Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Menurut Hendrik L Blum, derajat kesehatan seseorang ataupun masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu lingkungan 45%, perilaku 30%, pelayanan kesehatan
20% dan keturunan 5%.1 Status kesehatan akan tercapai secara optimal bila keempat
faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal. Lingkungan
mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Hal ini
mendorong pemerintah untuk mencanangkan program kesehatan wajib seperti program
upaya kesehatan lingkungan yang salah satunya melalui cakupan pengawasan sarana
jamban yang merupakan sanitasi dasar.1,2
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya dan
perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB) di sembarang tempat, khususnya
ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya.
Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab kematian anak di bawah 3
tahun yaitu sebesar 19% atau sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap
tahunnya.3
Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP)
2006 menunjukan 47% masyarakat masih berperilaku dari buang air di sembarang tempat
(BABS) ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Kondisi tersebut
berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Data angka kejadian
diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16
provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR)
sebesar 2,52.3
Data Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia
menggunakan fasilitas BAB milik sendiri (76,2%), milik bersama (6,7%), dan fasilitas
umum (4,2%).Meskipun sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki fasilitas
BAB, masih terdapat rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB sehingga
melakukan BAB sembarangan, yaitu sebesar 12,9%. Proporsi rumah tangga yang
menggunakan fasilitas BAB milik sendiri di perkotaan lebih tinggi (84,9%) dibandingkan
1
di perdesaan (67,3%); sedangkan proporsi rumah tangga BAB di fasilitas milik bersama
dan umum maupun BAB sembarangan di perdesaan (masing-masing 6,9%, 5,0%, dan
20,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan (6,6%, 3,5%, dan 5,1%).4
Riskesdas 2013 juga menunjukkan bahwa pembuangan akhir tinja rumah tangga
di Indonesia sebagian besar menggunakan tangki septik (66,0%). Masih terdapat rumah
tangga dengan pembuangan akhir tinja tidak ke tangki septik (SPAL, kolam/sawah,
langsung ke sungai/danau/laut, langsung ke lubang tanah, atau ke pantai/kebun). Proporsi
rumah tangga dengan pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik di perkotaan
lebih tinggi (79,4%) dibanding di perdesaan (52,4%).4
Berdasarkan data BPS/Susenas, untuk proporsi sanitasi rumah tangga di perkotaan
adalah 76,75% dan di pedesaan adalah 45,45%. Dimana provinsi Jakarta menempati
tempat paling tinggi yaitu 86,57% dan Papua menempati tempat paling rendah yaitu
27,89%. Dimana dengan nilai target SDGs pada perkotaan adalah 76,82% dan di pedesaan
55,55%.5
Berdasarkan data yang di dapatkan dari hasil pencatatan program pengawasan
jamban di puskesmas kecamatan Pedes, kabupaten Karawang, dalam bentuk angka yang
sudah diolah dan disajikan dalam PKP dan laporan tahunan program, didapatkan jumlah
jamban yang memenuhi syarat berjumlah 1472 dan pencapaian dari program pengawasan
jamban keluarga adalah 39,17% sedangkan targetnya adalah 75% dan didapatkan besar
kesenjangannya adalah 35,83%. Di puskesmas kecamatan Pedes, kunjungan sepuluh
penyakit terbanyak adalah ISPA, demam yang tidak diketahui sebabnya, tukak lambung,
sakit kepala, rematisme, hipertensi primer, gangguan kulit dan jaringan, diabetes meelitus,
diare dan gastroenteritis, dan typus abdominalis. Dimana terdapat diare di dalamnya yang
sangat berhubungan erat dengan program pengawasan jamban.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan evaluasi program untuk mengetahui
tingkat keberhasilan program pengawasan jamban, dan jumlah masyarakat yang
menggunakan jamban yang memenuhi syarat di Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten
Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.
studi
Indonesia
Sanitation Sector
Development
Program
(ISSDP)
2006 menunjukan 47% masyarakat masih berperilaku dari buang air di sembarang
tempat (BABS).
4. Masih terdapat rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB sehingga melakukan
BAB sembarangan, yaitu sebesar 12,9%.
5. Proporsi rumah tangga yang menggunakan fasilitas BAB milik sendiri di perkotaan lebih
tinggi (84,9%) dibandingkan di perdesaan (67,3%).
6. Berdasarkan data BPS/Susenas, untuk proporsi sanitasi rumah tangga di perkotaan
adalah 76,75% dan di pedesaan adalah 45,45%, dengan nilai target MDGs pada
perkotaan adalah 76,82% dan di pedesaan 55,55%.5
7. Berdasarkan hasil pencatatan program pengawasan jamban di puskesmas kecamatan
Pedes, kabupaten Karawang, periode Januari sampai dengan Desember 2015 didapatkan
pencapaiannya adalah 39,17% sedangkan targetnya adalah 75% dan didapatkan besar
kesenjangannya adalah 35,83%.
8. Di puskesmas kecamatan Pedes didapatkan data kunjungan sepuluh penyakit terbanyak
dan diantaranya adalah diare yang sangat erat kaitannya dengan pengawasan jamban.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui permasalahan program pengawasan jamban dan penyelesaian
masalah di UPTD Puskesmas Pedes periode Januari sampai dengan Desember 2015.
Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan
untuk
mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan,antara
lain
perencanaan,
Mengetahui masalah dan hambatan yang ditemui pada saat pelaksanaan program
upaya kesehatan lingkungan terutama program pengawasan jamban di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa barat.
Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan sebagai umpan balik agar
keberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai secara optimal dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pengawasan jamban sehingga mutu
dari pada pelayanan puskesmas ini menjadi lebih baik dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Masyarakat dapat memperoleh akses fasilitas jamban yang memenuhi syarat untuk
kebutuhan sehari-hari
1.5. Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang,
Jawa Barat pada periode Januari sampai dengan Desember 2015.
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program pengawasan jamban periode Januari sampai dengan
Desember 2015 di UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas ) Puskesmas Pedes , Kecamatan
Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, antara lain:
1
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, pengolahan data, dan
analisis data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program
pengawasan jamban di Puskesmas Pedes periode Januari sampai dengan Desember 2015
dengan cara membandingkan cakupan hasil program terhadap tolak ukur yang telah
ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
1
Kerangka Teoritis
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine),
jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi (information).
Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari
unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
dan pemantauan (controlling).
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non
fisik.
Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan
pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.
6
2
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
Tolok Ukur
Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan
sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang meliputi masukan,
proses,
keluaran,
lingkungan,
dan
umpan
balik
pada
program
pengawasan
jamban.Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
pengawasan jamban.
Berdasarkan jumlah keseluruhan jamban yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pedes
dan jumlah sarana jamban yang memenuhi syarat kesehatan atau merupakan fasilitas sanitasi
yang layak. Fasilitas pembuangan tinja(jamban) yang digunakan sendiri atau bersama,yang
efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit sesuai Kepmenkes RI No.
852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu
pilar dan indikator adalah setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana
sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari BABS (Buang Air
Besar Sembarangan) atau Open Defecation Free(ODF).
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil, berasal dari data tersier, yaitu:
1. Laporan Pembangunan Kesehatan UPTD Puskesmas Pedes Kecamatan Pedes Tahun
2015.
2. Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Pedes.
3. Laporan Data Dasar Penyehatan Lingkungan, UPTD Puskesmas Pedes, Kecamatan
Pedes Periode Januari sampai Desember 2015.
4. Laporan Bulanan Data Dasar Penyehatan Lingkungan, UPTD Puskesmas Pedes,
Periode Januari sampai Desember 2015
5. Data demografi Puskesmas Pedes Kecamatan Pedes Tahun 2015.
dari
Puskesmas Pedes Kecamatan Pedes pada tahun 2015 berjumlah 60.240 jiwa yang terdiri
dari laki-laki sebanyak 31.051 jiwa dan perempuan sebanyak 29.189 jiwa.
Penyebaran penduduk di Puskesmas Pedes Kecamatan Pedes bervariasi yaitu
jumlah penduduk terkecil dimiliki oleh desa Malangsari dan penduduk terbesar dimiliki
oleh desa Kertaraharja.
Proporsi penduduk menurut kelompok umur terbanyak di Puskesmas Pedes
Kecamatan Pedes tahun 2015 terdapat pada golongan umur 26 44 tahun yaitu (50 %)
untuk jenis kelamin laki-laki dan 10.837 (49 %) untuk jenis kelamin perempuan
sedangkan proporsi penduduk terkecil terdapat pada kelompok umur 0 11 bulan yaitu
294 (1%) untuk laki-laki dan 310 (1 %) untuk perempuan.
Kepadatan penduduk tiap desa tidak merata, pada tahun 2015 kepadatan
penduduk di Puskesmas Pedes Kecamatan Pedes. Desa dengan kepadatan tertinggi
terdapat di Desa Jatimulya dan desa terendah terdapat di Desa Malangsari.
4.2.3 Data Lingkungan Sosial, Ekonomi, Pendidikan dan Agama
Letak Puskesmas Pedes Kecamatan Pedes berada di sebelah utara Kota
Kabupaten serta berbatasan langsung dengan Laut jawa.
Penduduk Puskesmas Pedes Kecamatan Pedes sebagian besar
bermata
dengan tamatan pendidikan lain. Sedangkan pendidikan dengan persentase terkecil adalah
penduduk dengan tamatan Akademi/Perguruan Tinggi (6%).
Agama yang dianut sebagaian besar penduduk Kecamatan Pedes adalah Islam
(99,9%) dan sebagian kecil lainnya adalah agama Kristen Protestan (0,1%).
4.2.4 Data Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Pedes Kecamatan Pedes dapat
di kategorikan menjadi fasilitas negara dan fasilitas swasta.
Fasilitas negara yang ada antara lain :
Puskesmas Pedes
10 Bidan Desa
Kendaraan dinas terdiri dari 2 kendaraan roda 4 dan 3 kendaraan roda 2 yang
ada di puskesmas.
2 Klinik 24 jam
4 Apotek
1 Toko obat
23 Paraji
Perawat : 22 orang
Staf TU : 1 orang
Pendaftaran : 1 orang
Kebersihan : 2 orang
B. Dana (Money)
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari :
-
: Tersedia
C. Sarana (Material)
1. Sarana medis:
-
Sanitarian kit
: Tidak ada
Infocus
: Ada
Layar
: Ada
Leaflet
: Tidak ada
Lembar balik
: Tidak ada
Poster
: Tidak ada
Formulir wawancara/
: Ada
: Ada
12
Alat tulis
: Ada
: Ada
D. Metode (Method)
1.
Pendataan dilakukan setiap awal tahun berupa jumlah jamban yang ada,
jumlah penduduk yang memakai sarana jamban, jenis jamban yang
digunakan dan jumlah akses fasilitas yang memadai. Pendataan biasanya
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengawasan/inspeksi. Data tentang
jumlah jamban yang ada juga didapatkan melalui data kecamatan yaitu buku
potensi desa yang disesuaikan dengan Puskesmas Pedes.
2.
3.
4.
15
1. Tangki septik adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai
penampung limbah kotoran manusia (tinja/urin). Bagian padat
akan tertinggal dalam tangki septik dan bagian cairnya akan
keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui bidang/sumur
resapan maka dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut.
2. Cubluk adalah lubang galian yang akan menampung limbah padat
dan cair dari jamban yang masuk setia harinya dan akan
meresapkan cairan limbah tersebut kedalam tanah dengan tidak
mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut
akan diuraikan secara biologis.
5.
Pencatatan
Petugas lapangan mencatat kegiatan-kegiatan yang dikerjakan, dalam
format pencatatan pengawasan sarana jamban (register dan formulir
lain yang diperlukan) seterusnya membuat penyajian/visualisasi data
dalam bentuk grafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik
(bulanan dan tahunan).
Pelaporan
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada dan
diberikan secara periodik (bulanan dan tahunan).
4.3.2 Proses
A. Perencanaan
Melakukan pendataan 1 kali setahun setiap awal tahun tentang sarana jamban
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pedes. Pendataan sarana jamban
keluarga meliputi jumlah rumah, jumlah jamban keluarga yang ada, jumlah
jamban keluarga yang memenuhi syarat, jumlah jamban keluarga yang tidak
memenuhi syarat, jenis jamban keluarga yang digunakan, dan jumlah yang
tidak memiliki jamban.
16
Membuat pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat 1 tahun sekali pada
pertengahan tahun sekitar bulan Juni-Juli.
Pencatatan
12.00-14.00 WIB).
-
Pelaporan
B. Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi tertulis yang terinci dan jelas dalam menjalankan
program pengawasan jamban sehat, berupa pembagian tugas secara umum di
Puskesmas Pedes berhubungan dengan kesehatan lingkungan yaitu:
Kepala Puskesmas/Penanggung
Jawab Program
H.Warno Sumarno,SKM.MM.Kes
Koordinator Kesehatan
Lingkungan/Pelaksana
Ja'I, Amk
Bagan 2. Struktur Organisasi Bagian Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Pedes
Pengorganisasian dalam program pengawasan jamban dibagi berdasarkan jabatan:
Koordinator program.
C. Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara
berkala:
D. Pengawasan
Adanya pencatatan setiap akhir minggu dan pelaporan secara berkala tentang
kegiatan pengawasan jamban ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan sekali.
18
4.3.3 Keluaran
A. Cakupan Hasil Pengawasan/Inspeksi Jamban Keluarga
Cakupan
Target
Kesimpulan
Cakupan
Target
Kesimpulan
Keterangan :
(*) diambil dari hasil laporan bulanan pemeriksaan dan data dasar penyehatan
lingkungan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes periode Januari-Desember
2015.
19
Laporan
yang
disajikan
merupakan
laporan
cakupan
hasil
Tidak ada laporan tentang jenis jamban yang digunakan oleh penduduk di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes.
4.3.4 Lingkungan
A. Lingkungan Fisik
Lokasi :
Semua lokasi sarana jamban dapat dijangkau dengan sarana transportasi yang
ada (sepeda motor) karena terdapat akses jalan yang bisa dilalui sepeda motor,
namun ada beberapa tempat yang jaraknya dari puskesmas cukup jauh sekitar
7 km dengan waktu tempuh 25 menit. Sebagian jalan masih berlubang dan
rusak bahkan ada beberapa jalan yang belum diaspal sehingga mempengaruhi
pelaksanaan program terutama saat musim hujan sehingga beberapa tempat
menjadi tergenang air sehingga sulit dilewati karena tidak terlihat mana
jalanan yang berlubang dan membahayakan petugas.
Iklim :
Iklim tidak mempengaruhi pelaksanaan program secara signifikan. Tetapi bila
musim hujan akses ke beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas Pedes sulit
dilewati karena banjir dan lubang-lubang di jalan yang tergenang air sehingga
sulit dilewati karena tidak terlihat mana jalanan yang berlubang.
Kondisi Geografis :
Kondisi geografi tidak mempengaruhi program pengawasan jamban.
20
4.3.6Dampak
Langsung
Tidak langsung
21
Bab V
Pembahasan Masalah
5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran
No Variabel
Pencapaian (%)
Masalah (%)
75
39.17
(+) 47.77
75
22.96
(+) 69.38
Cakupan hasil
pengawasan/inspeksi sarana
jamban keluarga
Tolak Ukur
Pencapaian
Masalah
(+)
merangkap sebagai
program pengawasan
program pengawasan
bidangnya
Tenaga (Man)
Dana (Money)
Sarana
(Material)
Metode
Tidak dapat
diukur
Sanitarian kit
Tidak ada
(+)
Infocus
Ada
Layar
Ada
Leaflet
Tidak ada
Lembar balik
Tidak ada
Poster
Tidak ada
Formulir wawancara
Ada
Buku pedoman
Ada
Alat tulis
Ada
Ada
1. Pendataan
(Method)
2. Penyuluhan mengenai
2. Penyuluhan hanya
tahun
3. (+)
23
4. (+)
4. Pengawasan/inspeksi sarana
jamban
4. Pengawasan/inspeksi sarana
jamban hanya dilakukan 2
kali dalam sebulan
5. (-)
Variabel
Tolak Ukur
Pencapaian
Masalah
Pengorganisasian
Dibentuk struktur
Struktur
(+)
organisasi, kepala
organisasi sudah
puskesmas sebagai
jelas namun
penanggung jawab
koordinasi di
program,
lintas program
melimpahkan
kekuasaan kepada
antar petugas
koordinator
pelaksana
program
program
(programmer),
pengawasan
kemudian
jamban belum
melakukan
optimal
koordinasi dengan
pelaksana program
2
Pelaksanaan
Sesuai dengan
rencana dan
24
sekali
2. Pengawasan/inspek
2. Pengawasan/inspe
si dilakukan 8 kali
ksi dilakukan 2. (+)
dalam 1 bulan
hanya 2 kali
dalam 1 bulan
3. Pemetaan sarana
3. Belum dilakukan
pemetaan jamban3. (+)
memenuhi syarat 1
jamban yang
tahun sekali
4. Melakukan
4. Penyuluhan yang
penyuluhan 12 kali
dalam 1 tahun
5. Pencatatan dan
pelaporan
3
Pengawasan
1. Pencatatan dan
dilakukan hanya 2
4. (+)
kali dalam 1
tahun
5. Pencatatan dan
pelaporan sudah
dilakukan
1. Pencatatan
5. (-)
1. (-)
pelaporan setiap
dilakukan tiap
bulan/tahunan
secara berkala
pelaporan setiap
tentang kegiatan
awal bulan
pengawasan
jamban ke tingkat
Kabupaten
25
2. Adanya rapat
2. (-)
bulanan
pengawasan
jamban
5.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan
No Variabel
1
Fisik
Tolak Ukur
1. Lokasi
Pencapaian
1.
Semua
Masalah
1. (-)
lokasi dapat
dijangkau dengan
sarana trasportasi
yang ada
2. Iklim
2.
Bila
musim hujan
2. (-)
Non Fisik
1. Keadaan sosial
ekonomi
kegiatan program
1.
Sebagian 1. (+)
besar penduduk
Kecamatan Pedes
bermata
pecaharian
sebagai petani
dan termasuk
penduduk miskin.
2. Tingkat
2.
Tingkat
26
pengetahuan
pengetahuan
2. (+)
masyarakat
tentang kesehatan
lingkungan masih
rendah
3. Perilaku
masyarakat
3.
Perilaku
masyarakat yang
3. (+)
masih BAB
sembarangan
5.5 Masalah Menurut Variabel Umpan Balik
No Variabel
Tolak Ukur
Pencapaian
Masalah
Rapat kerja
Adanya rapat
(-)
bulanan untuk
bulanan dengan
membahas laporan
Kepala
kegiatan evaluasi
Puskesmas Pedes
program yang
mengenai laporan
dilaksanakan
kegiatan evaluasi
Umpan Balik
program
Bab VI
Perumusan Masalah
27
28
6.2.3 Lingkungan
Non Fisik
Bab VII
29
Penyelesaian Masalah
7.1 Masalah
I.
II.
Pendataan yang dilakukan hanya terbatas jumlah rumah, jumlah jamban yang ada
dan jumlah jamban yang memenuhi syarat sedangkan jenis jamban tidak masuk
dalam pendataan
Lingkungan
Non Fisik
Dana : Dilakukan pembukuan terhadap dana yang telah diterima dan yang telah
digunakan kepada Puskesmas, selain itu juga mencari sumber-sumber dana yang
baru di Puskesmas untuk menambah pemasukan dana jika memang dibutuhkan.
Sarana : Petugas kesehatan lingkungan lebih aktif untuk membuat poster, leaflet atau
selebaran yang dapat membantu masyarakat untuk menjalankannya, untuk masalah
pendanaan, petugas dapat memasukkannya ke dalam pendataan dana pengeluaran.
Bab VIII
Penutup
32
8.1 Kesimpulan
Menurut hasil evaluasi program yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan program
pengawasan sarana jamban keluarga di Puskesmas Pedes, kecamatan Pedes, kabupaten
Karawang, Jawa Barat periode Januari hingga Desember 2015 dikatakan berhasil tetapi hasil
yang dicapai belum sesuai dengan tolok ukur yang telah ditentukan. Dari hasil kegiatan
program, didapatkan :
Jumlah sarana jamban yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pedes periode Januari
sampai dengan Desember 2015 adalah 6411, jumlah sarana jamban yang memenuhi
syarat adalah 1472, namun jenis jamban tidak diketahui.
Penyuluhan tentang sarana jamban yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pedes
periode Januari sampai dengan Desember 2015 terdata sebanyak 2 kali.
Cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban 39.17% dari target 75% periode
Januari sampai dengan Desember 2015.
Cakupan presentasi jamban yang memenuhi syarat yaitu 22.96% dari target 75%
periode Januari sampai dengan Desember 2015
8.2 Saran
8.2.1 Saran bagi kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab program:
dengan cara
membandingkan dengan hasil tahun sebelumnya, juga bertanya kepada pemegang dan
33
pengawasan jamban sehat dan kegiatan BABS pada daerah tersebut (lintas sektoral).
Melakukan perincian dana terhadap dana yang diterima dan dana yang dikeluarkan
tempat tinggalnya.
Melakukan pendataan meliputi jenis jamban untuk melihat wilayah kerja yang belum
memiliki akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat.
Besar harapannya semoga melalui saran di atas dapat membantu berjalannya program
pengawasan jambanpada periode yang akan datang sehingga dapat mencapai tingkat
keberhasilan sesuai target yang diharapkan.
Daftar Pustaka
34
1. Notoadmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi revisi 2011. Jakarta: Rineka
Cipta. 2011
2. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman Teknis
Kesehatan Lingkungan. Propinsi Jawa Barat. 2014
3. Sanitasi total berbasis masyarakat, 2015. Diunduh dari : www.sanitasi.net/sanitasi-totalberbasis-masyarakat.html 20 April 2015, 17.35 WIB
4. RISKESDAS 2013. Riset kesehatan dasar. 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI .h.89-91
5. Chaniago AA, Sardjunani N, Surbakti S, Prawiradinata RS, Suharti, dkk. Laporan
pencapaian tujuan pembangunan Milenium di Indonesia 2014. 2015. Jakarta :
Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS) .h. 71-2
6. Aditama YT. Pedoman Pelaksaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 2012. Jakarta :
Direktorat Jeneral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
35