Anda di halaman 1dari 13

Tugas

Statistika Pendidikan

Oleh:

Arifah Monica 1605115073


Ghina Priskawani Ridwan 1605115074
Meilinda Erika 1605122841
Nurul Sadrina 1605122563
Ravina Faradilla Syahril 1605111264
Saiful Amri 1605121758

Dosen Pengampu :
Dr. Putri Yuanita, M.Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaian Makalah Penelitian Pendidikan Matematika dengan judul Variabel
Penelitian ini tepat waktu.
Makalah ini berisikan informasi mengenai Analisis Varians, yang meliputi
analisis varian satu jalan.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang statistika pendidikan. Dalam hal ini pun penyusun masih dalam
tahapan belajar, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Pekanbaru, 26 November 2018

Penyusun
1. Perhitungan Analisis Varians Satu Jalan Secara Manual
Efektivitas tiga metode supervisi, yaitu metode partisipatif (A1),
Moderatif (A2) dan metode Instruktif (A3) terlihat dari skor kinerja
pegawai tiga kelompok yang diberi metode tersebut selama tiga bulan.
Ketiga kelompok diberi perlakuan A1, A2, dan A3 dipilih dan
ditempatkan secara acak. Data kinerja pegawai setelah diberi metode
supervisi disajikan sebagai berikut.

A1 A2 A3
7 7 6
8 7 5
8 7 6
9 8 6
8 6 5
8 6 5
9 8 6
9 7 7
Pertanyaan

a. Uji hipotesis untuk perbedaan rata-rata Kinerja Pegawai ketiga metode


supervisi tersebut! Tafsirkan hasil analisis anda!
b. Lakukan uji lanjut (post hoc test) untuk mengetahui efektivitas antar
ketiga metode supervisi tersebut! Tuliskan semua kesimpulan yang
anda peroleh!
Jawab :
Hipotesis statistik :
H0 : 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3
H1 : bukan H0
Misalkan skor kinerja pegawai untuk A1 = Y1, A2 = Y2, dan A3 = Y3
No Y1 Y12 Y2 Y22 Y3 Y32
1 7 49 7 49 6 36
2 8 64 7 49 5 25
3 8 64 7 49 6 36
4 9 81 8 64 6 36
5 8 64 6 36 5 25
6 8 64 6 36 5 25
7 9 81 8 64 6 36
8 9 81 7 49 7 49
Jumlah 66 548 56 396 46 268
Untuk memudahkan menentukan jumlah kuadrat dapat dibuat tabel
persiapan seperti dibawah ini.

Statistik A1 A2 A3 Jumlah
N 8 8 8 24
∑ 𝑌𝑖 66 56 46 168

∑ 𝑌𝑖 2 548 396 268 1.212

∑ 𝑦𝑖 2 3,5 4 3,5 11
𝑌̅𝑖 8,25 7 5,75 21:3 =7

1. Menghitung jumlah kuadrat (JK) untuk beberapa sumber variansi,


yaitu : Total (T), Antar (A), dan Dalam (D)
(∑ 𝑌𝑡 )2 28.224
JK (T) = ∑ 𝑌𝑡 2 − = 1.212 − = 36
𝑛𝑡 24
(∑ 𝑌𝑖 )2 (∑ 𝑌𝑡 )2
JK (A) = ∑𝑎𝑖=1 − = 544,5 + 392 + 264,5 − 1176 = 25
𝑛𝑖 𝑛𝑡
(∑ 𝑌𝑖 )2
JK (D) = ∑𝑎𝑖=1 (∑ 𝑌𝑖 2 − ) = ∑ 𝑦𝑖 2 = 11
𝑛𝑖
2. Menemukan derajat bebas (db) masing-masing sumber variansi
db (T) = 24 – 1 = 23
db (A) = 3 – 1 = 2
db (D) = 24 – 3 = 21
3. Menentukan rata –rata Jumlah Kuadrat (RJK)
JK (A) 25
RJK (A) = db (A) = = 12,5
2
JK (D) 11
RJK (D) =db (D) = 21 = 0,5238
4. Menghitung Fo
RJK (A) 12,5
Fo = RJK (D) = 0,5238 = 23,864
5. Menyusun tabel ANOVA-1 jalan
Sumber Ftabel
JK Db RJK Fo
Varians 𝛼 = 0,05
dbAntar 25 2 12,5
Dalam 11 21 0,5238 23,864 3,47
Total 36 23
Db(A) = 2 (ke kanan), db(D) = 21(kebawah), pada
𝛼 = 0,05
Fhitung = 23,864 > Ft = 3,4668 pada taraf signifikasi 𝛼 = 0,05 dengan
db pembilang, yaitu db (A) = 2 dan db penyebut yaitu db (D) = 21
maka H0 ditolak. Jadi terdapat perbedaan rata-rata Kinerja Pegawai
kelompok pegawai yang diberikan metode Partisipatif, Moderatif dan
metode Instruktif. Dengan demikian, metode supervisi berpengaruh
terhadap Kinerja Pegawai.
6. Menentukan besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
besarnya pengaruh dihitung dengan menggunakan koefisien
determinasi :
JK (A) 25
R2 = = 36 = 0,694. Hal ini berarti faktor metode supervisi
JK (T)
dapat menjelaskan 69,4% variansi skor kinerja pegawai.
7. Uji lanjut (post hoc test)
Untuk menguji rata-rata kinerja pegawai diantara kelompok
perlakuan digunakan uji perbandingan berganda (multiple
comparison). Terhadap beberapa uji perbandingan berganda yang
dapat digunakan sebagai uji lanjut. Namun pada penyelesaian soal
ini uji akan digunakan uji-t dari Dunnet dan uji Scheffe’.

Hipotesis statistik :
(a) H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2 (b) H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇3 (c) H0 : 𝜇2 ≤
𝜇3
H1 : 𝜇1 > 𝜇2 H1 : 𝜇1 > 𝜇3 H1 : 𝜇2 >
𝜇3

Uji lanjut dengan –t Dunnet :

̅𝑖 − 𝑌
𝑌 ̅𝑗
𝑡 (𝐴𝑖− 𝐴𝑗 ) =
1 1
√𝑅𝐽𝐾(𝐷) ( + )
𝑛𝑖 𝑛𝑗

̅̅̅̅− ̅̅̅̅
𝑌1 Y2 8,25− 7
𝑡0 (𝐴1− 𝐴2 ) = 1 1
= 1 1
= 3,4543
√𝑅𝐽𝐾 (𝐷)( + )
𝑛1 𝑛2
√(0,5238)( + )
8 8
𝑌1− ̅̅̅̅
̅̅̅̅ Y3 8,25− 5,75
𝑡0 (𝐴1− 𝐴3 ) = 1 1
= 1 1
= 6,9086
√𝑅𝐽𝐾 (𝐷)(𝑛 + 𝑛 ) √(0,5238)( + )
1 2 8 8
̅̅̅̅− ̅̅̅̅
𝑌2 Y3 1,25
𝑡0 (𝐴2− 𝐴3 ) = 1 1
= 1 1
= 3,4543
√𝑅𝐽𝐾 (𝐷)(𝑛 + 𝑛 ) √(0,5328)( + )
2 3 8 8

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(0,05;21(𝑑𝑏 𝑏)) = 1,72


Simpulan :

𝑎) 𝑡0 (𝐴1 − 𝐴2 ) = 3,4543 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =1,72 atau 𝐻0 ditolak.


Dengan demikian,Kinerja Pegawai yang diberi metode
Partisipatif (A1) lebih tinggi dari pada yang diberi metode
Moderatif (A2)

b) 𝑡0 (𝐴1 − 𝐴3 ) = 6,9086 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =1,72 atau 𝐻0 ditolak. Dengan

demikian,Kinerja Pegawai yang diberi metode Partisipatif


lebih tinggi dari pada yang diberi metode Instruktif.

c) 𝑡0 (𝐴2 − 𝐴3 ) = 3,4543 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =1,72 atau 𝐻0 ditolak. Dengan

demikian,Kinerja Pegawai yang diberi metode Moderatif


lebih tinggi dari pada kelompok yang diberi metode
Instruktif.

Uji lanjut dengan Scheffe’

Rumus uji- Schaffe’ adalah Mdij=√(𝐾 − 1)(𝐹𝑡𝑎𝑏 )(𝑅𝐽𝐾𝐷 ) (𝑛1 + 1


𝑛𝑗
)
𝑖

Dari tabel ANOVA diperoleh : 𝐹𝑡𝑎𝑏 = 3,47 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎 =


0,05, 𝑅𝐽𝐾(𝐷) = 0,5238 jumlah kelompok (k) = 3,maka nilai
kritis mean difference adalah :

1 1
Md12 = √(3 − 1)(3,47)(0,524) (8 + 8)= 0,9535

1 1
Md13 = √(3 − 1)(3,47)(0,524) (8 + 8)= 0,9535

1 1
Md23 = √(3 − 1)(3,47)(0,524) (8 + 8)= 0,9535

Sedangkan nilai perbedaan rata-rata (mean difference),dapat dilihat


pada tabel berikut.

Mean n Perbedaan Mean (̅̅̅̅


𝒀𝟏 − ̅̅̅
𝒀𝑱 )
̅𝒀̅̅𝟏̅ = 𝟖, 𝟐𝟓 ̅𝒀̅̅𝟐̅ = 𝟕, 𝟎𝟎 ̅𝒀̅̅𝟑̅ = 𝟓, 𝟕𝟓

0 1,25 2,5
𝑌̅1 = 8,25 8
𝑌̅2 = 7,00
8 0 1,25
𝑌̅3 = 5,75
8 0
Kriteria : Jika (> Mdij maka H0 ditolak,sebaliknya H0 diterima.

Simpulan :

𝑎) 1,25 > 𝑀𝑑12 = 0,9562 atau 𝐻0 ditolak. Dengan


demikian,Kinerja Pegawai yang diberi metode Partisipatif
lebih tinggi dari pada yang diberi metode Moderatif.

𝑏) 2,5 > 𝑀𝑑13 = 0,9562 atau 𝐻0 ditolak. Dengan


demikian,Kinerja Pegawai yang diberi metode Partisipatif
lebih tinggi dari pada yang diberi metode Instruktif.

𝑐) 1,25 > 𝑀𝑑23 = 0,9562 atau 𝐻0 ditolak. Dengan


demikian,Kinerja Pegawai yang diberi metode Moderatif
lebih tinggi dari pada yang diberi metode Instruktif.

Efektivitas Empat metode pembelajaran,yaitu metode inkuiri


(A1),Penemuan terbimbing (A2),Penugasan (A3), dan Metode
Ekspositori (A4). Terlihar dari skor Kemampuan berpikir kritis
matematis ke empat kelompok setelah diberi metode tersebut
selama tiga bulan. Skor kemampuan berpikir kritis matematis
setelah metode pembelajaran diimplementasikan disajikan
sebagai berikut.

A1 A2 A3 A4
9 8 8 7 8 6 7 5
9 8 8 8 7 7 7 6
8 8 8 7 7 6 6 6
8 7 6 7 7 5 6 5
8 7 8 7 8 6 6 5
9 8 8 8 7 6 6 5
8 8 8 7 7 5 5 5
8 8 8
8 7 6 5 5
9 9 7
8 6 5 4
8 9 6
7 5 4

a. Hipotesis statistik:
𝐻0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3 = 𝜇4
𝐻1 ∶ 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐻0
b. Menyusun tabel persiapan:
Statistik A1 A2 A3 A4 Jumlah
N 20 18 19 20 77
∑𝑌 164 135 125 108 532
𝑖

∑ 𝑌𝑖 2 1,352 1,019 837 596 3804

∑ 𝑦𝑖 2 7.200 6.500 14,632 12.800 41,132


𝑌̅1 8,20 7,50 6,58 5,40 27,68

c. Menentukan Jumlah Kuadrat (JK) beberapa sumber varians


1) Total
(∑ 𝑌𝑡 )2 (532)2
𝐽𝐾(𝑇) = ∑ 𝑌𝑡 2 − = 3804 − = 128,36
𝑛𝑡 77
2) Antar Kelompok
𝑎
(∑ 𝑌𝑖 )2 (∑ 𝑌𝑡 )2 (164)2 (135)2 (125)2 (108)2 (1532)2
𝐽𝐾(𝐴) = {∑ }− =( + + + )−
𝑛𝑡 𝑛𝑡 20 18 19 2 77
𝑖=1
= 3762,07 − 3675,63 = 86,44
3) Dalam Kelompok
𝑎

𝐽𝐾(𝐷) = ∑(∑ 𝑌𝑡 2 ) = (1352 − 13,44) + (1019 − 1012,5) + (837 − 822,37) + (598 − 583,2)
𝑖=1

= 7,2 + 6,5 + 14,63 + 12,8 = 41,13

d. Menentukan derajat bebas(db)


db(T) = nt −1 = 77 − 1 = 76
db(A) = na−1 = 4 − 1 = 3
db(T) = nt −n𝑎 = 77 − 4 = 73
e. Menyusun tabel ANOVA 1 jalan
𝐽𝐾 (𝐴) 86,44
RJK (A) = db (A) = = 28,81
3
𝐽𝐾 (𝐷) 41,13
RJK (D) = db (D) = = 0,56
73
𝑅𝐽𝐾 (𝐴) 28,82
F0 = = = 51,45
𝑅𝐽𝐾 (𝐷) 0,56
Sumber Jk Db RJK F0 Ftab(a=0.05)
Varians
Antar 86,44 3 28,81
Dalam 41,13 73 0,56 51,45 2,73
Total 128,36 76
Kesimpulan:
Karena F𝑜 = 51,45 > 2,73 = F𝑡 maka H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan
dengan metode inquiri, penemuan terbimbing, penugasan, dan ekspositori.
Dengan demikian, “metode pembelajaran mempunya pengaruh terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis siswa”

f. Menentukan besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat


Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dihitng dengan
𝐽𝐾(𝐴) 86,44
menggunakan koefisien determinasi: 𝑅 2 = 𝐽𝐾(𝑇) = 128,36 = 0,673Hal ini
berarti faktor metode pembelajaran dapat menjelaskan 68% variansi skor
kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
g. Uji Lanjut (Pos Hoc Test)
Karena dari ujian dengan teknik analisis ANOVA satu jalan diperoleh
hasil terdapat perbedaan, maka perlu dilakukan uji lanjut degan statistic
uji-t Dunnet, dengan formula sebagai berikut:

𝑌̅1 − 𝑌̅𝐽
𝑡0 = 𝑎𝑡𝑎𝑢
1 1
√𝑅𝐽𝐾(𝐷) (𝑛 + 𝑛𝑗
)
𝑖

̅̅̅
𝑌1 − ̅̅̅
𝑌2 1 1
𝑡0 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑒 = √𝑅𝐽𝐾(𝐷) ( + ) , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎
𝑆𝑒 𝑛𝑖 𝑛𝑗

𝑌̅1 = rata-rata variabel Y kelompok -i

𝑌̅𝐽 = rata-rata variabel Y kelompok ke -j

𝑛𝑖 = ukuran sampel kelompok ke-i


𝑛𝑗 = ukuran sampel kelompok ke –j
𝑆𝑒 = Standar Error mean
𝑡𝑡𝑎𝑏 = 𝑡(𝑎; (𝑛𝑡 − 𝑛𝑎 )) = 𝑡(0,05:73) = 1,67
1) Perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis kelompok A1
dan A2
a) Hipotesis Statistik
𝐻0 ∶ 𝜇1 ≤ 𝜇2
𝐻1 ∶ 𝜇1 > 𝜇2
b) Perhitungan:
̅̅̅
|𝑌 1 − ̅̅̅
𝑌2 8,2−7,5
𝑡0 (A1× A2) = 1 1
= 1 1
= 2,88
√𝑅𝐽𝐾(𝐷)(𝑛 + 𝑛 ) √0,56( + )
1 2 20 18

c) Kesimpulan
Karena 𝑡0 = 2,88 > 𝑡𝑡𝑎𝑏 = 1,67 maka H0 ditolak, artinya
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan
metode inquiry lebih tinggi dari pada yang diajar dengan metode
penemuan terbimbing.
2) Perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis kelompok A1
dan A2
d) Hipotesis Statistik
𝐻0 ∶ 𝜇1 ≤ 𝜇3
𝐻1 ∶ 𝜇1 > 𝜇3
e) Perhitungan:
̅̅̅
|𝑌 1 − ̅̅̅
𝑌3 8,2−6,58
𝑡0 (A1× A3) = 1 1
= 1 1
= 6,76
√𝑅𝐽𝐾(𝐷)(𝑛 + 𝑛 ) √0,56( + )
1 3 20 19

f) Kesimpulan
Karena 𝑡0 = 6,67 > 𝑡𝑡𝑎𝑏 = 1,67 maka H0 ditolak, artinya
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan
metode inquiry lebih tinggi dari pada yang diajar dengan metode
penugasan.
3) Perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis kelompok A1
dan A2
g) Hipotesis Statistik
𝐻0 ∶ 𝜇1 ≤ 𝜇4
𝐻1 ∶ 𝜇1 > 𝜇4
h) Perhitungan:
̅̅̅
|𝑌 1 − ̅̅̅
𝑌4 8,2−5,45
𝑡0 (A1× A4) = 1 1
= 1 1
= 11,83
√𝑅𝐽𝐾(𝐷)(𝑛 + 𝑛 ) √0,56( + )
1 4 20 20

i) Kesimpulan
Karena 𝑡0 = 11,83 > 𝑡𝑡𝑎𝑏 = 1,67 maka H0 ditolak, artinya
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan
metode inquiry lebih tinggi dari pada yang diajar dengan metode
ekspositori.
4) Perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis kelompok A1
dan A2
j) Hipotesis Statistik
𝐻0 ∶ 𝜇2 ≤ 𝜇3
𝐻1 ∶ 𝜇2 > 𝜇3
k) Perhitungan:
̅̅̅
|𝑌 2 − ̅̅̅
𝑌3 7,5−6.58
𝑡0 (A2× A3) = 1 1
= 1 1
= 3,74
√𝑅𝐽𝐾(𝐷)(𝑛 + 𝑛 ) √0,56( + )
2 3 18 19

l) Kesimpulan
Karena 𝑡0 = 3,74 > 𝑡𝑡𝑎𝑏 = 1,67 maka H0 ditolak, artinya
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan
metode penemuan terbimbing lebih tinggi dari pada yang diajar
dengan metode penugasan.
5) Perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis kelompok A1
dan A2
m) Hipotesis Statistik
𝐻0 ∶ 𝜇2 ≤ 𝜇4
𝐻1 ∶ 𝜇2 > 𝜇4
n) Perhitungan:
̅̅̅
|𝑌 2 − ̅̅̅
𝑌4 7,5−5,4
𝑡0 (A2× A4) = 1 1
= 1 1
= 8,64
√𝑅𝐽𝐾(𝐷)(𝑛 + 𝑛 ) √0,56( + )
2 4 18 20

o) Kesimpulan
Karena 𝑡0 = 8,64 > 𝑡𝑡𝑎𝑏 = 1,67 maka H0 ditolak, artinya
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan
metode penemuan terbimbing lebih tinggi dari pada yang diajar
dengan metode ekspositori.
6) Perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis kelompok A1
dan A2
p) Hipotesis Statistik
𝐻0 ∶ 𝜇3 ≤ 𝜇4
𝐻1 ∶ 𝜇3 > 𝜇4
q) Perhitungan:
̅̅̅
|𝑌 3 − ̅̅̅
𝑌4 6,58−5,4
𝑡0 (A1× A4) = 1 1
= 1 1
= 4,92
√𝑅𝐽𝐾(𝐷)(𝑛 + 𝑛 ) √0,56( + )
3 4 19 20

r) Kesimpulan
Karena 𝑡0 = ⋯ … . . > 𝑡𝑡𝑎𝑏 = ⋯ …maka H0 ditolak, artinya
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan
metode penugasan lebih tinggi dari pada yang diajar dengan
metode ekspositori.
7) Ringkasan dan Simpulan
Hasil uji hipotesisi dengan ANOVA 1-jalan
Sumber
Jk db RJK F0 Ftab(a=0.05)
Varians
Antar 86,44 3 28,81
Dalam 41,13 73 0,56 51,45 2,73
Total 128,36 76
Simpulan:
Terdapat perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis antara siswa
yang diajar dengan Metode Inquiri, Penemuan Terbimbing, Penugasan, dan
Ekspositori. Dengan demikian, “Metode Pembelajaran berpengaruh terhadap
kemampuan Berpikir Kritis Matematis siswa “atau” Perbedaan Metode
Pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Metematis Siswa.
Hasil uji hipotesis lanjut dengan Statistik Uji t-Dunnet
Nilai kontras (Se) T0 ttabel Simpulan
𝑌̅1 − 𝑌̅2 = 0,7 0,243 2,88 1,67 Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis siswa yang diajarkan
dengan Metode Inquiry lebih
tinggi dari pada yang diajar
dengan Metode Penemuan
Terbimbing.
̅ ̅
𝑌1 − 𝑌3 = 1,62 0,24 6,76 1,67 Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis siswa yang diajarkan
dengan Metode Inquiry lebih
tinggi dari pada yang diajar
dengan Metode Penugasan
𝑌̅1 − 𝑌̅4 = 2,8 0,237 1,83 1,67 Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis siswa yang diajarkan
dengan Metode Inquiry lebih
tinggi dari pada yang diajar
dengan Metode Ekspositori.
̅ ̅
𝑌2 − 𝑌3 = 0,92 0,246 3,74 1,67 Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis siswa yang diajarkan
dengan Metode Penemuan
Terbimbing lebih tinggi dari pada
yang diajar dengan Metode
Penugasan.
𝑌̅2 − 𝑌̅4 = 2,1 0,243 8,64 1,67 Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis siswa yang diajarkan
dengan Metode Penemuan
Terbimbing lebih tinggi dari pada
yang diajar dengan Metode
Ekspositori.
𝑌̅3 − 𝑌̅4 = 1,18 0,24 4,92 1,67 Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis siswa yang diajarkan
dengan Metode Penugasan lebih
tinggi dari pada yang diajar
dengan Metode Ekspositori.

Anda mungkin juga menyukai