Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN ORIENTASI REALITA : WAHAM
1. KAJIAN TEORI
A.

PENGERTIAN
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial
(Stuart dan Sunden, 1990 : 90).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan
biarpun dibuktikan kemustahilannya itu (W. F.Maramis 1991 : 117).
Berdasarkan pengertian di atas maka waham adalah suatu gangguan
perubahan isi pikir yang dilandasi adanya keyakinan akan ide-ide yang salah yang
tidak sesuai dengan kenyataan, keyakinan atau ide-ide klien itu tidak dapat segera
diubah atau dibantah dengan logika atau hal-hal yang bersifat nyata.

B.

RENTANG RESPON
Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rentang respon neurobiologis

Respon adaptif
Pikiran
logis
persepsi akurat

Emosi
Prilaku
dengan

isi

pikir terganggu ilusi

konsisten

dengan pengalaman

Kadang-kadang

sesuai
hubungan

Reaksi

emosional

ber-lebihan atau kurang


Prilaku ganjil atau
tidak lazim

Respon maladaptif
Gangguan isi pikir
waham halusinasi
Ketidakmampuan
untuk mengalami emosi
Ketidakmampuan
isolasi sosial

sosial
Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila individu merespon secara
adaptif maka individu akan berpikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan
diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi
pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berpikir secara logis dan pikiran individu

mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami
gangguan isi pikir : waham
C.

FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran dapat
dibagi menjadi 2 teori yang diuraikan sebagai berikut :
1.

Teori Biologis
a.

Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam


perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota
keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak
saudara lain).

b.

Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa


kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu
kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan
memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari
orang-orang yang menderita skizofrenia.

c.

Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari


dopamin neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala
peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi
yang umumnya diobservasi pada psikosis.

2.

Teori Psikososial
a.

Teori sistem keluarga Bawen dalam Lowsend (1998 : 147)


menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan
disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak.
Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu
berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan
timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang
antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan
diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan
dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas perkembangan
dewasanya.

b.

Teori

interpersonal

menyatakan

bahwa

orang

yang

mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang


penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan

dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya
terhadap orang lain.
c.

Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil


dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu
hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego menjadi
lebih lemah

penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu

kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya


sering kali merupakan penampilan dan segmen diri dalam kepribadian.
D.

FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham, yaitu :
1.

Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.

2.

Stres lingkungan
Secara biologis menetapkan

ambang toleransi terhadap stres yang

berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya


gangguan prilaku.
3.

Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif
berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu,
seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau
lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap
penampilan, stres gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain,
tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.

E.

JENIS-JENIS WAHAM
Waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu :
1.

Waham Kejar

Individu merasa dirinya dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok


orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya, sering ditemukan pada
klien dengan stres anektif tipe depresi dan gangguan organik.
2.

Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya paling besar, mempunyai kekuatan, kepandaian
atau kekayaan yang luar biasa, misalnya adalah ratu adil dapat membaca
pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah, dll.

3.

Waham Somatik
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada pada tubuhnya sering
didapatkan pada tubuhnya.

4.

Waham Agama
Waham dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu meningkatkan
tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan.

5.

Waham Curiga
Individu merasa dirinya selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya
sehingga ia merasa curiga terhadap sekitarnya.

6.

Waham Intulistik
Bahwa sesuatu yang diyakini sudah hancur atau bahwa dirinya atau orang
lain sudah mati, sering ditemukan pada klien depresi.

F.

TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien
menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan
atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang
lain atau sekelompok orang, klien menyatakan perasaan mengenai penyakit
yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan
interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang
meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar,
kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain,
gelisah.

G.

SUMBER KOPING

Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat
berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber
koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi.
Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang
keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan
pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit,
finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk
memberikan dukungan secara berkesinambungan.
H.

POHON MASALAH

Kerusakan komunikasi verbal

Akibat

Perubahan proses pikir :


Waham

Core problem

Gangguan interaksi sosial :


Menarik diri
Penyebab
Gangguan konsep diri :
Harga diri rendah

2. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ISI


PIKIR : WAHAM
A.

Pengkajian
1.

Pengumpulan Data
Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan gangguan isi pikir : waham

kebesaran yaitu :
a.

Data Subjektif
Klien merasa dirinya sebagai orang besar, mempunyai kekuatan, kepandaian
yang luar biasa, misalnya dapat membaca atau membawa pikiran orang lain,
dialah ratu adil.

b.

Data Objektif

Klien kadang-kadang tampak panik, tidak mampu untuk berkonsentrasi, waham


atau ide-ide yang salah, ekspresi muka kadang sedih kadang gembira, tidak
mampu membedakan khayalan dengan kenyataan, sering tidak memperlihatkan
kebersihan diri, gelisah, tidak bisa diam (melangkah bolak-balik), mendominasi
pembicaraan, mudah tersinggung, menolak makan dan minum obat,
menjalankan kegiatan agama secara berlebihan atau tidak sama sekali
melakukannya, merusak diri-sendiri dan orang lain serta lingkungannya, jarang
mengikuti atau tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, sering terbangun
pada dini hari, penampilan kurang bersih.
2.

Daftar Masalah
Masalah yang lazim muncul pada klien dengan perubahan isi pikir : waham

kebesaran, yaitu :
a.

Kerusakan komunikasi verbal.

b.

Perubahan isi pikir : waham kebesaran

c.

Kerusakan interaksi sosial : menarik diri

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang sering muncul, yaitu :
1.

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan isi


pikir : waham

2.

Perubahan isi pikir : waham berhubungan dengan kerusakan


interaksi sosial : menarik diri.

3.

Kerusakan interaksi sosial : menaruh diri berhubungan dengan


gangguan konsep diri : harga diri rendah.

C.

Perencanaan dan Intervensi


Tindakan keperawatan yang lazim dilakukan pada klien dengan perubahan isi pikir:
waham kebesaran yaitu :
1.

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan isi


pikir : waham kebesaran :
a. Tujuan umum : klien mampu berkomunikasi verbal dengan baik sehingga
klien dapat melakukan hubungan dengan orang lain.

b. Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya

dengan perawat.

Dapat

mengidentifikasi

pikiran

yang

realita,

mengarahkan pikiran yang realita.


Intervensi dan Rasional
Bina hubungan saling percaya dengan klien, ciptakan lingkungan yang
hangat dan bersahabat.
Rasional : dengan rasa saling percaya, klien dapat mengungkapkan
perasaannya sehingga akan mempermudah melakukan tindakan
keperawatan.
Diskusikan dengan klien penyebab perubahan isi pikirnya.
Rasional : dengan mengetahui penyebab, maka akan mempermudah
dalam melakukan tindakan keperawatan.
Diskusikan, anjurkan serta arahkan klien berpikir secara realita.
Rasional : klien dapat melakukan hal-hal yang realita sesuai dengan
kenyataan.
Libatkan keluarga dalam perawatan klien terutama terhadap
perubahan isi pikir klien.
Rasional : keluarga merupakan support sistem yang baik untuk
mendukung penyembuhan klien.
2.

Perubahan isi pikir : waham kebesaran berhubungan dengan


menarik diri
a. Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham
kebesaran
b. Tujuan khusus :

Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik


diri dengan kriteria evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya.

Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian


berhubungan dengan orang lain.

Intervensi dan rasional

Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri


sehingga dapat mengenali tanda-tanda menarik diri.

Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik diri sehingga


memudahkan perawat memberikan intervensi selanjutnya.
Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama
penyebab prilaku menarik diri.
Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab prilaku menarik diri
dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang
dilakukan.
Berikan pujian terhadap kemampuan berhubungan

dengan orang lain dan kerugian bila tidak mau berhubungan dengan
orang lain.
Rasional : pujian akan dapat memotivasi klien untuk mau
berhubungan dengan orang lain.
3.

Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan


konsep diri, harga diri rendah.
a.

Tujuan umum : klien mau berinteraksi sosial dan tidak


menarik diri.

b.

Tujuan khusus : dapat meningkatkan kemampuan yang


dimiliki dan digunakan dengan kriteria evaluasi, dapat mengungkapkan
kemampuan yang dimiliki.
Intervensi dan rasional
Diskusikan dan anjurkan klien untuk melakukan

kegiatan sesuai kemampuan yang masih dapat dipergunakan selama


sakit.
Rasional : memberi kesempatan pada klien untuk melakukan kegiatan
sesuai kemampuan hingga klien merasa harga dirinya meningkat.
Anjurkan klien meminta obat pada petugas dan dapat

merasakan manfaat.
Rasional : memastikan klien minum obat.
4.

Gangguan konsep diri harga diri rendah berhubungan dengan ideal


diri tidak realistis dan gambaran diri yang terlalu tinggi.
a. Tujuan umum : klien tidak merasa harga diri rendah
b. Tujuan khusus :

Mengenal masalah, mengidentifikasi sikap menyebut

masalah mengetahui pemecahannya.


Mampu mengenal harapan-harapan nyata dan tidak

nyata.

Intervensi dan rasional


Bimbing keluarga untuk menghargai kemampuan

hal-hal yang dimiliki klien walaupun tidak sebanding dengan


kemampuan anggota keluarga lain.
Rasional : dengan menghargai kemampuan klien akan meningkatkan
harga diri rendah.
Identifikasi bersama kilen tentang prilakunya yang

maladaptif.

Rasional : klien dapat mengenal, mengungkapkan serta menerimanya


Identifasi bersama klien cara untuk memecahkan

masalah.

Rasional : dapat meningkatkan kemampuan klien.


Beri tanggapan dan dengarkan harapan yang

diinginkan.

Rasional : membuat klien menjadi terbuka.


Dorong individu untuk mengungkapkan harapan

yang dimilikinya.
Rasional : memudahkan perawat dalam melakukan harapan yang
dimiliki.
Tunjukkan pada klien harapan yang nyata.

Rasional : menunjukkan pada harapan yang bersifat nyata sehingga


dapat menerima kenyataan.
Alihkan pada harapan yang tidak sesuai keaktivitas

sesuai hoby.

Rasional : dapat membimbing untuk melakukan tindakan sesuai


kemampuannya.
D. Evaluasi

Hasil yang diharapkan setelah melakukan intervensi pada klien dengan perubahan
isi pikir : waham kebesaran yaitu :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2. Klien dapat mengendalikan isi pikir : waham kebesaran.
3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya.
4. Klien dapat mengembangkan persepsi diri yang positif.
5. Klien dapat berhubungan dengan lingkungan.
6. Klien dapat terlibat dalam perawatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Gail W. Stuart (2002). Keperawatan Jiwa. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC,
Edisi 5
Keliat, Budi Anna,1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC
Nanda (2005-2006), panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta : Prima Medika
Maramis, W.F (2005). Catatan ilmu kedokteran jiwa, Surabaya ; Airlangga University
Press

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN ORIENTASI REALITA : WAHAM

OLEH :
KADEK DWIPAYANA
NIM. 0902115028

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011

Anda mungkin juga menyukai