Anda di halaman 1dari 28

TUGAS SURVEY KONSUMSI

Disusun oleh :
Amalia Mahardhika

1513411003

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2016

SOAL
1.
2.
3.
4.

Pengertian survey konsumsi


Cara penilaian survey konsumsi (apa saja, sebutkan dan jelaskan)
Estimasi bahan makanan
Bahan makanan penukar

Pengertian Survey Konsumsi


Survey Konsumsi Makanan adalah mempelajari/menelaah jumlah makanan
yang dikonsumsi masuk ke dalam tubuh dan membandingkan dengan baku
kecukupan, sehingga diketahui kecukupan gizi yang dipenuhi. Survei Konsumsi
Makanan adalah salah satu metoda yang biasa digunakan untukmengetahui berapa
kuantitas, jenis,dan tingkat kecukupan makanan yang dikonsumsi seseorang
atau masyarakat.
Survei

konsumsi

makanan

bertujuan

untuk

mengetahui

konsumsi

makananseseorang atau kelompok orang, baik secara kualitatif maupun secara


kuantitatif .Metode yang bersifat kualitatif untuk mengetahui frekuensi makan,
frekuensi konsumsi menurut jenis bahanmakanan dan menggali informasi tentang
kebiasaan makan serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut

Cara Penilaian Survey Konsumsi


Penilaian konsumsi makanan dibagi menjadi tiga yakni penilaian konsumsi
makanan tingkat nasional, tingkat rumah tangga dan tingkat individu.
1. Penilaian Konsumsi Makanan Tingkat Nasional
Untuk pengukuran konsumsi makanan pada tingkat nasional dengan cara
Food Balance Sheet (FBS).
Langkah-langkah perhitungan FBS antara lain :
a. Menghitung kapasitas produksi makanan dalam satu tahun (berasal
dari persediaan atau cadangan, produksi dan import bahan
makanan dari negara atau wilayah lain).

b. Dikurangi dengan pengurangan untuk bibit, eksport, kerusakan


pasca panen dan transportasi, diberikan untuk makanan ternak dan
untuk cadangan.
c. Jumlah makanan yang ada tersebut dibagi dengan jumlah
penduduk.
d. Diketahui ketersediaan makanan perkapita, pertahun secara
nasional.
Data Food Balace Sheet tidak dapat memberikan informasi tentang
distribusi dari makanan yang tersedia tersebut untuk berbagai daerah,
apalagi gambaran distribusi di tingkat rumah tangga atau perorangan.
Selain itu juga tidak menggambarkan perkiraan konsumsi pangan
masyarakat berdasarkan status ekonomi, keadaan ekologi, keadaam musim
dan sebagainya. Oleh karena itu, FBS tidak boleh dipakai untuk
menetukan status gizi masyarakat suatu Negara atau wilayah. (Supariasa.
2002. Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta Hal 90)
Berdasarkan kegunaannya data FBS dapat dipakai untuk :
a. Menentukan kebijaksanaan dibidang pertanian seperti produksi
bahan makanan dan distribusi.
b. Memperkirakan pola konsumsi masyarakat.
c. Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat.
2. Penilaian Konsumsi Makanan Tingkat Rumah Tangga
Metode pengukuran konsumsi makanan untuk keluarga atau rumah tangga
adalah sebagai berikut :
a. Metode Pencatatan (food account)
Metode pencatatan dilakukan dengan cara keluarga mencatat
setiap hari semua makanan yang dibeli, diterima dari orang lain
ataupun dari hasil produksi sendiri. Jumlah makanan dicatat dalam
URT (ukuran rumah tangga), termasuk harga eceran bahan makanan
tersebut. Cara ini tidak memperhitungkan makanan cadangan yang

ada di rumah tangga dan juga tidak memperhatikan makanan dan


minuman yang dikonsumsi di luar rumah dan rusak, terbuang atau
tersisa atau diberikan pada binatang piaraan. Lamanya pencatatan
umumnya tujuh hari. (Gibson, 1990).
Langkah-langkah pencatatan (food account) antara lain :

Keluarga mencatat seluruh makanan yang masuk ke rumah


yang berasal dari berbagai sumber tiap hari URT (ukuran

rumah tangga) atau satuan ukuran volume atau berat.


Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan

konversikan ke dalam ukuran berat setiap hari.


Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap
hari

(Supariasa. 2002. Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC :


Jakarta Hal 90).
b. Metode pendaftaran makanan (food list method)
Metode pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan
mencatat seluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selama
periode survei dilakukan (biasanya 1-7 hari). Pencatatan dilakukan
berdasarkan jumlah bahan makanan yang dibeli, harga dan nilai
pembelinya, termasuk makanan yang dimakan anggota keluarga
diluar rumah. Jadi data yang diperoleh merupakan taksiran/perkiraan
dari responden. Metode ini tidak memperhitungkan bahan makanan
yang terbuang, rusak atau diberikan pada binatang piaraan.
Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan ukuran berat atau
URT. Selain itu dapat dipergunakan alat bantu seperti food model
atau contoh lainnya (gambar-gambar, contoh bahan makanan aslinya
dan

sebagainya)

untuk

membantu

daya

ingat

responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu


dengan formulir yang telah disiapkan, yaitu kuisioner terstruktur

yang memuat daftar bahan makanan utama yang digunakan keluarga.


Karena data yang diperoleh merupakan taksiran atau perkiraan maka
data yang diperoleh kurang teliti.
Langkah-langkah metode pendaftaran makanan :

Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke


rumah tangga dalam URT berdasarkan jawaban dari responden

selama periode survei.


Catat jumlah makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota

keluarga baik dirumah maupun diluar rumah.


Jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh.
Cata umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
Hitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan per kapita,

dibagi dengan jumlah anggota keluarga.


c. Metode inventaris (infentory method)
Metode inventaris ini juga sering disebut log book method.
Prinsipnya dengan cara menghitung atau mengukur semua
persediaan makanan di rumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari
awal sampai akhir survei. Semua makanan yang diterima, dibeli dan
dari produksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari
selama periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu).
Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk selama
penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang peliharaan
juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau
responden yang sudah mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf.
(Gibson, 1990).
Langkah metode inventaris :

Cata dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di


rumah pada hari pertama survei.

Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang diperoleh


(dibeli, dari kebun, pemberian orang lain dan makan di luar

rumah) keluarga selama hari survei.


Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada

orang lain, rusak, terbuang dan sebagainya selama hari survei.


Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah

pada hari terakhir survei.


Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang

digunakan keluarga selama periode survei.


Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing

yang ikut makan.


Hitung rata-rata perkiraan kosumsi keluarga atau konsumsi
perkapita dengan membagi konsumsi keluarga dengan jumlah
anggota keluarga.

(Supariasa. 2002. Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC :


Jakarta Hal 90).

d. Pencatatan makanan rumah tangga (household record)


Pengukuran dengan metode household food record ini dilakukan
dalam periode satu minggu oleh responden sendiri. Dilaksanakan
dengan menimbang atau mengukur dengan URT (Ukuran Rumah
Tangga) seluruh makanan yang ada di rumah termasuk cara
pengolahannya. Biasanya tidak memperhitungkan sisa makanan
yang terbuang dan dimakan oleh binatang piaraan. Metode ini
dianjurkan untuk tempat atau daerah, dimana tidak banyak variasi
penggunaan bahan makanan dalam keluarga dan masyarakatnya
sudah bisa membaca dan menulis. (Supariasa. 2002. Status Gizi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta Hal 93)
Langkah-langkah metode household food record antara lain :

Responden mencatat dan menimbang atau mengukur semua

makanan yang dibeli dan diterima oleh keluarga selama


penelitian (biasanya satu minggu).
Mencatat dan menimbang atau mengukur semua makanan yang

dimakan keluarga, termasuk sisa dan makanan yang dimakan

oleh tamu.
Mencatat makanan yang dimakan anggota keluarga di luar

rumah.
Hitung ratar-rata konsumsi konsumsi keluarga atau konsumsi
perkapita.

(Supariasa. 2002. Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC :


Jakarta Hal 93)
e. Metode Telepon
Dewasa ini survei konsumsi dengan metode telepon semakin
banyak digunakan terutama untuk daerah perkotaan dimana sarana
komunikasi telepon sudah cukup tersedia. Untuk negara berkembang
metode ini belum banyak dipergunakan karena membutuhkan biaya
yang cukup mahal untuk jasa telponnya.
Langkah-langkah dalam metode telepon antara lain :

Petugas melakukan wawancara terhadap responden melalui


telepon tentang persediaan makanan yang dikonsumsi keluarga

selama periode survei


Hitung persediaan makanan keluarga berdasarkan hasil

wawancara melalui wawancara melalui telepon tersebut.


Tentukan pola konsumsi keluarga.

(Supariasa. 2002. Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC :


Jakarta Hal 93)
3. Penilaian Konsumsi Makanan Tingkat Individu

Menurut I Nyoman Supariasa (2001) beberapa metode pengukuran


konsumsi makanan untuk individu anatara lain :
a. Metode food recall 24 jam
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat
jenis dan jumah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24
jam yang lalu. Dalam metode ini, responden, ibu atau pengasuh
(bila anak masih kecil) diminta untuk menceritakaan semua yang
dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin).
Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat
tidur malam harinya atau dapat juga dimulai dari waktu saat
dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh.
Misalnya, petugas datang pada pukul 07.00 ke rumah responden,
maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat
itu) dan mundur ke belakang sampai pukul 07.00, pagi hari
sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah
terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24
jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah
konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan
menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring, dan lain-lain) atau
ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari.
Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1x24 jam), maka data
yang

diperoleh

kurang

represntatif

untuk

menggambarkan

kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam


sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturutturut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24
jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat

gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang
intake harian individu (Sanjur, 1997).
Langkah-langkah dalam pelaksanaan recall 24 jam antara lain :
1) Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan
mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi
responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun
waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu responden
mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu
kegiatannya

seperti

waktu

baru

bangun,

setelah

sembahyang, pulang dari sekolah/bekerja, sesudah tidur


siang dan sebagainya. Selain itu, dari makanan utama,
makanan kecil atau jajan juga dicatat. Termasuk makanan
yang dimakan di luar rumah seperti di restoran, di kantor, di
rumah teman atau saudara. Untuk masyarakat perkotaan
konsumsi tablet yang menagndung vitamin dan mineral
juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul
vitamin A. Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam
ukuran berat (gram). Dalam menaksir/memperkirakan ke
dalam ukuran berat (gram) pewawancara menggunakan
berbagai alat bantu seperti contoh ukuran rumah tangga
(piring, gelas, sendok dan lain-lain) atau model dari
makanan (food model). Makanan yang dikonsumsi dapat
dihitung dengan alat bantu ini atau dengan menimbang
langsung contoh makanan yang akan dimakan berikut
informasi tentang komposisi makanan jadi.
2) Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
3) Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG)
untuk Indonesia.

Agar wawancara berlangsung secara sistematis, perlu disiapkan


kuesioner sebelumnya sehingga wawancara terarah menurut uruturutan waktu dan pengelompokan bahan makanan. Urutan waktu
makan sehari dapat disusun berupa makan pagi, siang, malam dan
snack serta makanan jajanan.
Pengelompokkan bahan makanan dapat berupa makanan pokok,
sumber protein nabati, sumber protein hewani, sayuran, buahbuahan dan lain-lain.
b. Metode Estimated Food Records
Metode ini disebut juga food records atau dietary records, yang
digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Responden
diminta mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali
sebelum makan. Menimbang dalam ukuran berat pada periode
tertentu, termasuk cara persiapan dan pengelolaan makanan.
Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati
sebenarnya tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi
oleh individu.
Penjelasan lain tentang metode ini yakni metode yang dilakukan
untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini
responden diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan
minum setiap kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga
(URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode
tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan
pengolahahan makanan tersebut.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan food records antara lain :

Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT


atau gram (nama masakan, cara persiapan dan pemasakan
bahan makanan).

Petugas memperkirakan/estimasi URT ke dalam ukuran berat

(gram) untuk bahan makanan yang dikonsumsi tadi.


Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dalam DKBM.
Membandingkan dengan AKG.

Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati


sebenarnya (true intake) tentang jumlah energy dan zat gizi yang
dikonsumsi oleh individu.
c. Metode Penimbangan Makanan (Food Weighing)
Responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi selama 1 hari. Penimbangan makanan
ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dati tujuan, dana
penelitian, dan tenaga yang tersedia.
Terdapatnya sisa makanan setelah makan juga perlu ditimbang sisa
tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang
dikonsumsi.
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan antara lain :

Petugas/responden menimbang makanan dan mencatat bahan

makanan/makanan yang dikonsumsi dalam gram.


Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian
dianalisis dengan menggunakan DKBM atau DKGJ (Daftar

Kompisis Gizi Jajanan).


Membandingkan hasilnya dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan (AKG).

d. Metode Riwayat Makanan (Diethary History Method)


Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola
kunsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama
(bisa 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun). Burke (1947) menyatakan bahwa
metode ini terdiri dari tiga komponen, yaitu :

1. Komponen pertama adalah wawancara (termasuk recall 24


jam), yang mengumpulkan data tentang apa saja yang dimakan
responden selama 24 jam terakhir.
2. Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari
sejumlah bahan makanan dengan memberikan daftar (check
list) yang sudah disiapkan, untuk mengecek kebenaran dari
recall 24 jam tadi.
3. Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari
sebagai cek ulang.
Langkah-langkah dalam metode riwayat ini antara lain :
1) Petugas menanyakan kepada responden tentang pola kebiasaan
makannya. Variasi makan pada hari-hari khusus seperti hari
libur, dalam keadaan sakit dan sebagainya juga dicatat.
Termasuk jenis makanan, frekuensi penggunaan, ukuran porsi
dalam URT serta cara memasaknya (direbus, digoreng,
dipanggang dan sebagainya).
2) Lakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh dengan cara
mengajukan pertanyaan untuk kebenaran data tersebut.
e. Metode Frekuensi Makanan (Food Frequensi)
Metode ini untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi
sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu.
Meliputi hari, minggu, bulan, atau tahun, sehingga diperoleh
gambaran pola konsumsi makanan secara kualitatif. Kuesioner
frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan dan
frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu.
Selain itu dengan metode frekuensi makanan dapat memperoleh
gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kuantitatif, tapi
karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan
individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini
paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi.

Kuesioner frekuensi makanana memuat tentang daftar tentang bahan


makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut
pada periode tertentu.
Langkah-langkah metode frekuensi makanan:

Responden diminta untuk member tanda pada daftar makanan


yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya

dan ukuran porsinya.


Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis
bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan
sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula.

Food Frequency Questionnaire (FFQ) telah digunakan secara luas,


terutama pada penelitian epidemiologi penyakit kronik, untuk melihat
pola makan dari individu yang menjadi subjek penelitian. Pertanyaan
didesain untuk mengukur asupan secara umum dan asupan jangka
panjang (Feskanich et al. 1993 dalam Lu, Yi-Ping. 2000). FFQ terdiri
dari dua bagian yaitu daftar makanan atau kelompok makanan dan
respon yang mengindikasikan seberapa sering makanan atau
kelompok makanan dikonsumsi selama periode waktu tertentu. Daftar
bahan makanan dapat berupa daftar singkat dan fokus pada zat gizi
tertentu hingga daftar yang memuat beberapa ratus makanan yang
didesain untuk mengukur diet total.
Frekuensi respon pilihan dapat dibuat secara umum (seperti sering,
kadang-kandang, dan tidak pernah) atau lebih rumit dan spesifik
(seperti: jumlah konsumsi perhari, perminggu, perbulan), periode
waktu dalam mengingat, umunya dari 1 bulan hingga 1 tahun (Wright
& Guthrie, 1995 dalam Lu, Yi-Ping. 2000).
Metode frekuensi makanan ini adalah untuk memperoleh data tentang
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi
selama periode tertentu. Periode waktu dapat ditentukan oleh si

peneliti sesuai dengan tujuan penelitian seperti dalam jangka waktu


hari, minggu, bulan atau tahun (Supariasa, 2001).
Tujuan dari metode frekuensi makanan ini adalah untuk memperoleh
gambaran pola konsumsi makanan atau bahan makanan secara
kualitatif. Kuestioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan
makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut
pada periode tertentu. Metode ini dapat digunakan dalam menegakkan
suatu hipotesis bahwa jumlah konsumsi zat gizi pada masa lalu bila
dikaitkan dengan resiko penyakit jauh lebih penting dari apa yang
dimakan pada saat sekarang. Namun dengan penggunaan metode ini,
presisi pengukuran (penimbangan makanan) diabaikan. Hal ini untuk
dapat menggali informasi kebiasaan makan makanan tertentu pada
waktu yang lebih lama (Gibson, 1990).

Estimasi Bahan Makanan


Metode ini disebut juga food record atau diary record, yang digunakan
untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta
untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan
dalam ukuran rumah tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram)
dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan
pengolahan makanan tersebut (Supariasa, 2012).
Berbeda dengan penulis sebelumnya, Siagian, 2010 menuliskan bahwa periode
waktu yang dilakukan pada metode estimasi ini biasanya 3-7 hari dengan
memperhitungkan hari secara proporsional, berupa hari-hari biasa dan weekend.
Hal ini diperkuat lagi dalam Almatsier et al,2011 yang menuliskan bahwa periode
waktu untuk metode ini biasanya antara 1 hingga 7 hari. Pada dasarnya tidak ada
aturan baku dalam penentuan jumlah hari. Jumlah hari yang diperlukan dalam

metode ini bervariasi, biasanya tiga, lima atau tujuh hari. Akhir minggu harus
secara proporsional disertakan pada periode survey makanan pada setiap subjek
untuk memperhitungkan efek hari dalam minggu yang potensial pada asupan
pangan dan zat gizi. Tidak ada kesepakatan tentang jumlah, jarak dan pemilihan
hari pencatatan untuk mencirikan baik asupan aktual maupun asupan kebiasaan
pangan dan /atau zat gizi individu dengan metode estimasi ini.
Untuk pencatatan dalam metode estimasi yang digunakan dapat berupa formulir
khusus atau buku kecil yang berupa lembaran kosong atau telah berisi anjuran
kategori pangan setiap hari. Pada beberapa penerapan, pangan ditimbang atau
diukur dengan prosedur tertentu. Prosedur pencatatan, terutama yang berkaitan
dengan deskripsi lengkap jenis dan kuantitas pangan, harus dijelaskan kepada
subjek atau responden. Umumnya, dengan pencatatan-segera ini diharapkan
kelupaan akan menjadi minimal. Pencatatan ini kemungkinan akan mengubah
perilaku makan. Hal ini tidak diinginkan karena data yang diinginkan adalah
asupan pangan yang lazim pada subjek atau keluarganya.
Deskripsi lengkap makanan atau minuman yang harus dijelaskan berupa kuantitas
(URT : piring, sendok, dll), jenis, metode pemasakan dan merk (bagi produk
olahan). Untuk makanan yang terdiri atas campuran bahan makanan (mixed
dishes) (misalnya seperti gado-gado), kuantitas dari setiap bahan mentah yang
digunakan dalam resep makanan, berat akhir dari campuran makanan, dan
kuantitas yang dikonsumsi oleh subjek harus dicatat, jika memungkinkan.
Ukuran porsi makanan dapat diperkirakan oleh responden dengan menggunakan
berbagai prosedur, yang masing-masing berbeda taraf presisinya. Untuk mengukur
porsi pangan dapat digunakan URT baku seperti piring, sendok makan.
Pengukuran tambahan dapat dilakukan dengan menggunakan penggaris (untuk
daging dan kue) dan hitungan (untuk telur dan roti). Ukuran porsi biasanya
dikonversi ke gram oleh peneliti sebelum menghitung asupan zat gizi.

Berdanier, 2008 menuliskan cara pengisian sederhana untuk food records adalah
sebagai berikut :
1. Tanggal. Catat tanggal pada bagian atas form
2. Nama. Catat nama pada bagian atas form yang telah disediakan
3. Waktu makan. Catat waktu makan tiap hari dari pagi sampai malam
4. Makanan/tempat makan. Catat jenis makanan (sarapan, makan siang,
makan malam, snack, dll) dan dimana tempat makan (dirumah/restoran)
5. Item bahan makanan. Catat nama masing-masing bahan makanan yang
dimakan
6. Deskripsi/persiapan. Termasuk informasi bagaimana bahan makanan
tersebut disiapkan
7. Jumlah. Catat jumlah dari masing-masing bahan makanan dengan
menggunakan URT atau lakukan penimbangan.
Untuk membantu menganalisis intake bahan makanan tersebut, maka responden
harus memperhatikan dan mematuhi petunjuk yang tertera pada form yaitu :
1. Jangan mengubah kebiasaan/pola makan anda dan jangan mencoba untuk
memodifikasi intake makanan, karena intake makanan anda akan di catat.
2. Catatlah segala sesuatu yang anda makan atau minum. Termasuk semua
snack . termasuk juga suplemen vitamin atau mineral berserta dosis/hari.
3. Catatlah sesegera mungkin makanan yang anda makan. Catatlah dengan
jelas.
Cara pengisian food records ini lebih jelas lagi diuraikan dalam Supariasa, 2012.
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT atau gram
(nama masakan, cara persiapan dan pemasakan bahan makanan)
2. Petugas memperkirakan/estimasi URT ke dalam ukuran berat (gram) untuk
bahan makanan yang dikonsumsi tadi
3. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan DKBM

4. Membandingkan dengan AKG


Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati sebenarnya
(true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh individu.
Kelebihan metode estimated food records :
1. Metode ini relatif murah dan cepat
2. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar
3. Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari
4. Hasilnya relatif lebih akurat
Kekurangan metode estimated food records :
1.

Metode ini terlalu membebani responden, sehingga sering menyebabkan


responden merubah kebiasaan makannya.

2.

Tidak cocok untuk responden yang buta huruf


3. Sangat tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam
mencatat dan memperkirakan jumlah konsumsi.

Bahan Makanan Penukar


Dalam menyusun menu keluarga, Daftar Bahan Makanan Penukar amat
diperlukan. Daftar Bahan Makanan Penukar membantu kita mencari pilihan
bahan-bahan makanan yang beraneka ragam tetapi sama kandungan gizinya.
Dalam bahasa baku, menu ialah susunan bermacam makanan yang dihidangkan.
Makanan disini tidak terbatas hanya pada sesuatu yang dimakan, tetapi juga
sesuatu yang diminum. Lalu pengertian Daftar Bahan Makanan Penukar ialah
Daftar yang membuat bahan-bahan makanan dalam jumlah tertentu dengan
kandungan gizi yang kurang lebih sama sehingga bisa disaling tukarkan satu
macam bahan makanan dengan yang lainnya.Untuk lebih memudahkan kita dalam
menyusun bahan makanan yang beraneka ragam dan sama kandungan gizinya,
mari kita amati daftar makanan-makanan dibawah ini.
GOLONGAN I
BAHAN MAKANAN SUMBER KARBOHIDRAT
Golongan bahan makanan ini umumnya digunakan sebagai makanan pokok atau
makanan jajanan. Satu satuan bahan makanan penukar mengandung 181 kalori
dan 4 gram protein.
N
o

Nama Bahan Makanan


Beras setengah giling

2
3
4.

5
6

Bihun

Berat

Tiap

Satuan Ukuran

Rumah

Penukar

Tangga (URT)

50 gram

gelas

50 gram

1 gelas

Biskuit meja

50 gram

4 gelas

Bulgur

50 gram

gelas

Bubur beras

400 gram

1/5 gelas

Crackers

50 gram

5 gelas besar

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Jagung

50 gram

gelas

Jawawut

50 gram

gelas

Kentang

200 gram

Makaroni

50 gram

gelas

Maizena *)

50 gram

9 sendok makan

Mi basah

250 gram

2,5 gelas

Mi kering

50 gram

1 gelas

Nasi beras

100 gram

gelas

Roti putih

80 gram

4 gelas

Singkong*)

100 gram

1 potong sedang

Talas *)

200 gram

2 potong sedang

Tape singkong*)

100 gram

1 potong besar

Tepung sagu*)

50 gram

Tepung beras

50 gram

12 sendok makan

Tepung jagung

50 gram

12 sendok makan

Tepung gaplek*)

60 gram

10 sendok makan

Tepung terigu

50 gram

8 sendok makan

Tepung hunkwee

40 gram

7 sendok makan

4 buah sedang

10 sendok makan

25
26

Cantel
Ubi *)

50 gram

1. gelas

150 gram

1 buah sedang

Keterangan :
Bahan makanan yang diberi tanda*) kurang mengandung protein sehingga
pemakaian bahan makanan ini perlu ditambah satu satuan penukar bahan makanan
sumber protein, (Golongan II A atau Golongan II B).
GOLONGAN II
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI
Golongan bahan makanan ini biasanya dimanfaatkan sebagai lauk. Satu satuan
penukar mengandung 50 kalori dan 5 gram protein.
No Nama Bahan Makanan

Berat

Tiap

Satuan Ukuran

Penukar

Tangga

Rumah

Daging sapi

25 gram

(URT)
1 potong kecil

2
3

Daging babi
Daging ayam

25 gram
25 gram

1 potong kecil
1 potong kecil

Hati sapi

25 gram

1 potong kecil

Lidah sapi

25 gram

1 potong kecil

Babat

30 gram

1 potong sedang

Usus sapi

40 gram

4 bulatan

Telur ayam

35 gram

1 butir

Telur bebek

30 gram

butir

10

Ikan segar

25 gram

1 potong kecil

11

Ikan asin

15 gram

1 potong kecil

12

Ikan teri

15 gram

1 sendok makan

13

Udang basah

25 gram

1 sendok makan

14

Keju

15 gram

1 potong kecil

BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI


Golongan bahan makanan ini biasanya digunakan sebagai lauk atau makanan
jajanan. Satu satuan penukar mengandung kira-kira 40 kalori dan 5 gram protein.
No Nama Bahan Makanan

Berat

Tiap

Satuan Ukuran

Penukar

Tangga

Rumah

Kacang hijau

25 gram

(URT)
2,5 sendok makan

Kacang kedele

15 gram

1,5 sendok makan

Kacang merah

25 gram

2,5 sendok makan

Kacang tanah kupas

20 gram

2 sendok makan

Kacang tolo

25 gram

2,5 sendok makan

Keju kacang tanah

20 gram

2 sendok makan

Oncom

50 gram

2 potong sedang

Tahu

75 gram

1 biji sedang

Tempe kedele

25 gram

1 potong sedang

GOLONGAN III
SAYURAN
Bahan makanan golongan ini merupakan sumber vitamin, terutama provitamin A
atau karoten, dan mineral (zat kapur, zat besi dan fosfor). Sayuran yang berwarna
hijau atau kuning pada umumnya banyak mengandung karoten. Dianjurkan untuk
selalu memakai campuran sayuran hijau dan kuning dalam setiap hidangan.
Masing-masing bahan makanan dalam kelompok yang sama dibawah ini dapat
saling menggantikan.

Sayuran kelompok A.
Sayuran kelompok ini banyak mengandung aktivitet vitamin A berkisar
antara1000-5000 SI aktivitet vitamin A tiap 100 gram bahan makanan.
1. Bayam
2. Daun beluntas
3. Daun jambu
mede muda
4. Daun kacang
panjang
5. Daun
6.
7.
8.
9.

kedondong
Daun ubi jalar
Daun kecipir
Daun koro
Daun
labu
waluh

10. Daun
mangkokan
11. Daun melinjo
12. Daun pakis
13. Daun pepaya
14. Daun lamtoro
15. Daun
singkong
16. Daun jotang
17. Daun talas
18. Genjer
19. Kangkung
20. Katuk
21. Kemangi

22. Krokot
23. Peterseli
24. Pecay
25. Sawi hijau
26. Slada air
27. Wortel
28. Daun bawang
29. Daun
labu
siam
30. Daun leunca
31. Daun lobak
32. Daun tomat

33.
34. Sayuran kelompok B
35. Sayuran ini lebih sedikit mengandung karoten dibandingkan kelompok A.
Setiap 100 gram sayuran ini mengandung 500-1000 SI aktivitet vitamin A.
1. Buncis
2. Jamur

3. Gambas
(oyong)

4. Kacang kapri

5. Kacang
panjang
6. Kecipir
7. Kol (kubis)

8. Labu air
9. Melinjo
10. Pepaya muda
11. Labu siam
12. Selada

13. Seledri
14. Taoge
15. Tekokak
16. Terong

17.
18. Keterangan :
19. Setiap 100 gram bahan makanan penukar sama dengan dua mangkok
sedang sayur segar (mentah).
20. GOLONGAN IV
21. BUAH-BUAHAN
22. Bahan makanan golongan IV merupakan sumber vitamin dan mineral,
terutama
23. vitamin C. Setiap satuan bahan makanan penukar mengandung 30 mili
gram -80 mili gram vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari bagi seseorang
akan terpenuhi dengan memakan satuan penukar buah24. buahan dalam bentuk segar.
25.
26.

27. Nama

Bahan

28. Berat

Makanan

Tiap

29. Ukuran rumah

Bahan Penukar

Tangga

31.

32. Belimbing

34. 100 gram

30. (URT)
36. 1 buah sedang

1
38.

33.
39. Jambu biji

35.
41. 50 gram

37.
43. 1 buah sedang

2
45.

40.
46. Jambu monyet

42.
48. 25 gram

44.
50. 1 buah sedang

3
52.

47.
53. Jeruk bali

49.
55. 100 gram

51.
57. 1 sisir besar

4
59.

54.
60. Jeruk garut

56.
62. 100 gram

58.
64. 2 buah sedang

5
66.

61.
67. Embacang

63.
69. 100 gram

65.
71. 1 buah sedang

70.

72.

68.
74. Kedondong

75. 100 gram

77. 2 buah sedang

7
78.

79. Kemang

76.
81. 100 gram

83. 1 buah besar

80.

82.

84.

6
73.

(bacang)

85.

86. Mangga

88. 100 gram

90. 1 buah sedang

9
92.

87.
93. Nanas

89.
94. 150 gram

91.
95. 1/3

buah

sedang

96.

97. Pepaya

99. 100 gram

98.

100.

103. 104.
1

Pisang

105.
110. 111.
1

107.
113.

112.

117. 118.
1

100

114.
120.

Sawo

gram
Sirsak

126.

3 buah

109.
115.

10 biji

116.
150

121.
127.

102.
108.
besar

gram

manila

119.
124. 125.

300

gram
Rambutan

potong sedang

106.

ambon

101.

122.

3 buah

sedang
150

gram
128.

123.
129.

1,5

gelas
130.

131.

132.

Keterangan :

133.

Selain buah-buahan yang terdaftar diatas masih banyak lagi buah

yang bersifat musiman, tetapi dian


134.

jurkan untuk memakan buah tersebut karena mudah diperoleh dan

harganya murah.
135.
136.

GOLONGAN V
137.

SUSU

138.

1. Bahan Makanan

2. URT

3. Berat

4. Susu kambing

5. gls

6. 150 cc

umb

7. Susu kerbau

8. gls

9. 100 cc

er

10. Susu sapi

11. 1gls

12. 200 cc

13. Susu kental manis

14. gls

15. 100 cc

16. Saridele

17. 4 sdm

18. 25 g

19. Susu bubuk skim

20. 4 sdm

21. 20 g

22. Susu bubuk penuh

23. 4 sdm

24. 25 g

S
:

Badan Ketahanan Pangan, 2011


139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.

GOLONGAN VI
MINYAK DAN LEMAK

Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2011

150.
25. Bahan Makanan
28. Kelapa
31. Kelapa parut
34. Lemak babi
37. Lemak sapi
40. Margarine
43. Minyak goreng
46. Minyak ikan
49. Minyak kelapa
52. Santan

157.
158.

26. URT
29. 2 ptg kc
32. 10 sdm
35. 2 ptg kc
38. 2 ptg kc
41. 1 sdm
44. 1 sdm
47. 1 sdm
50. 1 sdm
53. gls

27. Berat
30. 60 g
33. 60 g
36. 10 g
39. 10 g
42. 10 g
45. 10 g
48. 10 g
51. 10g
54. 100 cc

151.
152.
153.
154.
155.
156.

159.
160.
161.
162.
163.
164.

165.

Daftar Pustaka

166.
167.

Anonim.2013.Bahan Penukar Makanan. Diambil pada tanggal 8 September


2016. Pkl 21:45 WIB dalam: http://gizziholic.blogspot.co.id/2013/10/daftar-

bahan-makanan-penukar-dan-ukuran.html
168.

Anonim.2014. Metode Penilaian Survey Konsumsi. Diambil pada tanggal 7


September

2016.

Pkl

20:36

WIB

dalam:

http://nurfaizinyunus.blogspot.co.id/2014/02/metode-penilaian-konsumsimakanan.html
169. Luhchindy.2012.Pengertian Survey Konsumsi.Diambil pada tanggal 7
September
dalam

2016.

Pkl

WIB

: http://luhchindy.blogspot.co.id/2012/04/gizi-kesmas-pengukuran-

konsumsi-makanan.html
170.
171.

20:13

172.

Anda mungkin juga menyukai