OLEH :
Lia Dewi Mustika Sari
125070200111010
125070200111010
Sub Topik
Pengertian
hipertensi,
hipertensi,
komplikasi
Lansia binaan
Tempat
Hari / Tanggal :
Waktu
bahwa
kematian
penduduk
akan
meningkat
akibat
penyakit
abnormal/tinggi)
Tanda dan gejala hipertensi
Komplikasi hipertensi
Penatalaksaan famakologis
Penatalaksanaan nonfarmakologis
F. Kegiatan
Kegiatan Pengajar
Waktu
Kegiatan Peserta
Metode
Media
3 menit
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
Satu arah
Pembukaan
1. Membuka dengan salam
2. Memperkenalkan
diri
pemateri
3. Mempersiapkan
Tanya
Lisan
diri
kembali
3. Menjelaskan topik materi
4. Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan
5. Menyampaikan
kontrak
waktu
Pre Test
3 menit
Bertanya
kepada
mengenai
pengetahuannya
Menjawab
klien
diberikan
dan
penatalaksanaan)
15
Penyajian/Materi
menit
1. Menjelaskan:
- Pengertian hipertensi
- Tanda
dan
gejala
dijelaskan
hipertensi
- Komplikasi hipertensi
- Penatalaksanaan
hipertensi
1. Mendengarkan
Ceramah
2. Menyimak
dan
dan
memperhatikan
diskusi
apa
yang
Leaflet
oleh
pemateri
3. Mengikuti review
materi
(farmakologi
yang
diberikan dengan
dan nonfarmakologi)
2. Mereview kemabali inti
baik
mau
mengenai
Ny.
bertanya
hal
Diskusi,
1. Menjawab
yang
pertanyaan
2. Aktif
bertanya
Tanya
jawab
Lisan
belum dipahami
kepada pemateri
2. Menggali pemahaman
Ny.
dengan
mengenai
konsep
3. Mendengarkan
dengan baik
1 menit
1. Menjawab salam
Satu arah
1. Memberikan kesimpulan
2. Menutup dengan salam
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Susunan acara berjalan sesuai urutan yang telah direncankan dengan tidak
melebihi batasan waktu yang ditentukan.
b. Adanya koordinasi yang baik dengan klien mengenai penyuluhan
c. Materi penyuluhan sudah dipersiapkan H-2
2. Evaluasi Proses
Kegiatan berjalan dengan lancar dengan dukungan antusias warga mengenai
hipertensi ditunjukkan dengan mendengarkan dengan seksama, keaktifan dalam
bertanya, diskusi, dan evaluasi akhir dari materi yang disampaikan dan warga
mengikuti kegiatan dengan baik sampai berakhirnya acara.
3. Evaluasi Akhir
Klien aktif bertanya saat sesi tanya jawab dan menjawab pertanyaan evaluasi
dengan benar.
H. Materi Pembelajaran
Konsep Umum Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnoormal
tekanan darah dalam arteri secara terus-menerus lebih satu periode. Hal ini terjadi
bila arteriole-arteriole kontriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir
dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban
kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung
dan pembuluh darah. Hipertensi juga didefiniskan sebagai tekanan darah sistolik
140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg yang terjadi pada
seorang klien pada tiga kejadian terpisah (Udjianti, 2010).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan sistole, yang
tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi
dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur dan tingkat sres yang
dialaminya.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII (2003) dalam KeMenKes RI, 2013
dapat dilihat pada tabel berikut:
Klasifikasi
Tekanan
Sistolik Tekanan
Normal
Pre Hipertensi
Hipertensi Stadium I
Hipertensi Stadium II
Hipertensi Stadium III
Hipertensi
Sistolik
(mmHg)
<120
120-139
140-150
>150
>180
140
(mmHg)
<80
80-89
90-99
>100
>110
<90
Diastolik
Terisolasi
2. Tanda dan Gejala Hipertensi
Menurut Wajan (2010), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu sebagai berikut:
1. Sakit kepala
2. Mual (nausea)
3. Muntah (vomiting)
4. Palpitasi/napas pendek/terengah-engah/
5. Pandangan menjadi kabur
6. Telinga berdengung (tinnitus)
7. Sulit tidur
8. Keringat berlebihan
9. Epistaksis/mimisan (jarang dilaporkan)
10. Ansietas
11. Tremor otot
3. Komplikasi Hipertensi
1. Jantung Korooner yaitu mengerasnya pembuluh darah arteri di seluruh tubuh
terutama
di
bertambahnya
jantung.
usia
Pengerasan
penderita.
arteri
Perlu
ini
diketahui
terjadi
seiring
bahwa
otot
dengan
jantung
menyempit
dan
kemudian
darah
menggumpal,
otot
jantung
yang
berhubungan dengan artei ini menjadi mati. Keadaan ini disebut arteri
thrombosis/disebut serangan jantung.
2. Payah jantung atau kegagalan jantung yaitu suatu kondisi di mana jantung
tidak lagi mampu memompa darah yang dibutuhkan tubuh, ketidakmampuan
ini akibat lanjutan dari penyumbatan arteri sehingga menggangggu kerja
jantung. Gagal jantung mengakibatkan terbentuknya cairan dalam paru-paru.
Adanya cairan dalam paru-paru menyebabkan napas menjadi pendek.
3. Stroke merupakan suatu kondisi di mana pembuluh darah yang sudah
menjadi pecah. Pecahnya pembuluh darah ini akibat tekanan darah melebihi
kekuata pembuluh darah itu sendiri sementara pembuluh darah itu sendiri
mengalami penyumbatan. Apabila penyumbatan pembuluh darah di bagian
oootak
pecah
akan
mengakibatkan
pendarahan
otak
sehingga
Indapamide
(Lozol),
Metolazone
(Mykrox)
(Widharto,
2007).
impotensi,
perifer
dingin,
eksaserbasi
diabetes,
dan
hyperlipidemia.
Kontraindikasi: pada pasien asma karena dapat mempersempit saluran udara dalam
paru-paru juga, dan payah jantung karena penghambatan kontraksi jantung.
c. Antagonis Kanal Kalsium (Calsium Channel)
Penghambat saluran kalsium sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan
darah. Ada dua jenis penghambat saluran kalsiem yaitu:
1) Penghambat saluran kalsium tanpa dihidropiridin antara lain: Diatizem dan
Verapamil
2) Penghambat saluran kalsium dengan digidropiridin antara lain: Amlodipine,
Felodipine, Isradipine, Nicardipine, Niefedipine dan Nisoldipine.
Efek samping penggunaan obat ini berakibat melebarnya (membuka) semua
pembuluh darah arteriol, termasuk arteriol di otak yang mengakibatkan sakit kepala,
kulit wajah memerah dan pergelangan kaki membesar. Namun, saat ini efek samping
itu dapat dikurangi. Efek lain penggunaan obat golongan ini dapat mencegah
dengan
menghambat
kerja
enzim
angiotensin
II
(Angitensin-
Eprosartan,
Irbesartan,
Valsartan,
Losartan,
Olmesartan,
dan
tidak
menjadi
keluhan
makan
dapat
menjadi
reaksi
alergi
parasetamol.
2. Non Farmakologi
Hipertensi tidak akan muncul begitu saja. Naiknya tekanan darah biasanya
merupakan akumulasi dari sikap hidup yang tidak sehat dan sudah berlangsung dalam
kurun waktu yang lama. Semua kebiasaan yang buruk dalam kehidupan dan poola makan
yang tidak sehat akan menambah daftar buruk yang memicu terjadinya hipertensi.
1. Pola Makan Sehat
Inti dari makan sehat adalah makan makanan yang mengandung makanan kalori dan
kebutuhan nutrisi sesuai dengan keperluan kita.
Hartono (2006) menjelaskan pola makan sehat pasien hipertensi meliputi:
1. Mempertahankan Berat Badan yang normal atau mengukur lingkar perut kurang dari
80 cm.
2. Membatasi asupan garam dapur hingga 3 gram per hari (3/4 sendok kecil).
3. Melakukan pembatasan makanan-makanan sbeagai berikut:
Membatasi makanan Banyak mengandung kolesterol dan minyak/Lemak : ayam
broiler/pedaging, cumi, daging merah (sapi, kambing), jerohan (babat usus), hati,
kelapa, keju, kue kering, mentega, margarin, minyak goroeng, otak, santan, susu
Mencukupi Kebutuhan Kalsium: Sayuran hijau, udang kering,es krim susu, keju,
j.
IMT = BB dalam Kg
TB dalam m2
Batas Ambang IMT di Indonesia
IMT (Kg/cm2
>17
17-18,5
18,5-25
>25,0 - >27,0
>27,0
Kategori
Keadaan
Kekurangan BB tingkat berat
Kurus
Kekurangan BB tingkat sedang
Kurus
Sesuai
Normal
Kelebihan BB tingkat ringan
Gemuk
Kelebihan BB tingkat berat
Gemuk
Sumber: DepKes, 2006 dalam Kartikawati, 2009
g. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Cara pengobatan itu akan lebih baik jika
digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis (Dalimartha Sedawan,
dkk. 2008). Dianjurkan bagi orang dewasa untuk membatasi konsumsi sodium, yaitu
tidak lebih dari 2.400 mg sehari atau setara dengan 5 gram (1 sendok teh) garam
dapur. Untuk pasien hipertensi 3 gram (Julianti, dkk., 2005)
h. Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau
hipnosis dapat dilakukan untuk mengontrol sistem syaraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.
i.
Melakukan olahraga, seperti aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak
3-4 kali seminggu.
j.
3. Sumber Materi
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.
Dalimartha, Sedawan, dkk. Care Your Self, Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus+
Hartonoo, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Julianti, E.D., Nurjana, dan Sooetrisno. 2005. Bebas Hipertensi dengan Terapi
Jus. Jakarta: Puspa Swara.
Kartikawati, Anggi. 2008. Prevalensi dan Determinasi Hipertensi. Skripsi. FKM UI.
Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.
Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Susuilo, Yekti dan Wulandari, Ari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Darah Tinggi.
Yogyakarta: Image Press.
Triyanto, E. 2006. Range of motion. Modul skill lab keperawatan edisi 3 univ. Jenderal
Soedirman NANDA, 2005, Nursing diagnoses; Definitions & Classification, Nanda
Internasional, Philadelphia.