1) Sebab-Sebab organik :
a) Vagina disebabkan karena keganasan vagina , varises pecah
b) Serviks disebabkan karena perlukaan serviks , polip serviks.
c) Uterus karena mioma uteri.
d) Tuba Fallopi : KET.
e) Ovarium : radang dan tunas ovarium
2) Sebab-sebab Fungsional
Sering di jumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi
ovarium.
2/3 dari wanita yang dirawat di RS untuk perdarahan disfungsionsl
berumur > 40 th , dan 3% di bawah 2 th.
Ada 2 bentuk yaitu :
a) Perdarahn disfungsional dengan ovulasi.
b) Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi.
c. Diagnosa
1) Anamesis tentang mulai perdarahan bagaimana , sifat dan lama
perdarahan , banyak / sedikit perdarahan .
2) Pemeriksaan umum yang menunjuk kemungkinan penyakit metabolic ,
endokrin , menahun dll
IM
(Hidroksi-Progesteron
125
mg),
Per
Os
2. MIOMA UTERI
a. Pengertian
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat, bentuknya ada 2, yaitu :
1) Padat, dominant jaringan ikat
2) Lunak, dominant otot
Mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, dan mengalami
pengeciln setelah menopause. Bila pada masa menopause, mioma tetap
tumbuh dan bertambah besar, maka mengarah pada keganasan.
b. Patologi
1) Pertumbuhan berlapis seperti bawang merah.
2) Lokalisasi
3) Subserosa
a) Dibawah lapisan peritoneum
b) Dapat bertangkai dan melayang dalam cavum abdomen
4) Intramural
Di dalam otot uterus
5) Submukosa
a) Di dalam lapisan dalam rahim
b) Memperluas permukaan cavum uteri
c) Bertangkai dan dapat dikeluarkan melalui canalis servikalis
6) Servikal Mioma
Tumbuh di daerah servik uteri
Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan ikat yang tersusun
seperti konde diliputi pseudokopsul. Perubahan sekunder pada mioma uteri
bersifat degeneratif, karena berkurangnya aliran ke mioma uteri.
Perubahan sekunder meliputi atrofi degeneratif hialin, degenerasi
kistik, degenerasi membantu, dan degenerasi merah.
c. Gejala
1) Perdarahan tidak normal
2) Terasa berat di abdomen bagian bawah
3) Sukar miksi dan defekasi
4) Nyeri
5) Penderita tampak anemis
6) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.
d. Diagnosis
Penderita dating dengan keluhan ada benjolan di perut bagian
bawah,
rasa
berat,
perdarahan
abnormal,
retensia
urine.
Pada
e. Pemeriksaan Penunjang
1) USG abdominal dan transvaginal
2) Laparaskopi
f. Komplikasi
1) Degenerasi panas
2) Torsi yang menimbulkan nekrosis, sindrom abdomen akut
g. Penatalaksanaan
1) Mioma kecil tidak menimbulkan keluhan, tidak perlu di terapi, hanya
diobservasi tiap 3 6 bulan mioma akan menyusut setelah menopause.
3. INFERTILITAS
a. Definisi
Infertilitas
melakukan
hubungan
seksual,
tanpa
telah melakukan
alat
atau
metode
kontrasepsi
jenis
apapun
sel
kelamin
wanita
(sel
telur
atau
ovarium)
(Djuwantono,2008,2).
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja.
Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari
angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%.
Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni
karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
c) Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami
kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi.
Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak
berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan
terjadilah abortus.
d) Endometriosis
e) Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka
tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda
asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita
hamil.
f)
Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas
ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada
seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.
2) Pada Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas
pada pria yaitu:
a) Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
b) Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
c) Abnormalitas ereksi
d) Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan
komposisi kimiawi
e) Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut
sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
f)
dari
pasangan
pria
harus
mencakup
atau
daerah
inguinal,
dan
setiap
paparan
terhadap
timbel,
tidak
berkaitan
dengan
riwayat
semacam
itu.
lubrikans
saat
coital,
jangan
yang
mengandung spermatisida.
g) Pencegahan Infertilitas
1) Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama
infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu,
setiap infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven
RB,1985).
2) Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan
pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven
RB,1985).
3) Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar
hormone testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan
sperma (Steven RB,1985).
4) Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).
4. KISTOMA
a. Pengertian
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus biasanya bertangkai
seringkali bila teral dan dapat menjadi besar .dinding kista tipis dan cairan
di dalam kista jernih serus dan berwana kuning pola dinding kista tampak
epitil kublik berhubungan dengan adanya tangkai dapat terjadi torsi
( putaran tangkai ) dengan gejala gejala mendadak di duga bahwa kista
ini
suatu
kistadenoma
serosum
yang
kehilangan
epitil
kelenjar
b. Angka kejadian
Tumor ovarium ini banyak ditemukan bersama sama dengan kista
denoma ovarii serosum kedua tumor merupakan kira kira 60 % dari
saluran ovarium sedang kistadenoma ovarii musinosium merupakan 40 %
dari saluran kelompok neplasma ovarium
Di indonisia hariadi ( 1970 ) merupakan frekuensi sebesar 27 %
sedangkan gunawan ( 1977 ) menemukan angka 29,9 % sapardan ( 1970 )
37,2 % dan djaswadi 15,1% tumor paling sering terdapat pada wanita
berusia antara 20 50 tahun dan jarang pada masa pra pubertas
c. Gambaran klinis
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler oleh karena iytu prmukan
berbagala ( lobulatet ) kira kira 10 % dapat mencapai ukuran yang amat
besar lebih lebih pada penderita yang datang dari pedesaan pada tumor
yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal tumor
biasanya unilateral akan tetapi bisa di jumpai bilateral
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai kadang kadang
bisa terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi Gangguan ini
menyebabkan
perdarahan
kista
dan
perubahan
degenetatif
yang
rongga
perut
dan
dengan
sekresinya
menyebabkan
d. Penanganan
Penanganan terdiri atas penggankatan tumor jika pda operasi tumor
sudah cukup besar sehingga tidak banyak tampak ovarium yang normal
biasanya dilakukan pengankatan ovarium dan tuba ( salpigo ooforektomi )
pada
waktu
pengangkatan
kista
sedapat
dapatnya
usahakan
5. KANKER SERVIK
a. Pengertian
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam
jaringan serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan vagina). Ada
beberapa tipe kanker serviks.
b. Tipe-Tipe Kanker Servik
Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma
(SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker
serviks. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu faktor
utama tumbuhnya kanker jenis ini. Tipe lain kanker serviks seperti
adenocarcinoma, small cell carcinoma, adenosquamous, adenosarcoma,
melanoma dan lymphoma, merupakan tipe kanker serviks yang langka
yang tidak terkait dengan HPV. Beberapa tipe kanker yang telah
disebutkan, tidak dapat ditanggulangi seperti SCC.
c. Gejala Kanker Servik
Kanker serviks tahap dini tidak menunjukkan gejala. Segera temui
dokter bila Anda mengalami gejala-gejala kanker serviks sebagai berikut:
1) Perdarahan vagina
2) Sakit punggung
3) Sakit saat buang air kecil dan air seni keruh
4) Konstipasi kronis dan perasaan kembung walaupun perut dalam
keadaan kosong.
5) Rasa nyeri saat berhubungan seks dan keputihan
6) Salah satu kaki membengkak
7) Kebocoran urin atau feses dari vagina
d. Carcinoma in Situ (CIS atau CIN)
Carcinoma in situ (CIN) merupakan kumpulan sel pra-kanker ganas
yang berada pada satu lokasi dan belum bergerak dari posisi awalnya serta
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Untungnya di Singapura dan negaranegara berkembang lainnya, penyebaran program skrining kanker serviks
mampu mengurangi kasus kanker serviks yang invasif.
Pap smear dapat mengidentifikasi CIN pada serviks, di mana
pengobatan
dapat
mencegah
perkembangan
kanker.
Wanita
The
Federation
of
Gynecology
and
Obstetrics
(FIGO)
pada
tahap
awal
dapat
diobati
melalui
prosedur