Anda di halaman 1dari 18

KEBERSIHAN TANGAN

No. Dokumen :

RSUD Raden Mattaher


Provinsi Jambi

No. Revisi :

Halaman :
1/2

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,
Tanggal Terbit :

SPO

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

PENGERTIAN

Adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit
tangan dengan menggunakan sabun dan air atau menggunakan handrub
berbasis alkohol.

TUJUAN

Adalah untuk menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat


atau membunuh mikroorganisma pada kulit tangan yang diperoleh dari
kontak dengan pasien dan lingkungan.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.
A. Persiapan membersihkan tangan:
1. Air mengalir.
Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan saluran
pembuangan yang memadai. Dengan guyuran air mengalir tersebut
maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan mekanis atau
kimiawi saat cuci tangan akan terhalau dan tidak menempel lagi di
permukaan kulit.
2. Sabun.
Sabun berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan pada kulit
sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan mudah
dibawa oleh air. Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme
tetapi menghambat dan mengurangi jumlah mikroorganisme.
3. Larutan Antiseptik.
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal, dipakai pada
kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau
membunuh mikroorganisme pada kulit.Antiseptik memiliki bahan
kimia yang memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput
mukosa.
4. Lap Tangan bersih dan kering atau Tissue.

B. Prosedur Standar Membersihkan Tangan:


Ada 2 tehnik membersihkan tangan :
1. Tehnik mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
2. Teknik mencuci tangan dengan menggunakan handrub berbasis
alkohol

KEBERSIHAN TANGAN

No. Dokumen :

No. Revisi :

Halaman :

2/2

RSUD Raden Mattaher


Provinsi Jambi

Ad 1. Tehnik mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir


dilakukan dengan langkah-langkah seperti dibawah ini :
a. Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih.
b. Tuangkan sabun secukupnya , pilih sabun cair.
c. Ratakan dengan kedua telapak tangan.
d. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya.
e. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
f. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
g. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
h. Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
i. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
j. Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel sampai
benar-benar kering.
k. Gunakan handuk atau tissue towel untuk menutup kran.
Ad 2. Tehnik mencuci tangan dengan menggunakan handrub berbasis alkohol
dengan langkah sebagai berikut :
a. Tuangkan secukupnya handrub berbasis alkohol untuk dapat
mencakup seluruh permukaan tangan dan jari ( kira-kira 1 sendok teh,
3-5 cc ).
b. Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah tangan
khususnya diantara jari-jemari dan dibawah kuku hingga kering
sesuai dengan langkah-langkah mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir.
Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik, sehingga
jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh,
harus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terlebih dahulu. Selain
itu untuk mengurangi penumpukan emmolient pada tangan ,setelah
pemakaian handrub berbasis alkohol 5-10 kali tangan harus tetap dicuci
dengan sabun dan air mengalir.
UNIT TERKAIT

Komite Pengendalian Pencegahan Infeksi,


Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawat jalan
Semua Staf.

PEMAKAIAN APD PADA PERAWATAN RUANG ISOLASI


KONTAK DAN AIRBONE
RSUD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

No. Dokumen :

No. Revisi :

Halaman :
1/2

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,
Tanggal Terbit :

SPO

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

PENGERTIAN

Suatu kegiatan atau cara untuk melindungi petugas dari transmisi kuman
baik melalui kontak langsung seperti kontak dengan cairan, droplet maupun
transmisi kuman patogen yang berasal dari udara atau airbone.

TUJUAN

Untuk mencegah dan melindungi petugas dari penularan infeksi .

KEBIJAKAN

PROSEDUR

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.

Langkah langkah mengenakan APD pada Perawatan Ruang Isolasi


Kontak dan Airbone :
a. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung.
b. Kenakan pelindung kaki.
c. Kenakan sepasang sarung tangan pertama.
d. Kenakan gaun luar.
e. Kenakan celemek plastik.
f. Kenakan sepasang sarung tangan kedua.
g. Kenakan masker.
h. Kenakan penutup kepala.
i. Kenakan pelindung mata.
Prinsip-prinsip PPI yang perlu diperhatikan pada pemakaian APD
1. Gaun pelindung:
Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan
hingga bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke
belakang punggung
Ikat di bagian belakang leher dan pinggang
2. Masker:
Eratkan tali atau karet elastik pada bagian tengah kepala dan
leher
Paskan klip hidung pada logam flexibel pada batang hidung
Paskan dengan erat pada wajah dan dibawah dagu sehingga
melekat dengan baik.
Periksa ulang pengepasan masker
3. Kacamata atau pelindung wajah
Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas.
4. Sarung tangan:
Tarik hingga menutupi bagian tangan gaun isolasi

PEMAKAIAN APD PADA PERAWATAN RUANG ISOLASI


KONTAK DAN AIRBONE

RSUD Raden Mattaher


Provinsi Jambi

No. Dokumen :

No. Revisi :

Halaman :
2/2

Perhatian :
Setiap Orang yang memakai APD harus sesuai standar.
Harus selalu dipakai bila ada kemungkinan kontak dengan pasien
dengan penyakit menular.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai APD.
Komite Pengendalian Pencegahan Infeksi,
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawat jalan
UNIT TERKAIT

CARA MELEPASKAN APD PADA PERAWATAN RUANG ISOLASI

KONTAK DAN AIRBONE


No. Dokumen :
RSUD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

No. Revisi :

Halaman :
1/2

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,
Tanggal Terbit :

SPO

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

PENGERTIAN

Adalah suatu prosedur yang dilakukan secara berurutan melepaskan APD


agar petugas
tidak
menyentuh secara langsung APD yang telah
terkontaminasi.

TUJUAN

Agar petugas terhindar kuman patogen yang berasal dari alat APD yang
sudah terkontaminasi.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.

Langkah-langkah melepaskan APD pada perawatan Ruang Isolasi Kontak


dan Airbone adalah sebagai berikut :
1. Desinfeksi sepasang sarung tangan bagian luar.
2. Desinfeksi celemek dan pelindung kaki.
3. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian luar.
4. Lepaskan celemek.
5. Lepaskan gaun bagian luar.
6. Desinfeksi tangan yang mengenakan sarung tangan.
7. Lepaskan pelindung mata.
8. Lepaskan penutup kepala.
9. Lepaskan masker.
10. Lepaskan pelindung kaki.
11. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian dalam.
12. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih dan keringkan dengan
handuk atau tissue.
Perhatikan:
1. Sarung tangan
Ingatlah bahwa sarung tangan telah terkontaminasi.
Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya,
lepaskan.
Pegang sarung tangan yang telah dilepaskan dengan menggunakan
tangan yang masih menggunakan sarung tangan.
Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di
bawah sarung tangan yang belum dilepas dipergelangan tangan.
Lepaskan sarung tangan diatas sarung tangan pertama.
Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius.

CARA MELEPASKAN APD PADA PERAWATAN RUANG ISOLASI


KONTAK DAN AIRBONE
RSUD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

No. Dokumen :

No. Revisi :

Halaman :
2 /2

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,
Tanggal Terbit :

SPO

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

2. Kacamata atau pelindung wajah.


Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi.
Untuk melepasnya pegang karet atau gagang kacamata.
Letakkan di wadah yang sudah disediakan untuk proses ulang atau
tempat sampah infeksius.
3. Gaun pelindung
Ingatlah pada bagian depan gaun telah terkontaminasi.
Lepas tali.
Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja.
Balik gaun pelindung.
Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang
disediakan untuk proses ulang atau buang di tempat sampah
infeksius.
4. Masker
Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi
JANGAN SENTUH.
Lepaskan tali bagian bawah kemudian tali/karet bagian atas.
Buang ke tempat sampah infeksius.
UNIT TERKAIT

1.
2.
3.
4.

Direksi
Komite PPI
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawat Jalan

PROFILASIS PASCA PAJANAN


No. Dokumen :

RSUD Raden Mattaher


Provinsi Jambi

No. Revisi :

Halaman :
1/1

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,
Tanggal Terbit :

SPO
PENGERTIAN

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006
Adalah prosedur yang dilakukan apabila petugas kesehatan terkontaminasi
atau terpajan oleh jarum pada saat melaksanakan tindakan invasif ke pasien
yang positif infeksius maupun diduga terinfeksi.

TUJUAN

KEBIJAKAN

1. Memberi rasa nyaman kepada petugas kesehatan dalam menjalankan


tugas sehari-hari.
2. Memberikan panduan apabila petugas mendapat pajanan selama
dalam melaksanakan tugas.
-

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.

A. Petunjuk bagi petugas yang mengalami pajanan pada saat melakukan


tindakan invasif pada pasien :
Petugas yang terpajan jangan panik.
Cuci bagian tubuh yang tertusuk dengan air mengalir menggunakan
sabun atau cairan antiseptik.
Segera laporkan ke kepala ruangan untuk pagi hari dan sore dan
malam laporkan kepada perawat pengawas.
Kepala ruangan atau perawat dari pengawas akan melaporkan ke Tim
PPI atau Tim konseling rumah sakit.
Tim PPI akan melakukan konseling pada petugas yang terpajan.
Tim akan menentukan status pasien dari sumber pajanan jarum/ alat
tajam bekas pakai terhadap status penyakitnya yaitu HIV, HBC,HCV.
Petugas yang terpapar harus diperiksa di laboratorium apabila
sumber paparannya tidak diketahui.
Bila sumber paparan/pasien bebas HIV,HBC,HCV dan bukan dalam
masa inkubasi juga hasil laboratorium negatif maka tidak perlu
dilakukan tindakan khusus kepada petugas.
Bila status pasien HIV, HBC, HCV positif maka tim akan
memberikan pengobatan dengan ARV sesuai petunjuk pengobatan.
Pemberian profilaksis paska pajanan harus diberikan < 4 jam.
Tim selanjutnya akan mengawasi petugas sampai 1 tahun, diulang
tiap 3 bulan sampai 9 bulan ataupun 1 tahun.
B. Petugas harus selalu menjalankan kewaspadaan universal.
Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan, Komite PPI, K3 RS

PETUNJUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK


PENGUNJUNG
No. Dokumen :

RSUD Raden Mattaher


Provinsi Jambi

No. Revisi :

Halaman :
1/2

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,
Tanggal Terbit :

SPO

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

PENGERTIAN

Adalah merupakan prosedur yang dilakukan kepada pengunjung selama


terjangkitnya penyakit menular.

TUJUAN

Untuk mencegah dan mengendalikan atau memutus rantai penularan dari


pasien kepada petugas. keluarga, maupun, pengunujung atau sebaliknya.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.

A. Pengunjung
dengan
gejala infeksi saluran pernafasan selama
terjangkitnya penyakit menular,
Pengunjung dengan gejala demam dan gangguan pernafasan tidak
boleh mengunjungi pasien didalam fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengunjung yang sakit dan sudah tidak menunjukkan gejala, perlu
dibatasi kunjungannya ke pasien.
Orang dewasa yang sakit tidak boleh berkunjung sampai batas waktu
penularan penyakit, sedangkan anak anak di bawah umur 12 tahun
dilarang mengunjungi pasien di RS.
B. Petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk anggota keluarga
yang merawat penderita suspect flu burung:
Anggota keluarga perlu menggunakan APD seperti petugas
kesehatan di RS.
C. Mengunjungi pasien dengan penyakit menular dari udara/airbone :
Petugas kesehatan atau tim pencegahan pengendalian infeksi, perlu
mendidik pengunjung pasien dengan penyakit menular tentang cara
penularan dan mengajarkan mereka untuk menghindari kontak
dengan pasien selama masa penularan
Jika keluaga atau teman perlu mengunjungi pasien yang masih
suspect atau masih terkontaminasi penyakit menular melalui udara,
pengunjung tersebut harus mengikuti pencegahan infeksi d RS.
Pengunjung harus menggunakan APD lengkap jika kontak langsung
dengan pasien.
Petugas kesehatan harus mengawasi pemakaian APD dan masker
secara benar bagi pengunjung.

PETUNJUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK

PENGUNJUNG
No. Dokumen :

RSUD Raden Mattaher


Provinsi Jambi

No. Revisi :

Halaman :
2/2

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,
Tanggal Terbit :

SPO

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

Ketika pengunjung meninggalkan ruangan, dia harus melepas


APD dan cuci tangan.
Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendidik semua pengunjung
tentang penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi dan
wajib mentaatinya ketika mengunjungi pasien dengan penyakit
menular.

D. Menerapkan etika batuk di tempat pelayanan kesehatan bagi orang


yag memiliki tanda atau gejala pernafasan (batuk, bersin) harus :
Menutup hidung atau mulut ketika batuk atau bersin.
Menggunakan tisu untuk menahan sekresi pernfasan dan
buang di tempat tersedia.
Cuci tangan segera setelah kontak dengan sekresi pernafasan.
E. Fasilitas pelayanan kesehatan harus menjamin tersedianya :
Tempat sampah yang tertutup yang tidak perlu disentuh atau
dapat dioperasikan dengan kaki di semua area.
Tempat cuci tangan dengan air mengalir di ruang tunggu.
Pengumuman tertulis untuk menggunakan masker bagi setiap
pengunjung yang batuk.
UNIT TERKAIT

1.
2.
3.
4.

Direksi
Komite PPI
IRNA / IRIN
Promkes RS

PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA SAAT PENERIMAAN


BARANG KOTOR DAN SAAT DEKONTAMINASI
RSUD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

No. Dokumen :

No. Revisi :

Halaman :
1/1

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,
Tanggal Terbit :

SPO

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

PENGERTIAN

Adalah upaya prosedur kerja yang dilakuka untuk melindungi petugas


kesehatan pada saat menerima dan pembersihan barang kotor untuk
disterilisasi.

TUJUAN

Agar petugas terhindar pajanan dari alat medis yang terkontaminasi.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.
1. Selalu menjalankan kewaspadaan universal.
2. Petugas kesehatan yang bertugas sudah terlatih dalam penanganan
proses sterilisasi.
3. Petugas kesehatan selalu bekerja sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan RS.

Petugas sebelumnya cuci tangan kemudian pakai APD


Pada saat penerimaan alat2 jangan sekali-kali memasukkan tangan ke
wadah berisi barang terkontaminasi tanpa dapat melihat secara jelas
isi dari wadah tadi.
Tuangkan cairan yang dapat mengganggu pengenalan secara visual
alat2, lalu pindahkan alat/instrumen satu persatu. Pastikan agar
berlawanan terhadap tubuh kita pada saat transportasi.
Pada saat memproses ulang benda tajam pakai ulang, pisahkan dari
instrumen lain dan posisikan sedemikian sehingga dapat mencegah
kemungkinan terjadinya luka pada petugas lain dengan penanganan
normal.
Ikuti petunjuk dan rekomendasi pabrik untuk penggunaan zat kimia
secara aman, untuk mencegah pemaparan zat kimia terhadap kulit dan
membran mukosa yang dapat menyebabkan luka baker kimia.
Usahakan lantai selalu kering, jangan basah/licin untuk mencegah
terjatuh.
Pada saat mencuci instrumen didalam sink, perhatikan selalu untuk
menggosok dibawah permukaan air untuk mencegah terjadinya
aerosol yang dapat terhirup.
Setelah selesai cuci tangan sesuai 7 langkah.

Komite PPI
CSSD
K 3 RS

UNIT TERKAIT

PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA SAAT PENYIAPAN


STERILISASI DAN DAERAH STERILISASI
RSUD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

No. Dokumen :
Tanggal Terbit :

No. Revisi :

Halaman :
1/1
Ditetapkan :

DIREKTUR UTAMA,

SPO
PENGERTIAN

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006
Adalah upaya prosedur kerja yang dilakukan pada saat penyiapan sterilisasi
atau pada saat pengoperasian alat2 sterilisasi.

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Untuk mencegah seminimal mungkin terjadinya kecelakaan kerja.


Memberikan panduan kepada petugas selama bekerja.

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.

A. Sebelumnya petugas cuci tangan dengan 7 langkah hygiene kemudian


petugas memakai APD.
B. Pada saat menangani kerja mesin sterilisasi gunakan sarung tangan tahan
panas.
C. Letakkan kereta mesin sterilisasi di luar daerah lalu lalang petugas CSSD
lain untuk menghindari petugas lain menyentuh kereta yang panas itu.
D. Tindakan hati2 harus diperhatikan pada saat menggunakan sealer panas
dan pemotong kantung sterilisasi.
E. Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas
terlatih.
F. Pengoperasian dan instalasi mesin sterilisasi etilen oksida harus
dilakukan dengan memperhatikan sistem vertilisasi dan sistem exhaust
yang berhubungan langsung dengan udara luar.
G. Pada saat memindahkan barang kedalam kabinet aerasi, petugas harus
menggunakan sarung tangan dan tidak memegang barang dekat dengan
tubuh atau menghisap udara diatas barang yang dipindahkan tersebut.
H. Pada saat memindahkan wadah dari mesin EO kedala aerator sebaiknya
kereta ditarik dan tidak didorong.
I. Setelah barang dimasukan kedalam kabinet aerasi ean siklus aerasi sudah
dijalankan maka fase siklus tersebut tidak boleh dihentikan sampai proses
aerasi telah selesai.
J. Apabila ada petugas yang terpapar dengan EO segera bawa keruang
gawat darurat untuk evaluasi lebih lanjut.
CSSD
Komite PPI
K3 RS

PENANGANAN PETUGAS YANG TERPAJAN ZAT-ZAT KIMIA YANG


DIGUNAKAN DIBAGIAN CSSD
RSUD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

No. Dokumen :

Tanggal Terbit :

No. Revisi :

Halaman :
1/2

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

SPO
PENGERTIAN

Adalah tindakan pertolongan yang dilakukan kepada petugas yang terpajan


zat2 kimia yang digunakan dibagian CSSD.

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Memberi rasa aman kepada petugas kesehatan


Untuk memberika asuhan pertolongan pertama yang diberikan.
Petugas kesehatan selalu mengutamakan kewaspadaan universal
Petugas kesehatan yang mengoperasikan alat harus terlatih

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.

Pajanan dari zat2 kimia adalah :


1. ALKOHOL
Ciri : Alkohol dalam bentuk etil atau isopropyl alcohol ( 60-90%) digunakan
sebagai desinfekstan intermediate dengan kemampuan bakterisidal,
fungisidal, dan vinesidal.
Tindakan pertolongan :
Bawa korban keruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
Beri terapi suportif berupa penatalaksana jalan nafas, vertilisasi
dan aksigavinasi dan penatalaksana sirkulasi.
Bila terjadi pada pajanan pada mata
Cuci tangan
Tengadahkan mata da miringkan kesisi yang terkena
Lakukan irigasi dengan air mengalir atau NaCl 0,9% secara
perlahan selama 15-20 menit
Bisa diulangi cuci kembali selama 10 menit
Jangan biarkan korban menggosok mata
Tutup mata dengan kasa steril lalu segera konsul ke dokter
mata
Pajanan alkohol pada kulit
Bawa ke pencucian terdekat
Cuci segera bagian kulit dengan air mengalir minimal 10
menit
Jika tidak tersedia air sekalah bagian kulit dengan kain atau
kertas secara perlahan

PETUNJUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK


PENGUNJUNG
RSD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

No. Dokumen :
Tanggal Terbit :

No. Revisi :

Halaman :
1/1

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,

SPO

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

2. FORMALHEDID
Adalah gas tidak berwarna dengan bau menyengat digunakan sebagai
desinfektan bahaya :
Dosis toksis secara aral 0,5-59/kg bh
Akut : pada pasien rasa gatal pada mata, sesah, terasa panas pada
hidung dan tenggorokan isilasi akut saluran pernafasan
Bila terjadi pajanan mata
Miringkin kepala ke arah mata yang terpajan
Irigasi dengan air mengalir atau NaCl 0,9% selama 15-20 menit
Bisa diulangi cuci kembali selama 10 menit
Jangan biarka korban menggosok mata
Tutup mata dengan kasa steril lalu segera konsul ke dokter mata
Bila terpajan pada kulit
Bawa ke pencucian terdekat
Cuci segera bagian yang terkena dengan air mengalir selama 10
menit
Jika tidak tersedia air, bisa dilap dengan tissue atau kain bersih,
setelah sebelumnya arloji dan cincin dilepas kemudian keringkan
dengan handuk
Pada saat memberikan pertolongan gunakan APD dan cuci tangan
dengan 7 langkah hygiene
3. LYSOL
Adalah nama lain dari zat kimia fenol As. Karbonat hidroksibenzen,
karbol krealiv, asam fenitat, resol digunakan sebagai desinfektan rumah
tangga untuk membersihkan lantai, kamar mandi/WC. Dalam kesehatan
digunakan sebagai larutan antiseptic dengan konsentrasi antara 1-2%. LDL
oral pada manusia adalah 140.
Tindakan pertolongan :
Bawa segera pasien ke pancuran terdekat
Bila terjadi pada mata :
Cuci tangan
Tengadahkan mata dan miringkan ke sisi yang terkena
Lakukan irigasi dengan air mengalir atau NaCl 0,9% secara
( perlahan selama 15-20 menit )
Bisa diulangi cuci kembali selama 10 menit
Jangan biarkan korban menggosok mata
Tutup mata dengan kasa steril lalu segera konsul ke dokter mata

PENANGANAN PETUGAS YANG TERPAJAN ZAT ZAT KIMIA YANG


DIGUNAKAN DIBAGIAN CSSD
RSD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

No. Dokumen :

No. Revisi :

Halaman :
2/2

Bila terjadi pada kulit :


Bawa pasien ke pencucian terdekat
Cuci segera bagian kulit dengan air mengalir selama 10 menit
Jika tidak tersedia air sekalah bagian kuliit dengan kain ata kertas
secara perlahan
Tindakan gastrointestinal
Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin
untuk pengenceran
4. ETILEN OKSIDA
Adalah zat kimia yang banyak digunakan dalam proses sterilisasi
kimia alat2 kesehatan.
Bahaya :
Inhalasi : pemaparan jangka pendek, initasi,ayspnoe, gangguan
keseimbangan, sianosis, gangguan kesuburan dan dapat
menyebabkan kanker.
Kontak kulit : reaksi alergi, kulit terasa panas dan melepuh
Kontak mata : terasa panas, mata berair, frasbite dan dalam jangka
panjang bias menimbulkan katarak
Tertelan : panas dan sakit pada tenggorokan, mual, muntah,
frasbite, diare, nyeri perut, nyeri dada, sianosis, nyeri kepala
Tindakan pertolongan :
Pada pertolongan mata dan kulit pertolongan sama dengan diatas
pemaparan pada gastrointestinal
Berikan karbon aktif dosis tunggal 1 gr/kg BB atau dewasa 30100 gr dan anak2 15-30 gr
Caranya : carbon aktif 5-10 gr campur dengan air 100-200ml
Berikan untuk dewasa 10 gr tiap 20 menit, anak2 5 gr
Tiap 20 menit
Jangan melakukan kumbal lambung
UNIT TERKAIT

1. K3 RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi


2. Komite PPI RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
3. Petugas kesehatan CSSD

ETIKA BATUK
No. Dokumen :
RSD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

Tanggal Terbit :

No. Revisi :

Halaman :
1/1

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,

SPO

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM


NIP.19591225 1988 031006

PENGERTIAN

Adalah suatu prosedur yang ditetapkan untuk mengendalikan penyebaran


kuman droplet dari batuk yang ditujukan kepada pasien , keluarga,
pengunjung maupun petugas kesehatan.

TUJUAN

Untuk mencegah penularan infeksi melalui droplet sehingga pasien lain,


petugas, keluarga, dan pengunjung tidak tertular .

KEBIJAKAN

PROSEDUR

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.

Tehnik hygiene respirasi / etika batuk ada 2 cara :


I.
Etika Batuk:
1. Bila hendak batuk, penderita dianjurkan memalingkan
wajahnya ke bagian lengan kanan/lengan kiri.
2. Penderita batuk di daerah lengan tersebut.
II.

Etika Batuk:
1. Apabila penderita hendak batuk, dianjurkan untuk memakai
tissue
2. Penderita diwajibkan menutup mulut dan hidung saat
batuk/bersin dg memakai tissue kemudian di batukkan pada
tissue tersebut.
3. Tissue bekas batuk dibuang ke tempat sampah infeksius.
4. Penderita kemudian dianjurkan untuk cuci tangan.

Dianjurkan kepada setiap individu yang mengidap saluran nafas atas agar
selalu memakai masker.
UNIT TERKAIT

Pasien, keluarga, pengunjung dan petugas kesehatan.


Komite PPI
Promkes RS.

PENEMPATAN PASIEN DENGAN INFEKSI AIRBONE


No. Dokumen :
RSD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

SPO

Tanggal Terbit :

No. Revisi :

Halaman :
1/1

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,

Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM

NIP.19591225 1988 031006

PENGERTIAN

Adalah tata cara dalam menempatkan pasien dengan infeksi airbone pada
tempat tersendiri di dalam ruangan dengan tekanan negatif dan jauh dari lalu
lalang

TUJUAN

Untuk mencegah penularan infeksi melalui airbone atau udara.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012.

Petugas :
1. Memakai APD terutama masker bedah kalah bila masker N 95
2. Mencuci tangan setiap melakukan tindakan infasif
Pasien :
1. Pada saat menerima pasien, pasien dianjurkan juga memakai masker
2. Menempatkan pasien dengan infeksi melalui airbone di dekat dinding
dekat jendela terbuka bukan dekat dinding dalam.
3. Jendela harus terbuka ke bagian luar jauh dan mengarah ke daerah
publik.
4. Jaga pintu tertutup setiap saat dan jelaskan kepada pasien mengenai
perlunya tindakan tindakan pencegahan ini.
5. Bila memungkinkan, pasang excaust fan di bagian di seluruh luar
tempat udara kamar dapat dibuang langsung ke lingkungan luar yang
tidak dilalui orang.
6. Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD yang
sesuai: masker ( bila memungkinkan masker dengan efisiensi harus
digunakan, bila tidak memungkinkan bisa memakai masker bedah
sebagai alternatif.
7. Pastikan dan anjurkan setiap meninggalkan ruangan wajib
melakukan kebersihan tangan.

UNIT TERKAIT

Komite PPI
Irin
IPS-RS
Direksi.

SOP PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN


No. Dokumen :
137 / N05 / 09
RSD Raden Mattaher
Provinsi Jambi

SPO

No. Revisi :
A

Halaman :
1/1

Ditetapkan :
DIREKTUR UTAMA,
Tanggal Terbit :
27 06 2009
Dr. H. ALI IMRAN M Sp. PD.FINASIM
NIP.19591225 1988 031006

PENGERTIAN

Adalah suatu kegiatan infasif menyuntik kepada pasien dengan jarum suntik
sekali pakai untuk satu pasien

TUJUAN

Agar jarum yang sudah dipakai ke pasien jangan dipergunakan ke pasien


lainnya sehingga kemungkinan penularan/transmisi kuman infeksi bisa
dihindarkan.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

SK Direktur Nomor 212 Tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar


Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi Nomor : 211 Tahun 2012

Persiapan :
1. Jarum suntik yang baru/steril
2. Kapas, alkohol
Cara :
1. Masukkan obat ke dalam jarum suntik steril
2. Siapkan pasien dan desinfeksi daerah yang akan disuntik dg kapas
alkohol
3. Kemudian suntikan obat secara benar dan perlahan
4. Tarik jarum dari daerah yang disuntikkan
5. Kemudian desinfeksi daerah yang sudah disuntik dg kapas alkohol
6. Sebaiknya jarum suntik yang sudah dipakai jangan ditutup, tetapi
langsung dibuang ke tempat limbah yang tahan tusukan dan tidak
tembus air (kedap ) air untuk kemudian dibakar di Incenerator

UNIT TERKAIT

IPS-RS
Rawat Inap dan Rawat Jalan
Samitasi

Anda mungkin juga menyukai