Anda di halaman 1dari 18

SNI 03-6805-2002

Standar Nasional Indonesia

Metode Pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan


Beton pada umur awal dan memproyeksikan
kekuatan pada umur berikutnya

BSN

Badan Standardisasi Nasional

DAFTAR ISI

DESKRIPSI ............................................................................. 1

KETENTUAN ......................................................................... 3

PROSEDUR............................................................................. 5

LAPORAN............................................................................... 9

LAMPIRAN A............................................................................... 10
LAMPIRAN B ............................................................................... 11
LAMPIRAN C ............................................................................... 12

Metode pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan beton pada


umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur berikutnya
1

DESKRIPSI

1.1

Ruang lingkup

Metode Pengujian ini mencakup:


1) prosedur untuk membuat, memelihara dan menguji benda uji beton keras pada umr awal;
2) benda uji dipelihara dalam kondisi perawatan standard an diukur riwayat temperaturnya
untuk digunakan dalam menghitung indeks kematangan yang dihubungkan dengan
kenaikan kekeuatannya;
3) prosedur cara menggunakan hasil kuat tekan pada umur awal untuk memproyeksikan
kekuatan potensial pada umur berikutnya.

1.2

Kegunaan

1) Metode ini menyediakan prosedur untuk memperkirakan kekuatan potensial benda uji
didasarkan pada kekuatan yang diukur pada umur awal 24 jam atau lebih. Data hasil
penguijian pada umur awal menyediakan informasi keragaman proses produksi beton
untuk digunakan dalam proses pengontrolan;
2) Hubungan antara kekuatan umur awal benda uji dan kekuatan yang dicapai pada umur
berikutnya dengan perawatan standar tergantung pada bahan yang dikandung dalam
beton. Dalam netode ini diasumsikan terdapat hubungan antara kekuatan dan logaritma
faktor temperatur-waktu. Pengalaman menunjukan bahwa adanya hubungan ini terjadi
untuk umur uji antara 24 jam sampai dengan 28 hari dalam kondisi perawatan standar.
Penggunaan dari metode ini harus membuktikan bahwa data yang digunakan untuk
menentukan persamaan pendugaan dapat ditampilkan oleh hubungan garis lurus. Jika
hubungan antara kekuatan dan logaritma temperatur tidak dapat diperkirakan dengan
garis lurus, prinsip dasar dari metode uji ini masih boleh digunakan asalkan dengan
persamaan yang sesuai untuk digunakan sebagai pengganti hubungan non linier.
3)

Proyeksi kekuatan terbatas pada beton yang akan menggunakan bahan dan campuran
yang sama dengan beton yang akan digunakan membuat persamaan perkiraan.

4) Metode uji ini tidak dimaksudkan untuk mengestimasikan kekuatan beton dilpangan.
Untuk mengestimasi kekuatan beton di lapangan, dapat digunakan ASTM C 1074
(Practice for Estimating Concrete Strength by Maturity Method).

1.3

Pengertian

1) Temperatur datum
Temperatur yang dikurangkan pada temperatur beton yang diukur, untuk menghitung
factor temperatur waktu. Untuk tujuan metode pengujian ini, temperatur datum dapat
diasumsikan sama dengan 0oC. Keterangan lebih lanjut mengenai temperatur datum,
lihat petunjuk ASTM C 1074 (Practice for Estimating Concrete Strength by Maturity
Method);
2) Kematangan
Tingkat perkembangan suatu sifat dari suatu camouran yang mengandung bahan semen,
tergantung dari reaksi kimia yang terjadi pada campuran tersebut dan cara perawatannya;
3) Kekuatan potensial
Kekuatan benda uji yang akan ditentukan pada umur tetentu di bawah kondisi perawatan
standar.
4) Persamaan pendugaan
Persamaan berupa garis lurus yang menggambarkan hubungan antara kekuatan tekan dan
logaritma factor temperatur waktu;
5) Kekuatan yang diproyeksikan
Kekuatan potensial yang diestimasi dengan menggunakan kekuatan umur awal yang
diukur dan persamaan pendugaan yang (ditetapkan sebelumnya)
6) Faktor temperatur-waktu
suatu indikator kematangan yang dihitung dari riwayat temperatur beton.

KETENTUAN

2.1 Umum
Ketentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut :
1) Setiap benda uji yang diuji harus dilakukan oleh operato yang sama ;
2) Peralatan yang dipakai harus dikalibrasi sesuai ketentuan yang berlaku ;
3) Hasil pengujian harus ditanda tangani oleh tenaga pelaksana yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab pengujian ;
4) Laporan pengujian harus disyahkan oleh kepala laboratorium dengan dibubuhi nama,
tanda tangan, nomor surat & cap instansi.

2.2 Teknis

2.2.1 Peralatan
a) Perlengkapan dan alat bantu untuk membuat benda uji dan mengukur sifat-sifat
beton segar, harus sesuai dengan petunjuk Pd M 16-1996-03. (Metode Pembuatan
dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium);
b) Cetakan harus sesuai denganASTM C 470 (Spesification for Molds for Forming
Concrete Test Cylinders Vertically);
c) Pencatat temperatur, peralatan pencatat temperatur harus memenuhi ketentuan
sebaga berikut:
1) Dapat memonitor dan mencatat temperatur benda uji sebagai fungsi dari waktu,
terdiri dari termokopel atau termisor yang dihubungkan dengan grafik pencatat
menerus atau datalonger digital. Untuk perlengkapan digital, harus dapat
mencatat dengan selanh waktu jam atau kurang untuk 48 jam pertama dan 1
jam atau kurang untuk waktu sesudahnya. Alat pencatat temperatur harus
memiliki ketelitian sekurang kurangnya 1oC.
2) peralatan alternative terdiri dari perlengkapan kematangan otomatis yang dapat
menghitung dan menunjukan faktor temperatur waktu atau indeks kematangan
yang dapat diterima sebagai mana diuraikan dalam ASTM C 1074 (Practice for
Estimating Concrete Strengt by the Maturity Method); peralatan kematangan

alternatif menggunakan nilai khusus dari temperatur dalam untuk mengevaluasi


faktor temperature-waktu. Nilai yang dapat diterima adalah 10oC dan 1oC.

2.2.2 Pengambilan Contoh Uji


Ambil contoh uji dan lakukan pengujian beton segar sesuai dengan ketentuan Pd M 161996-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan) atau SNI 032493-1991 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium);

2.3

Ketetapan

1) Koefisien variasi pada laboratorium yang sama,ditentukan sebesar 3,6 % untuk sepasang
silinder yang dicetak dari suatu pencampuran (batch) yang sama. Oleh karena itu, hasil
dari dua pengujian kekuatan pada laboratorium yang sama, silinder yang berbeda dan
dibuat dari bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih besar 10 % dari nilai rata-rata.
2) Koefisisen variasai multi-hari ditentukan sebesar 8,7% untuk rata-rata pasangan silinder
yang dicetak dari suatu pencampuran (batch) yang sama yang dicampur pada 2 hari
yang berbeda. Oleh karena itu, hasil dari dua pengujian kekuatan masing-masing terdiri
dari rata-rata dua silinder dari suatu pencampuran (batch) yang sama, dibuat dalam
laboratorium yang sama dan dari bahan dengan komposisi yang sama, tidak berbeda
lebih besar 25 % dari nilai rata-ratanya.

3.

PROSEDUR

3.1

Prosedur untuk menguji kekuatan beton pada umur awal dan kekuatan
yang diproyeksikan

1) cetak dan pelihara bahan uji sesuai dengan Pd.M 16-1996-03 (metode Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium); untuk memeriksa proporsi campuran,
catat waktu setelah pencetakan benda uji selesai;
2) tanamkan sensor temperatur pada tengah-tengah salah satu contoh benda uji, aktifkan
alat pencatat temperatur, lanjutkan pemeliharaan sampai sekurang-kurangnya selam 24
jam, catat temperatur beton selama periode pemeliharaan;
3) setelah 24 jam, segera keluarkan benda uji dari cetakan kemudian kaping sesuai
dengan ASTM C 617, (Parctice for Capping Cylindrical Concrete Specimens); bahan
kaping yang digunakan harus memiliki kekuatan sama atau lebih besar daripada
kekuatan silinder beton yang diuji pada umur 30 menit dan tidak diperbolehkan
melakukan pengujian kurang 30 menit setelah pengkapingan;
4) uji kuat tekon silinder sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton Silinder) pada umur 24 jam atau sesudahnya, kemudian catat kekuatan
dan umur pada waktu pengujian, umur silinder diukur dengan ketelitian 15 menit dari
waktu pencetakan; kekuatan tiap-tiap umur pengujian merupakan kekuatan rata-rata
sekurang-kurangnya dari dua buah silinder;
5) tentukan faktor temperatur-waktu dengan peralatan pencatat kematangan atau dapat
dihitung riwayat temperature beton dengan cara membagi umur ke dalam rentang
waktu yang sesuai; temperatur beton rata-rata selama masing-masing rentang waktu
dikalikan dengan panjang rentang waktu dan hasilnya dijumlahkan untuk mendapatkan
nilai factor temperatur waktu, atau menggunakan rumus sebagai berikut :

t
M(t) = ( Tn = To ) t (1)
O
Keterangan :
M (t)

: faktor temperatur waktu pad umur t (derajat-jam)

: rentang waktu

Tn

: temperatur beton rata-rata selama rentang waktu t (oC)

To

: temperatur datum (oC)

6) catat faktor temperatur waktu, m, pada umur awal dari benda uji;
7) bila data yang mewakili kuat tekan dan factor temperatur waktu (m), akan digunakan
untuk memproyeksikan kekuatan beton pada waktu-waktu berikutnya, tentukan
kekuatan pendugaan dengan menggunakan persamaan pendugaan seperti pada cara 3.2
3.2

Prosedur Untuk Mencari Persamaan Pendugaan

1) Persiapkan benda uji sesuai dengan SNI 03-2493-1991, (Metode Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton dilaboratorium), gunakan prosedur seperti pada 3. 1 untuk
mendapatkan nilai kuat tekan dan faktor temperatur waktu pada saat pengujian, data
yang diambil meliputi pengujian pada umur 24 jam, 3, 7, 14 dan 28 hari, apabila umur
kekuatan yang diproyeksikan lebih dari 28 hari, maka data harus termasuk pengujian
pada umur yang diinginkan, kekuatan pada tiap-tiap umur adalah nilai rata-rata
kekuatan dari sekurang-kurangnya 2 buah silinder;
2) Untuk mendapatkan data pada 1), dapat juga digunakan data lapangan yang memenuhi
ketentuan Pd, M 16-1996-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Lapangan), denga prosedur yang sama;
3) Siapkan lembaran kertas semi-log, 3 siklus; sumbu Y menyatakan tekanan (skala 1
cm. = 10 Mpa) dan sumbu X (skala logaritma) menyatakan faktor temperatur waktu
pada waktu pengujian (dimulai dari 100oC. Jam dan berakhir pada 100.000oC jam);

4) Plotkan nilai kekuatan yang diperoleh dari 1 ) terhadap faktor temperatur waktu yang
sesuai; gambarkan garis lurus yang mewakili yang melewati titik-titik yang sudah
diplotkan. Garis lurus yang mewakili dapat juga dicari secara menual debgan cara
menarik garis melalui titik-titik yang terdekat dengan garis yang akan dibuat, atau
alternatif lain yaitu dengan menggunakan analisis regresi;
5) Cari persamaan pendugan dengan menggunakan rumus :
SM = Sm + b (log M log m) (2)
Keterangan :
SM

: kekuatan yang diproyeksikan pada faktor temperatur waktu M;

Sm

: kuat tekan yang ditukar pada faktor temperatur waktu m,

: tangen dari garis yang didapat dari cara 4) yaitu jarak vertical
antara perpotongan garis dengan permulaan dan akhir dari satu
siklus pada X dibagi dengan jarak siklus tersebut dalam satuan t
tekanan (MPa).

: faktor temperatur waktu dalam kondisi pemeliharaan standar

: faktor temperatur waktu pada pengujian awal.

6) Gunakan konstanta b dan persamaan (2) unutk menentukan kekuatan pendugaan yang
didasarkan pada hasil-hasil pengujian umur awal; jika dikehendaki untuk memeriksa
ketepatan pendugaan pertama dari nilai b, buat benda uji padanan unutk menguji pada
umur awal, kemudian rawat ssesuai dengan Pd M16-1996-03 (Metode Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan), untuk memeriksa kecukupan proporsi
adukan, catat riwayat temperatur yang tejadi dan uji pada umur 28 hari. Nilai b dapat
diduga kembali dengan menggunakan persamaan
( S Sm )
b = ------------------------------ (log M log m)
Keterangan :
S

: kuat tekan diukur pada M

: faktor temperatur waktu pada pengujian umur 29 hari;

Sm

: kuat tekan yang diukur pada m;

: faktor temperatur waktu pada pengujian umur awal.

3.3 Interpretasi Hasil Pengujian


1) Variabilitas kuat awal yang didapat dari pengujian ini adalah sama atau lebih kecil
daripada yang didapat dari cara tradisional. Jadi hasilnya dapat digunakan dalam
menaksir dengan cepat variabilitas untuk keperluan pengontrolan dan sebagai tanda
perlu tidaknya penyesuaian. Penggunaan hasil-hasil dari metode uji ini dalam
memenuhi spesifikasi pendugaan kekuatan pada umur akhir, harus diterapkan dengan
hati-hati karena kekuatan yang diminta dalam spesifikasi yang ada tidak berdasarkan
pada pengujian umur awal.
2) Diperlukan suatu nilai rentang keandalan untuk menentukan kekuatan yang
diproyeksikan. Rentang keandalan didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diukur
antara kekuatan yang diproyeksikan dan yang diukur pada umur tertentu. Biasanya
rentang keandalan ditentukan pada tingkat kendalan 90 % dan keputusan diterimanya
beton sebagaimna yang diminta dalam spesifikasi, bila memenuhi :
S m > ( SL + K )
Keterangan :
Sm : kekuatan yang diproyeksikan pada umur yang ditentukan:
SL : batas bawah yang ditentukan, khususnya kekuatan tertentu pada umur yang
ditentukan;

K = 1,645

(SM - S)2
------------2n

1,645 : koefisien keandalan untuk probabilitas 5% dalam menerima bahan dengan


kekuatan di bawah SL ;
S

: kekuatan yang diukur setelah perawatan standar hingga umur yang ditentukan, dan

: jumlah nilai pasangan ( SM dan S ) yang digunakan dalam analisis.

LAPORAN

4.1

Pengujian Kekuatan Pada Umur Awal


Laporan pengujian pada umur awal sekurang-kurangnya harus mencantumkan :
1) Nomor identifikasi silinder uji;
2) Diameter silinder uji (mm);
3) Luas potongan melintang silinder uji (mm2);
4) Beban uji maksimum pada silinder (N);
5) Kuat tekan silinder dihitung yang mendekati nilai 0, 10 Mpa;
6) Tipe keruntuhan silinder, bila lain dari kerucut biasanya;
7) Umur silinder pada waktu pengujian;
8) Temperatur campuran awal yang mendekati nilai 1o C;
9) Pencatatan temperatur;
10) Cara pengangkutan ke laboratorium;

4.2

kekuatan Yang Diproyeksikan Pada Umur Berikutnya


Bila data kekuatan umur awal digunakan untuk memproyeksikan pada umur
berikutnya, maka laporan harus mencantumkan :
1) Faktor temperatur waktu, (m) benda uji pda umur awal pada saat pengujian
dihitung yang mendekati derajat jam;
2) Umur kekuatan yang diproyeksikan;
3) Kekuatan yang diproyeksikan dihitung yang mendekati nilai 0. 10 Mpa;

LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH
Kuat tekan
Kekuatan pada umur awal

: comprenssive strength
: early-age strength

Kematangan

: maturity

Kekuatan potensial

: potential strength

Kekuatan yang diproyeksikan

: projected strength

Persamaan pendugaan

: prediction equation

Multi-hari

: multy-day

Kaping

: capping

Koefisien keandalan

: coefidencecoefficieint

LAMPIRAN B
CONTOH FORMULIR ISIAN
Jumlah Contoh Uji

Diterima

Pemilik

Selesai

Jenis

Nama Penguji :
Tabel A
Pengujian Kekuatan Pada Umur Awal

No.

Diameter

Luas

Umur

Temperatur

Temperatur

Beban

Kuat

Tipe

---

---

Permukaan

(jam)

Awal

Pengukuran

(1)

Maksimum

---

Keruntuhan

(mm)

(mm )

---

( C)

( C)

(N)

(MPa)

----

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

Tabel B
Pengujian Proyeksi Pada Umur Berikutnya
No.

Umur

Temperatur C

Selang umur

Temperatur rata-

Temperatur

Kenaikan Faktor

Komulatif,

(jam)

---

(jam)

rata selama selang

Datum

Temp. Waktu

Faktor. Temp.

waktu ( C)

( C-jam)

---

Waktu
o

( C-jam)
(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

KOMULATIF FAKTOR TEMPERATUR - WAKTU

Faktor Temperatur Waktu setelah 28 hari adalah :


t
M(t) = ( Ta To ) t
o

=
Kekuatan yang diproyeksikan 28 hari adalah
SM = SM + b (Log M Log m)

Penguji,
(.............................)

Penanggung jawab,
(..........................................)

(8)

LAMPIRAN C
CONTOH PENGGUNAAN
1.

Pembangunan Persamaan Pendugaan

1.1

Untuk meyakinkan kebenaran hubungan antara kekuatan dan faktor temperatur waktu beton, harus dibuat dari bahan-bahan yang sesungguhnya, termasuk admixture
yang digunakan dalam pekerjaan tersebut. Data lapangan sementara dapat digunakan,
data awal biasanya dimulai dari laboratorium sebelum dimulai produksi di lapangan.
Oleh karena itu contoh benda uji kuat tekan biasanya dibuat & dirawat di laboratorium
serta diuji pada umur 24 jam, 3, 7, 14 dan 28 hari. Disarankan untuk membuat benda
uji paling sedikit 14 buah silinder yang dibuat dan dirawat sesuai ketentuan dalam SNI
03-2493-1991 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium)
1) Contoh Data
Dari suatu contoh benda uji silinder didapat nilai kekuatan sebagai berikut :

No.

Banyak Silinder
(buah)

Umur
24 jam
3 hari
7 hari
14 hari
28 hari

Kuat tekan Rata-rata


(MPa)
9,45
17,10
21,79
25,58
29,30

2) Faktor temperatur waktudapat dihitung dari temperatur yang terjadi pada beton
dengan car membagi umur terhadap rentang waktu yang sesuai dan menjumlahkan
hasil rentang waktu dan temperatur rata-rata yang sesuai untuk masing-masing
rentang. Untuk contoh ini terlebih dahulu diasumsikan temperatur beton adalah
22oC pada saat pembukaan cetakan dan 23oC sesudahnya. Dalam hal ini faktor
temperatur-waktu pada berbagai variasi umur pengujian dapat dihitung sebagai
berikut

Umur x (T-To) = Faktor Temperatur Waktu


24 jam x 22oC

528oC jam

2 hari

x 24 jam x

23oC

528oC jam

1.632oC jam

4 hari

x 24 jam x

23oC

1.632oC jam

3.840oC jam

7 hari

x 24 jam x

23oC

3.840oC jam

7.704oC jam

14 hari

x 24 jam x

23oC

7.704oC jam

15.432oC jam

Keterangan :
To

=
1.2

temperatur datum diambil = Oo C.


Persiapkan kertas semi log 3 siklus dengan 70 divisi, skala 1 cm dalam sumbu
Y sama dengan kenaikan 10 Mpa. Skala logaritma pada sumbu X untuk
siklus yang pertama menyatakan nilai dari 100 s/d 1000o C. jam, siklus yang
kedua dari 1000 s/d 10.000o C. jam dan siklus yang ketiga dari 10.000 s/d
100.000o C. jam. Dari pada 1) dan 2) dapat diplotkan dalam kertas grafis
seperti tampak pada Gambar 1.

1.3

Tentukan garis lurus yang dapat mewakili dengan melewati titik-titik yang
telah diplotkan. Garisn ini menyatakan asumsi hubungan antara kekuatan dan
faktor temperatur-waktu untuk contoh beton ini. Pesamaan garis lurus ini
dinyatakan dalam rumus di bawah ini :
SM = SM + b (log M log m)
Keterangan :
SM, Sm M dan m seperti yang dinyatakan pada 3.2. 5)

1.4

Nilai b adalah tangen dari garis pendugaan dan merupakan jarak vertikal
antara perpotongan garis dengan permulaan dan akhir dari satu siklus dalam
SumbuX dibagi dengan jarak siklus tersebut dalam satuan tekanan. Untuk
contoh ini b = 13.45 Mpa.

1.5

Beberapa beton diproduksi dari bahan-bahan dan proporsi yang sama,


digunakan
dalam menentukan persamaan pendugaan, akan menghasilkan hubungan
kekuatan versus faktor temperatur-waktu yang sama pula.

Faktor Temperatur-Waktu (oC jam)


Gambar 1
Contoh Data Kekuatan Sebagai Fungsi Logaritma Faktor
Temperatur Waktu dan Garis Lurus yang Mewakili persamaan Pendugaan

2.

Kekuatan yang diproyeksi


2.1 Dalam

menggunakan

persaman pendugaan untuk memproyeksi

kekuatan

di

lapangan yang didasarkan pada kekuatan umur awal, contoh uji danpengujian beton
segar, sesuai dengan petunjuk. Cetak dan rawat sekurang-kurangnya 3 buah benda
uji sesuai dengan Pd M 16-1996-03 (metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di Lapangan) untuk memeriksa kecukupan proporsi adukan. Pasang alat
pencatat temperatur ke dalam silinder untuk memonitor temperatur beton. Lanjutkan
perawatan sampai sekurang-kurangnya selama 24 jam.

2.2 Segera setelah masa perawatan selama 24 jam, keluarkan benda uji dari cetakan dan
persiapan untuk pengujian sesuai dengan metode SNI 03-1974-1990 (Metode
Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder). Catat umur beton pada saat pengujian.
Gunakan umur beton ini bersama-sama dengan temperatur yang telah dicatat untuk
menentukan faktor temperatur-waktu (m) pada waktu pengujian. Laporkan kuat
tekan umur awal (Sn) dari rata-rata sekurang-kurangnya 2 buah silinder yang diuji.
Persamaan pendugaan dapat digunakan untuk memproyeksikan kekuatan beton yang
diwakili oleh benda uji.
2.3 Contoh
1) Benda uji kuat tekan dan dirawat (selama 24 jam) di lapangan dalam kondisi standar
pada umur 24 jam, bendea ini dikeluarkan dari cetakannya, dikaping pada masa
pengerasan. Silinder diuji pada umur 26 jam dan kekuatan rata-rata pada umur ini adalah
9,86 Mpa. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Contoh Pencatatan Temperatur dan Perhitungan Untuk Menentukan Faktor
Temperatur - waktu pada umur pengujian.
Umur

Temp (T)

Rentang

Temp rata-rata selama

T-To

Ewsika faktor

mulatif faktor

(jam)

(oC)

Umur (jam)

Rentang waktu (oC)

(oC)

Waktu

Temp. Waktu

(4)

(oC jam)

(6)

(7)

(1)

(2)

(3)

21

21

21

21

21

21

21

21

21

21

42

21

21

21

21

63

11

21

21

21

21

94

10

24

22,5

22,5

135

219

11

24

2,1

24

24

243

12

25

24,5

24,5

24,5

268

14

25

25

25

50

318

15

26

2.5,5

25,5

22,5

340

20

26

26

26

130

470

21

25

25,5

25,5

25,5

496

22

25

25

25

25

520

23

24

24,5

24,5

24,5

545

24

24

24

24

24

569

25

23

23,5

23,5

23,5

592

26

23

23

23

23

615

Umur pengujian

(5)

( C jam)

2)

Kolom (1) & (2) pada tabel 2.3 menunjukan temperatur yang dicatat diperoleh dari
benda uji. kolom (6) memperlihatkan kenaikan faktor temperatur waktu selama
masing-masing rentang umur. Kolom (7) memperlihatkan kumulatif factor
temperatur waktu (m) adalah 615o C jam.

2) Faktor temperatur waktu setelah 28 hari perwatan pada temperatur standar 23o C
adalah :
M = 23o C x 28 hari x 24 jam
= 15.456o C jam
4) Kekuatan yang diproyeksikan pada umur 28 hari, dihitung sebagai berikut :
SM = S m

+ b (log M log m)

= 9,86 + 13,45 (log 15.456-log 615)


= 9,86 + 13,45 (4,189-2,789)
= 28,69 Mpa
Oleh karena itu benda uji ini yang telah dirawat pada temperatur 23o C dalam 28 hari
penuh, diharapkan mempunyai nilai kuat tekan sebesar 28,69 Mpa jika diuji pada umur
28 hari.

Anda mungkin juga menyukai