Anda di halaman 1dari 11

Contents

1 PERSAMAAN LAPLACE 2
1.1 Prinsip maksimum dan ketunggalan solusi persamaan Laplace . . . . . . . . 3
1.1.1 Sifat invarian di 2-D . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.2 Persamaan Laplace pada domain persegi panjang . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.3 Rumus Poisson . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.3.1 Mean value property . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
1.4 Formula Green bagi solusi persamaan Laplace, TIDAK termasuk bahan . . 8
1.5 Metode beda hingga bagi persamaan Laplace 2D . . . . . . . . . . . . . . . 9
1.5.1 Metode Iterasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

1
Bab 1

PERSAMAAN LAPLACE

Perhatikan masalah distribusi panas pada lempeng persegi [0, 1][0, 1]. Misalkan u(x, y, t)
menyatakan suhu lempeng di posisi (x, y) saat t. Setelah waktu yang cukup lama, suhu
lempeng telah mencapai kondisi equilibrium, sehingga sudah tidak bergantung lagi pada
waktu t. Dalam kondisi equilibrium, suhu lempeng hanya bergantung pada kondisi batas.
Suhu lempeng saat kondisi equilibrium dinyatakan sebagai fungsi dari x dan y saja,
misal u(x, y). Misalkan tepi kiri kanan lempeng terisolasi, sehingga syarat batasnya
ux (0, y) = ux (1, y) = 0. Sepanjang tepi bawah lempeng suhu dipertahankan nol, jadi
syarat batasnya u(x, 0) = 0. Sepanjang tepi atas lempeng, suhu dipertahankan 1000 , jadi
syarat batasnya u(x, 1) = 1000 . Persamaan diferensial parsial beserta syarat batas yang
sesuai untuk masalah ini adalah

u = 0 pada [0, 1] [0, 1]


ux (0, y) = ux (1, y) = 0
u(x, 0) = 0, u(x, 1) = 1000

Melalui substitusi langsung, tunjukkan bahwa u(x, y) = 100y


merupakan solusi dari masalah di atas. Plot dari solusi u(x, y)
diberikan pada gambar di samping. Periksa kesesuaian antara
gambar permukaan dengan keempat syarat batasnya.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa persamaan Laplace u = 0 adalah per-
samaan bagi solusi steady persamaan difusi ut = u. Bentuk umum dari persamaan
Laplace adalah

u = 0 pada , (1.0.1)

dengan = xx + yy adalah operator Laplace. Sedangkan

u = f pada , (1.0.2)

dengan f fungsi sebarang, dikenal sebagai persamaan Poisson. Solusi dari persamaan
Laplace disebut sebagai fungsi harmonik.

Buktikan bahwa fungsi-fungsi berikut adalah fungsi harmonik pada domain R2 :

1. Semua polinom berderajat satu: f (x, y) = ax + by + c, a, b, c R

2
BAB 1. PERSAMAAN LAPLACE 3

2. Polinom berderajat dua: f (x, y) = a(x2 y 2 ) + b, a, b R

3. Polinom berderajat tiga: f (x, y) = a(x3 3xy 2 ) + d(y 3 3x2 y), a, d R

4. Fungsi f (x, y) = sinh nx sin ny, n R.


(Catatan: Fungsi harmonik lainnya cosh nx sin ny, sinh nx cos ny, cosh nx cos ny.
Perhatikan bahwa fungsi-fungsi ekn t cos nx, ekn t sin nx, n R merupakan so-
2 2

lusi persamaan difusi ut = kuxx . Suku-suku tersebut muncul pada solusi dengan
metoda separasi variabel. Hal serupa juga berlaku bagi fungsi-fungsi cos cnt cos nx,
sin cnt cos nx, cos cnt sin nx, sin cnt sin nx, n R yang merupakan solusi persamaan
gelombang utt = c2 uxx .

Persamaan Laplace dan Poisson ditemui pada masalah-masalah seperti

Masalah elektrostatik

Aliran uida steady

Fungsi kompleks yang analitik

Gerak Brown

1.1 Prinsip maksimum dan ketunggalan solusi persamaan


Laplace
Prinsip Maksimum Misalkan D adalah himpunan buka, tersambung, dan terbatas. Fungsi
harmonik u di domain D yang kontinu di D(= D D memenuhi:
Versi lemah:

min u(x, y) pada D u(x, y) max u(x, y) pada D,

Bukti: Strauss 6.1


Versi Kuat:

min u(x, y) pada D < u(x, y) < max u(x, y) pada D,kecuali jika u(x, y) = konstan.

Bukti: Menggunakan mean value property Strauss 6.3

Perhatikan persamaan Poisson dengan syarat batas tipe Dirichlet berikut


{
u = f pada D
(1.1.1)
u = h pada D

Akan ditunjukkan bahwa solusi (1.1.3) adalah tunggal. Misalkan u1 dan u2 adalah masing-
masing solusi (1.1.3). Tuliskan w u1 u2 , maka w memenuhi persamaan Laplace pada
domain D dengan syarat batas tipe Dirichlet homogen:

w = 0 pada D, w = 0 pada D.

Menurut prinsip maksimum

0 w(x) 0

untuk setiap titik x D. Ini berarti w(x) = 0 atau u1 (x) = u2 (x).


BAB 1. PERSAMAAN LAPLACE 4

Soal: (Strauss 6.1 no. 11) Tunjukkan bahwa persamaan Poisson dengan syarat batas tipe
Neumann berikut
{
u = f pada D
u (1.1.2)
n = g pada D

punya solusi jika dan hanya jika D f dV = D g dS. Petunjuk terapkan teorema
divergensi Gauss pada u = f .

Soal: (Strauss 1.6 no. 4) Perhatikan persamaan Poisson dengan syarat batas tipe Neu-
mann homogen
{
u = f pada D
u (1.1.3)
n = 0 pada D

a. Apa yang dapat kita tambahkan pada solusi sehingga menghasilkan solusi lain?
(Ketunggalan solusi tidak dipenuhi)

b. Interpretasikan hasil a. untuk masalah aliran panas dan difusi tinta.

1.1.1 Sifat invarian di 2-D


Buktikan bahwa operator Laplace xx +yy bersifat invarian terhadap translasi dan rotasi.

Dengan demikian Laplacian merupakan model bagi situasi sik yang isotropic, yang
artinya fungsi harmonik tidak memilih arah tertentu. (Bandingkan dengan solusi per-
samaan transport aux + but = 0 yang bertranslasi pada arah (a b)T .) Sifat invarian
terhadap rotasi mengilhami penulisan dalam koordinat polar.

Soal Latihan 1.1.1. 1. Tunjukkan bahwa dalam koordinat polar

1 1
= r2 + r + 2 2 .
r r
2. Tunjukkan bahwa u(r, ) = a ln |r| + b, dengan a, b konstanta se-
barang, adalah solusi dari u = 0. Fungsi ln |r| dan fungsi kon-
stan yang merupakan solusi dikenal sebagai solusi fundamental.
Kedua solusi ini akan muncul pada formulasi metoda separasi vari-
able pada persamaan Laplace dalam koordinat polar. Perhatikan
bahwa solusi ln |r| tak terdenisi di r = 0, lihat gambar.
Soal-soal:

1. Perhatikan persamaan Laplace u = 0 (uxx + uyy = 0). Cari semua polinom ho-
mogen derajat dua berbentuk p(x, y) = ax2 + bxy + cy 2 yang memenuhi persamaan
Laplace! Sketsakan solusi polinom derajat dua yang relatif sederhana.

2. Cari solusi dari u = 0 pada persegi satuan [0, 1] [0, 1] yang memenuhi syarat
batas u(x, 1) = sin x dan u = 0 pada ketiga sisi lainnya.
Mengingat syarat batasnya, cobalah solusi berbentuk u(x, y) =
a(y) sin x. Sketsa solusinya diberikan pada gambar di samping.
Bandingkan dengan solusi yang diperoleh melalui metoda separasi
variabel
BAB 1. PERSAMAAN LAPLACE 5

3. Diketahui persamaan Laplace beserta syarat batasnya

uxx + uyy = 0, pada pers. panj. [0, 2] [0, 1]


ux (0, y) = 0, ux (2, y) = 1, uy (x, 0) = 0, uy (x, 1) = 1/2,
u
(a) Periksa bahwa syarat batas Neumann yang diberikan memenuhi batas pp n ds =
0. Ini berarti syarat perlu eksistensi solusi dipenuhi.
(b) Tentukan solusi u(x, y) berbentuk polinom berderajat-2 yang memenuhi per-
samaan Laplace beserta syarat batasnya.

4. Perhatikan persamaan Laplace uxx + uyy = 0 dengan syarat batas

ux (0, y) = 0, ux (1, y) = 1 uy (x, 0) = 0, uy (x, 1) = 1.


u
(a) Periksa keberlakuan batas pp n ds = 0, yang mana berarti syarat perlu eksis-
tensi solusi dipenuhi.
(b) Carilah solusi eksak masalah di atas yang berbentuk polinom derajat dua
(c) Tentukan solusinya menggunakan metoda separasi variabel.

Soal-soal Strauss 6.1 no 1 - 12

1.2 Persamaan Laplace pada domain persegi panjang


Diskusikan solusi persamaan Laplace u = 0 pada domain D = [0, a][0, b] dengan syarat
batas seperti pada gambar

Kerjakan soal-soal Strauss 6.2 no 1-7.

1.3 Rumus Poisson


Perhatikan masalah temperatur steady pada lempeng lingkaran berjari-jari a yang diatur
oleh persamaan Laplace dalam koordinat polar berikut.
1 1
u = r2 u + r u + 2 2 u = 0, pada (r, ) (0, a) (0, 2) (1.3.1)
r r
u(a, ) = h(). (1.3.2)

Perhatikan bahwa di sini h adalah fungsi berperiode 2. Selain itu mengingat (r, ) dan
(r, + 2) adalah dua titik yang sama, maka di sini berlaku syarat batas natural

u(r, ) = u(r, + 2). (1.3.3)


BAB 1. PERSAMAAN LAPLACE 6

Seperti biasa, metoda pemisahan variabel diawali dengan memisalkan

u(r, ) = R(r)(). (1.3.4)

Substitusikan (1.3.4) ke dalam (1.3.1) menghasilkan


1 1
R + R + 2 R = 0,
r r
jika dibagi dengan R/r2 akan diperoleh

r2 R + rR
+ = 0.
R
Selanjutnya kita peroleh

r2 R + rR
= =
R
untuk suatu konstanta . Dengan demikian kita peroleh dua buah persamaan diferensial
biasa

r2 R + rR R = 0 (1.3.5)

+ = 0 (1.3.6)
Tunjukkan bahwa solusi (1.3.6) yang memenuhi (1.3.3) hanya menghasilkan pasang nilai
eigen dan fungsi eigen berikut

0 = 0, 0 () = 1 (1.3.7)
2
n = n , n () = An cos n + Bn sin n, (1.3.8)

untuk n = 1, 2, . Untuk 0 = 0 persamaan (1.3.5) menghasilkan solusi

R0 (r) = C0 + D0 ln r (1.3.9)

Jika kita menginginkan solusi yang kontinu di r = 0, maka fungsi ln r tidak terpakai,
sehingga R0 (r) = 1. Untuk n = n2 persamaan (1.3.5) menghasilkan solusi

Rn (r) = Cn rn + Dn rn (1.3.10)

Solusi yang kontinu di r = 0 hanyalah rn , sehingga Rn (r) = rn . Jadi telah kita dapat
solusi

un (r, ) = Rn (r)() = rn (An cos n + Bn sin n),

untuk n = 0, 1, 2, . Pandang kombinasi linier dari semua bentuk di atas


A0
u(r, ) = + n
n=1 r (An cos n + Bn sin n).
2
Gunakan syarat batas (1.3.2) menghasilkan

A0
h() = + n
n=1 a (An cos n + Bn sin n).
2
BAB 1. PERSAMAAN LAPLACE 7

Jadi An , Bn adalah koesien deret Fourier dari h(), suatu fungsi berperiode 2
2
1
An = h() cos n d (1.3.11)
an 0
2
1
Bn = h() sin n d (1.3.12)
an 0
untuk n = 0, 1, 2, .
Sehingga solusi (1.3.1,1.3.2) adalah
2 2
1 rn
u(r, ) = h() d + n=1 h()(cos n cos n + sin n sin n)
0 2 an 0
2 { ( r )n }
1
= h() 1 + 2n=1 cos n( ) d
0 a 2
Perhatikan bahwa
( r )n 1
1 + 2n=1 cos n( ) = real()
a 2
a2 r2
() =
a2 2ar cos( ) + r2
Sehingga pada akhirnya kita peroleh rumus Poisson berikut.

a2 r2 2 h()
u(r, ) = d, untuk r a. (1.3.13)
2 0 a 2ar cos( ) + r2
2

Perhatikan bahwa rumus Poisson menyajikan solusi persamaan Laplace (1.3.1) dengan
syarat batas tipe Dirichlet (1.3.2) secara eksplisit. Sayangnya rumus di atas tidak ada
hubungannya dengan persamaan Poisson. Berikut ini rumus Poisson dituliskan secara
geometris:

a2 |x|2 u(x )
u(x) = ds , (1.3.14)
2a |x |=a |x x |2

dengan x = (r, ), x = (a, )

1.3.1 Mean value property


Misalkan h() merupakan fungsi kontinu pada lingkaran C = D, maka rumus Poisson
memberikan fungsi harmonik (satu-satunya) pada D yang memenuhi
lim u(x) = h(x0 ), untuk setiap x0 D
xx0

Ini berarti u(x) merupakan fungsi kontinu pada D = D D. Lebih jauh, u(x) diferensi-
abel tak hingga kali di D.

Teorema 1.3.1. (Mean value property) Misalkan u(x) fungsi harmonik di D yang kontinu
di D, maka nilai dari u di pusat D sama dengan nilai rata-rata dari u pada D.
Proof: Poisson formula dihitung pada x = 0 menghasilkan

a2 u(x ) 1
u(0) = ds = u(x ) ds ,
2a |x |=a a2 2a |x |=a
yang tak lain adalah nilai rata-rata dari u di keliling lingkaran |x | = a.
BAB 1. PERSAMAAN LAPLACE 8

Dengan menggunakan teorema nilai rata-rata inilah prinsip maksimum versi kuat dibuk-
tikan.
Soal-soal Strauss 6.3
Soal Latihan 1.3.2. 1. Tentukan solusi (1.3.1) dan (1.3.2) jika diketahui
Soal pers {
T0 untuk 0 < <
Laplace koord h() =
T1 untuk < < 2
polar (m.
separasi 2. [Kreyszig 11.9 no. 13] (Temperatur pada lempeng setengah lingkaran.) Tentukan
variable temperatur u pada lempeng {(r, )|r < R, 0 < < }, dimana temperatur pada sep-
anjang tepi bawah adalah 00 dan pada batas setengah lingkaran atas adalah u0 ,
dengan u0 konstanta.

3. (Frekwensi fundamental genderang) Getaran membran pada genderang memenuhi


persamaan
1 1 T
utt = c2 (urr + ur + 2 u ), c2 = , pada domain cakram lingkaran jari-jari R.
r r
Jika dimisalkan getaran membran simetris secara radial, maka u tak bergantung pada
sehingga simpangan membran tiap saat dinyatakan sebagai u(r, t), dan persamaan
diferensialnya
1 T
utt = c2 (urr + ur ), c2 = , pada domain cakram lingkaran jari-jari R.
r
Jika genderang diikat erat, maka syarat batasnya u(R, t) = 0. Seringkali syarat
awalnya bersifat radial simetri: u(r, 0) = h(r), ut (r, 0) = g(r). Penentuan solusi
deret u(r, t) memerlukan formulasi menggunakan fungsi Bessel [Kreyszig 11.10].

1.4 Formula Green bagi solusi persamaan Laplace, TIDAK


termasuk bahan
Sumber: Strauss Section 7
1. Misalkan diberikan syarat batas sebagai berikut:
u = 0
u = pada 1
u
= pada 2 ,
n
maka solusinya adalah

G
2u(x, y) = () (, x)d + ()G(, x)d.
1 n 2

2. (Strauss hal. 181) Misalkan diberikan syarat batas sebagai berikut:

u = f pada D
u = h pada D,
maka solusinya adalah

G(x, x0 )
u(x0 ) = h(x) dS + f (x)G(x, x0 )dx.
bdyD n D
BAB 1. PERSAMAAN LAPLACE 9

1.5 Metode beda hingga bagi persamaan Laplace 2D


Perhatikan persamaan Laplace uxx + uyy = 0 pada domain D. Terapkan metode beda
pusat bagi uxx dan uyy , sehingga diperoleh

ui+1,j 2ui,j + ui1,j ui,j+1 2ui,j + ui,j1


+ = 0.
x2 y 2
Pemilihan x dan y ternyata tidak terlalu berpengaruh sehingga dapat dipilih x = y,
sehingga persamaan bedanya:

4ui,j (ui+1,j + ui1,j + ui,j+1 + ui,j1 ) = 0. (1.5.1)

-1

-1 -1
4

-1

Baby example: Selesaikan persamaan Laplace pada domain persegi panjang dengan
syarat awal tipe Dirichlet berikut:

0 0 0 0
0 24
0 0
0 0 0 0

Terdapat 4 persamaan dengan 4 variabel sehingga solusinya dapat dicari sebagai solusi
SPL biasa sehingga diperoleh
0 0 0 0
0 2 7 24
0 1 2 0
0 0 0 0
Cek bahwa (1.5.1) dipenuhi bagi keempat titik interiornya.

Contoh 1: Perhatikan persamaan Laplace pada domain persegi D


dengan syarat batas tipe Dirichlet seperti pada gambar. Partisikan
persegi panjang tersebut dengan lebar selang partisi x = y
seperti pada gambar. Perhatikan cara penomoran titik-titik par-
tisinya.

Solusi u dapat diperoleh sebagai solusi SPL

Au = b,

dimana
BAB 1. PERSAMAAN LAPLACE 10

A1212 =


u1 a+d
u2 a

u3 a

u121 = u4 b121 = a+b

.. ..
. .
u12 ??

Bagaimanakah A dan b jika terdapat Nx Ny titik partisi?


Contoh 2: Persamaan Laplace berlaku pada domain D dengan syarat batas tipe Dirichlet
pada tepi bawah dan atas, syarat batas tipe Neumann pada tepi kiri dan kanan. Perhatikan
gambar berikut.

UN
UNXNY
Ux = 0

D
UW UE
Ny buah Up

U2
U1
UNX US

Perhatikan bahwa up , suatu titik partisi pada tepi kiri, ux |p = 0, sehingga


uE uW
= 0 uE = uW
2x
.
Persamaan beda menjadi:
4up (uN + uS + 2uE ) = 0.

Coba rumuskan persamaan beda bagi titik pada tepi kanan!

Bagaimanakah bentuk matriks A?


u
Bagaimana jika syarat batas Neumann = Dn u = 0 berlaku pada seluruh D?
n
BAB 1. PERSAMAAN LAPLACE 11

1.5.1 Metode Iterasi


Keuntungan dari metode iterasi adalah membutuhkan memori komputer lebih sedikit.
Selain itu, dengan metoda iterasi kesalahan formulasi lebih mudah dihindari, terutama
dalam membangun matriks A yang mana sangat bergantung pada bentuk domain D dan
syarat batas yang diberikan.

Metode iterasi Jacobi


(1)
Metode ini diawali dengan sebuah nilai tebakan bagi ui,j , i, j. Selanjutnya kita hitung
(2)
ui,j menggunakan rumus rekursif berikut

(n+1) 1 ( (n) (n) (n) (n)


)
ui,j = ui+1,j + ui1,j + ui,j+1 + ui,j1 . (1.5.2)
4
(3) (n)
Dilanjutkan dengan menghitung ui,j , i, j dan seterusnya untuk ui,j , i, j untuk n =
4, 5, . Dua kriteria yang biasa digunakan untuk menghentikan iterasi adalah
(n+1) (n)
max |ui,j ui,j | <
i,j

atau n > Nmaksimum .

Perhatikan bahwa persamaan (1.5.2) tak lain adalah persamaan beda bagi persamaan di-
fusi 2 D : ut = uxx + uyy (center dierence bagi uxx dan uyy serta forward dierence
bagi ut , dengan x = y, t = 14 (x)2 ). Buktikan!

Metode Jacobi konvergen secara lambat. Metode iterasi konvergen jika matriks A memenuhi
dominan diagonal:
|aii | |aij | , i = 1, ...., n.
j=1,j=i

Metode Gauss - Seidel


Metode Gauss - Seidel merupakan perbaikan dari metode Jacobi. Misalkan dimulai dari
titik apit kiri bawah bergerak ke kanan, lalu ke atas. Persamaan (1.5.2) tetap digunakan,
(n) (n+1)
hanya saja ui1,j sebagai titik kirinya diganti dengan ui1,j (karena toh sudah diketahui)
(n) (n+1)
dan ui,j1 sebagai titik bawahnya diganti dengan ui,j1 , sehingga menjadi

(n+1) 1 ( (n) (n+1) (n) (n+1)


)
ui,j = ui+1,j + ui1,j + ui,j+1 + ui,j1 . (1.5.3)
4
Metode Gauss - Seidel dua kali lebih cepat daripada metode Jacobi.

Kerjakan soal-soal Strauss 8.4

Anda mungkin juga menyukai