3.
Menggali
Sumber
Historis,
Sosiologis,
Politis
memaksakan
suatu
agama
dan
kepercayaan
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
untuk
dalam
mencapai
mengambil
mufakat
keputusan
diliputi
oleh
e. Dengan itikad yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil putusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
g. Putusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
2. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan
dalam kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang
Minangkabau dalam hal bermusyawarah memakai prinsip bulat air oleh
pembuluh, bulat kata oleh mufakat. Masih banyak lagi mutiara kearifan
lokal yang bertebaran di bumi Indonesia ini sehingga memerlukan
penelitian yang mendalam.
3. Sumber politis
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam
norma-norma dasar (Grundnorm) sebagai sumber penyusunan berbagai
peraturan perundangan-undangan di Indonesia. Hans Kelsen mengatakan
bahwa teori hukum itu suatu norma yang berbentuk piramida. Norma
yang lebih rendah memperoleh kekuatannya dari suatu norma yang lebih
tinggi. Semakin tinggi suatu norma, akan semakin abstrak sifatnya, dan
sebaliknya, semakin rendah kedudukannya, akan semakin konkrit norma
tersebut. Pancasila sebagai sistem etika merupakan norma tertinggi
(Grundnorm) yang sifatnya abstrak, sedangkan perundang-undangan
merupakan norma yang ada di bawahnya bersifat konkrit.
Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan juga
dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur-struktur sosial,
politik, ekonomi. Etika politik memiliki 3 dimensi, yaitu tujuan, sarana, dan
aksi politik itu sendiri. Dimensi tujuan terumuskan dalam upaya mencapai
kesejahteraan masyarakat dan hidup damai yang didasarkan pada
kebebasan dan keadilan. Dimensi sarana memungkinkan pencapaian
tujuan yang meliputi sistem dan prinsip-prinsip dasar pengorganisasian
praktik penyelenggaraan negara dan yang mendasari instituisi-institusi
sosial. Dimensi aksi politik berkaitan dengan pelaku pemegang peran
sebagai pihak yang menentukan rasionalitas politik. Rasionalitas politik
terdiri atas rasionalitas tindakan dan keutamaan. Tindakan politik
dinamakan rasional bila pelaku mempunyai orientasi situasi dan paham
permasalahan.
Hal-hal
berikut
ini
dapat
menggambarkan
beberapa
bentuk
pada
norma
agama.
Setiap
prinsip
moral
yang
Hakikat
sila
keadilan
sosial
bagi
seluruh
rakyat
Indonesia
Meletakkan
sila-sila
Pancasila
sebagai
sistem
etika
berarti
kebijakan
yang
dibuat
oleh
penyelenggara
negara
6.
Pengertian
dan
Pentingnya
Pancasila
sebagai
sistem
etika
adalah
cabang
filsafat
yang
berbangsa,
dan
bernegara
di
Indonesia.
Dengan
Pendahuluan
Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara
lain sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa
dan kepribadian bangsa. Pancasila juga sangat sarat akan nilai, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Oleh
karena itu, Pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan
atas tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif kajian
atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Sebagai suatu
nilai yang terpisah satu sama lain, nilai-nilai tersebut bersifat universal,
dapat ditemukan di manapun dan kapanpun. Namun, sebagai suatu
kesatuan nilai yang utuh, nilai-nilai tersebut memberikan ciri khusus pada
ke-Indonesia-an karena merupakan komponen utuh yang terkristalisasi
dalam Pancasila. Meskipun para founding fathers mendapat pendidikan
dari Barat, namun causa materialis Pancasila digali dan bersumber dari
agama, adat dan kebudayaan yang hidup di Indonesia. Oleh karena
itu, Pancasila yang pada awalnya merupakan konsensus politik yang
memberi dasar bagi berdirinya negara Indonesia, berkembang menjadi
konsensus moral yang digunakan sebagai sistem etika yang digunakan
untuk mengkaji moralitas bangsa dalam konteks hubungan berbangsa dan
bernegara.
Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait.
Dalam hubungannya dengan pancasila maka ketiganya akan memberikan
pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika. Pancasila
sebagai suatu sistem falsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem
nilai yang menjadi sumber dari penjabaran norma baik norma hukum,
norma moral maupun norma kenegaraan lainnya. Disamping itu,
terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar,
rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran
filsafat adalah suatu nilai-nilai yang mendasar yang memberikan landasan
bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau
kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan Negara maka
diwujudkan dalam norma-norma yang kemudian menjadi pedoman.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan
suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis
melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan
sumber norma.
Pendidikan Pancasila
Pancasila sebagai Sistem Etika
Nama Kelompok :
Afifah Tunnisak
Maya Saputri
Nurhafizah Hayati
Putri Melisa Berta Sari Situmorang
Putri Patricia
Wiwik Julia Fitri
PENDIDIKAN MATEMATIKA
KELAS 1A
Daftar Pustaka
http://budisma1.blogspot.com/2011/07/pancasila-sebagai-sistem-etika.html
Latif, Yudi, 2011, Negara Paripurna (Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas
Pancasila), PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan dan
Keamanan, :http://www.harypr.com/