e. Light Scattering
Analisis fitokimia adalah analisis yang mencakup pada anekaragam senyawa organik
yang dibentuk dan ditimbun oleh makhluk hidup, yaitu mengenai struktur kimianya,
biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah dan fungsi
biologinya. Alasan melakukan analisis fitokimia adalah untuk menentukan ciri senyawa aktif
penyebab efek racun atau efek yang bermanfaat, yang ditunjukkan oleh ekstrak kasar bila
diuji dengan sistem biologi (Harbone 1987 dalam Ahdayanti 2009). Fitokimia biasanya
digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi
kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini
berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu
bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini
tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang
normal untuk defisiensi tersebut.
f. TMA
Thermomecanical Analysis (TMA) adalah metode analisis perubahan dimensi bahan
sebagai fungsi suhu. Hasil analisis berupa muai panas serta titik pelunakan (softening point)
sangat diperlukan dalam menentukan penggunaan dari bahan yang dianalisis. Material yang
dianalisis meliputi plastik, cat dan pelitur, komposit, filem dan serat, keramik, gelas, alloy,
coating dan lem (adhesive).
Dinamis Analisis Mekanik digunakan mengukur sifat mekanik bahan sebagai fungsi
waktu, suhu, danfrekuensi. Salah satu aplikasi penting dari DMA adalah pengukuran suhu
transisi gelas polimer. Polimer amorf memiliki suhu transisi gelas yang berbeda, di atas yang
materi akan memiliki karet sifat bukannya perilaku kaca dan kekakuan material akan turun
drastis dengan peningkatan viskositas. Pada transisi kaca, modulus penyimpanan menurun
secara drastis danmodulus kerugian mencapai maksimum. Suhu-menyapu DMA sering
digunakan untukmengkarakterisasi suhu transisi kaca dari suatu material.
g. NMR
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang paling
mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan struktur dari
komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia
sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia.
Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda akan menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen
(H) secara histori adalah salah satu yang paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya
digunakan pada studi molekul organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan
jumlah yang sangat besar.
Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi yang menjelaskan
pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen. Kedua, jumlah pita dalam
spektrum menunjukkan bagaimana beberapa posisi yang berbeda pada molekul dimana
hidrogen melekat/menempel. Frekuensi dari beberapa resonansi utama pada spektrum NMR
menunjukkan perubahan kimia.
h. X-Ray Difraction
Difraksi sinar X atau X-ray diffraction (XRD) adalah suatu metode analisa yang
digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dengan cara menentukan
parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran partikel. Profil XRD juga dapat
memberikan data kualitatif dan semi kuantitatif pada padatan atau sampel. Difraksi sinar X
ini digunakan untuk beberapa hal, diantaranya:
- Pengukuran jarak rata-rata antara lapisan atau baris atom
- Penentuan kristal tunggal
- Penentuan struktur kristal dari material yang tidak diketahui
- Mengukur bentuk, ukuran, dan tegangan dalam dari kristal kecil
Difraksi sinar-X terjadi karena pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh atom
dalam sebuah kisi periodik sekarang metode difraksi sinar-X digunakan untuk mendapatkan
informasi
struktur
kristal
material
logam
maupun
paduan,
mineral,
senyawa inorganic,polimer, material organik, superkonduktor (Suharyana, 2012), orientasi
kristal, jenis kristal, ukuran butir, konstanta kisi dan lain-lain. Pada perusahaan semen dan
perusahaan-perusahaan besar lain, XRD digunakan sebagai alat uji jaminan mutu suatu
bahan.
2. Metode viscosiometri
Salah satu cara untuk menentukan berat molekul polimer adalah metode viskositas
Ostwald. Viscometer Oswald digunakan untuk mengukur sampel yang encer atau kurang
kental. Berdasarkan persamaan poisseulle, dengan membandingkan waktu alir cairan sampel
dan cairan pembanding menggunakan alat yang sama. Viskositas dapat dinyatakan sebagai
tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan
yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi.
3.
Larutan
C0 (0%)
C1 (1%)
C2 (2%)
C3 (3%)
C4 (4%)
C5 (5%)
1
1,05
1,52
2,30
3,85
4,92
7,41
Waktu (sekon)
2
1,05
1,47
2,24
3,80
4,83
7,45
3
1,02
1,49
2,32
3,84
4,85
7,43
Waktu
rata-rata
1,04
1,493
2,287
3,83
4,867
7,43
Penentuan viskositas
masing konsentrasi
masing-
t
= [ ]
t
Konsentrasi 3%
t
3= [ ]
t
3 =
Konsentrasi 1%
t
1= [ ]
t
1 =
3=20,549 x 10 4 kg /ms
Konsentrasi 4%
t
4 = [ ]
t
1,493
[5,58 x 10 4 kg /ms ]
1,04
4 =
1=8,0105 x 10 4 kg /ms
Konsentrasi 2%
t
2= [ ]
t
2 =
3,83
[5,58 x 104 kg /ms]
1,04
4,867
[5,58 x 104 kg /ms]
1,04
4 =26,11 x 10 4 kg/ms
Konsentrasi 5 %
t
5= [ ]
t
2,287
[5,58 x 104 kg /ms]
1,04
5 =
2=12,27 x 10 kg /ms
7,43
[5,58 x 104 kg /ms]
1,04
sp =
=viskositas larutan
= viskositas pelarut
sp 1=0,4356
Konsentrasi 1%
sp 1=
8,0105 x 10 5,58 x 10
sp 1=
4
5,58 x 10
Konsentrasi 2%
sp 2=
sp 2=
12,27 x 10 45,58 x 10 4
5,58 x 104
sp 4 =
sp 2=1,1989
sp 4 =3,679
Konsentrasi 3%
sp 3=
20,549 x 10 45,58 x 10 4
sp 3=
5,58 x 104
sp 3=2,6826
Konsentrasi 4%
sp 4 =
Konsentrasi 5%
sp 5=
sp 5=
39,864 x 10 45,58 x 10 4
5,58 x 104
sp 5=6,144
sp
C
C= konsentrasi larutan
2 =
Konsentrasi 1%
1 =
sp
C
1 =
0,4356
0,01
1,1989
0,02
2 =59,945 g /mL
Konsentrasi 3%
3 = sp
C
1 =43,56 g/mL
3 =
Konsentrasi 2%
2 =
sp
C
2,6826
0,03
3 =89,42 g /mL
Konsentrasi 4%
4 =
sp
C
4 =
3,679
0,04
Konsentrasi 5%
5 = sp
C
5 =
6,144
0,05
4=91,975 g/mL
5 =122,88 g /mL
Viskositas
larutan ()
5,58 x 104
8,0105 x 104
12,27 x 104
20,549 x104
26,11 x 104
39,864 x 104
Viskositas
spesifik ( sp)
0
0,4356
1,1989
2,6826
3,679
6,144
Viskositas
reduksi ( red)
0
43,56
59,945
89,42
91,975
122,88
60
Linear ()
40
20
0
0 0.02 0.04 0.06
Konsentrasi larutan (C)
=K . M
Log M
= 7,4752
M= 29,8689 x 106 g/mol
Jadi, berat molekul polistiren adalah 29,8689 x 106 g/mol
Sedangkan berat molekul dari stiren ( C8H8) adalah 104. Sehingga jumlah rantai stiren pada
polistiren tersebut adalah
29,8689 x 106 g /mol
jumlah rantai=
104 g /mol