1. Struktur Organisasi
Direktur Utama
Manajer Produksi
: T. Ahmad Yusuf
: Ahmad Kamil Nasution
M. Yaseer Qadafi
Manajer Pemasaran
: Reza Aprilliandi Gultom
Manajer Administrasi dan Keuangan : M. Faisal Iskandar
2. Jenis Produksi
: Nonpangan
budidaya ikan.
Kebutuhan ikan dunia, termasuk ikan nila dan mujair yang terus
meningkat menjadikan usaha budidaya dilakukan dengan sangat intensif.
Intensifikasi dicirikan dengan masukan nutrien berupa pakan dan bahan kimia
lainnya serta tingkat kepadatan ikan yang tinggi. Banyaknya nutrien yang masuk
dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap lingkungan perairan. Akan tetapi
produksi ikan nila dan mujair saat ini tidak bisa menyimbangi permintaan pasar,
dikarenakan pakan ternak ikan yang mahal dan kualitas gizinya kurang.
Pakan sebagai komponen terbesar dalam pembiayaan sangat menentukan
keberhasilan budidaya. Harga pakan ikan yang semakin melonjak dan pelet
merupakan penyumbang 80% biaya produksi menyebabkan peternak ikan
kebingungan. Selain itu, pelet yang beredar dipasaran umumnya tidak
memperhatikan kaidah lingkungan, karena kandungan pelet yang sulit
terdegradasi oleh mikroba, sehingga menimbulkan pencemaran.
Salah satu alternatif yang dijadikan solusi dalam permasalahan tersebut
ialah dengan mengolah pakan ikan dengan bahan yang ramah lingkungan serta
memiliki nilai ekonomis yang relatif murah. Salah satu sumber potensi yang
1
Alat Produksi
Ayakan
Blender
Gilingan
Pisau
Mangkuk
Kantong plastik
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
5 buah
20 buah
b. Bahan
No
1.
2.
3.
4.
7.
Jumlah
10 kg
5 kg
5 kg
Secukupnya
Cara Produksi
Sebanyak 10 kg Kulit singkong dibersihkan kulit airnya dipotong kecil kecil, ditambah air kemudian diblender sampai menjadi bubur kasar.
Bubur tersebut ditambahkan air bersih untuk mengekstrak patinya, diaduk aduk, setelah itu disaring, diperoleh filtrat dan residu.
Residu yang dihasilkan ditambahkan air lagi untuk meningkatkan rendemen
pati.
Filtrat diendapkan sekitar 3 jam.
Endapan pati dipisahkan dengan cara dekantasi.
Selanjutnya diambil, setelah itu dikeringkan dalam oven pada suhu 60 C
selama 24 jam.
Serbuk pati dihaluskan dengan mortal kemudian diayak dengan ayakan 200
mesh.
Selanjutnya kulit singkong yang telah halus dicampur dengan dedak dan
tepung ikan dengan perbandingan 2:1:1.
3
campuran kulit singkong, dedak, dan tepung ikan diletakkan di dalam wadah
dan diaduk hingga merata dengan penambahkan air panas. Pemberian air di
lakukan sedikit demi sedikit sambil di aduk hingga adonan terbentuk pasta.
Hasil adonan kemudian di masukkan ke dalam alat pencetak pellet berupa
gilingan daging.
Pelet yang telah di hasilkan lalu di potong-potong sepanjang kitra-kira 2 cm,
kemudian dikeringkan dengan menggunakan alat atau menjemurnya di terik
matahari.
Pelet yang sudah kering kemudian dilakukan pengemasan dengan kantong
plastik 1kg yang sudah diberi label.
8.
salah satu kolam budidaya ikan nila dan mujair yang terdapat di daerah Marelan.
9.
Cara Pengemasan
Cara pengemasan produk ini dilakukan dengan menggunakan gelas plastik
atau mendatangi
Bahan Produksi
Jumlah
Kulit Singkong
10 kg
Dedak halus
5 kg
Tepung ikan
5 kg
Kantong plastik 1kg
20 buah
Total
Sumber
Harga
Rp 10.000,00
Rp 15.000,00
Rp 50.000,00
Rp 45.000,00
Rp 120.000,00
8.000,00 per kg. Berdasarkan tabel biaya pengeluaran yang telah diuraikan, maka
target keuntungan yang akan diperoleh adalah sebagai berikut :
Target Penjualan Biaya Pengeluaran = Rp 160.000,00 Rp 120.000,00
= Rp 40.000,00
12. Tindak Lanjut Bisnis
Bisnis ini direncanakan akan berlanjut bila terbukti mendapatkan hasil
yang positif dari para konsumen yang sudah pernah mencoba produk ini. Jika
demikian, maka produksi pelet organik ini akan ditindaklanjuti dengan
membangun usaha bisnis berskala home industry.