Kata pengantar
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah tata niaga sering juga disebut pemasaran yang bersumber dari kata
marketing. Kegiatan tata niaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi.
Distribusi menimbulkan suatu kesan seolah-olah orang-orang yang bergerak
didalam bagian ini bersifat statis, menunggu saja apa yang akan mereka peroleh
dari produsen untuk dibagi-bagikan lagi kepada konsumen. Sedangkan marketing
(tata niaga) sebaliknya bersifat dinamis karena tata niaga mencakup semua
persiapan, perencanaan dan penelitian dari segala sesuatu yang bersangkutpaut
dengan perpindahan, peralihan milik atas sesuatu barang atau jasa serta
pelaksanaan perpindahan dan peralihan tersebut. Oleh sebab itu sering terjadi
perbedaan penggunaan istilah dengan maksud yang sama. Agar pengertian tata
niaga itu semakin jelas berikut ini disajikan beberapa batasan-batasan (defenisi)
yang diberikan oleh beberapa para ahli. Sedangkan beberapa batasan tata niaga
(marketing) yang bersumber dari literatur dalam negeri adalah sebagai berikut:
1. Panglaykim dan Hazil
Marketing adalah bagian daripada kegiatan usaha dan dengan mana kebutuhan
manusia dapat dipenuhi, yakni dengan tukar menukar barang-barang dan jasajasa untuk sesuatu yang dianggap perlu dan berharga.
2. Alex S. Nitisemito
Marketing adalah semua kegiatan aktivitas untuk memperlancar arus
barang/jasa dari produsen kegiatan konsumen secara paling efisien dengan
maksud untuk menciptakan permintaan efektif.
3.
4.
BAB II.
TATANIAGA PERTANIAN
A. Arti dan Fungsi Tataniaga
Tataniaga adalah sebagai suatu proses menyoroti gerakan perpindahan barangbarang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen serta segala
kejadian dan perlakukan yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari
usahatani dijual petani, dibeli pedagang, diproses oleh pabrik, dijadikan tepung
maizena, dipacking dalam kantong plastik, botol atau kaleng, dipetikan dan
dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya. Dimana tataniaga memiliki
suatu system meliputi cara, model strategi penyampaian barang-barang dan jasajasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses
penyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial
budaya dan perekonomian masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas
suatu sistem tataniaga tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing.
Jadi suatu sistem tata niaga terdiri dari berbagai sistem ataupun subsistem
pengorganisasiannya. Misalnya suatu saluran tataniaga, atau suatu mata rantai
tata niaga (channel of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata
niaga perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole agent) atau
koperasi.
Sistem tata niaga dianggap efisien apabila memenuhi 2 syarat :
1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen
dengan biaya semurah-murahnya
2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari pada keseluruhan harga
yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta di dalam
kegiatan produksi dan tataniaga barang itu. (Yang dimaksud adil dalam hal ini
Fasilitas
adalah
semua
tidakan
yang
bertujuan
untuk
lembaga perantara,
yaitu
: kerusakan, Kehilangan,
konsumen akhir setelah menempuh jarak yag sangat jauh, antar kabupaten, anatr
propinsi, antar negara bahkan antar benua,baik komoditi olahan maupun olahan.
Dengan demikian sebenarnya jarang sekali produsen melalukan transaksi secara
langsung dengan kosume akhir. Untuk itu digunakan konsep marjin pemasaran. Marjin
pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran.
Pada analisis pemasaran yang sering menggunakan konsep marjin pemasaran yang
dipandang dari sisi harga ini. Marketing margin merupakan selisih harga yang yang
dibayar konsumen akhir dan harga yang terima petani produsen.
Marketing margin dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu:
1. margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir
dengan harga yang diterima petani (produsen).
2. margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa-jasa pemasaran.
Harga yang dibayar konsumen akhir merupakan harga di tingkat pedagang pengecer.
Bila digambarkan dalam suatu kurva, maka keseimbangan harga ditingkat pengecer
merupakan perpotongan antara kurva penawaran turunan(derived supply curve), dengan
kurva permintaan primer (primary demand curve). Sedangkan kesesimbangan harga
ditingkat petani perpotongan antara kurva penawaran primer (primary supply curve)
dengan kurva permintaan turunan (derived demand curve).
Komponen margin terdiri dari dua bahagian, yaitu:
1. biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemsaran untuk melakukan fungsifungsi pemsaran, yang disebut dengan biaya pemsaran atau biaya fungsional
(functional cost)
2. keuntungan (profit) lembaga pemasaran.
Marketing margin adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem
pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang
diterima produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Selain secara verbal,
marjin pemasaran dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis.Produk referensi
merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada
konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan
1 kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah
hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim pemasaran
dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama dengan
konsep nilai tambah (value added). Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah
harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi
antara permintaan dan penawaran produkproduk tersebut.Oleh karena itu nilai margin
pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl,
1977).
Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi,
sementara marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah,
pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut,
persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat menurun,
konstan dan meningkat dengan bertambahnya quantitas yang dipasarkan. Hubungan
antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda memberikan
beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin pemasaran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
tata niaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi. Distribusi menimbulkan suatu kesan
seolah-olah orang-orang yang bergerak didalam bagian ini bersifat statis, menunggu saja apa
yang akan mereka peroleh dari produsen untuk dibagi-bagikan lagi kepada konsumen.
Sedangkan marketing (tata niaga) sebaliknya bersifat dinamis karena tata niaga mencakup
semua persiapan, perencanaan dan penelitian dari segala sesuatu yang bersangkutpaut dengan
perpindahan, peralihan milik atas sesuatu barang atau jasa serta pelaksanaan perpindahan dan
peralihan tersebut. Oleh sebab itu sering terjadi perbedaan penggunaan istilah dengan
maksud yang sama.
Marketing margin adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran
atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima produsen
atas produk pertanian yang diperjualbelikan.
Grading yaitu klasifikasi hasil-hasil pertanian kedalam beberapa golongan mutu yang
berbeda-bed, masing-masing dengan nama dan etiket tertentu. Standarisasi yaitu penentuan
mutu barang menurut ukuran atau patokan tertentu, keuntungan grading yang baik, adil dan
teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2012. Penawaran hasil pertanian.
http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/penawaran-hasil-hasil-pertanian.html. Diakses Pada
tanggal 22 April 2012 Pukul 20.20 WIB
Anonimb. 2010. Teori Permintaan dan Penawaran.
http://hasim319.wordpress.com/2010/04/06/teori-penawaran-dan-permintaan-padapertanian/. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 20.30 WIB
Anonime.2012. Elastisitas Permintaan. http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan.
Diakses Pada tanggal 13 desember 2012 Pukul 22.10 WIB
Anonimc. 2012. Definisi Elastisitas. http://www.scribd.com/
%D8%ADs_mangat/d/69241834/15-C-Definisi-Elastisitas-Penawaran. Diakses Pada tanggal
22 April 2012 Pukul 21.00 WIB
Boediono. 1999. Ekonomi Mikro Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara
Samuelson, Paul A. William D Nordhaus. 1992. Microeconomic: Fourteenth Edition.
Terjemahan Munandar, Haris. B, Wirasubrata. E, Widyatmoko. Mikro Ekonomi. PT.Erlangga.
Jakarta