2 2 u
uj = uj + t + t + .... (1.1.3)
t j 2 t2 j

u n 1 2 n
2 u
uj1 = uj x
n n
+ x + .... (1.1.4)
x j 2 x2 j
Substitusikan (1.1.3) dan (1.1.4) ke dalam (1.1.2), dan setelah menggunakan hubungan
( ) ( )
2u u u 2
2 u
= d = d = d .
t2 t x x t x2
akan diperoleh modied dierential equation sebagai berikut:
( ) n
u n u n 1 2 u
+d + d(dt x) + .... = 0. (1.1.5)
t j x j 2 x2 j

Suku pertama pada (1.1.5) tak lain adalah persamaan transport yang akan diselesaikan. Suku kedua
dan seterusnya pada (1.1.5) tak lain adalah suku tambahan yang kita dapatkan saat kita bekerja
dengan persamaan beda (1.1.2), dan disebut error. Perhatikan bahwa jika t 0 dan x 0, maka
error 0. Jadi metode FTBS konsisten terhadap persamaan transport.

Catatan: Modied dierential equation adalah persamaan yang diperoleh dari persamaan beda, yang
mana beberapa sukunya diekspansikan ke dalam deret Taylor, sehingga akan ditemui suku-suku pada
pdp semula. Suku-suku pada modied dierential equation yang tidak terdapat pada pdp semula
disebut error.

Pengamatan lebih lanjut, saat kita bekerja dengan persamaan beda (1.1.2) sebenarnya kita bukan
menyelesaikan persamaan transport (1.0.1) melainkan menyelesaikan modied dierential equation
(1.1.5). Suku pertama dari error akan nol jika dan hanya jika dt = x (C = 1). Suku kedua dari
error adalah
( )
1 3 3 1 2 1
d t + d xt dx ) uxxx |nj
3
3 2 6
dan akan bernilai nol jika C = 1. Ternyata hal ini juga berlaku untuk suku ketiga dan seterusnya
pada error. Jadi jika C = 1 persamaan beda (1.1.2) ekuivalen dengan (1.0.1). Dengan kata lain
metode FTBS pada persamaan transport dengan C = 1 akan menghasilkan solusi eksak, dan uraian
2u
di atas adalah buktinya. Jika C < 1, maka suku pertama error berupa suku difusi , dan akan
x2
menimbulkan error numerik berupa damping.
CHAPTER 1. METODA BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN TRANSPORT 4

1.2 Metode Richardson


Metode Richardson biasa disebut sebagai Metode FTCS (Forward Time Center Space). Metode ini
memiliki keakuratan O(t, x2 ). Persamaan beda hingga untuk persamaan transport (1.0.1) adalah
sebagai berikut:
un+1
j unj unj+1 unj1
+d = 0. (1.2.1)
t 2x

j, n+1

j-1, n j, n j+1, n

Figure 1.2.1: Skema FTCS untuk persamaan transport.

Tugas: Tunjukkan bahwa metoda ini selalu tak stabil.

1.3 Metode Leapfrog


Metode leapfrog tak lain adalah CTCS, yang berarti memiliki akurasi O(t2 , x2 ), dan persamaan
bedanya adalah
un+1
j un1
j unj+1 unj1
+d = 0, (1.3.1)
2t 2x
atau dapat diulis sebagai berikut:
un+1
j = un1
j C(unj+1 unj1 ),
dt
dengan C = .
x
j, n+1

j-1, n j+1, n

j, n-1

Figure 1.3.1: Stencil metode Leapfrog untuk persamaan transport.

Tugas: Turunkan syarat kestabilan metoda leapfrog.


Tunjukkan bahwa suku pertama errornya berupa suku dispersi.

1.4 Metode Lax


Metode ini merupakan perbaikan dari metode Richardson, yang mana nilai dari unj diganti menjadi
rata-rata dari unj+1 dan unj1 , sehingga persamaan bedanya menjadi
( )
uj 2 uj+1 + uj1
n+1 1 n n
unj+1 unj1
+d = 0. (1.4.1)
t 2x
CHAPTER 1. METODA BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN TRANSPORT 5

Metode Lax memiliki akurasi orde-2 O(t, x2 ).


j, n+1

j-1, n j+1, n

Figure 1.4.1: Skema metode Lax untuk persamaan transport.

Syarat kestabilan metoda ini dapat diperoleh dengan metoda Von Neumann, seperti diuraikan berikut
ini. Substitusikan unj = n eiaxj ke dalam (1.4.1) akan menghasilkan
1 ( iax ) 1 ( )
= e + eiax C eiax eiax ,
2 2
dt
dengan C = . Selanjutnya dapat diperoleh,
x

ax iC sin ax,
= cos
|| = cos2 ax + C 2 sin2 ax,
dt
Jika C = 1 maka || 1 untuk setiap a, jadi syarat kestabilan skema Lax adalah 0 < C 1.
x
Tugas: Periksa kekonsitenan metoda Lax. Tentukan juga suku pertama errornya, apakah berupa suku
difusi atau dispersi?

1.5 Metode Lax - Wendro One Step


Pada metode ini digunakan hampiran sebagai berikut:
1
un+1
j = unj + t ut |nj + t2 utt |nj + O(t3 ). (1.5.1)
2
Kemudian dari persamaan transport dapat diperoleh bahwa ut = dux dan utt = d2 uxx , sehingga
persamaan (1.5.1) menjadi
1 n
un+1
j = unj t dux |nj t2 d2 uxx j + O(t3 ). (1.5.2)
2
Aproksimasi ux dan uxx dengan center dierence sehingga diperoleh persamaan beda dari metode
Lax-Wendro One Step bagi persamaan transport sebagai berikut:
C( n ) C2 ( n )
un+1
j = unj uj+1 unj1 + uj+1 2unj + unj1 + O(t3 , x3 ), (1.5.3)
2 2
dt
dengan C = .
x
Tugas: Tunjukkan bahwa metoda Lax-Wendro one step memiliki akurasi orde-2 yaitu O(t2 , x2 ).
dt
Tunjukkan bahwa metode ini stabil jika C = 1.
x
Tunjukkan bahwa suku pertama errornya berupa suku dispersi.

Terdapat aturan umum yang mengatakan bahwa approksimasi orde-1 bagi t akan menghasilkan error
numerik berupa difusi sedangkan aproksimasi orde-2 bagi t akan menghasilkan error numerik berupa
dispersi.
CHAPTER 1. METODA BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN TRANSPORT 6

Exercise 1.5.1. Materi untuk Matlab session Selasa 17 Februari 2015.

1. Perhatikan persamaan transport ut + 2ux = 0, untuk 0 < x < 5, t > 0 dengan syarat awal
{
1, 2 < x < 3
u(x, 0) =
0, untuk x lainnya,

dan syarat batas u(0, t) = 0. Terapkan metoda FTBS, formulasikan persamaan beda dan
akurasinya.

(a) Gunakan x = 1/2 maka syarat awal menjadi

u(x, 0) = 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0

Pilih sendiri t yang menghasilkan skema stabil, gunakan hitungan manual untuk menen-
tukan u(x, 1).
(b) Susun kode numerik, implementasikan dengan x = 0.1, t = 0.05. Tampilkan solusi
numerik bersama-sama dengan solusi analitiknya untuk t = 1.
(c) Ulangi pertanyaan di atas untuk x = 0.1, t = 0.04. Perhatikan bahwa solusi numerik
Anda memuat error damping.

2. Perhatikan persamaan transport ut + 2ux = 0, untuk 0 < x < 5, t > 0 dengan syarat awal
{
1, x < 1
u(x, 0) =
0, untuk x lainnya,

Terapkan metoda leapfrog, dengan x = 0.1, t = 0.05. Syarat batas apa yang Anda butuhkan?
Tentukan sendiri syarat batas pilihan Anda. Gunakan metoda FTFS untuk menghitung u(x, t).
Ulangi simulasi di atas dengan menggunakan x = 0.1, t = 0.049. Perhatikan bahwa solusi
numerik Anda memuat error dispersi.

3. Untuk persamaan transport ut + dux = 0, dengan d < 0, maka metoda upwind tak lain adalah
metoda FTFS (Forward Time Forward Space). Dalam implementasi metoda FTFS kita akan
memperoleh persamaan beda yang membutuhkan syarat batas kanan. Kerjakan soal no 1. untuk
persamaan transport dengan d = 2 dengan metoda FTFS.

4. Perhatikan persamaan transport ut + bux = 0, dengan b konstanta real sebarang yang tidak
diketahui tandanya, dan syarat awal u(x, 0) = f (x). Perhatikan persamaan beda dengan akurasi
orde satu berikut
1 n+1 b+ n b n
(ui unj ) = (ui uni1 ) (u uni )
t x x i+1
dengan b+ max(b, 0) dan b min(b, 0). Implementasikan persamaan beda di atas. Pilih
sendiri syarat awal f (x).

(a) Jika b > 0, syarat batas apa yang diperlukan? pilih sendiri. Hasil apa yang Anda lihat?
(b) Pertanyaan yang sama seperti di atas untuk b < 0.

Anda mungkin juga menyukai