Anda di halaman 1dari 6

I.

SKENARIO
Seorang laki laki 17 tahun datang berobat ke puskesmas dengan keluhan bercak
bercak merah gatal pada badan sejak 1 pekan yang lalu. Kisaran 1 pekan seblum
nya pasien mengalami meriang dan nyeri otot.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : kesadaran : compos mentis
Vital sign : nadi 80 kali permenit RR 20 kali per menit suhu 36,8 c
Keadaan spesifik : dalam batas normal
Status dermatologikus :
Region trunkus anterior :
Papul dan plak eritem multiple, lentikuler sampai numuler, berbentuk oval, diskret
dengan skuama halus.

II.

KLARIFIKASI ISTILAH
Meriang : merasa tidak enak badan kerena kurang sehat, terasa agak demam
Region trunkus anterior : area badan depan
Papul : lesi menonjol yang kecil berbatas tegas dan padat pada kulit
Plak eritem multiple : papul yang besar atau gabugan papul di atas 1 cm disertai kemerahan
pada kulit dalam jumlah banyak
Lentikuler : berbentuk seperti lensa
Numuler : berukuran sebsar dan berbentuk seperti uang logam atau tersusun atas cakrang
yang bulat dan pipih
Diskret : lesi yang tidak menyatu
skuama halus : lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit, skuama yang halus bentuk
nya seperti taburan

III.

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Seorang laki laki 17 tahun datang berobat ke puskesmas dengan keluhan bercak bercak
merah gatal pada badan sejak 1 pekan yang lalu.
2. Kisaran 1 pekan seblum nya pasien mengalami meriang dan nyeri otot.
3. Status dermatologikus :
Region trunkus anterior :
Papul dan plak eritem multiple, lentikuler sampai numuler, berbentuk oval, diskret
dengan skuama halus.

IV.

ANALISIS MASALAH

1. Seorang laki laki 17 tahun datang berobat ke puskesmas dengan keluhan bercak bercak
merah gatal pada badan sejak 1 pekan yang lalu.
a. Hubungan usia dan jenis kelamin terhadap kasus? 1 2
b. Bagaimana patofisiologi dari bercak merah dan gatal ? 3 4
c. Mengapa keluhannya bertambah berat? 5 6
d. Apa saja diagnosis banding dari bercak merah dan gatal? 7 8

2. Kisaran 1 pekan sebelum nya pasien mengalami meriang dan nyeri otot.
a. Bagaimana patofisilogi dari meriang dan nyeri otot? 1 2
b. Bagaimana hubungan antara meriang, nyeri otot dan bercak merah, gatal terhadap
kasus? 3 4
c. Bagaimana patogenesis dari kasus ini? 5 6
3. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : kesadaran : compos mentis
Vital sign : nadi 80 kali per menit RR 20 kali per menit suhu 36,8 c
Keadaan spesifik : dalam batas normal
a. bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik 7 8
normal, self limiting diseases

b. Apa makna klinis dari pemeriksaan fisik yang normal? 1 2

4. Status dermatologikus :
Region trunkus anterior :
Papul dan plak eritem multiple, lentikuler sampai numuler, berbentuk oval, diskret
dengan skuama halus.
a. Mengapa lesi hanya terdapat pada region trunkus anterior? 3 4
b. Bagaimana mekanisme terbentuk nya lesi ? 5 6
c. Bagaimana efloresensi lesi pada kasus ini? 7 8
Lesi yang pertama muncul ini disebut dengan Herald patch/Mother
plaque/Medalion. Insidens munculnya Herald patch dilaporkan sebanyak 1294%, dan pada banyak penelitian kira-kira 80% kasus pitiriasis rosea
ditemukan adanya Herald patch. Jika lesi ini digores pada sumbu panjangnya,
maka skuama cenderung untuk melipat sesuai dengan goresan yang dibuat,
hal ini disebut dengan Hanging curtain sign. Herald patch ini akan
bertahan selama satu minggu atau lebih, dan saat lesi ini akan mulai hilang,
efloresensi lain yang baru akan bermunculuan dan menyebar dengan cepat.
Namun kemunculan dan penyebaran efloresensi yang lain dapat bervariasi
dari hanya dalam beberapa jam hingga sampai 3 bulan. Bentuknya bervariasi
dari makula berbentuk oval hingga plak berukuran 0,5-2 cm dengan tepi yang
sedikit meninggi. Warnanya pink salmon (atau berupa hiperpigmentasi pada
orang-orang yang berkulit gelap) dan khasnya terdapat koleret dari skuama di
bagian tepinya. Umum ditemukan beberapa lesi berbentuk anular dengan
bagian tengahnya yang tampak lebih tenang.

Sterling, J.C. Viral Infections. Dalam: Rooks textbook of dermatology; edisi ke-7. 2004:
79-82.

James William D, Berger Timothy G, Elston Dirk M. Andrews Disease of The Skin
Clinical Dermatology; edisi ke-10. Philadelphia, USA: Elsevier. 2006: 208-9.

Gonzales Lenis M, Allen Robert, Janniger Camila Krysicka, Schwartz Robert A.


Pityriasis Rosea: An Important Papulosquamos Disorder. International Journal of
Dermatology. 2005: 757-64.

Graham-Brown Robin, Bourke Johnny. Mobsys Color Atlas and Text of Dermatology;
edisi ke-2. Philadelphia, USA: Elsevier. 2007: 224-25.

Henderson David, Usatine Richard P. Pityriasis Rosea. Dalam: Usatine Richard P, Smith
Mindy Ann, Mayeaux Jr. E.J. editor. The Color Atlas of Family Medicine. USA: McGraw
Hill. 2009: 630-33.

Aspek klinis :
a.
b.
c.
d.

DD 1 2
Algoritma penegakan diagnosis 3 4
Diagnosis kerja 5 6
Epidemiologi 7 8
Pitiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama pada 15-40 tahun, pada wanita
dan pria sama banyaknya.
e. Etiologi 1 2

f. Faktor resiko 3 4
g. Manifestasi klinis 5 6
h. Pemeriksaan penunjang 7 8
Pitiriasis rosea merupakan diagnosa klinis. Tidak ada tes laboratorium yang membantu
dalam membuat diagnosa. Hasil biopsi lesi kulit yang dilakukan hanya menampakkan
terjadinya inflamasi nonspesifik. Harus diingat bahwa sifilis sekunder juga termasuk
dalam erupsi papuloeritroskuamosa dan dapat sulit dibedakan dari pitiriasis rosea jika
hanya berdasarkan penemuan klinis.6 Oleh karena itu, menanyakan riwayat hubungan
seksual penting jika diagnosa pitiriasis rosea masih diragukan. Pada pasien dengan
riwayat adanya penyakit hubungan seksual atau bekerja sebagai PSK yang membuat
mereka termasuk dalam faktor risiko, pemeriksaan serologis untuk sifilis perlu untuk
dilakukan.

Weller Richard, Hunter John, Savin John, Dahl Mark. Clinical Dermatology; edisi ke-4.
Massachusetts, USA: Blackwell Publishing. 2008: 71-8.

Henderson David, Usatine Richard P. Pityriasis Rosea. Dalam: Usatine Richard P, Smith
Mindy Ann, Mayeaux Jr. E.J. editor. The Color Atlas of Family Medicine. USA: McGraw
Hill. 2009: 630-33.

i.
j.
k.
l.

Tatalaksana (medikamentosa dan non medikamentosa) 1 2


Komplikasi 3 4
Prognosis 5 6
SKDI 7 8
Tingkat Kemampuan 4A: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan
tuntas. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

V.

HIPOTESIS
Seorang laki laki 17 tahun datang dengan bercak merah dan gatal yang didahului dengan
meriang dan nyeri otot mengalami pitiriasis rosea

VI.

LEARNING ISSUE
1. Anatomi, histologi, dan fisiologi kulit 1 2
2. Pitiriasis rosea 3 4 7
3. Efloresensi kulit 5 6 8

1 dita
2 femmy
3 jeje
4 husna
5 tiak
6 dinda
7 kiki
8 kak ina

Anda mungkin juga menyukai