Anda di halaman 1dari 4

TEKS SEJARAH

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

YUSRI
KELAS XII IPA 2

SMA NEGERI 1 JAYA


KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA
TAHUN 2016

TEKS SEJARAH
Pengertian Teks Sejarah
Teks Sejarah merupakan teks yang didalamnya menjelaskan/menceritakan tentang fakta/kejadian
masa lalu yang menjadi asal muasal sesuatu yang memiliki nilai sejarah.
Struktur Teks Sejarah
1. Orientasi : merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
2. Urutan Peristiwa : merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, yang biasanya
disampaikan dalam urutan kronologis.
3. Reorientasi : berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah
yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja
bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita sejarah.
Ciri - Ciri Teks Sejarah
1. Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.
2. Bentuk teks rekon atau teks cerita ulang
3. Struktur teks orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
4. Sering menggunakan konjungsi temporal.
5. Berisi berupa fakta.
4.
Kaidah Kebahasaan Teks Sejarah
1. Pronomina (kata ganti) : kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai
seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
2. Frasa adverbial : kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
3. Verba material : kata yang berfungsi untuk menunjukan aktivitas atau perbuatan nyata
yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukan perbuatan fisik atau
peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan menyapu.
4. Konjungsi Temporal (kata sambung waktu) : berguna untuk menata urutan-urutan
peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banya memanfaatkan konjungsi (kata
penghubung) temporal.
Jenis - Jenis Teks Sejarah

Sejarah Fiksi :
1. Novel : sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam
bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia
novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong berita".
2. Cerpen : Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam
pengertian modern) dan novel.
3. Legenda : cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai
sesuatu yang benar-benar terjadi.

4. Roman : sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya
melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Bisa
juga roman artinya adalah "kisah percintaan"
Sejarah Non-Fiksi :
1. Biografi : kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang ditulis oleh
orang lain.
2. Autobiografi : kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang ditulis
oleh orang itu sendiri.
3. Certia Perjalanan : teks yang didalamnya menceritakan tentang perjalanan.
4. Catatan Sejarah : teks yang didalamnya menjelaskan/menceritakan tentang
fakta/kejadian masa lalu yang menjadi asal muasal sesuatu yang memiliki nilai
sejarah.
5.
Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi
Sejarah Fiksi :
Jalan pengisahan disusun bedasarkan dunia nyata atau menurunkan pengisahanya dari
dunia nyata.
Penggambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih mendalam.
Pengembangan kharakter tokoh tidak diungkapkan sepenuhnya.
Menyajikan kehidupan sesuai dengan pandangan pribadi pengarang.
Sejarah Non-Fiksi :
Disusun bedasarkan data atau fakta yang objektif
Penggambaran tokoh ditulis lengkap bedasarkan fakta.
Menyajikan kehidupan sesuai dengan data atau fakta.
Cara Mengabstraksi Teks Sejarah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Membaca teks secara lengkap


Menentukan ide pokok
Menentukan kalimat utama
Menentukan kata kunci
Membuat kalimat bedasarkan kata kunci
Menyusun teks menjadi sebuah abstraksi.

Cara Menganalisis Teks Sejarah


1.
2.

Menentukan ide pokok paragraf


Mengindentifikasi Struktur dan kaidahnya

CONTOH :
KOTA SURABAYA
Setiap daerah pasti mempunyai cerita tersendiri dalam pemilihan nama, seperti kota
Surabaya ini.Setidaknya ada tiga keterangan tentang asal nama Surabaya. Keterangan pertama
menyebutkan, nama Surabaya awalnya adalah Churabaya, desa tempat menyeberang di
tepian Sungai Brantas. Hal itu tercantum dalam prasasti Trowulan I tahun 1358 Masehi. Nama
Surabaya juga tercantum dalam Pujasastra Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca. Dalam
tulisan itu Surabaya (Surabhaya) tercantum dalam pujasastra tentang perjalanan pesiar pada
tahun 1365 yang dilakukan Hayam Wuruk, Raja Majapahit.Namun Surabaya sendiri diyakini
oleh para ahli telah ada pada tahun-tahun sebelum prasasti-prasasti tersebut dibuat. Seorang
peneliti Belanda, GH Von Faber dalam karyanya En Werd Een Stad Geboren (Telah Lahir
Sebuah Kota) membuat hipotesis, Surabaya didirikan Raja Kertanegara tahun 1275, sebagai
pemukiman baru bagi para prajuritnya yang telah berhasil menumpas pemberontakan
Kemuruhan tahun 1270 M.
Versi berikutnya, nama Surabaya berkait erat dengan cerita tentang perkelahian hidup dan
mati antara Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon, setelah mengalahkan tentara Tartar
(Mongol), Raden Wijaya yang merupakan raja pertama Majapahit, mendirikan kraton di Ujung
Galuh, sekarang kawasan pelabuhan Tanjung Perak, dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk
memimpin daerah itu. Lama-lama Jayengrono makin kuat dan mandiri karena menguasai
ilmu Buaya, sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono,
diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura. Adu kesaktian dilakukan di pinggir Sungai
Kalimas dekat Paneleh. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung tujuh hari tujuh malam dan
berakhir tragis, keduanya meninggal kehabisan tenaga.
Dalam versi lainnya lagi, kata Surabaya muncul dari mitos pertempuran antara ikan Suro
(Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), perlambang perjuangan antara darat dan laut.
Penggambaran pertarungan itu terdapat dalam monumen suro dan boyo yang ada dekat kebun
binatang di Jalan Setail Surabaya
Versi terakhir, dikeluarkan pada tahun 1975, ketika Walikota Subaya Soeparno
menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai hari jadi Kota Surabaya. Ini berarti pada tahun 2005
Surabaya sudah berusia 712 tahun. Penetapan itu berdasar kesepakatan sekelompok sejarawan
yang dibentuk pemerintah kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata sura ing bhaya yang
berarti keberanian menghadapi bahaya
Semua keterangan mengenai asal usul nama kota tersebut sebagian telah
dibuktikan dengan adanya peniggalan-peninggalan yang menjadi bukti otentik. Namun maih ada
kemungkinan bisa jadi asal-usul itu hanya sebuah cerita yang berkembang dimasyarakat yang
terjadi secara turun-temurun yang ditularkan pada masyarakat luas yang sejatinya akan menjadi
sebuah mitos belaka.

Anda mungkin juga menyukai