Anda di halaman 1dari 19

TEKS CERITA SEJARAH

A. Pengertian Teks Sejarah

Teks cerita sejarah merupakan teks yang didalamnya menjelaskan dan menceritakan
tentang fakta dan kejadian masa lalu yang menjadi asal muasal atau latar belakang
terjadinya sesuatu yang memiliki nilai sejarah.
B. Ciri - Ciri Teks Sejarah
1. Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.
2. Bentuk teks rekon atau teks cerita ulang
3. Struktur teks orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
4. Sering menggunakan konjungsi temporal.
5. Berisi berupa fakta.
C. Struktur Teks Sejarah
1. Orientasi : merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
2. Urutan Peristiwa : merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, yang biasanya
disampaikan dalam urutan kronologis.
3. Reorientasi : berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah
yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh
saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita sejarah.
D. Kaidah Kebahasaan Teks Sejarah
1. Pronomina (kata ganti) : kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan
menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
2. Frasa adverbial : kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
3. Verba material : kata yang berfungsi untuk menunjukan aktivitas atau perbuatan
nyata yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukan perbuatan fisik
atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan menyapu.
4. Konjungsi Temporal (kata sambung waktu) : berguna untuk menata urutan-urutan
peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banya memanfaatkan konjungsi (kata
penghubung) temporal.
E. Jenis - Jenis Teks Sejarah
 Sejarah Fiksi
Cerita sejarah fiksi yaitu cerita sejarah yang tidak nyata. Jalan cerita pada teks sejarah
fiksi disusun berdasarkan kisah dari dunia nyata dan disajian berdasarkan sudut
pandang pribadi pengarangnya. Karakter tokoh yang terdapat pada cerita tidak
digambakan sepenuhnya, jenis jenis cerita sejarah non fiksi antara lain:
1. Novel : sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk
cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella
yang berarti "sebuah kisah atau sepotong berita".
2. Cerpen : Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam
pengertian modern) dan novel.
3. Legenda : cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai
sesuatu yang benar-benar terjadi.
4. Roman : sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya
melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Bisa
juga roman artinya adalah "kisah percintaan"
 Sejarah Non-Fiksi
Cerita sejarah non fiksi yaitu cerita sejarah yang benar-benar pernah terjadi atau
nyata. Jenis-jenis cerita sejarah non fiksi adalah:
1. Biografi : kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang
lain.
2. Autobiografi : kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang ditulis oleh
orang itu sendiri.
3. Certia Perjalanan : teks yang didalamnya menceritakan tentang perjalanan.
4. Catatan Sejarah : teks yang didalamnya menjelaskan/menceritakan tentang
fakta/kejadian masa lalu yang menjadi asal muasal sesuatu yang memiliki nilai
sejarah.
Buku Fiksi Laskar Pelangi
Cerita panjang atau novel yang menceritakan perjalanan hidup seseorang
Karangan Andrea Hirata
Sumber : https://gabrielgirierlangga.blogspot.com
Buku Non Fiksi Max Havelaar
Cerita sejarah yang menceritakan busuknya kolonialisme Hindia-Belanda
Karangan Multatuli
Sumber : https://ibbuku.blogspot.com

F. Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi


 Sejarah Fiksi :
- Jalan pengisahan disusun bedasarkan dunia nyata atau menurunkan pengisahanya dari
dunia nyata.
- Penggambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih mendalam.
- Pengembangan kharakter tokoh tidak diungkapkan sepenuhnya.
- Menyajikan kehidupan sesuai dengan pandangan pribadi pengarang.
 Sejarah Non-Fiksi :
- Disusun bedasarkan data atau fakta yang objektif
- Penggambaran tokoh ditulis lengkap bedasarkan fakta.
- Menyajikan kehidupan sesuai dengan data atau fakta.

Contoh Teks Sejarah

1. Teks cerita sejarah 1

Perang Puputan

Perang Puputan adalah sebuah peristiwa besar khususnya bagi masyarakat Bali,
karena peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah yang menunjukkan keberanian
rakyat Bali untuk menghadapi penjajah kala itu. Dengan perlatan dan senjata yang
seadaanya rakyat Bali mampu menyulitkan pasukan Belanda.

Peristiwa tersebut diawali dari sebuah perahu yang terdampar di wilayah pantai
timur Kerajaan Badung pada pukul 06:00 pagi tanggal 27 Mei 1904, pemilik perahu itu
merupakan orang keturunan Tionghoa yang bernama Kwee Tek Tjiang. Karena perahu
kandas dan rusak parah maka barang yang masih bisa di selamatkan di turunkan. Atas
perintah pemilik barang dan Sie Bo seorang warga cina di Sanur melaporkan langsung
kepada penguasa Sanur pada saat itu yang bernama Ida Bagus Ngurah untuk ikut
mengamankan barang – barang dalam perahu.

Pada tanggal 29 Mei 1904 utusan dari Kerajaan Badung datang untuk memeriksa
perahu barang itu. Dan pemilik perahu itu membuat laporan palsu kepada utusan
kerajaaan dan memfitnah rakyat telah mencuri barangnya. Pemilik perahu meminta ganti
rugi kepada Kerajaan Badung sebesar 3700 ringgit uang perak serta 2300 uang kepeng.
Tentu saja laporan ini tidak di terima Raja Badung, beliau tidak percaya rakyatnya
melakukan hal serendah itu. Lalu pemilik perahu melaporkan hal ini ke Residen
(pemimpin tertinggi kolonial belanda) di Batavia.

Keyakinan teguh Raja Badung membuat Pemerintah Belanda di Batavia geram.


Residen J.Escbacch mengusulkan agar Raja Badung tetap membayar ganti rugi 3000
ringgit. Walau sudah di ultimatum Raja Badung I Gusti Ngurah Made Agung tetap
menolak tuduhan sampai batas waktu 9 Januari 1905. Sikap Raja Badung itu memaksa
pihak Belanda bertindak tegas dan mengirim tentara dan kapal perang nya dari Batavia
ke perairan wilayah timur kerajaan Badung dan siap untuk perang menaklukan raja raja
di Bali.

Raja Badung dengan tegas menyatakan tidak akan gentar sedikit pun dengan
acaman pemerintah Belanda walau harus mati sekalipun untuk mempertahankan
kedaulatan Kerajaan Badung. Raja pun berucap “Nindihin Gumi Lan Swadarmaning
Negara”. Ekspedisi militer 5 Belanda pun tiba di Sanur pada tanggal 12 September
1906. Belanda sekali lagi memberikan peringatan kepada kerajaan Badung dan Tabanan
agar menyerah dengan tempo 2 x 24 jam. Ultimatum tak di gubris. Belanda mulai angkat
senjata. Perang pun di mulai dari timur yaitu menghancur leburkan Puri Kesiman. 3
bataliyon Belanda berhasil menduduki Puri Kesiman pada jam 15:30 sore tanggal 19
September 1906, kemudian Belanda bergerak ke arah barat keesokan harinya siap
menyerang Kerajaan Badung. Perlawanan Laskar Badung pun semakin berkobar.

Raja Badung pun telah mendengar bahwa pasukan Belanda telah memasuki Kota
Denpasar. Pukul 10:30 perempatan dikuasai Belanda yakni jalan Denpasar menuju
Tangguntiti. Pukul 11 siang seluruh keluarga Kerajaan Badung beserta rakyat Badung
mengangkat senjata tumbak dan keris menyatakan "Ngiring Mangkin Puputan". Perang
pun tak terelakan satu persatu pihak Badung gugur. Akhirnya pada pukul 18:00 Laskar
Badung di Pemecutan yang merupakan benteng terakhir terhenti Belanda berhasil
menduduki Badung pada 20 September 1906.

Peristiwa tersebut merupakan peristiwa kelam bagi rakyat Bali karena terjadinya
pertumpahan darah yang didominasi rakyat Bali. Namun perjuangan rakyat Bali untuk
mempertahankan wilayahnya dengan segenap usaha hingga titik darah penghabisan
tidak sia – sia, karena pada akhirnya Indonesia mampu merdeka dan bebas dari
penjajahan Belanda.

2. Teks cerita sejarah 2

Tsunami Aceh 2004

Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleeh permukaan laut
secara vertical dengan tiba – tiba. Hal tersebut pernah terjadi di Indonesia tepaatnya di
kawasan Aceh dan sekitar Sumatra Barat. Hal tersebut memporak porandakan warga di
pesisir barat Sumatra dan sekitar kawasan Samudra Hindia.
Peristiwa tersebut diawali pada tanggal 26 Desember 2004 dengan adanya gempa
berkekuatan 9,1 sampai 9,3 skala Richter mengguncang dasar laut di barat daya Sumatra
pukul 7.59 waktu setempat. Hanya dalam beberapa jam saja, gelombang tsunami dari
gempa itu mencapai daratan Afrika. Sehari setelahnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menyatakan tsunami di Aceh sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.
Bantuan internasional mulai digerakkan menuju kawasan bencana. Kawasan terparah yang
dilanda tsunami adalah Aceh, Khao Lak di Thailand dan sebagian Sri Lanka dan India.
Sekretaris Jendral PBB saat itu, Khofi Annan, menyebut jumlah korban sedikitnya
115.000 orang tewas. Jerman mengirim pesawat militer yang berfungsi sebagai klinik
darurat ke kawasan bencana. Militer Jerman Bundeswehr dikerahkan untuk membantu
korban bencana. Indonesia dinyatakan sebagai kawasan bencana tsunami terparah.
Pemerintah Indonesia menyebut korban tewas akan melebihi 100.000 orang. Pada 1 Januari
2005, Kapal induk Amerika Serikat "USS Abraham Lincoln" tiba di perairan Sumatra
untuk membantu evakuasi korban dan penyaluran bahan bantuan. Helikopter Amerika
Serikat dikerahkan dari kapal induk untuk membagikan bahan bantuan terpenting ke
kawasan bencana di Aceh. Beberapa hari kemudian, bantuan mulai berdatangan baik dari
Pemerintah Indonesia sendiri maupun dari Negara lain seperti Jerman, Australia dan
Amerika Serikat. 2 minggu berselang setelah kejadian tersebut pemerintah Indonesia dan
Jerman mulai membangun sistem peringatan dini tsunami disekitar wilayah samudra
pasifik.
Peristiwa tersbut sangatlah meniggalkan duka bagi Indonesia khsusunya karena
jumlah korban yang meninggal pada kejadian tersebut kebanyakan adalah warga Negara
Indonesia. Namun peristiwa ini mampu menjadikan Indonesia menjadi lebih kuat untuk
menghadapi ancaman bencana bencana besar yang mungkin bisa terjadi dikemudian hari

 Pembahasan 1: Analisis Struktur


1. Struktur teks cerita sejarah 1 berjudul “Perang Puputan”

Struktur Teks Kalimat dalam Teks


Orientasi Perang puputan adalah sebuah peristiwa besar khususnya bagi masyarakat Bali,
karena peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah yang menunjukkan
keberanian rakyta Bali untuk menghadapi penjajah kala itu. Dengan perlatan
dan senjata yang seadaanya rakyat Bali mampu menyulitkan pasukan Belanda.

Insiden 1 Peristiwa tersebut diawali dari sebuah perahu yg terdampar di wilayah pantai
timur kerajaan Badung pada pukul 06:00 pagi tanggal 27 Mei 1904, pemilik
perahu itu merupakan orang keturunan Tionghoa yang bernama Kwee Tek
Tjiang. Karena perahu kandas dan rusak parah maka barang yang masih bisa di
selamatkan di turunkan. Atas perintah pemilik barang dan Sie Bo seorang
warga cina di sanur melaporkan langsung kepada penguasa sanur pada saat itu
yang bernama Ida Bagus Ngurah untuk ikut mengamankan barang – barang
dalam perahu.

Insiden 2 Pada tanggal 29 Mei 1904 utusan dari kerajaan Badung datang untuk
memeriksa perahu barang itu. Dan pemilik perahu itu membuat laporan palsu
kepada utusan kerajaaan dan memfitnah rakyat telah mencuri barang nya.
Pemilik perahu meminta ganti rugi kepada kerajaan Badung sebesar 3700
ringgit uang perak serta 2300 uang kepeng. Tentu saja laporan ini tidak di
terima Raja Badung, beliau tidak percaya rakyatnya melakukan hal serendah
itu.lalu pemilik perahu melaporkan hal ini ke Residen (pemimpin tertinggi
kolonial belanda) di Batavia.
Keyakinan teguh Raja Badung membuat pemerintah Belanda di Batavia
geram. Residen J.Escbacch mengusulkan agar raja badung tetap membayar
ganti rugi 3000 ringgit.

Insiden 3 Walau sudah di ultimatum Raja Badung I Gsti Ngurah Made Agung tetap
menolak tuduhan sampai batas waktu 9 Januari 1905. Sikap Raja Badung itu
memaksa pihak Belanda bertindak tegas dan mengirim tentara dan kapal
perang nya dari Batavia ke perairan wilayah timur kerajaan Badung dan siap
untuk perang menaklukan raja raja di Bali. Raja Badung dengan tegas
menyatakan tidak akan gentar sedikit pun dengan acaman pemerintah Belanda
walau harus mati sekalipun untuk mempertahankan kedaulatan Kerajaan
Badung. Raja pun berucap “Nindihin Gumi Lan Swadarmaning Negara”.
Ekspedisi militer 5 Belanda pun tiba di Sanur pada tanggal 12 September
1906. Belanda sekali lagi memberikan peringatan kepada kerajaan Badung dan
Tabanan agar menyerah dengan tempo 2 x 24 jam. Ultimatum tak di gubris.
Belanda mulai angkat senjata. Perang pun di mulai dari timur yaitu
menghancur leburkan Puri Kesiman. 3 bataliyon Belanda berhasil menduduki
Puri Kesiman pada jam 15:30 sore tanggal 19 September 1906, kemudian
Belanda bergerak ke arah barat ke esokan harinya siap menyerang Kerajaan
Badung. Perlawanan Laskar Badung pun semakin berkobar.

Insiden 4 Raja Badung pun telah mendengar bahwa pasukan Belanda telah memasuki
Kota Denpasar. Pukul 10:30 perempatan di kuasai belanda jalan Denpasar
menuju Tangguntiti. Pukul 11 siang seluruh keluarga kerajaan badung beserta
rakyat badung mengankat senjata tumbak dan keris menyatakan "Ngiring
Mangkin Puputan". Perang pun tak terelakan satu persatu pihak badung gugur.
Akhirnya pada pukul 18:00 Laskar Badung di Pemecutan yang merupakan
benteng terakhir terhenti Belanda berhasil menduduki Badung pada 20
September 1906.

Reorintasi Peristiwa tersebut merupakan peristiwa kelam bagi rakyat Bali karena
terjadinya pertumpahan darah yang didominasi rakyat Bali. Namun perjuangan
rakyat Bali untuk mempertahankan wilayahnya dengan segenap usaha hingga
titik darah penghabisan tidak sia – sia, karena pada akhirnya Indonesia mampu
merdeka dan bebas dari penjajahn Belanda.

 Pembahasan 2: Membandingkan teks cerita Sejarah


Teks cerita sejarah yang dibandingkan pada kesempatan kali ini adalah teks cerita
sejarah 1 yang berjudul “Perang Puputan” dan teks cerita sejarah 2 yang berjudul
“Tsunami Aceh 2004”
1. (5W+1H)
a. Teks pertama
What (apa) : Apa yang mengawali peristiwa perang puputan?
Jawab : Peristiwa tersebut diawali dari sebuah perahu yang
terdampar di wilayah pantai timur kerajaan Badung
Who (siapa) : Siapakah yang terlibat dalam perang puputan?
Jawab : Raja Badung beserta rakyat Badung dan pihak Belanda
When (kapan) : Kapan perang puputan tersebut terjadi?
Jawab : Pada 19 September 1906
Where (dimana) : Dimana tempat kejadian perang puputan?
Jawab : Di Bali
Why (mengapa) : Mengapa perang puputan bisa terjadi?
Jawab : Karena raja Badung yang tetap percaya kepada
rakyatnya bahwa mereka tidak mungkin melakukan
pencurian barang dikapal yang terdampar tersebut.
How (Bagaimana) : Bagaimana akhir dari peristiwa perang Puputan Badung
tersebut?
Jawab : Pada akhirnya, Belanda berhasil menempati benteng
terakhir petahanan rakyat Badung yakni Laskar Badung
di Pemecutan pada 20 September 1906.

b. Teks kedua
What (apa) : apa yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di
Aceh?
Jawab : Peristiwa tsunami
Who (siapa) : siapa saja pihak yang menjadi korban pada kejadian
tersebut?
Jawab : Warga pesisir barat Sumatra dan sebagian pesisir
Samudra Hindia
When (kapan) : Kapan peristiwa tsunami pada daerah aceh tersebut
terjadi?
Jawab : 26 Desember 2004
Where (dimana) : Dimana peristiwa tersebut terjadi ?
Jawab : Aceh
Why (mengapa) : Mengapa peristiwa tsunami Aceh tersebut terjadi ?
Jawab : Gempa berkekuatan 9,1 hingga 9,3 skala Richter.
How (bagaimana) : Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa
tersebut ?
Jawab : Menimbulkan korban lebih dari 100.000 jiwa
2. Struktur teks cerita sejarah
a. Teks pertama

Struktur Teks Kalimat dalam Teks


Orientasi Perang puputan adalah sebuah peristiwa besar khususnya bagi masyarakat Bali,
karena peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah yang menunjukkan
keberanian rakyta Bali untuk menghadapi penjajah kala itu. Dengan perlatan
dan senjata yang seadaanya rakyat Bali mampu menyulitkan pasukan Belanda.
Insiden 1 Peristiwa tersebut diawali dari sebuah perahu yg terdampar di wilayah pantai
timur kerajaan Badung pada pukul 06:00 pagi tanggal 27 Mei 1904, pemilik
perahu itu merupakan orang keturunan Tionghoa yang bernama Kwee Tek
Tjiang. Karena perahu kandas dan rusak parah maka barang yang masih bisa di
selamatkan di turunkan. Atas perintah pemilik barang dan Sie Bo seorang
warga cina di sanur melaporkan langsung kepada penguasa sanur pada saat itu
yang bernama Ida Bagus Ngurah untuk ikut mengamankan barang – barang
dalam perahu.

Insiden 2 Pada tanggal 29 Mei 1904 utusan dari kerajaan Badung datang untuk
memeriksa perahu barang itu. Dan pemilik perahu itu membuat laporan palsu
kepada utusan kerajaaan dan memfitnah rakyat telah mencuri barang nya.
Pemilik perahu meminta ganti rugi kepada kerajaan Badung sebesar 3700
ringgit uang perak serta 2300 uang kepeng. Tentu saja laporan ini tidak di
terima Raja Badung, beliau tidak percaya rakyatnya melakukan hal serendah
itu.lalu pemilik perahu melaporkan hal ini ke Residen (pemimpin tertinggi
kolonial belanda) di Batavia.
Keyakinan teguh Raja Badung membuat pemerintah Belanda di Batavia
geram. Residen J.Escbacch mengusulkan agar raja badung tetap membayar
ganti rugi 3000 ringgit.

Insiden 3 Walau sudah di ultimatum Raja Badung I Gsti Ngurah Made Agung tetap
menolak tuduhan sampai batas waktu 9 Januari 1905. Sikap Raja Badung itu
memaksa pihak Belanda bertindak tegas dan mengirim tentara dan kapal
perang nya dari Batavia ke perairan wilayah timur kerajaan Badung dan siap
untuk perang menaklukan raja raja di Bali. Raja Badung dengan tegas
menyatakan tidak akan gentar sedikit pun dengan acaman pemerintah Belanda
walau harus mati sekalipun untuk mempertahankan kedaulatan Kerajaan
Badung. Raja pun berucap “Nindihin Gumi Lan Swadarmaning Negara”.
Ekspedisi militer 5 Belanda pun tiba di Sanur pada tanggal 12 September
1906. Belanda sekali lagi memberikan peringatan kepada kerajaan Badung dan
Tabanan agar menyerah dengan tempo 2 x 24 jam. Ultimatum tak di gubris.
Belanda mulai angkat senjata. Perang pun di mulai dari timur yaitu
menghancur leburkan Puri Kesiman. 3 bataliyon Belanda berhasil menduduki
Puri Kesiman pada jam 15:30 sore tanggal 19 September 1906, kemudian
Belanda bergerak ke arah barat ke esokan harinya siap menyerang Kerajaan
Badung. Perlawanan Laskar Badung pun semakin berkobar.

Insiden 4 Raja Badung pun telah mendengar bahwa pasukan Belanda telah memasuki
Kota Denpasar. Pukul 10:30 perempatan di kuasai belanda jalan Denpasar
menuju Tangguntiti. Pukul 11 siang seluruh keluarga kerajaan badung beserta
rakyat badung mengankat senjata tumbak dan keris menyatakan "Ngiring
Mangkin Puputan". Perang pun tak terelakan satu persatu pihak badung gugur.
Akhirnya pada pukul 18:00 Laskar Badung di Pemecutan yang merupakan
benteng terakhir terhenti Belanda berhasil menduduki Badung pada 20
September 1906.

Reorintasi Peristiwa tersebut merupakan peristiwa kelam bagi rakyat Bali karena
terjadinya pertumpahan darah yang didominasi rakyat Bali. Namun perjuangan
rakyat Bali untuk mempertahankan wilayahnya dengan segenap usaha hingga
titik darah penghabisan tidak sia – sia, karena pada akhirnya Indonesia mampu
merdeka dan bebas dari penjajahn Belanda.

b. Teks kedua
Struktur Kalimat dalam teks
Orientasi Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleeh permukaan laut
secara vertical dengan tiba – tiba. Hal tersebut pernah terjadi di Indonesia
tepaatnya di kawasan Aceh dan sekitar Sumatra Barat. Hal tersebut memporak
porandakan pesisir barat Sumatra dan sekitar kawasan Samudra Hindia.

Insiden 1 Peristiwa tersebut diawali pada tanggal 26 Desember 2004 dengan adanya
gempa berkekuatan 9,1 sampai 9,3 skala Richter mengguncang dasar laut di
barat daya Sumatra pukul 7.59 waktu setempat. Hanya dalam beberapa jam saja,
gelombang tsunami dari gempa itu mencapai daratan Afrika. Sehari
setelahnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tsunami di Aceh
sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi. Bantuan
internasional mulai digerakkan menuju kawasan bencana. Kawasan terparah
yang dilanda tsunami adalah Aceh, Khao Lak di Thailand dan sebagian Sri
Lanka dan India.

Orientasi 2 Sekretaris Jendral PBB saat itu, Khofi Annan, menyebut jumlah korban
sedikitnya 115.000 orang tewas. Jerman mengirim pesawat militer yang
berfungsi sebagai klinik darurat ke kawasan bencana. Militer Jerman
Bundeswehr dikerahkan untuk membantu korban bencana. Indonesia
dinyatakan sebagai kawasan bencana tsunami terparah. Pemerintah Indonesia
menyebut korban tewas akan melebihi 100.000 orang. Pada 1 Januari
2005, Kapal induk Amerika Serikat "USS Abraham Lincoln" tiba di perairan
Sumatra untuk membantu evakuasi korban dan penyaluran bahan bantuan.
Helikopter Amerika Serikat dikerahkan dari kapal induk untuk membagikan
bahan bantuan terpenting ke kawasan bencana di Aceh. Beberapa hari
kemudian, bantuan mulai berdatangan baik dari Pemerintah Indonesia sendiri
maupun dari Negara lain seperti Jerman, Australia dan Amerika Serikat. 2
minggu berselang setelah kejadian tersebut pemerintah Indonesia dan Jerman
mulai membangun sistem peringatan dini tsunami disekitar wilayah samudra
pasifik.

Reorientasi Peristiwa tersbut sangatlah meniggalkan duka bagi Indonesia khsusunya karena
jumlah korban yang meninggal pada kejadian tersebut kebanyakan adalah warga
Negara Indonesia. Namun peristiwa ini mampu menjadikan Indonesia menjadi
lebih kuat untuk menghadapi ancaman bencana bencana besar yang mungkin
bisa terjadi dikemudian hari
3. Kaidah kebahasaan
 Teks 1
a. Pronomina (kata ganti) terdapat pada kalimat :
“Pemilik perahu itu membuat laporan palsu kepada utusan kerajaaan dan
memfitnah rakyat telah mencuri barangnya”
b. Frasa adverbial terdapat pada kalimat :
“Karena perahu kandas dan rusak parah maka barang yang masih bisa di
selamatkan di turunkan”
c. Verba material terdapat pada kalimat :
“Dan pemilik perahu itu membuat laporan palsu kepada utusan kerajaaan dan
memfitnah rakyat telah mencuri barangnya”
d. Konjungsi Temporal (kata sambung waktu) terdapat pada kalimat :
“Kemudian, Belanda bergerak ke arah barat ke esokan harinya siap menyerang
Kerajaan Badung”
 Teks 2
a. Pronominal (kata ganti) terdapat pada kalimat
“Sekretaris Jendral PBB saat itu, Khofi Annan, menyebut jumlah korban sedikitnya
115.000 orang tewas.”
b. Frasa adverbial
“Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleeh permukaan laut
secara vertical dengan tiba – tiba”
c. Verba material
“Militer Jerman Bundeswehr dikerahkan untuk membantu korban bencana.”
d. Konjungsi temporal

“Sehari setelahnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tsunami di


Aceh sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.”
 Menganalisis teks cerita sejarah
1. Struktur

Struktur Teks Kalimat dalam Teks


Orientasi Perang puputan adalah sebuah peristiwa besar khususnya bagi masyarakat Bali,
karena peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah yang menunjukkan
keberanian rakyta Bali untuk menghadapi penjajah kala itu. Dengan perlatan
dan senjata yang seadaanya rakyat Bali mampu menyulitkan pasukan Belanda.

Insiden 1 Peristiwa tersebut diawali dari sebuah perahu yg terdampar di wilayah pantai
timur kerajaan Badung pada pukul 06:00 pagi tanggal 27 Mei 1904, pemilik
perahu itu merupakan orang keturunan Tionghoa yang bernama Kwee Tek
Tjiang. Karena perahu kandas dan rusak parah maka barang yang masih bisa di
selamatkan di turunkan. Atas perintah pemilik barang dan Sie Bo seorang
warga cina di sanur melaporkan langsung kepada penguasa sanur pada saat itu
yang bernama Ida Bagus Ngurah untuk ikut mengamankan barang – barang
dalam perahu.

Insiden 2 Pada tanggal 29 Mei 1904 utusan dari kerajaan Badung datang untuk
memeriksa perahu barang itu. Dan pemilik perahu itu membuat laporan palsu
kepada utusan kerajaaan dan memfitnah rakyat telah mencuri barang nya.
Pemilik perahu meminta ganti rugi kepada kerajaan Badung sebesar 3700
ringgit uang perak serta 2300 uang kepeng. Tentu saja laporan ini tidak di
terima Raja Badung, beliau tidak percaya rakyatnya melakukan hal serendah
itu.lalu pemilik perahu melaporkan hal ini ke Residen (pemimpin tertinggi
kolonial belanda) di Batavia.
Keyakinan teguh Raja Badung membuat pemerintah Belanda di Batavia
geram. Residen J.Escbacch mengusulkan agar raja badung tetap membayar
ganti rugi 3000 ringgit.

Insiden 3 Walau sudah di ultimatum Raja Badung I Gsti Ngurah Made Agung tetap
menolak tuduhan sampai batas waktu 9 Januari 1905. Sikap Raja Badung itu
memaksa pihak Belanda bertindak tegas dan mengirim tentara dan kapal
perang nya dari Batavia ke perairan wilayah timur kerajaan Badung dan siap
untuk perang menaklukan raja raja di Bali. Raja Badung dengan tegas
menyatakan tidak akan gentar sedikit pun dengan acaman pemerintah Belanda
walau harus mati sekalipun untuk mempertahankan kedaulatan Kerajaan
Badung. Raja pun berucap “Nindihin Gumi Lan Swadarmaning Negara”.
Ekspedisi militer 5 Belanda pun tiba di Sanur pada tanggal 12 September
1906. Belanda sekali lagi memberikan peringatan kepada kerajaan Badung dan
Tabanan agar menyerah dengan tempo 2 x 24 jam. Ultimatum tak di gubris.
Belanda mulai angkat senjata. Perang pun di mulai dari timur yaitu
menghancur leburkan Puri Kesiman. 3 bataliyon Belanda berhasil menduduki
Puri Kesiman pada jam 15:30 sore tanggal 19 September 1906, kemudian
Belanda bergerak ke arah barat ke esokan harinya siap menyerang Kerajaan
Badung. Perlawanan Laskar Badung pun semakin berkobar.

Insiden 4 Raja Badung pun telah mendengar bahwa pasukan Belanda telah memasuki
Kota Denpasar. Pukul 10:30 perempatan di kuasai belanda jalan Denpasar
menuju Tangguntiti. Pukul 11 siang seluruh keluarga kerajaan badung beserta
rakyat badung mengankat senjata tumbak dan keris menyatakan "Ngiring
Mangkin Puputan". Perang pun tak terelakan satu persatu pihak badung gugur.
Akhirnya pada pukul 18:00 Laskar Badung di Pemecutan yang merupakan
benteng terakhir terhenti Belanda berhasil menduduki Badung pada 20
September 1906.

Reorintasi Peristiwa tersebut merupakan peristiwa kelam bagi rakyat Bali karena
terjadinya pertumpahan darah yang didominasi rakyat Bali. Namun perjuangan
rakyat Bali untuk mempertahankan wilayahnya dengan segenap usaha hingga
titik darah penghabisan tidak sia – sia, karena pada akhirnya Indonesia mampu
merdeka dan bebas dari penjajahn Belanda.

2. Kaidah kebahasaan
a. Pronomina (kata ganti) terdapat pada kalimat :
“Pemilik perahu itu membuat laporan palsu kepada utusan kerajaaan dan
memfitnah rakyat telah mencuri barangnya”
b. Frasa adverbial terdapat pada kalimat :
“Karena perahu kandas dan rusak parah maka barang yang masih bisa di
selamatkan di turunkan”
c. Verba material terdapat pada kalimat :
“Dan pemilik perahu itu membuat laporan palsu kepada utusan kerajaaan dan
memfitnah rakyat telah mencuri barangnya”
d. Konjungsi Temporal (kata sambung waktu) terdapat pada kalimat :
“Kemudian, Belanda bergerak ke arah barat ke esokan harinya siap menyerang
Kerajaan Badung”
3. 5W+1H (apa yang terdapat dalam teks tersebut)
What (apa) : Apa yang mengawali peristiwa perang puputan?
Jawab : Peristiwa tersebut diawali dari sebuah perahu yang
terdampar di wilayah pantai timur kerajaan Badung
Who (siapa) : Siapakah yang terlibat dalam perang puputan?
Jawab : Raja Badung beserta rakyat Badung dan pihak Belanda
When (kapan) : Kapan perang puputan tersebut terjadi?
Jawab : Pada 19 September 1906
Where (dimana) : Dimana tempat kejadian perang puputan?
Jawab : Di Bali
Why (mengapa) : Mengapa perang puputan bisa terjadi?
Jawab : Karena raja Badung yang tetap percaya kepada
rakyatnya bahwa mereka tidak mungkin melakukan
pencurian barang dikapal yang terdampar tersebut.
How (Bagaimana) : Bagaimana akhir dari peristiwa perang Puputan Badung
tersebut?
Jawab : Pada akhirnya, Belanda berhasil menempati benteng
terakhir petahanan rakyat Badung yakni Laskar Badung
di Pemecutan pada 20 September 1906.
4. Makna
Teks cerita sejarah yang berjudul “Perang Puputan” bermakna sebagai sebuah peristiwa
yang menunjukkan keberanian rakyat Bali yang pada masa itu walaupun kekurangn dalam
hal senjata dan peralatan namun mereka tetap gigih melawan penjajah Belanda kala itu.
Bagi mereka lebih baik mati di medan perang atau hidup untuk diinjak injak harga dirinya
oleh penjajah. Semangat perangnya yaitu “puputan” berhasil membakar semangat juang
untuk bersama sama melindungi dan mempertahankan tanah air dari rong rongan bangsa
penjajah

 Mengevaluasi teks cerita sejarah berjudul “Perang Puputan”


 Apabila ditinjaau dari fungis socialnya yaitu merekonstruksi dan
memberika informasi yang berkaitan dengan masa lampau, maka teks cerita
sejarah tersebut sudah mampu merekonstruksi cerita sejarah tersebut secara
kronologis dan mampu memberikan informasi yang diinginkan pembaca
ketika membaca teks tersebut yaitu mampu memahami dan mengetahui
sejarah sesungguhnya yang ditampilkan dalam teks tersebut.
 Kemudian dari segi keakuratan informasi yang diberikan juga sudah tepat.
Teks tersebut mampu memaprkan secara gaamblang dan apa adanya
mengenai runtutan sejarah yang terjadi pada peristiwa Perang Puputan
Badung.
 Jadi secara keseluruhan teks tersebut dapat disimpulkan sebagai teks cerita
sejarah yang informative, sesuai kaidah penulisan, dan dapat
dipertanggungjawabkan keakuratan datanya.
 Menginterpretasi teks cerita sejarah
Dari teks cerita sejarah pertama yang berjudul “Perang Puputan” dapat disimpulkan
maknanya sebagai berikut
 Perang puputan merupakan sebuah tonggak sejarah yang menggambarkan
keberanian rakyat Bali untuk menghadapai para penjajah dengan gagah berani
tanpa takut mati, bagi rakyat Bali sendiri mereka memeiliki pedoman bahwa lebih
baik mati di medan perang daripada diinjak injak harga dirinya oleh penjajah. Itu
menunjukkan kekuatan tekad rakyat Bali sebagai salah satu kearifan lokalnya yang
patut dilestarikan. Meskipun dengan peralatan dan persenjataan yang seadaanya
rakyat Bali mampu memberikan perlawanan yang sengit tanpa pantang menyerah
dengan semangat “puputan” atau perang hingga titik darah penghabisan, rakyat bali
mampu mempersulit pasukan Belanda yang notabene memiliki persenjataan dan
perlatan yang lebih baik. Adapun nilai – nilai yang dapat dipetik dari tekss cerita
sejarah tersebut antara lain:
 Keberanian
 Semangat
 Kerja sama
 Tidak putus asa
 Berpendirian kuat
 Cinta tanah air

Anda mungkin juga menyukai