Anda di halaman 1dari 10

ILMU UKUR TANAH

ARTIKEL TRANSFORMASI AFFINE

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P, M.T.

Disusun oleh:
Rizka Zulfadlah
1806379

PROGAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
TRANSFORMASI AFFINE

oleh:
Rizka Zulfadlah
NIM 1806379
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan (B)
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Email: zulfadlahr@gmail.com

ABSTRAK
Suatu geometri adalah suatu studi tentang sifat-sifat dari suatu himpunan S
yang tetap tidak berubah bilamana element-element S ditransformasikan olehn
sekelompok transformasi. Definisi ini menetapkan geometri transformasi sebagai
suatu cara memahami hubungan-hubungan diantara semua geometri, euclid, dan
non euclid. Salah satu bentuk geometri yang dapat dikenal yaitu transformasi
affine, yaitu hubungan geometri yang mempertahankan bentuk dasar dan
integritas bangun geometri. Dengan mempelajari transformasi affine kita dapat
menentukan rotasi, translasi, dan dilatasi dari suatu objek.

Kata Kunci : Geometri, Transformasi affine.

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geometri Affine menarik banyak perhatian para ilmuan dalam sepuluh
tahun belakangan ini. Latar belakang yang mendasari lahirnya Geometri
Affine adalah geometri terurut. Bidang Affine dipandang sebagai keadaan
khusus dari bidang terurut. Awalnya Euler mengidentifikasi bahwa banyak
sifat-sifat Affine yang sudah dikenal dari geometri Euclid, tetapi juga berlaku
di ruang Minkowski. Sifat-sifat geometri Euclid ini dikembangkan dengan
proyeksi paralel dari satu bidang ke bidang lainnya yang disebut dengan
Affine. Akibatnya, geometri Affine merupakan perluasan dari geometri
Euclidean yang bercirikan kemiringan dan skala distorsi. Dalam bahasa
program Erlangen Klein, yang mendasari simetri dalam geometri Affine
adalah grup afinitas, yaitu grup transformasi yang dihasilkan oleh transformasi
linear dari ruang vektor dan translasi vektor.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah transformasi affine ?


2. Apa yang dimaksud dengan transformasi affine ?
3. Apa saja macam-macam transformasi affine ?
4. Bagaimana teorema affine ?
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari resume ini adalah:


1 Mengetahui sejarah transformasi affine.
2 Memahami maksud dari transformasi affine.
3 Mengetahui macam-macam transformasi affine.
4 Mengetahui teorema affine.
1.4 Sistematika Penulisan

Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan,


dan sistematika penulisan.

2
2. Bab II Landasan Teori menjelaskan pengertian garis kontur, kegunaan
garis kontu, sifat-sifat garis kontur, komponen garis kontur, dan interpolasi
garis kontur.

3. Bab III Penutup menjelaskan kesimpulan dan saran

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Transformasi Affine

Transformasi affine pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler dari


Jerman(1707 – 1793). Dalam geometri ini, garis paralel tunggal, sesuai
Postulat Playfair, “ Melalui satu titik yang diketahui, tidak pada suatu garis
yang diketahui, hanya dapat dibuat satu garis yang paralel dengan garis itu”,
memegang peranan yang penting sekali. Karena dalam geometri ini lingkaran
tidak disebut-sebut dan sudut-sudut tidak pernah diukur, maka dapat
dikatakan, bahwa geometri ini mempunyai dasar aksioma I dan II, dari
aksioma Euclides. Aksioma III dan IV tidak berarti sama sekali.
Geometri Absolut pertama kali dikenalkan oleh J. Bolyai dari Hongaria
(1802 – 1860). Geometri ini didasarkan pada 4 aksioma pertama dari
Euclides dan melepaskan aksioma V. Dengan demikian, geometri Affine dan
geometri Absolut mempunyai dasar persekutuan yaitu pada Aksioma I dan
Aksioma II. Ada pula suatu inti dari dalil-dalil yang berlaku untuk keduanya,
yaitu pengertian Keantaraan ( Intermediacy ). Pengertian itu terkandung
dalam definisi keempat dari Eulides.
Geometri yang menjadi dasar dari geometri Affine dan geometri Absolut
ini disebut Geometi Ordered ( Geometri Terurut ), karena dalam hal ini urutan
memegang peranan penting. Geometri Terurut ini berdasarkan dua aksioma
pertama dari Euclides, tetapi penyajiannya lebih teliti. Jadi Geometi Affine
dan geometri absolut termuat dalam Geometri terurut, sedangkan Geometri
Euclides termuat dalam Geometri Affine dan Geometri absolut.

3
2.2 Pengertian Transformasi Affine

Transformasi Affine adalah hubungan geometri yang mempertahankan


bentuk dasar dan integritas bangun geometri. Transformasi Affine dapat
berupa rotasi, translasi, dan dilatasi. Transformasi Affine bersifat linier
(perubahan yang kecil pada transformasi akan mengakibatkan perubahan
yang kecil pada objek yang ditransformasikan), tetapi akan membentuk
fraktal nonlinier jika beberapa transformasi digabungkan dan diiterasi.
Transformasi affine tidak mengawetkan kesebangunan. Hal ini dikarenakan
factor pengali pada x tidak sama dengan pengali pada y. Perhatikan gambar
dari beberapa bangun oleh transformasi affine berikut. Pada transformasi
Affine tidak memperhatikan kesebangunan. Hal ini dikarenakan faktor
pengali pada x tidak sama dengan pengali pada y.

2.3 Macam-Macam Transformasi Affine

1. Transformasi affine 2D
Transformasi Affline 2D adalah transformasi yang sering digunakan
untuk mentransformasikan nilai-nilai koordinat dari suatu sistem koordinat
dua dimensi ke sistem koordinat dua dimensi lainya. Penentuan nilai
parameter suatu transformasi ditentukan berdasarkan ketersediaan data
koordinat titik-titik sekutu dari masing-masing sistem dua dimensi dan
teknik hitungan penentuan parameter transformasi. Parameter- parameter
transformasi yang dihasilkan dari kedua metode tersebut relatif sama, akan
tetapi ketelitian ( standar kesalahan ) pada 1 sigma untuk metode implisit
relatif lebih baik.
Rumus transformasi Affine 2D antar bidang datar adalah :

4
Dengan rumus transformasi tersebut, tidak menghasilkan bentuk
conform. Jadi, akan terjadi perubahan sudut dan jarak. Untuk dapat
memecahkan parameter transformasi yang banyaknya 6 buah, diperlukan
minimal 3 buah titik sekutu dari setiap titik sekutu memberikan 2 buah
persamaan. Pemecahan 6 parameter dari 6 persamaan mudah dilakukan
yaitu dengan cara eliminasi crammer.
Apabila dikehendaki nilai-nilai parameter yang lebih teliti, gunakan
titik sekutu lebih dari tiga buah, dan pemecahannya dengan perataan
kuadrat terkecil. Sebaliknya apabila dikehendaki hasil yang tidak perlu
teliti maka cara grafis dapat ditempuh. Misalnya cara grafis dari VAN
GLEUNS atau VAN DER TASS. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh
yaitu denga mencari dahuliu koreksi sudut dan jaraknya.
Rumus Transformasi Koordinat Metode Affine :

Transformasi dari titik P menuju titik Q menggunakan fungsi T() berikut


ini.

atau ringkasnya adalah Q = T(P).


Transformasi Affine mempunyai bentuk seperti berikut ini.

5
dalam bentuk persamaan matriks persamaan di atas dapat diubah menjadi:

Transformasi Affine berpengaruh pada 4 transformasi dasar, yaitu :


translasi, skala, rotasi dan shear.

Transformasi Affine untuk translasi diberikan oleh persamaan berikut ini.

atau lebih ringkasnya

Vektor (m 13 , m23) adalah vektor offset yang menyatakan besarnya


pergeseran. Transformasi Affine untuk skala melakukan penskalaan
dengan menggunakan dua faktor skala yaitu Sx dan Sy masing-masing
untuk koordinat x dan y.
2. Transformasi Affine 3D
Seperti pada transformasi Affine 2D, transformasi Affine 3D juga
menggunakan koordinat frame. Titik P dinyatakan dengan :

6
atau

Dan transformasinya secara umum dinyatakan dengan persamaan


transformasi berikut ini.

dengan M nya adalah M =

2.4 Teorema Affine

Teorema-teorema geometri Euclidean adalah teorema-teorema Affine.


Itu berarti pernyataan dan bukti juga melibatkan konsep yang dipertahan kan
oleh transformasi affine. Secara kasar, teorema-teorema affine dapat
dibuktikan dengan metode vektor tanpa menggunakan norm atau dot atau
hasil kali vektor.
1. Tengah-tengah dari suatu segitiga bertemu pada sebuah titik (coincident).

Jika sebuah segitia mempunyai garis-garis a,b and c maka mudah


diperiksa bahwa garis tengahnya akan bertemu pada suatu titik (a +b + c)
/3.
2. Teorema Ceva
Jika sisi-sisi BC ,CA, AB pada suatu segitiga dibagi oleh titik-titik L,
M , N dengan perbandingan 1 : 1 : ,1 : maka ketiga garis AL, BM ,CN
setitik (konkurent) jika dan hanya jika hasil kali = 1.

7
3. Teorema Menelaus
Berikut adalah akibat-akibat dari teorema Menelaus :
a. Tiga median dari sembarang segitiga adalah konkuren (berpotongan
pada satu titik). Titik perpotongannya disebut centroid (pusat massa)
dari segitiga.
b. Tiga garis tinggi sembarang segitiga adalah konkuren (berpotongan
pada satu titik). Titik perpotongannya disebut orthocenter (pusat
ketegaklurusan) dari segitiga.
c. Tiga garis pembagi sudut (angle bisector) adalah konkuren
(berpotongan pada satu titik). Titik perpotongannya disebut incenter
(pusat lingkaran dalam) dari segitiga. Titik potong 2 garis pembagi
sudut luar dan 1 garis pembagi sudut dalam menjadi salah satu pusat
lingkaran luar.

Misalkan X dan Y adalah dua titik sembarang pada garis DEF, maka

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Transformasi Affine adalah hubungan geometri yang mempertahankan bentuk


dasar dan integritas bangun geometri. Transformasi Affine dapat berupa rotasi,
translasi, dan dilatasi. Transformasi Affine bersifat linier (perubahan yang kecil
pada transformasi akan mengakibatkan perubahan yang kecil pada objek yang
ditransformasikan), tetapi akan membentuk fraktal nonlinier jika beberapa
transformasi digabungkan dan diiterasi. Transformasi affine tidak
mempertahankan jarak dan sudut, Luas dan volum. Namun transformasi affine
mempertahankan kesegarisan, kesejajaran, dan perbandingan.

3.2 Saran
Sebagai penulis mengaharapkan artikel ini bisa bermangfaat dalam
perkembangan pendidikan dan wacana berpikir kita bersama dan juga
menjadi suatu bahan pembelajaran bagi saya sendiri, pembaca, dan khususnya
bagi mahasiswa jurusan pendidikan teknik sipil.

DAFTAR PUSTAKA

Sintia, Sinta. (2017). Artikel Transformasi Affine. Bandung: Jurusan Pendidikan


Teknik Bangunan FPTK UPI.

Anonim. (2012). Transformasi Affine. [Online]. Diakses pada Halaman


http://geoexpose.blogspot.com/2012/01/transformasi-affine.html

Kusnadi, Iwan. (2018). Geometri, Koordinat Homogen, dan Transformasi Affine.


Computer Graphics #03#04#05. [Online]. Diakses pada halaman
https://docplayer.info/70729798-Geometri-koordinat-homogen-dan-
transformasi-affine-computer-graphics-03-04-05.html

Anda mungkin juga menyukai