A. REALISME (1800-an)
Aliran ini memandang dunia sebagai sesuatu yang nyata. Lukisan adalah sejarah bagi
zamannya. Pelukis/pembuat karya seni bekerja berdasarkan kemampuan teknis dan
realitas yang diserap oleh indra penglihatannya. Fantasi dan imajinasi harus dihindari.
Namun, pada perkembangannya terjadi dua kecenderungan. Ada yang memilih objek
yang bagus/ enak dilihat, ada pula yang memilih objek jelek/tidak enak dilihat
(kumuh, mengerikan). Dari aliran ini berkembang aliran;
- Realisme cahaya
: Impresionisme.
- Realisme Baru/Sosial
: Menggunakan objek dampak industri di perkotaan.
- Realisme Fotografis
: Dikaitkan dengan keberadaan dan kekuataan untuk
menyamai hasil fotografi yang sangant detail dalam
menangkap objek.
Gambar 1. Thomas Couture, A Realist.
Gambar 2. Annibale Carracci, Butchers Shop
Gambar 3. Gustave Courbet, The Wrestler
Gambar 4. Theodore Chasseriau, Ali Bin Hamid
B. NATURALISME
Aliran ini dianggap bagian dari realisme yang memilih objek yang indah dan
membuai saja, secara visual persis seperti objek aslinya (fotografis). Dalam
perkembangannya cenderung memperindah objek secara berlebihan.
- Rembrandt, The Anatomy Lessons of Dr. Tulp
C. ROMANTISISME (1818)
Aliran ini mengembalikan seni pada emosi yang lebih bersifat imajiner. Awalnya
melukiskan kisah atau kejadian yang dramatis ataupun dahsyat. Dalam
melukiskannya, baik dari pengaturan estetika maupun aktualitas piktorialnya selalu
melebihi kenyataan. Warna lebih meriah, gerakan lebih lincah, emosi lebih tegas.
D. IMPRESIONISME/REALISME CAHAYA/LIGHT PAINTING (1874)
Aliran yang menggunakan konsep melukis berdasarkan usaha merekam efek atau
kesan cahaya yang jatuh/memantul pada suatu onjek/benda, sehingga menghindari
garis atai kejelasan kontur. Cahaya yang dimaksud terutama berasal dari matahari
yang memiliki banyak spektrum warna. Cara melukisnya harus cepat karena cahaya
matahari yang terus bergerak/berubah dan dipengaruhi oleh cuata. Hal ini bisa
membuat lukisan hanya selintas/tidak detail.
Selanjutnya aliran ini berkembang menjadi post-Impresionis. Ini bukan aliran,
melainkan kelompok untuk menamai karya-karya pelukis yang mengembangkan
perenungan problem cahaya dengan lebih mendalam, sehingga mencari jalan sendirisendiri.
Mereka menggambungkan keindahan alam dan keindahan seni. Untuk ini harus
mengubah dlu unsur-unsurnya menjadi sesuatu yang lebih menggema
E. EKSPRESIONISME (1900-an)
F.
G.
H.
I.
J.
Dalam karya aliran ini, alam nyata dan keserbabisaan mipi terpadu, sehingga
menampakkan kesan aneh atau fantastik. Selanjutnya terdapat dua kecenderungan,
yaitu:
Surealisme Figuratif
Penampakannya masih realistik, meskipun tidak wajar, sehingga penguasaan teknik
tidak diperlukan.
Gino Severini, Two punchinellos
Carlo Carra, Lots daughter
Giorgo de Chirico, The disquieting muses
Marc Chagal, The Cattle dealer
Salvador Dali, Metamorphosis
Sureralisme Abstraktif
Sudah digayakan mendekati abstrak.
Joan Miro, Harlequin carnival
Wilfredo Lam, The jungle
K. ABSTRAKISME (1940-an)
Aliran seni yang menggambarkan sebuah bentuk yang tidak berwujud atau
nonfiguratif. Sebenarnya kesan abstrak sudah nampak pada gaya Kubisme, Futurisme,
atau Surealisme, tapi mereka memiliki perbedaan konsep yang mendasar.
Dalam aliran ini karya yang ada terdiri dari susunan garis, bentuk dan warna yang
terbebas dari ilusi atas bentuk alam. Secara lebih umum abstrakisme merupakan seni
saat bentuk-bentuk di alam tidak lagi berfungsi sebagai ibjek atau tema, tetapi seperti
motif saja.
Dalam perkembangannya terbagi menjadi sejumlah golongan.
Abstrak Ekspresionisme/Non-Figuratif.
Ekspreksi gejolak jiwa yang digambarkan secara spontan dan abstrak. (Roberto Matta,
Personages rythmiques; Ashile Gorky, The lover is the cocks comb). Selanjutnya
terbagi lebih spesifik enajdi:
- Color Field Painting
Menampilkan bidang-bidang yang relatif lebar berwarna. (Jackson Pollock,
Number 4;Ben Nicholson, Celestial Blue)
- Action Painting
Lebih mengutamakan aksi atau cara melukis daripada bentuk.
Abstrak Geometros/Abstraksionisme/Non-Objektif
Konsepnya adalah mengabstraksikan objek geometris menjadi bentuk nonobjektif.
Selanjutnya berkembang menjadi lebih spesifik. Terbagi menjadi:
-
Suprematisme
Lebih mengutamakan supremasi perasaan murni dengan objek yang tidak
memusingkan
Neoplatisisme
Konsepnya adalah pembebasan esensi atau unsur seni rupa seperti garis dan warna
dari beban peniruan bentuk alam. Bindang datar tidak untuk memanipulasi
gambaran ruang. Pemurnan dan penyederhanaan ini diusahakan untuk mencapau
universalitas.
(Wassily Kandisky, Accented corner; Kasimir Malevich. Suprematism; Piet
Mondrian, Cmposition with red, yellow, and blue)
Konstruktivisme
Penganut aliran ini berusaha mengonstruksi bentuk tiga dimensi. Trimatra yang
abstrak menggunakan bahan bangunan modern dari besi, kawat, kayu, dan plastik.
(Alexander Calder, Red pointed iron, Naum gabo, Colimn)
- Optical Art
Unsur yang dipakai iadalah bentuk geometris yang berulang. Garis, bentuk, dan
warna diatur dengan akurasi yang tepat untuk memunculkan kesan tekstur atau
ruang yang dapat mengelabui penglihatan. Mengutamakan kesan ilmiah dan
kurang memperhatikan ekspresi.
(Victor Vasarely, Trion; Richard Anuszkiewicz, Entrance to green)
L. POP ART (1970-an)
Pop art merupakan perkembangan seni yang dipengaruhi oleh transformasi budaya
populer yang terjadi di masyarakat. Budaya materialisme dan komersial pada kota
metropolis seperti: fotografi, film, model/desain, iklan tokoh idola, merupakan
sumber inspirasi yang memotivasi gerakan ini.
Pop art sering menggunakan media campuran dalam karyanya. Misalnya lukisan
dengan gaya firi, berbagai kombinasi antara lukisan, ukiran, atau patung kayu, logam,
plastik, gibs, rongsokan, dan bahan lainnya. Pengaruh dadaisme membuat kita kadang
tersenyum jika melihat tampilan karya seninya.
M. POP MODERN/KONTEMPORER
Hingga kini masih terdapat perbedaan dalam menglasifikasikan gaya dalam seni rupa
sesudah periode modern. Kita akan menyedarhanakan konsep penglasifikasian
tersebut bagi kepentingan pengetahuan siswa dengan kecenderungan praktis. Secara
umum kontemporer berarti seni rupa yang berkembang sezaman dengan penulis atau
mengamat masa kini. Istilah ini merujuk pada waktu ketika banyak trend yang
mewarnai suatu masa. Pada periode ini juga terdapat pembagian seni menurut
konsumennya yaitu kelas atas (high art) dan untuk kelas bawah (low art). Adapun
karya seni rupa Ipost modern.posmodern dapat dibagi menjadi seabgai berikut.
Posmodern Terapan.Modernisme
Dalam posmodern terapan, penampilan seni murni (lukisan, patung) tetap ada.
Namun, pada akhirnya keindahan motif dan desain menjadi inspirasi dan cenderung
digunakan untuk karya seni pakai keperluan manusia. Misalnya berupa arsitektur
bangunan, perabot rumahtangga, maupun benda-benda teknologi baru. Sementara,
klasifikasi seni modernisme antara lain sebagai berikut
-
Posmodern Murni/Ekspresif
Gaya ini mungkin dapat diterapkan pada seni pakai, tetap kecenderungannya lebih
digunakan untuk berekstresi/sensasi. Berikut ini adalah cintih seni posmodern
ekspresif.
Seni instalasi secara teknis merupakan pengembangan dari proses pembuatan seni
parung yaitu teknik asembling (assemlage). Objek karya seni (biasanya 3D)
dikreasikan dengan cara mengonstruksi, merakit, atau mengombinasikan berbagai
media secara bersamaan. Teknik ini merupakan pengembangan dari periode dadai
yang membebaskan segala media dan cara untuk berkreasi.