Anda di halaman 1dari 16

1.

5 Pengertian Pohon
Definisi 1.4
Misalkan G=(V,E) merupakan sebuah graf tak berarah yang tanpa loop. Graf G disebut pohon jika G
merupakan graf terhubung dan tidak mengandung siklus. Pada gambar di bawah ini graf F merupakan sebuah
pohon , sedangkan graf G tidak merupakan pohon,karena pada graf G terdapat sebuah siklus . Graf H,
merupakan graf tak terhubung sehingga dengan sendirinya graf ini tidak termasuk pohon.
a b a b a b
c e
c
c d g
d f d f
f
e e
n
j
g h g h i
k l m

(F (G) (H) n
)

Jika sebuah graf terdiri atas beberapa komponen, dan tiap komponennya masing-masing
merupakan pohon, maka graf tersebut dinamakan sebuah hutan (forest). Graf H pada gambar 1.25
adalah contoh hutan yang terdiri atas 2 komponen yang masing-masing merupakan pohon pula.

Teorema 1.3

Misalkan T=(V,E) merupakan sebuah pohon dan misalkan pula bahwa u dan v merupakan dua
simpul yang berlainan dalam T. maka terdapat sebuah lintasan unik yang menghubungkan kedua
simpul tersebut.

Bukti (dengan kontradiksi)

Karena T adalah sebuah pohon, maka T termasuk graf terhubung. Ini menunjukan bahwa ada
paling sedikit satu lintasan yang menghubungkan simpul u dan v. maka pasti akan terdapat beberapa
sisi yang membentuk siklus. Ini merupakan sebuah kontradiksi, karena T adalah pohon sehingga tak
mungkin mengandung siklus. Dengan demikian lintasan yang di maksud adalah unik.

Teorema 1.4

Misalkan T adalah sebuah pohon. Maka berlaku |E(T)| = |V(T)| - 1.


Bukti

Kita buktikan dengan menggunakan induksi matematika pada |E(T)|. Jika |E(T)| = 0, maka
pohon tersebut memuat sebuah simpul terpencil. Dalam hal ini, |E(T)| = 0 = |V(T)| - 1 = 0. Sekarang
kita asumsikan bahwa teorema ini berlaku pula untuk pohon yang mengandung paling banyak k sisi,
dengan k0. Untuk itu kita perhatikan gambar 1.26.

a a b a b a d g

h
i
c
b
(E (F (G (H (I)
) ) ) c) j

Misalkan sisi (a,b) kita hapus dari T. maka kita peroleh dua pohon bagian, katakanalah
T1=(V1,E1) dan T2=(V2,E2). Dengan |V(T)| = |V1|+|V2| dan |E(T)| = |E1|+|E2|. karena 0|E1| k dan 0|E2|
k, maka dengan hipotesis induksi berlaku |F1|+1 =|V1 |,untuk i=1,2.

Akibatnya |V(T)| = |V1|+|V2|

= (|E1|+1)+(|E2|+1)

= (|E1|+|E2|+1)+1

= |E|+1.

Dengan demikian,teorema di atas terbukti kebenarannya.

Teorema 1.5

Untuk setiap pohon T=(V,E), jika |V(T)|2, maka T mempunyai paling sedikit 2 simpul yang
berderajat satu (perdan vertices).

Bukti :

Misalkan |V(T)|=n2. Dari teorema diatas kita mengetahui bahwa |E(T)|=n-1. Oleh karena itu

dengan berdasarkan pada teorema, maka 2(n-1) = 2|E(T)| =


deg (V )
v V
Karena T adalah graf terhubung, maka deg(v)1 v V(T). Misalkan T mempunyai

simpul yang berderajat satu < 2 . Maka deg ( w )=1 untuk hanya sebuah simpul w pada V(T). Dalam

kasus pertama kita memperoleh kontradiksi

2 ( n1 )= deg ( v ) 2|V |=2 n


v V

Dari kasus kedua kita memperoleh

2 ( n1 )= deg ( v ) 1+2 ( n1 )
v V

Yang juga merupakan kontradiksi

1.5.2 Pohon Rentang

Definisi 1.5

Misalkan G adalah sebuah graf terhubung. Sebuah pohon rentang dalam G adalah graf bagian dari G
yang memuat semua simpul dari G dan sekaligus merupakan pohon. Sisi-sisi dari sebuah pohon
dinamakan cabang.

Contoh 6

Misalkan kita mempunyai graph G seperti pada gambar 4.6 di bawah ini. Terdapat 3 pohon rentang dari
graph G, yaitu graph A, B, dan C. Tampak jelas bahwa graph A, B, dan C masing-masing memuat
semua simpul dari graph G serta mengandung sisi-sisi dari G demikian sehingga tidak terbentuk sikel.

Teorema 1.6
Misalkan G = (V,E) merupakan sebuah graf sederahana. G terhubung jhj G mempunyai sebuah
pohon rentang.

Bukti
Jika G mempunyai sebuah pohon rentang T, maka untuk setiap pasang simpul u,v yang
berlainan dalam V sebuah himpunan bagian dari himpunan sisi pada T merupakan lintasan antara u dan
v, jadi G adalah graf terhubung dan G bukan sebuah pohon, maka hapuslah semua loop dari G. jika graf
bagian yang dihasilkan G1 tidak merupakan sebuah pohon maka G1 harus memuat sebuah siklus.
Hapuslah sebuah sisi maka pohon rentang bagi graf G, bebas dari loop, dan terhubung.

Teorema 1.7
Misalkan T adalah sebuah pohon rentang dari graf terhubung G dan misalkan e sebagai sisi dari
G yang tidak pada T. maka T+e mengandung sebuah siklus unik.

Bukti
Karena T tidak mengandung siklus, tiap siklus dari T+e memuat e. selain itu C merupakan
sebuah siklus dari T+e jhj C-e merupakan sebuah lintasan dalam T yang menghubungkan simpul ujung
dari e.

Terdapat sebuah rumus rekursif untuk mengetahui banyaknya pohon rentang dalam sebuah graf.
Rumus ini mengandung operasi kontraksi sis. Sebuah sisi e pada graf G disebut diontraksi jika sisi
tersebut dihapus dan simpul ujungnya diidentifikasi. Graf hasilnya dinyatakan dengan notasi G.e

p p

q r
s {r,s
q
}

t t

q r s t q {p,r s t
}
Jelaslah bahwa jika e merupakan sebuah pengait dari G maka berlaku :

a. |V(G.e| = |V(G)| - 1
b. |E(G.e| = |E(G)| - 1
c. (G.e) = (G)

dari rumus ini dapat kita ketahui bahwa jika T merupakan sebuah pohon, maka demikian pula

hanya dengan T.e. banyaknya pohon rentang dari graf G kita beri notasi (G).

Teorema 1.8

Jika G merupakan sebuah pengait dari G maka (G) = (G-e)+ (G.e).

Bukti

Pohon rentang dari sebuah graf G yang tidak mengandung sisi e adalah juga sebuah pohon
rentang dari G yang tidak mengandung sisi e.

Untuk setiap pohon rentang T dari graf G yang memuat sisi e terdapat korespondensi dengan pohon

rentang T.e dan G.e. korespondensi ini jelas sebuah bijeksi. Oleh karena itu (G.e) = banyaknya

pohon rentang dari G yang memuat sisi e. ini berarti bahwa (G) = (G-e)+ (G.e)

Misalnya mempunyai G-e berupa pohon dengan 4 simpul dan hasil kontraks pada sebuah sisinya
berbentuk segitiga. Dengan demikian banyaknya pohon rentang dari siklus berderajat 4 adalah 4.
Begitulah seterusnya,sehingga untuk siklus berderajat n , yaitu C n mempunyai pohon rentang sebanyak
n. Selain siklus, ada graf lain yang juga dapat diketahui jumlah pohon rentangnya dengan
menggunakan rumus cayley.Graf tersebut adalah graf lengkap.
Teorema 1.9
(Kn) = n n-2
Bukti
Misalnya simpul dari graf Kn adalah 1,2,3,...,n. Kita tahu bahwa n n-2 adalah banyaknya barisan dengan
panjang n-2 yang dapat di bentuk dari simpul-simpul 1,2,3,...,n. Dengan demikian untuk membuktikan
teorema ini kita cukup menciptakan korespondensi satu-satu antara pohon rentan-pohon rentan dari Kn
dan barisan tersebut.
1.5.3 Sisi Pemotong
Pada pohon terdapat pula konsep sisi pemotong dari sebuah graf , Yaitu sisi yang penghapusannya
membuat graf tsb menjadi tak terhubung.
Definisi 1.6
Sebuah sisi pemotong pada graf G adalah sebuah sisi e,demikian sehingga (G-e) = (G) , dengan
(G) sebagai banyaknya. Komponen dari G , pada gambar sisi yang tampak lebih hitam adalah sisi-sisi
pemotong dari garf G.Jika salah satu dari keempat sisi tersebut di hapus, G akan menjadi graf tidak
terhubung.

Teorema 1.10
Sebuah sisi e pada graf G merupakan sisi pemotong dari G jika dan hanya jika e termuat dalam non
siklus dari G.
Bukti
Pembuktian menggunakan kontradiksi. Misalkan e sebuah sisi pemotong dari graf G,sehingga
terdapat simpul u dan simpul v pada G yang terhubungkan dalam G tapi diluar graf G-e. Berarti ada
lintasan dari u ke v yang harus melalui sisi,sehingga kita misalkan a dan b dalam lintasan tsb , dimana
simpul u di hubungkan dengan simpul a serta simpul v di hubungkan dengan simpul b , Jika e
merupakan sisi dalam sebuah siklus,Misalnya siklus C , maka a dan b tentu terhubung dalam graf G-e
oleh lintasan C-e.
Teorema 1.11
Sebuah graf adalah sebuah pohon jika dan hanya jika setiap sisinya merupakan sisi pemotong.
Bukti
Misalkan G merupakan sebuah pohon dan misalkan pula bahwa e merupakan sebuah sisi pada
graf G. Karena G merupakan pohon,maka dengan sendirinya G tidak memuat siklus,sehingga sisi e
termuat dalam graf bagian dari G yang bukan siklus. Lihat Teorema 1.10
Akibat 1.12
Setiap graf terhubun memuat sebuah pohon rentang.
Bukti
Misalkan G merupakan sebuah graf terhubun dan H merupakan raf bagian rentang terhubun
minimal dari G, Berdasarkan definisi (H)=1 dan (H-1) > 1 untuk setiap sisi pada H , sehingga setiap
sisi pada H merupakan sisi pemotong. Lihat Teorema 1.11

1.5.4 Simpul Pemotong


Sebuah simpul v pada graf G disebut simpul pemotong Jika E(G) dapat di partisikan kedalam
dua himpunan bagian E1 dan E2.Jika G merupakan graf non trivial dan tak mengandung loop , maka v
merupakan simpul pemotong dari G jika dan hanya jika (G-v) > (G). Pada gambar berikut
mempunyai 4 simpul pemotong.

Teorema 1.13
Sebuah simpul u pada pohon G merupakan sebuah simpul pemotong dari G jika dan hanya jika deg(v)
> 1.
Bukti
Jika deg(v) > 1 , maka terdapat simpul u dan w yang berlainan dan keduanya ajasen dengan
simpul v.Lintasan uvw adalah lintasan yang menghubunkan u dan w dalam G.Sesuai dengan teorema
1.8 , uvw merupakan sebuah lintasan dari u ke w yang unik dalam G. Hal ini berarti bahwa tidak
terdapat lintasan dari u ke w dalam G-v , sehingga (G-v) > 1 = (G) . Dengan demikian v merupakan
simpul pemotong dari G.
Akibat 1.14
Setiap graf terhubung non trivial yang tanpa loop mempunyai paling sedikit dua simpul yang tidak
merupakan simpil pemotong.
Bukti
Misalkan G merupakan graf terhubung non trivial dari G dan G tidak mengandung loop . Sesuai
dengan teorema 1.5 bahwa G mengandung sebuah pohon rentang T dan berdasarkan Akibat 1.10 T
mempunyai paling sedikit 2 simpul yang tidak merupakan simpul pemotong . Misalkan v adalah simpul
seperti itu , Maka (T-v) = 1
1.5.5 Pohon Optimal
Pohon rentang dengan bobot minimum disebut pohon optimal . Untuk menentukan pohon optimal kita
busa menggunakan algoritma kruskal.
Langkah Langkah :
1. Pilihlah sisi e demikian sehingga (e1) sekecil mungkin.

2. Jika sisi e1,e2,...,ek sudah terpilih , pilihlah sisi e k+1 dari sisi-sisi yang belum terpilih , demikian
sehingga sisi e k+1 bersama-sama dengan e1,e2,...,ek tidak membentuk siklus. w(e k+1) sekecil
mungkin.

3. Stop , jika semua sisi sudah terpilih . Jika masih ada yang belum terpilih , kembali ke langkah
2.

Hasilnya adalah sebuah pohon optimal.


Contoh
Gunakan algoritma kruskal untuk menentukan pohon rentang dengan bobot minimum dari graf G
berikut ini :

5
6
3 2 4
2
1
5 6 4
7
8

1. Kita tentukan sisi dengan bobot terkecil, kita pilih sisi 1 (warnai sisinya)

6 5
3 2 4
2
1
5 6 4
7
8

2. Bobot terkecil berikutnya adalah 2, terdapat 2 sisi yang mempunyai bobot


2, kita pilih sisi yang vertical.

6 5
3 2 4
2
1
5 6 4
7
8
3. Sisi dengan bobot 2 lainnya kita masukkan sebagai pohon rentang yang
sedang dikontruksi.

6 5
3 2 4
4. Berikutnya Sisi dengan bobot 2
3.
1
5 6 4
7
6 58
3 2 4
2
1
5 6 4
7
8

5. Terdapat 2 sisi dengan bobot 4, kita pilih salah satunya.

5
6
3 2 4
2
1
5 6 4
7
8

6. Kemudian hanya tinggal sebuah simpul lagi yang belum terambil, dari 4 sisi
yang insiden dengan smpul ini, yang mempunyai bobot terkecil adalah sisi
dengan bobot 5.

6 5
3 2 4
2
1
5 6 4
7
8

1.5.6 Pusat dan Dwipusat pohon


Dalam penggambaran pohon kita muali dari tengah tengah pendekatan
Arthur Cayley pada tahun 1870 an. Dalam konsep pohon berimbang cara cara
membentuk pohon dilakukan dengan dengan cara menggambar pohon bagian
dengan simpul yang berimabnag pada tiap tiap pohon bagian.
Pengertian berimbang ini adalah pohon bagian yang mempunyai jumlah
simpul yang sama.
Penggambaran tengah tengah pohon dapat dialakukan dengan metode berikut :
Metode 1
Hapuslah semua simpul berderajat 1, bersama sama dengan semua simpul yang
ensiden dengan simpul itu, sehingga diperoleh sebuh simpul tunggal (pusat) atau
dua simpul (dwipusat) yang dihubungkan dengan sebuah sisi.
Contoh 1.15
Perhatikan 2 buah graf berikut yang merupakan pohon

Untuk mengetahui apakah pohon tersebut tergolong berpusat tunggal atau dwi
pusat kita lakukan metode 1 .

a
(G)

b c d b c d c
a

a b c
(H)

d e f g h e f g h f g

i j
Keterangan :
Graf G : Berpusat tunggal
Graf H : Dwipusat

Metode 2
Untuk setiap simpul u yang berderajat 2 atau lebih, berilah label dengan
angka 1,2,3,, jika simpul tersebut berasal dari arah simpul u, dan kita misalkan
nu sebagai nilai maksimum bilangan bilangan tersebut.
Jika pohon mempunyai n simpul, maka terdapat tepat sebuah simpul u sehingga
n1
nu sebagai pusat (sentroida)
2

Atau tedapat dua simpul, missal u dan v maka:


n
nu=nv = sebagai (bisentroida)
2

Contoh 1.16
nu=3
Graf pada gambar ini dapat diketahui bahwa . Dengan demikian pohon ini
n1
nu
memenuhi sifat sehingga 2 , yang berarti pusatnya tunggal.

3
v

1 v
v

Gambar 1.42
1v 2-

1.5.7 Pohon Berakar


Definisi 1.7

---------------------------
Internet Download Manager
v---------------------------
Internet Download Manager
Internet Download ---------------------------
Manager has been registered with a fake Serial Number.
3 ---------------------------
rnet Download Manager has been ---------------------------
registered withwith
a fake Serial Number.
Internet Download Manager has been
---------------------------registered a fake Serial Number.
OK
---------------------------
Internet Download ---------------------------
Manager
---------------------------v
OK OK
------------------------------------------
---------------------------
---------------------------
Jika ---------------------------v
G adalah graf berarah, maka G disebut pohon berarah jika graf tak
nload
Download Manager ---------------------------v
berarah has
Manager
Internet Download
Internetyang been
Internet
Download registered
Manager Download
Manager
berkorespondensi with a fake
Manager Serial G
dengan Number.
merupakan sebuah pohon. Jika G
------------------------------------------
---------------------------
---------------------------
merupakan sebuah pohon berarah, G disebut pohon berarah jika terdapat sebuah
n registered
Internet with
Download a fake Serial
OKhasNumber.
dDownload
Manager Manager
has
simpul beenr Manager
has
registered
yang been
unik, been
registered
with
dalam registered
a fake
Gwith
Serial
a fake
dengan with a fake
Number.
Serial
derajat Serial atau
Number.
masuk Number.
r = indeg(r)=0 dan untuk
------------------------------------------
---------------------------v
---------------------------
---------------------------
smeua simpul v lainnya, berlaku indeg(v)=1
K pOK OK OK
--------v ---------------------------v
---------------------------v
---------------------------v
q
-

a b
(a) (b)
- -
s
- - d - e
G i
h
t g
- f - - -
m n
k l
j
x - - - - -
u v w
Gambar 1.43

Dalam pohon berakar sebuah simpul v dengan derajat keluar outdeg(v) = 0


dinamakan daun (atau simpul terminal). Pada graf H simpul j, k, l, m dan n
termasuk daun sedangkan simpul lainnya dinamakan cabang (cabang internal).
Dalam Gambar 1.43(b) lintasan dari akar r ke simpul c mempunyai panjang 2,
dengan cara yang sama dapat diketahui bahwa f dan j masing masing
mempunyai tingkat 3 dan 4.
Pada pohon ini kita katakana bahwa c merupakan anak dari a, sedangkan a
disebut orang tua (induk) dari c. simpul simpul j, k, dan l merupakan cucu dari c.
Secara umum jika v mempunyai nomor tingkat yangPasal
lebih1 tinggi dari simpl
BAB I
w dalam sebuah pohon berakar maka kita katakan bahwa v merupakan nenek
Pasal 2
moyang dari w, dan sebaliknya w disebut sebagai cucu dari v, asalkan saja
Pasal 3 \\\istilah saudara
terdapat lintasan dari v ke w. Dalam pohon berakar dikenal
kandung (sibling) yaitu dua simpul yang mempunyai orang tua yang sama.
Pasal 1
Contoh pada Gambar 1.43 diatas contohnya
BAB II adalah j dan k saudara kandung dari
Pasal 2
f, karena mempunyai orang tua yang sama yaitu f.
Pasal 3
Dalam pohon berakar terdapat pengertian pohon bagian disimpul tertentu.
BUKU
Contoh 1.17 Pasal 1
BAB III
Pasal 2menggambarkan
Dalam gambar 1.44 ini konsep pohon berakr digunakan untuk
hubungan antara pasal pasal dan bab bab dalam sebuah buku.
Pasal 3

Pasal 1
BAB IV
Pasal 3
Akibat 1.12
Misalkan G merupakan sebuah graf terhubung.

Maka |E(G)| |V(G)|-1

Bukti
Misalkan G merupakan sebuah graf terhubung. Berdasarkan akibat 1.11, G
memuat sebuah pohon rentang, misalkan kita namakan T. Maka
( G ) (T )=|V ( T )|1=|V ( G )|1

Teorema 1.4
Sebuah sisi e pada graf G merupakan sisi potng jika dan hanya jika termuat
dalam non siklus G.
Bukti
Misalkan e adalah sebuah sisi potong pada graf G dan u serta v merupakan
dua simpul pada G yang dihubungkan dengan lintasan P. jika x dan y merupakan
simpul ujung dari e dan x dalam lintasan tersebut urutan sebelum y, maka x
dihubungkan dengan u dalam satu bagian dari G dan y dihubungkan dengan v
dalam bagian lainnya dari graf G.
G-e adalah graf terhubung, sedangkan lintasan P dari u ke v menghubungkan u
dan v melalui sisi lain pada G. dengan demikian lintasan P memuat sebuah sisi e
yang termuat dalam siklus C-e. ini sebuah kontradiksi.
Dengan demikian teorema diatas terbukti kebenarannya.
1.9 Pewarnaan Graf
1.9.3 Pewarnaan Simpul
Pewarnaan simpul pada graf G adalah penentuan warna bagi setiap simpul pada graf G sedemikian
rupa sehingga tiap dua simpul yang saling ajasen mendapat warna yang berbeda.
Definisi 1.17
Pewarnaan k-simpul graf G adalah pemasangan k warna 1,2,...,k pada simpul-simpul dari G.
Pewarnaan ini termasuk pewarnaan sejati jika tak ada dua simpul yang sling ajasen mempunyai warna
yang sama.
Definisi 1.18
Graf G disebut yang terwarnai dalam k-simpul ,jika G mempunyai pewarnaan sejati dalam k simpul.
Contoh 1.29
Graf E , graf F ,dan graf G berturut-turut termasuk graf yang terwarnai dalam 1 warna dan 2 warna .

Definisi 1.19
Bilangan kromatik (G) = k dari sebuah graf G adalah nilai minimum k demikian sehingga G
merupakan graf yang terwarnai dalam k warnna. Jika (G) = k ,maka dikatakan bahwa G adalah k-
kromatik.
Teorema 1.27
Jika G termasuk graf k-kritis ,maka (G)k-1.
Bukti.
Kita gunakan kontradiksi misalkan G adalah graf k-kritis dengan (G)<k-1 dan kita misalkan
pula v sebagai simpul berderajat (G) dalam G. K-1 warna misalkan (W 1, W2,...., Wk-1 ) merupakan
pewarnaan dari G-v dengan (G)<k-1 simpul, dan dengan demikian v harus tak ajasen dalam G
dengan setiap simpul dari beberapa W tapi ini berarti (W 1, W2,Wi {v},...,Wk-1 ) adalah pewarnaan G
dalam k-1 warna yang merupakan sebuah kontradiksi.dengan demikian (G)k-1.
Akibat 1.33
Setiap graf kkromatik mempunyai paling sedikit k simpul dengan derajat paling sedikit k-1.
Bukti.
Misalkan G adalah sebuah graf k-kromatik dan H sebagai graf bagian k-kritis dari G sesuai dengan
teorema 1.32, tiap simpul dari H mempunyai derajat paling sedikit k-1 dalam H dengan demikian juga
termasuk dalam G karena H,yang termasuk graf k-kromatik mempunyai paling sedikit k simpul ,maka
akibat 1.33 terbukti.
Akibat 1.34
Untuk setiap graf G berlaku (G) (G) + 1
Teorema 1.35
Jika G adalah graf terhubung sederhana tidak memuat siklus dan tidak merupakan graf lengkap,maka
berlaku (G) (G).
Definisi 1.21
Sebuah pewarnaan k-sisi dari sebuah graf G yang tanpa loop adalah sebuah pemasangan k warna 1,2, ...
,k pada sisi-sisi graf G.pewarnaan tersebut dinamakan pewarnaan sejati jika warna tiap sisi yang saling
ajasen berlainan.
Definisi 1.22
Graf G disebut terwarnai dalam k warna jika G mempunyai pewarnaan sejati dalam k warna.
Definisi 1.23
Bilangan kromatik sisi (G) dari sebuah graf G yang tanpa loop adalah nilai k miimum demikian
sehingga G sisi-sisinya dapat diwarnai dengan k warna.
Definisi 1.24
Graf G disebut kromatik dalam k-sisi jika (G) = k
Teorema 1.36
Setiap graf planar dapat diwarnai dengan 4 warna.
Teorema 1.37
Setiap graf planar dapat di warnai dengan 6 warna.
Teorema 1.38
Setiap graf planar dapat di warnai dengan 5 warna.
Lemma 1.39
Misalkan G adalah graf terhubung yang tidak merupakan siklus genap maka G mempunyai pewarnaan
2 sisi yang kedua warnanya direperesentasikan dengan derajat paling sedikit dua pada masing-masing
simpulnya.
Lemma 1.40
Misalkan graf G adalah graf terhubung yang tidak merupakan siklus ganjil maka sisi-sisi G terwarnai
dalam 2 warna .kedua warna tersebut dinyatakan pada simpul berderajat paling sedikit 2.
Lemma 1.41
Misalkan W(G) = (W1, W2,...., Wk) merupakan pewarnaan k-sisiyang optimal dari graf G .jika terdapat
sebuah simpul u pada G dan warna i serta j demikian sehingga warna i tidak di representasikan pada u
dan j representasikan pada paling sedikit di u.Maka komponen dari G[E 1 E2] yang memuat u
merupakan siklus ganjil.
Teorema 1.42 (teorema konig)
Jika G merupakan graf bipartit maka (G) = (G).
Bukti.
Misalkan G adalah sebuah graf yang memenuhi (G) > (G) dan W(G) = (W 1, W2,...., W(G))
merupakan pewarnaan dalam -sisi yang optimal dari graf G.misalkan pula u merupakan simpul
demikian sehingga c(U) < d(U) jelaslah u memenuhi hipotesis pada lemma 1.40 maka G mengandung
sebuah siklus ganjil dan dengan demikian G tidak merupakan graf bipartit.
Teorema 1.43 (teorema vizing )
Jika G merupakan graf sederhana maka berlaku (G) = (G) atau (G) = (G) + 1.
Bukti.
Misalkan G merupakan graf sederhana dan (G) = (G) + 1. misalkan pula W(G) = (W 1, W2,...., W(G)
+1) merupakan pewarnaan (G) + 1 sisi yang optimal dari G sedangkan u merupakan simpul demikian
sehingga c(U) < d(U) maka terdapat warna i0 dan i1 demikian sehingga i0 tidak di representasikan di u
dan i1 di representasikan paling sedikit dua kali pada u.
Teorema 1.44 (Teorema vizing versi perluasan )
Jika G merupakan graf sederhana dan h merupakan jumlah sisiyang menghubungkan dua simpul yang
berlainan ,maka berlaku (G) = (G)+h.
Teorema 1.45 (Teorema shanon)
Jika G adalah graf sederhana maka berlaku (G) (G) 3(G)/2.
Teorema 1.46
Untuk setiap graf lengkap kn berlaku.
n -1 ,jika n genap
(kn) =
n,jika n ganjil

Anda mungkin juga menyukai