Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN KADAR SULFAT DENGAN METODE TURBIDIMETRI

Rescy Rachmatia (G44110067)1 Wulan Suci Pamungkas2


Departemen Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
ABSTRAK
Kekeruhan (turbidity) adalah keadaan dimana transparansi suatu zat cair berkurang akibat
kehadiran zat-zat tak-terlarut (ISO, 1999). Tingkat kekeruhan air (turbiditas) dapat ditentukan
menggunakan alat ukur yang disebut turbidimeter. Metode turbidimetri dapat digunakan untuk
menentukan kadar sulfat dalam suatu larutan.

Hasil data yang diperoleh pada metore

turbidimetri ini terdapat pada Lampiran Tabel 1. Persamaan garis diperoleh yaitu y = 2,360x 0,494 dengan R = 0,985. Persamaan garis ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi
sulfat pada sampel yang telah diberikan. Terdapat perbedaan nilai turbiditas pada analat 1.
Hal ini mungkin disebabkan karena kurang telitinya dalam mengocok BaCl2
PENDAHULUAN
Kekeruhan (turbidity) adalah keadaan dimana transparansi suatu zat cair berkurang akibat
kehadiran zat-zat tak-terlarut (ISO, 1999). Tingkat kekeruhan air (turbiditas) dapat ditentukan
menggunakan alat ukur yang disebut turbidimeter. Turbiditas merupakan sifat optik akibat
dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap
cahaya yang tiba.

Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspense adalah fungsi

konsentrasi juka kondisi-kondisi lainnya konstan.


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat di bidang
elektronika dan instrumentasi telah memungkinkan diciptakannya alat-alat ukur yang bekerja
secara digital. Model desain alat ukur tingkat kekeruhan zat cair ini menggunakan
mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan sensor fototransistor pada posisi 90o terhadap
cahaya yang datang dari LED (disebut metode Nephelometer) dan standar yang digunakan untuk
mengukur tingkat kekeruhan air adalah NTU (Nephelometric Turbidity Units), dan menampilkan
hasil pengukurannya pada LCD karakter 2x16. Dengan menggunakan prinsip hamburan cahaya.
Cahaya dilewatkan melalui suatu zat cair, maka ada sebagian energi foton cahaya itu yang
diserap dan sebagian lagi dihamburkan oleh partikel-partikel tersuspensi yang berada di jalur
lintasan cahaya tersebut (Hendrison dan Wildian 2012). Oleh sebab itu, metode pengukuran

tingkat kekeruhan zat cairpun dibedakan menurut intensitas cahaya mana yang diukur: cahaya
yang diteruskan (transmitted), cahaya yang dihamburkan (scattered), atau kedua-duanya
(Lambrou et al, 2008).
Penentuan kadar sulfat dalam larutan dapat menggunakan metode turbidimetri.
Sulfat merupakan senyawa yang stabil secara kimia karena merupakan bentuk oksida paling
tinggi dari unsur belerang(Widjajanti 2004).
METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah turbidimeter, gelas piala, gelas ukur, labu takar 100 ml,
dan buret. Bahan yang digunakan adalah larutan standar sulfat (1ppm) (1.814 g K2SO4 kering
dilarutkan dalam 1 L air), NaCl-HCl (60g NaCl dilarutkan dalam 200 ml air, tambahkan 5 ml
HCl pekat, encerkan sampai 250 ml), BaCl2, dan larutan gliserol-etanol ( 1 volume gliserol + 2
volume etanol).
Metode
Standar sulfat sebanyak 0.5, 1.0, 1.5, 2.0, 2.5, dan 3.0 ml diletakkan dalam labu takar 25
ml. ke dalam masing-masing labu takar ditambahkan 2.5 ml NaCl-HCl dan 5 ml larutan gliseroletanol dan diencerkan sampai tanda tera dengan air. BaCl2 1 g ditambahkan ke tiap labu, ditutup,
dan dikocok selama 1 menit dengan cara membalik-balik labu takar. Larutan blanko disiapkan
tanpa penambahan larutan standar sulfat. Larutan analat disiapkan juga dengan perlakuan yang
sama seperti larutan standar dan dibuat dalam 3 kali ulangan. Turbiditas masing-masing larutan
diukur. Kurva hubungan turbiditas dengan kandungan sulfat (ppm) dibuat. Kadar sulfat dalam
analat beserta standar deviasi dan selang kepercayaan 95% lalu dihitung.
PEMBAHASAN
Beberapa senyawaan yang tak dapat larut dalam jumlah-jumlah sedikit dapat disiapkan
dalam keadaan agregasi sedemikian sehingga diperoleh suspense yang sedang-sedang stabilnya.
Sifat-sifat setiap suspensi akan berbeda-beda menurut konsentrasinya fase-terdispersinya. Bila
cahaya dilewatkan melalui suspensi itu, sebagian dari energi radiasi yang jatuh didisipasi
(dihamburkan) dengan penyerapan (absorpsi), pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),
sementara sisanya ditransimi (diteruskan). Pengukuran intensitas cahaya yang ditransmisikan
sebagai fungsi dari konsentrasi fase-terdispersi adalah dasar dari analisis turbidimetri. Bila

suspense dipandang dengan tegak lurus terhadap arah cahaya yang jatuh, system Nampak
opalesen (berpendar seperti mutiara) disebabkan oleh pantulan cahaya dari partikel-partikel
suspense itu (efek Tyndall).
Cahaya dipantulkan tak beraturan dan membaur sehingga istilah cahaya baur ini sebagai
fungsi dari konsentrasi fase-terdispersinya adalah dasar dari analisis negelometri.

Analisis

nefelometri adalah paling peka untuk suspensi-suspensi yang sangat encer (>100 mg per liter).
Percobaan kali ini mengukur kadar sulfat dalam larutan sampel dengan menggunakan
turbidimeter. Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji kekeruhan, yang
biasanya dilakukan pengujian adalah pada sampel cairan misalnya air. Satuan kekeruhan dari
nephelometer dikalibrasi disebut Nephelometric Turbidity Unit (NTU).
Prinsip kerja dari alat untuk menguji kekeruhan ini adalah alat akan memancarkan cahaya
pada media atau sampel, dan cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan atau menembus media
tersebut. Cahaya yang menembus media akan diukur dan ditransfer kedalam bentuk angka.
Turbidimeter yang digunakan mempunyai botol kecil yang dipakai untuk wadah sampel dan
standar. Penggunaan alat turbidimeter ini sangat mudah, cukup menyimpan sampel dan standar
pada botol kecil yang merupakan bagian dari alat. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu harus
diset, angka yang tertera pada layar harus 0, kemudian melakukan pengukuran dengan
menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera
pada layar pada turbidimeter sesuai dengan nilai standar. Setelah itu sampel dimasukan pada
tempat pengukuran sampel yang ada pada turbidimeter, hasilnya dapat langsung dibaca skala
pengukuran kekeruhan tertera pada layar dengan jelas.
Penentuan kadar sulfat dalam larutan pada percobaan menggunakan metode turbidimetri
Percobaan menggunakan larutan gliserol-etanol bertujuan untuk menstabilkan kekeruhan
sedangkan fungsi penambahan BaCl2 adalah untuk mengendapkan SO42- agar membentuk BaSO4.
Fungsi dari NaCl-HCl adalah untuk menghasilkan larutan bening. Penentuan kadar sulfat dalam
larutan pada percobaan menggunakan metode turbidimetri.
Hasil data yang diperoleh pada metore turbidimetri ini terdapat pada Lampiran Tabel
1. Persamaan garis diperoleh yaitu y = 2,360x - 0,494 dengan R = 0,985. Persamaan garis ini
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi sulfat pada sampel yang telah diberikan.
Konsentrasi sulfat terlampir pada tabel 2. Rerata konsetrasi sulfat yang diperoleh pada sampel 1
dengan 3 kali ulangan sebesar 37.0738 ppm sedangkan pada sampel 2 dengan 3 kali ulangan

sebesar 24.0518 ppm. Terdapat perbedaan nilai turbiditas pada analat 1.

Hal ini mungkin

disebabkan karena kurang telitinya dalam mengocok BaCl2.


140
120

f(x) = 2.36x - 0.49


R = 0.99

100
80
Turbidans Terkoreksi (NTU)

60
40
20
0
0

10

20

30

40

50

60

Konsentrasi Sulfat (ppm)

Grafik 1 kurva hubungan konsentrasi sulfat dengan NTU

SIMPULAN
Metode turbidimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar sulfat dalam suatu larutan.
Turbidimeter merupakan alat analisis pada metode ini. Beberapa perlakuan digunakan untuk
menjaga kestabilan kekeruhan. Terdapat perbedaan nilai turbiditas pada analat 1 ulangan 1
hingga 3. Hal ini disebabkan oleh kurang telitinya dalam mengocok BaCl2.

DAFTAR PUSTAKA
Hendrizon Y dan Wildian. 2012. Rancang bangun alat ukur tingkat kekeruhan zat cair berbasis
mikrokontroller AT89S51 menggunakan sensor fototransistor dan penampil LCD. Jurnal
Fisika Unand.1(1): 6-11
Lambrou, T.P., Anastasiou, C.C., dan Panayiotou, C.G., 2008,A Nephelometric Turbidity System
for Monitoring Residential Drinking Water Quality, Tesis, Dept. of Electrical and Computer
Engineering,
University
of
Cyprus,
Nicosia,
Cyprus.
http://imocommunity.blogspot.com/2011_12_01_archive.html

1. Lampiran
Tabel 1 Penentuan kurva kalibrasi larutan standar sulfat [SO42-]
Larutan

Volume SO42(mL)

Konsentrasi
SO42-(ppm)

Turbidan
Terukur (NTU)

Turbidan
Terkoreksi (NTU)

Blanko

0.0000

0.0000

4.23

Standar 1

0.1250

8.7000

17.30

13.07

Standar 2

0.2500

17.4000

46.20

41.97

Standar 3

0.3750

26.1000

75.20

70.97

Standar 4

0.5000

34.8000

86.40

82.17

Standar 5

0.6250

43.5000

102.00

97.77

Standar 6

0.7500

52.2000

126.00

121.77

Contoh Perhitungan :
Larutan Standar 1

Turbidan Terkoreksi = Turbidan terukur Turbidan blanko


= (17.304.23) NTU
= 13.07 ppm

BM K2SO4 = 174 g/mol


Konsentrasilarutanstoksulfat (ppm) = 0.01 mol/L x 174 g/mol x 103 mg/1g

= 1740 ppm

Pengenceran: (VN)1 = (VN)2


0.125 mL x 1740 ppm = 25 mL x N2
N2 = 8.7000 ppm

Tabel2 Pengukurankonsentrasisulfatpadasampeldenganturbidimetri

Larutan

Turbiditasterukur
(NTU)

Turbiditasterkoreksi (NTU)

Konsentrasi (ppm)

Rerata

Sampel
1

96.0
0

93.1
0

84.60

91.77

88.87

80.37

39.093
5

37.864
8

34.263
2

37.0738

Sampel
2

56.4
0

62.7
0

62.40

52.17

58.47

58.17

22.314
6

24.983
9

24.856
8

24.0518

Contoh Perhitungan:

Persamaan regresi: y= 2.3601x0.4946


R2= 0.9859
Konsentrasi Sampel 1 ulangan 1
91.77 = 2.3601x0.4946
x =39.0935 ppm
Ulangan 1+Ulangan 2+ Ulangan3
Rerata konsentrasi sampel 1 =
3
=

(39.0935+37.8648+34.2632) ppm
3

= 37.0738 ppm
n

Standar deviasi sampel 1 =

( xxratarata)2
i=1

n1

( 39.093537.0738 ) 2+ ( 37.864837.0738 ) 2+ ( 37.073834.2632 ) 2



31
=2.5104
n

( xxratarata)2

Standar deviasi sampel 2 =

= 1,5058
StandarDeviasi
(1
) x 100
Ketelitian sampel 1 =
rerata

i=1

n1

(1

2.5104
( 37.0738
)) x 100

= 93.29 %

Ketelitian sampel 2 =

(1

(1

( StandarDeviasi
)) x 100
rerata

1.5058
( 24.0518
)) x 100

= 93.74 %

Anda mungkin juga menyukai