BIOLOGI GULMA
Pengetahuan biologi gulma seperti daur hidup, dan faktor yang menipengaruhi
pertumbuhannya amat bermanfaat untuk merencanakan program pengendaliannya.
Dengan mengetahui daur hidupnya kita dapat menentukan saat diniana pengendalian
harus dilakukan dalam daur hidupnya itu. Pengetahuan seperti bagaimana gulma
berkembangbiak, menyebar, bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan bagaimana
mereka dapat tumbuh dalam keadaan yang berbed amat penting untuk dipertimbangkan
dalam pengendalian gulma.
Pengendalian gulma hanya dapat berhasil apabila didasari pengetahuan yang
cukup dan benar dari sifat biologi gulma. Identifikasi gulma yang benar, merupakan
langkah pertama untuk menelusuri cara pengendaliannya dalam pustaka atau bertanya
kepada para ahli. Dua species gulma yang kelihatan mirip, mungkin saja mempunyai
reaksi yang berbeda terhadap pengolahan tanah atau bahkan terhadap herbisida.
Waktu kapan biji berkecambah atau keadaan dimana biji berkecambah adalah
penting sehubungan dengan pengendalian gulma melalui pengolahan tanah. Keadaan
yang menyebabkan perkecambahan dapat memberi kemungkinan untuk merencanakan
pola tanam yang dapat menghindari populasi gulma yang berlebihan. Kedalaman letak
biji gulma dimana perkecambahan biasanya terjadi dapat memberi gambaran sampai
kedalaman berapa herbisida pra-tumbuh harus dibenarkan.
Jadi semakin banyak pengetahuan yang dikumpulkan tentang populasi biji
gulma yang viabel (dapat hidup terus) beserta sifat dan kelakuan perkecambahannya
akan amat bermanfaat untuk merencanakan pengendalian gulma dalam jangka panjang.
Gulma yang berkembang biak secara vegetatif, kedalamannya di tanah dan reaksinya
terhadap
pemotongan/pencangkulan
atau
pembajakan,
penting
dan
perlu
dipertimbangkan dalam pengendaliannya. Periode tumbuh yang aktif cepat dan tingkat
simpanan makanan dalam bagian tubuh di bawah tanah amat menentukan waktu
pemakaian herbisida sistemik atau waktu pembabatan yang tepat.
Umumnya dalam suatu tanaman budidaya diketemukan beberapa jenis gulma.
Cara pengendalian yang hanya mampu mengendalikan sebagian saja dari jenis gulma
itu mungkin hanya mengubah komposisi jenis gulma tetapi mungkin tidak mengurangi
kerugian karena gulma. Hal ini harus dipertimbangkan dalam merencanakan
pengendalian gulma.
tumbuhan ini berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan air, zat hara, bahan makanan
serta zait lain, termasuk herbisida ke bagian-bagian tubuh tumbuhan tersebut. Sebagian
besar dari tumbuhan berpembuluh ini adalah tumbuhan darat.
Di dalam Tracheophyta terdapat 4 phylum yaitu Psilophyta, Lycophyta,
Sphaenophyta dan Pterophyta. Sebagian besar gulma termasuk dalam phylum
Pterophyta, kecuali ekor kuda (Equisetum sp.) gulma penting di tanah pertanian daerah
subtropis, yang termasuk dalam phylum Sphaenophyta. Keempat phylum itu berasal
dari satu nenek moyang dan mereka merupakan saudara seasal. Walaupun pada saat ini
Pterophyta merupakan phylum yang dominan, tetapi pada waktu yang lampau
Sphaenophyta dan Lycophyta lebih dominan, yang dapat dibuktikan dari fosil-fosil yang
ditemukan. Phylum Pterophyta dibedakan lagi menjadi 3 kelas yaitu Filicinae (pakupakuan), Gymnospermae (konifer), dan Angiospermae (tumbuhan berbunga).
1.2. Gulma tahunan (perennial)
Yang dimaksud dengan gulma perennial (tahunan) adalah gulma yang dapat
tumbub terus selama lebih dari dua tahun/musim dari sistem perakaran yang sama. Di
samping Equisetum, maka hampir semua Filicinae juga bersifat tahunan. Gulma-gulma
pada daerah yang tanahnya tidak diolah biasanya banyak terdiri dari gulma tahunan.
Beberapa gulma tahunan dapat dilhat pada Daftar 2.1.
1.3. Gulma dua-tahunan (biennial)
Gulma jenis ini memerlukan dua musim dari perkecambahan sampai berbuah
dan menghasilkan biji. Gulma ini biasanya tidak diketemukan di tanaman pangan yang
biasanya tanahnya diolah setiap musini. Mimosa invisa, Mimosa pudica dapat bersifat
sebagai gulma dua-tahunan.
Pembiakan vegetatif
Lokasi
Pembiakan
generatif
Tidak penting,
kecuali daerah
baru
Tidak penting
5. Eichormia crassipes
(eceng gondok)
Tidak penting
6. Paspalum conjugatun
7 Leersia hexandra
8 Paspalum paspaloides
(rumput malela)
Penting
9 Salviana molesta
Anakan
Gulma air
10 Marsile crenata
11 Oxalis corniculata
Stolon
Stolon
12 Lantana camara
Batang pangkal
13 Chromolaena odorata
(kirinyuh)
Batang pangkal
Gulma sawah
Gulma menjalar di
permukaan tanah
Gulma tahunan di
perkebunan
Gulma tahunan di
perkebunan
Steril, tidak
penting
Penting
Penting
2. Panicum repens
(lempuyangan)
3. Cyperus rotundus
(teki)
4. Cynodon dactylon
(grinting)
Penting
Tidak penting
Sedang
Penting
Penting
Penting
Pada tahun dimana curah hujan rendah misalnya, gulma ini juga dapat
menghasilkan biji lebih cepat. Biji-biji itu biasanya dorman di tanah dan hanya akan
tumbuh pada musim berikutnya waktu keadaan sudah baik, Echinochloa crusgalli
merupakan contoh gulma semusim, contoh lainnya dapat dilihat pada Daftar 2.2.
Daftar 2.2. Beberapa gulma semusim pada beberapa tanaman budidaya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama Species
Tipe Gulma
Echinochloa crus-galli
Echinochloa colonum
Leptochloa chinensis
Eleusine indica
Dactyloctenium aegyptium
Ageratum, conyzoides
Euphorbia hirta
Cleome rutidosperma
Synedrella nodusa
Commelina benghalensis
Portulaca oleracea
Amaranthus spinosus
Fimbristylis littoralis
Cyperus iria
Rumput (Gramineae)
Rumput (Gramineae)
Rumput (Gramineae)
Rumput (Gramineae)
Rumput (Gramineae)
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Teki (Cyperaceae)
Teki (Cyperaceae)
2. Perkembangbiakan gulma
Mekanisme perkembangbiakan gulma adalah sangat efisien, dan jauh lebih
efisien dari pada tanaman budidaya yang kita usahakan. Efisiensi itu didapat dari seleksi
alam beserta penyesuaian ekologis yang amat hebat sehingga gulma itu tetap ada
walaupun telah diusahakan pemberantasannya di bumi ini.
Perkembangbiakan dapat melalui cara generatif (dengan biji) atau secara
vegetatif. Pada gulma semusim, perkembangbiakan biasanya melalui biji. Produksi biji
amat banyak; jajagoan (Echinochloa crusgalli) misalnya dapat menghasilkan lebih dari
40.000
biji
dalam
satu
musim.
Gulma
tahunan
yang
mempunyai
sistem
perkembangbiakan yang lebih efisien, dapat memakai biji atau cukup secara vegetatif.
Alang-alang misalnya, walaupun produksi bijinya tidak banyak tetapi dapat tumbuh
dengan rhizomanya dengan amat cepat.
2.1.
Gymnospermae. Pada gulma semusim pembungaan dapat terjadi lima minggu setelah
perkecambahan. Biji-biji yang dihasilkan tidak masak sekaligus, tidak seperti tanaman
budidaya, yang biasaya dikehendaki agar masak dalam waktu yang bersamaan. Dengan
periode pembungan yang lama disertai pembentukan biji yang berlainan umur ini
mempertinggi daya adapatasi terhadap keadaan yang tidak menguntungkan. Bunga dari
gulma jarang berbentuk tunggal, kebanyakan majemuk; bagi
berbunga
tunggal
periode awal (dari kecambah-pembungaan) menjadi faktor yang amat penting dalam
pembungaan. Gulma yang kekurangan unsur hara biasaitya akan berbunga lebih awal;
demikian pula gulma yang dapat berkembang biak dengan generatif maupun vegetatif
dalam keadaan kekurangan unsur hara akan berkembang biak dengan cara generatif.
Banyaknya biji yang dapat dihasilkan oleh beberapa gulma di daerah tropika
disajikan pada Daftar 2.3. Data ini dikumpulkan dalam keadaan dimana gulma ini bebas
dari kompetisi, jadi dalam keadaan yang optimum. Disini dapat dilihat betapa besar
potensi produksi biji dari Echinochloa crusgalli dan Monochoria vaginalis. Keduanya
adalah gulma pada sawah dan memang gulma ini amat dominan apabila padi tidak
disiang.
Dari segi praktik jumlah biji gulma dari seluruh gulma yang ada adalah lebih
penting dari pada jumlah individu gulma. Hal ini penting diperhatikan dalam
perencanaan pengendalian gulma. Biji gulma ini berfungsi sebagai sarana untuk
mempertahankan jenis gulma, memperbanyak dan menyebarkan diri sehingga
merupakan alat penting bagi gulma yang bersangkutan. Banyak jenis gulma bertahan
terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan dengan membentuk biji yang dorman.
Dalam banyak hal penyerbukan silang mudah terjadi sehingga dapat menghasilkan
individu yang beraneka ragam dan dengan mudah menemukan individu yang lebih
mampu beradaptasi dengan lingkungan baru, bahkan dapat saja membentuk individu
yang resistan terhadap herbisida.
Daftar 2.3. Kapasitas produksi biji dari beberapa gulma
(Mercado, 1979; Anderson, 1977).
Nama Species
Portulaca oleracea
2405 - 52300
Amaranthus spinosus
3272
Cleome rutidosperma
1698
Monochoria vaginalis
44799
Echinochloa colonum
42758
Eleusine indica
4889
Tanpa diolah
Fimbristylis milliacea
1958
1275
Cyperus sp.
227
215
Echinochloa colonum
21
Monochoria vaginalis
39
Nama Species
Teki-tekian Embristylis sp. dan Scirpus sp. kelihatan yang paling dominan dari
gulma yang ada. Jadi jumlah biji gulma di dalam tanah amat banyak. Penimbunan biji
dalam tanah di samping karena penambahan biji yang terus menerus, juga oleh karena
biji-biji tadi mempunyai sifat dorman. Oleh karena itu, mungkin biji yang diketemukan,
tumbuhannya sudah tidak ada lagi disitu. Jadi jenis biji-biji gulma itu dapat memberikan
petunjuk tentang sejarah vegetasi di tempat itu dan dapat pula dipakai sebagai bahan
prediksi masalah gulma yang akan datang.
Apabila tidak ada penambalian biji gulma maka jumlah biji gulma yang dapat
hidup terus biasanya turun dengan kecepatan 20 50% / tahun. Penurunan ini
disebabkan oleh kematian, yang wajar dari biji-biji yang sudah berumur panjang,
kerusakan karena jasad renik atau karena berkecambah. Penurunan bervariasi
dipengaruhi oleh jenis, kedalaman, frekuensi pengolahan tanah, tipe tanah dan
pengairan.
Biji beberapa jenis dapat saja masuk ke dalam celah tanah yang dalam, atau
cacing dapat saja membenamkan biji-biji gulma, demikian juga tikus atau serangga.
Faktor alam begini berfungsi hanya secara lokal dan terhadap biji gulma tertentu; tetapi
pengolahan tanah dapat pula membawa biji-biji ke permukaan tanah.
Biji-biji yang terbenam di dalam tanah di bawah lapisan olah, atau di bawah
rumput yang tebal seperti alang-alang misalnya, masih viabel untuk beberapa tahun dan
akan berkecambah kalau dibawa ke permukaan tanah. Biji-biji baru biasanya banyak
diketemukan di permukaan tanah atau terbenam dangkal saja, sedang biji-biji yang
terbenam dalam biasanya berasal dari tumbuhan musim. lalu. Di tanah pertanian, selalu
ada biji-biji gulma di dalam tanah.
b. Dormansi biji di dalam tanah
Biji gulma yang berada di tanah, yang hidup tetapi tidak berkecambah dikatakan
dalam keadaan dorman. Biji dari sebagian besar gulma mempunyai kemampuan untuk
dorman. Sifat dorman yang menyebabkan gulma dapat menghindari pengaruh praktek
pengendalian adalah merupakan salah satu cara gulma. semusim bertahan dan hidup
terus. Biji menjadi dorman begitu lepas dari tubuh gulma misalnya Borreria alata,
dormansi tipe ini disebut dormansi primer; sifat ini biasanya menurun (ditentukan
secara genetis). Dormansi dapat terpatahkan atau hilang karena kulit biji rusak, atau
karena temperatur yang rendah.
saluran pencemaart makanan temak cukup untuk mengikis kulit biji dan biji dapat
bercecambah. Oleh karena itu, sering kita lihat biji gulma banyak berkecambah pada
bekas kotoran ternak. Mengupas kulit biji memang dapat memecahkan dormansi. Biji
eceng gondok dapat juga dibuat berkecambah dengan memberi perlakuan basah dan
kering selama beberapa waktu untuk memecahkan kulit biji.
Dormansi yang disebabkan oleh faktor fisiologis dapat ditunggu sampai waktu
pemasakan cukup. Secara artifisial dapat pula dipakai beberapa bahan kimia seperti
KN03, asam giberelat, cytokinin, auxin atau dipakai cahaya dan suhu. Pada pokoknya
perlakuan ini ditujukan untuk menetralisasi pengaruh inhibitor.
Biji Chromolaena odorata yang dorman di bawah alang-alang, setelah alangalang ditebas dan biji itu mendapat cahaya, ternyata berkecambah. Hal ini terjadi karena
cahaya dapat merusak inhibitor yang ada pada biji Chromolaena odorata tersebut. Jadi
dormansi merupakan salah satu cara adaptasi biologis untuk dapat menghindari
lingkungan yang tidak menguntungkan, agar gulma tetap hidup dan nanti kalau
lingkungan sudah baik dapat tumbuh kembali.
c. Perkecambahan gulma
Perkecambahan gulma terjadi melalui 5 tingkat, yaitu :
(1) Imbibisi, yang dapat dibedakan menjadi 2 fase, yaitu fase fisis, sekedar penyerapan
air oleh biji, lalu fase fisiologis, air mulai memecahkan simpanan makanan.
(2) Periode metabolisme yang amat cepat, pembelahan sel dan pertumbuhan cepat
sekali.
(3) Pada akhir periode ini tumbuh akar yang memecahkan biji dan masuk ke dalam
tanah.
(4) Kemudian tajuk mulai ke atas tanah dan pada saat ini gulma dianggap tumbuh.
Kotiledon ada yang tetap di dalam tanah (hypogeal) atau di atas tanah (epigeal)
(5) Ketika cadangan makanan habis dan kecambah mulai berfotosintesis.
Setiap biji memerlukan air, oksigen dan temperatur yang sesuai untuk
berkecambah. Untuk biji yang dorman diperlukan kondisi tertentu agar dormansinya
hilang, seperti cahaya, suhu yang rendah, dan perlakuan dengan bahan-bahan kimia
yang telah disebutkan di atas.
10
letak
biji mempengaruhi
perkecambahan
dan pemunculan
kecambah. Hanya biji yang mempunyai cukup cadangan makanan dapat mencapai
permukaan tanah. Biji gulma yang beratnya antara 0,5 - 2 mg biasanya muncul dari
kedalaman kurang 5 cm; tetapi biji yang lelih besar dapat muncul dari kedalaman 8 cm
bahkan 11 cm sekalipun.
Kedalaman letak populasi biji penting untuk merencanakan pembajakan agar
populasi gulma yang tumbuh berkurang dengan merangsang biji gulma berkecambah.
Setelah berkecambah kita bajak lagi untuk membunuh kecambah itu.
Pengairan juga mempengaruhi perkeccambahan. Tanah yang digenangi
menyebabkan udara dan oksigen di dalam tanah berkurang sehingga perkecambahan
dihambat. Echinochloa crusgalli yang digenangi dengan air setinggi 5,1 cm
perkecambahannya amat berkurang, demikian pula dengan Brachiaria dan Sesbania.
Penggenangan ini rupanya juga menyebabkan konsentrasi CO2 naik dan mematikan
embryo.
Echinochloa crusgalli rupanya berkecambah paling baik ketika tanah hanya
basah sampai jenuh saja, tetapi tidak tergenang. Pistia stratiotes misaInya akan
berkecambah apabila digenangi air. Setelah daun pertama tumbuh dia akan muncul di
atas permukaan air. Pada saat ini sebenarnya amat mudah dimatikan.
Pada umumnya ada batas kritis kandungan air tanah untuk beberapa jenis gulma.
Cyperus rotundus misalnya pada kandungan air tanah 13 - 16% kemampuan tumbuhnya
11
amat turun, Scirpus maritimus pada kandungan air tanah 19% sedangkan alang-alang
kira-kira pada kandungan air tanah 20%.
d. Pertumbuhan kecambah gulma
Fase kecambah amat penting untuk pertumbuhan gulma. Karena fase ini meru
pakan fase yang amat sensitif terhadap pengaruh lingkungan, dan amat kompetitif.
Kebutuhan akan unsur hara dan air amat besar dan pada saat inilah biasanya hasil
kompetisi ditentukan antara gulma dan tanaman budidaya. Fase kecambah inilah titik
yang paling lemah dalam daur hidup gulma dan merupakan fase yang praktis untuk
mengendalikan gulma. Pada saat ini herbisida pra-tumbuh diserap amat efektif melalui
hampir seluruh permukaan kecambah dengan jaringan yang masih lunak, yaitu
mesocotyl, coleoptile, hypocotyl dan radicle. Daun pada waktu fase kecambah ini juga
masih lunak, sehingga penetrasi molekul herbisida lebih mudah. Akar juga hanya
mempunyai lapisan epidermis yang tipis sehingga absorpsi menjadi efisien. Herbisida
2,4-D) misalnya yang biasanya tidak mematikan rumput dan teki, tetapi dapat
mematikan kecambahnya apabila dipakai sebagai herbisida pra-tumbuh. Kesulitan
dengan kecambah adalah, amat sulit mengenalnya; terutama gulma dengan daun
majemuk. Sebenarnya banyak pula faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kecambah
gulma, misainya ketersediaan unsur hara, pH, salinitas.
Umumnya dianggap bahwa gulma lebih efisien dalam penyerapan unsur hara,
malah ada gulma yang lebih banyak mengambil unsur-unsur tertentu seperti
Amaranthus spinosus yang dapat mengakumulasikan Ca, Cleome rutidosperina
mengakumulasi K. Pistia stratiotes tidak dapat hidup pada air dengan pH kurang dari 4,
tetapi eceng gondok masih dapat hidup.
Cahaya dapat juga mempengaruhi pertumbuhan kecambah gulma. Cynodon
dactylon dan Cyperus rotundus terhambat pertumbuhannya di bawah naungan.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, banyak gulma mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang buruk, sehingga mereka dapat tersebar ke mana-mana.
Cynodon dactylon yang tadinya ditanam untuk pekarangan ternyata dapat tumbuh subur
di perkebunan tebu dan menjadi gulma.
2.2. Perkembangbiakan secara vegetatif
12
Sebagian besar gulma berkembang biak dengan cara vegetatif. Gulma tahunan
biasanya tumbuh di daerah yang lama tidak diolah. Pada tanah yang sering diolah,
potongan bagian vegetatif dapat menjadi tumbuhan baru, tetapi kalau pengolahan tanah
cukup sering dan potongan itu menjadi amat pendek gulma ini mati juga.
Bagian vegetatif yang dapat tumbuh kembali meliputi rhizoma, stolon, dan
umbi. Bagian vegetatif seperti rhizoma dan stolon oleh tindakan pengolahan tanah
potongan-potongannya dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru; hal ini dapat terjadi pula
dengan akar (akar menjalar).
Umbi tidak begitu dipengaruhi oleh pengolahan tanah seperti rhizoma, tetapi
pengolahan tanah tetap dapat merangsang umbi tumbuh dan menyebarkan gulma.
a. Gulma berkembang biak dengan batang menjalar (rhizoma dan stolon)
Batang yang menjalar di dalam tanah mempunyai mata pada buku batang
tersebut, yang dapat tumbuh menjadi batang baru atau. dorman. Apabda batang yang
menjalar itu hidup di atas permukaan tanah disebut stolon (misainya Cynodon
dactylon); tapi bila hidup di dalam tanah disebut rhizoma (misal Imperata cylindrica).
Pengolahan tanah dapat menyebabkan populasi tajuk meningkat karena
potongan rhizoma yang menjadi tumbuhan baru dan juga ada mata yang tumbuh karena
dominasi pucuk diganggu. Oleh karena itu, pengolahan tanah harus benar-benar
disesuaikan dengan keadaan lingkungan apabila ingin dipakai sebagai suatu metoda
pengendalian. Hal ini biasanya dikerjakan pada musim kemarau, setidak-tidaknya dua
kali dengan interval 3-4 minggu, agar potongan rhizoina itu kering.
Sesudah itu segera digaru dan ditanami tanaman budidaya atau penutup tanah.
Gulma paku-pakuan (Filicinae) hampir semuanya berbiak dengan cara batang yang
menjalar ini.
b. Gulma berkembang biak dengan akar menjalar
Akar yang menjalar ini selalu berada di bawah permukaan tanah dan biasanya
horizontal. Walaupun akar yang keluar dari akar yang menjalar ini dapat vertikal sampai
dalam, tetapi akar itu biasanya tetap horizontal dan berada dekat permukaan tanah.
Akar yang menjalar ini dapat dibedakan dari batang yang menjalar dari tidak
adanya daun penutup di mata tunas, kemudian ujungnya selalu di dalam tanah dan tidak
pernah membentuk tajuk ke atas. Akar yang menjalar ini dapat memberikan tunas di
titik sepanjang akar tersebut.
13
14
Burung atau binatang lain mungkin memakan biji gulma dan setelah lewat
saluran pencernaan biji itu dapat disebarkan ke mana-niana. Ada juga biji-biji yang
mudah melekat ke obyek yang bergerak untuk jatuh di tempat lain.
Orang menjadi penyebab penyebaran yang paling efisien. Gulma tidak perlu
mempunyai struktur tertentu untuk dapat disebarkan oleh orang. Sepatu atau pakaian
dapat mnjadi sarana untuk secara tidak sengaja membawa biji gulma kemana-inana.
Biasanya ada alat yang dapat menempelkan biji gulma pada obyek. Ini dapat berbentuk
cantolan, runcing keras atau ada perekatnya. Jadi. apabila seseorang pergi ke daerah
yang bijinya mempunyai alat perekat, seperti Urena lobata dan Chrysopogon
aciculatus, maka setelah ia keluar dari daerah itu dia akan membawa dan menyebarkan
biji gulma itu.
Beberapa gulma (terutama dari Leguminosae) buahnya dapat terbuka sendiri dan
melepaskan bijinya jauh-jauh dari induknya. Tentu saja alat pertanian dapat saja
menjadi agen penyebar gulma disamping bibit yang dibeli dari luar,
3.2. Penyebaran antar kontinental
Penyebaran ini disebabkan oleh manusia misalnya Eichhomia crassives yang
sebenarnya didatangkan ke Kebun Raya Bogor dari Brazilia untuk mempercantik
kolam. Ternyata pertunibuhannya bagus dan dengan bunga yang bagus pula. Karena
pertumbuhannya sudah terlalu padat, maka sebagian dibuang ke sungai, dan sekarang
tersebar hampir di seluruh Asia. Begitu juga gulma Heliotropium indicum dan Mimosa
pudica berasal dari Brazil.
Sekarang ini untuk mencegah pemasukan gulma baru ke Indonesia, diterbitkan
UU Karantina yang memberi wewenang kepada Badan Karantina
4. Sifat khusus gulma
Sifat kliusus disini adalah sifat sehubungan dengan sebutan tumbuhan sebagai
gulma.
Pertama, ialah babwa tumbuhan itu memiliki kecepatan tumbuh yang amat
tinggi. Pada jenis-ienis rumputan hal ini mungkin dinyatakan dengan banyaknya anakan
dan kecepatan pembentukan rhizoma atau stolon; pada teki dengan banyaknya umbi dan
tajuk, misalnya Cyperus rotundus dan pada gulma berdaun lebar dengan kecepatan
15
perpanjangan batang dan terutama pembentukan daun yang amat cepat yang
mengakibatkan fotosintesis yang banyak berarti dapat tumbub cepat.
Kedua, berkembangbiak awal sekali dan efisien. Cara berkembang biak dapat
saja, generatif atau vegetatif. Pada gulnia semusim perkembangbiakan terutama secara
generatif disertai dengan pertumbuhan anakan dan percabangan yang amat banyak yang
memungkinkan pembentukan biji yang amat banyak pula. Sedangkan gulma yang
berkembang biak secara vegetatif juga berjalan amat cepat.
Ketiga, gulma mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dan tetap hidup
pada keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Keempat, unit penyebaran dari gulma ini mempunyai sifat dormansi atau dapat
dipaksa untuk dorman sampai keadaan lingkungan menjadi baik, sehingga kemampuan
beradaptasi untuk hidup amat besar.
Kelima, gulma itu mempunyai daya kompetisi yang amat tinggi, yang dengan
disertai kemampuan untuk adaptasi yang tinggi pula, benar-benar dapat bertahan.
16
EKOLOGI GULMA
Dalam membicarakan masalah ekologi gulma, tentu kita harus melihat faktorfaktor yang terlibat di dalamnya, misalnya jenis tanaman dan tumbuhan, serangga, zat
makanan yang tersedia, cara bercocok tanam, keadaan tanah dan air serta
pengelolaannya, keadaan lingkungan secara keseluruhan dan berbagai aktivitas
pertanian, industri serta aktivitas manusia lainnya, yang kesemuanya itu kita sebut
sebagai ekosistem pertanian.
Apabila kita bandingkan dengan ekosistem lainnya seperti ekosistem hutan
ataupun padang rumput, ekosistem pertanian mempunyait tingkat keaneka-ragaman
yang lebih rendah karena di dalam usaha pertanian, kita telah banyak mengadakan
perubahan-perubahan seperti membajak, mencangkul, penambahan pupuk, penggunaan
pestisida dan lain-lain.
Akibat dari keterbatasan keaneka-ragaman ini dan perubahan-perubahan
mendasar
dan tindakan yang dilakukan oleh manusia, ekosistem ini lebih peka
17
Petani menyadari secara tidak langsung bahwa untuk usaha penekanan potensi
biji gulma di tanah, perlu dilakukan pengolahan tanah. Dengan pengolahan tanah biji
gulma akan terbuka dan mendapat kesempatan tumbuh. Namun hal ini harus diikuti
dengan pengendalian. Dengan tumbuhnya biji-biji gulma tersebut berarti cadangan biji
di dalam tanah semakin berkurang.
Di samping cadangan biji dalam tanah, potensi umbi atau akar rimpang
mempunyai peranan yang besar pula, sehubungan dengan jumlah umbi, akar rimpang
yang dihasilkan cukup besar. MisaInya umbi teki Cyperus rotundus. Pada luasan 1 m2
sedalam 10 cm akan dapat ditemukan 1.630 umbi (Ono cit. Mercado, 1979).
1.2. Daya tumbuh biji gulma
Biji gulma dapat bertahan dalam tanah dan tetap berdaya tumbuh untuk
beberapa waktu lamanya. MisaInya biji Nelumbo nucifera di daerah danau Manchuria
yang kering telah berumur 1.040 120 tahun (Libby . cit. Mercado, 1979). Demikian
pula dengan biji eceng gondok (Eichhomia crassipes) dapat bertahan dan masih dapat
tumbuh sesudah 15 tahun (Santiago, 1977). Biji gulma yang lain seperti alang-alang
(Imperata cylindrica) dapat juga bertahan sampai 16 bulan.
Dalam pertumbuhan atau perkecambahan biji dari gulma ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi, seperti kemampuan dormansi dari biji gulma dan faktorfaktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan biji.
Dormansi
ini
adalah
sifat
penting
bagi
banyak
biji
gulma
untuk
18
Dalam pertumbuhan biji, souatu jenis gulma menginginkan suhu yang optimal
untuk pertumbuhannya.
Cahaya mempunyai peranan yang besar pula terhadap pertumbuhan biji. Ada biji
gulma yang baru dapat tumbuh kalau mendapatkan cukup cahaya (foto blastik +) dan
ada pula biji gulma yang hanya berkecambah dalam keadaan gelap (foto blastik -).
1.3. Perlyebaran gulma
Cara penyebarati gulma yang sudah diketahui sampai sekarang ini adalah
dengan biji (untuk tumbuhan tingkat tinggi), spora (untuk tumbuhan tingkat rendah)
atau dengan bagian vegetatif. Yang paling penting adalah cara penyebaran dengan biji,
walaupun penyebaran secara vegetatif kadangkala cukup berperanan dalam penyebaran
gulma. Bagian dari batang atau stolon dapat mudah terputus dan terbawa jauh, terutama
untuk gulma air, tetapi juga untuk gulma darat.
Organ penyimpanan seperti umbi, atau akar rimpang (rhizoma) dapat berperanan
dalam penyebaran gulma terutama di daerah pertanian yang mempunyai problema
gulma seperti alang-alang (Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus).
Dengan melakukan pemotongan dan pemindahan akar rimpang, berarti kita telah
mendukung usaha penyebaran gulma, apabila tidak diadakan tindakan selanjutnya.
2. Persaingan gulma dengan tanaman budidaya
Gulma termasuk salah satu komponen yang dapat menurunkan hasil pertanian,
seperti halnya hama atau penyakit.
Di berbagai tanaman perkebunan gulma dapat menurunkan hasil dengan
berbagai cara. Di perkebunan teh, gulma dapat menurunkan jumlah daun yang dapat
dipetik, menghambat pertumbuhan tanaman teh muda, dan memungkinkan sebagai
tumbuhan inang untuk hama dan penyakit (Venkatarami, 197 1). Di perkebunan karet,
gulma dapat menghambat pertumbuhan dan menunda masa produktif tanaman karet,
dan dapat menurunkan hasil. Menurut Mangoensoekarjo (1980) gulma dapat
menghambat masa sadap karet selama 3 tahun, dan akan mengalami kerugian sebesar
3.250 kg karet kering/ha.
Pada tanaman pangan seperti padi sawah ada beberapa jenis gulma yang sudah
jelas menurunkan hasil padi, seperti Echinochloa crus-galli, Marsilea crenata,
Fimbdstylis dan Monochoila vaginalis (Pons dan Utomo, 1979). Echinochloa crus-galli
19
adalah sejenis gulma yang mirip dengan tanaman padi, dan mempunyai perakaran yang
dalam sehingga dapat bersaing cukup kuat dengan tanaman padi; sementara gulma yang
berukuran kecil dan mempunyai perakaran dangkal seperti Alonochoria vaginalis tidak
menimbulkan persaingan yang kuat terhadap tanaman padi (Kini. 1979).
Marsilea crenata yang sering disebut sebagai daun semanggi, banyak
menimbulkan niasalah pada pertanaman padi. Pada 4 minggu pertama setelah padi
ditanam gulma ini dapat menghambat pertumbuhan anakan padi, schingga jumlah
anakan yang produktif akan berkurang dan hasilnya akan turun (Pons dan Utomo,
1979).
Melihat hal-hal negatif yang ditimbulkan oleh gulma terhadap tanaman budidaya
maka seyogyanya pengendalian gulma dilakukan dengan setepatnya dengan
memperhatikan karakteristik gulma melalui proses kompetisi.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kompetisi,
yakni
jenis
gulma,
20
21
Gulma akan tumbuh lebih baik dalam keadaan unsur hara yang cukup, sehingga
mempunyai daya bersaing yang lebih kuat. Oleh karena itu pengendalian gulma
merupakan suatu keharusan di daerah yang dipupuk.
d. Pengairan
Adanya genangan air pada sistem sawah membantu menekan pertumbuhan atau
perkembangan gulma. Di lahan kering (tanpa pengairan, tadah hujan) pertumbuhan
gulma relatif lebih cepat.
3. Senyawa racun yang dikeluarkan gulma
Suatu tumbuhan dapat mengeluarkan zat kimia ke dalam lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan lain (alelopati). Ada yang bersifat positif,
misaInya : mengeluarkan nitrogen untuk tumbuhan lain melalul fixasi nitrogen darl
udara, dan ada juga yang bersifat merugikan tumbuhan lain, dimana zat yang
dikeluarkan dapat bersifat racun terhadap tumbuhan lain.
Contoh dari tumbuhan yang mengeluarkan zat yang dapat meracuni tersebut
adalah alang-alang. Bussen dkk. (1975) pemah membuktikan bahwa alang-alang
mempunyai daya meracuni tanaman jagung pada keadaan cukup unsur hara untuk
keduanya. Tanaman jagung menunjukkan berkurangnya produksi berat kering sebesar
40 persen akibat alelopati ini.
Beberapa jenis gulma yang mengeluarkan senyawa racun adalah sebagai berikut:
a. Juglans nigra dapat memproduksi hydroxy juglone ke tanah. Apabila teroksidasi zat
ini menjadi juglone dan apabila ini kena udara akan menjadi racun dan dapat
menghambat tumbuhan tumbuhan lain.
b. Artemisia absinthium dapat mengeluarkan absinthin yang juga beracun. A. vulgaris
dapat mengeluarkan senyawa yang mudah menguap dan beracun.
c. Salvia leucophylla menghasilican terpenes yang dapat menghambat pertumbuhan
rumput-rumputan.
d. Agropyron repens memproduksi agropyrene yang dapat menghambat tanaman bijibijian. Imperata cylindrica menghasilkan zat phenol.