Anda di halaman 1dari 21

1

BIOLOGI GULMA
Pengetahuan biologi gulma seperti daur hidup, dan faktor yang menipengaruhi
pertumbuhannya amat bermanfaat untuk merencanakan program pengendaliannya.
Dengan mengetahui daur hidupnya kita dapat menentukan saat diniana pengendalian
harus dilakukan dalam daur hidupnya itu. Pengetahuan seperti bagaimana gulma
berkembangbiak, menyebar, bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan bagaimana
mereka dapat tumbuh dalam keadaan yang berbed amat penting untuk dipertimbangkan
dalam pengendalian gulma.
Pengendalian gulma hanya dapat berhasil apabila didasari pengetahuan yang
cukup dan benar dari sifat biologi gulma. Identifikasi gulma yang benar, merupakan
langkah pertama untuk menelusuri cara pengendaliannya dalam pustaka atau bertanya
kepada para ahli. Dua species gulma yang kelihatan mirip, mungkin saja mempunyai
reaksi yang berbeda terhadap pengolahan tanah atau bahkan terhadap herbisida.
Waktu kapan biji berkecambah atau keadaan dimana biji berkecambah adalah
penting sehubungan dengan pengendalian gulma melalui pengolahan tanah. Keadaan
yang menyebabkan perkecambahan dapat memberi kemungkinan untuk merencanakan
pola tanam yang dapat menghindari populasi gulma yang berlebihan. Kedalaman letak
biji gulma dimana perkecambahan biasanya terjadi dapat memberi gambaran sampai
kedalaman berapa herbisida pra-tumbuh harus dibenarkan.
Jadi semakin banyak pengetahuan yang dikumpulkan tentang populasi biji
gulma yang viabel (dapat hidup terus) beserta sifat dan kelakuan perkecambahannya
akan amat bermanfaat untuk merencanakan pengendalian gulma dalam jangka panjang.
Gulma yang berkembang biak secara vegetatif, kedalamannya di tanah dan reaksinya
terhadap

pemotongan/pencangkulan

atau

pembajakan,

penting

dan

perlu

dipertimbangkan dalam pengendaliannya. Periode tumbuh yang aktif cepat dan tingkat
simpanan makanan dalam bagian tubuh di bawah tanah amat menentukan waktu
pemakaian herbisida sistemik atau waktu pembabatan yang tepat.
Umumnya dalam suatu tanaman budidaya diketemukan beberapa jenis gulma.
Cara pengendalian yang hanya mampu mengendalikan sebagian saja dari jenis gulma
itu mungkin hanya mengubah komposisi jenis gulma tetapi mungkin tidak mengurangi
kerugian karena gulma. Hal ini harus dipertimbangkan dalam merencanakan
pengendalian gulma.

Perlu ditekankan bahwa cara perkembangbiakan adalah karakteristik utama dari


gulma. Oleh karena itu pengetahuan tentang bagaimana gulma dapat menyebar perlu
sekali dihayati agar dapat mencegah penyebaran ke daerah lain yang belum ada gulma
tersebut.
1. Daur hidup gulma
1.1. Tinjauan botani
Gulma sebagian besar termasuk dalam tumbuhan yang mempunyai sistem
pembuluh (vascular plants), yaitu

Tracheophyta. Sistem pembuluh dalam tubuh

tumbuhan ini berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan air, zat hara, bahan makanan
serta zait lain, termasuk herbisida ke bagian-bagian tubuh tumbuhan tersebut. Sebagian
besar dari tumbuhan berpembuluh ini adalah tumbuhan darat.
Di dalam Tracheophyta terdapat 4 phylum yaitu Psilophyta, Lycophyta,
Sphaenophyta dan Pterophyta. Sebagian besar gulma termasuk dalam phylum
Pterophyta, kecuali ekor kuda (Equisetum sp.) gulma penting di tanah pertanian daerah
subtropis, yang termasuk dalam phylum Sphaenophyta. Keempat phylum itu berasal
dari satu nenek moyang dan mereka merupakan saudara seasal. Walaupun pada saat ini
Pterophyta merupakan phylum yang dominan, tetapi pada waktu yang lampau
Sphaenophyta dan Lycophyta lebih dominan, yang dapat dibuktikan dari fosil-fosil yang
ditemukan. Phylum Pterophyta dibedakan lagi menjadi 3 kelas yaitu Filicinae (pakupakuan), Gymnospermae (konifer), dan Angiospermae (tumbuhan berbunga).
1.2. Gulma tahunan (perennial)
Yang dimaksud dengan gulma perennial (tahunan) adalah gulma yang dapat
tumbub terus selama lebih dari dua tahun/musim dari sistem perakaran yang sama. Di
samping Equisetum, maka hampir semua Filicinae juga bersifat tahunan. Gulma-gulma
pada daerah yang tanahnya tidak diolah biasanya banyak terdiri dari gulma tahunan.
Beberapa gulma tahunan dapat dilhat pada Daftar 2.1.
1.3. Gulma dua-tahunan (biennial)
Gulma jenis ini memerlukan dua musim dari perkecambahan sampai berbuah
dan menghasilkan biji. Gulma ini biasanya tidak diketemukan di tanaman pangan yang
biasanya tanahnya diolah setiap musini. Mimosa invisa, Mimosa pudica dapat bersifat
sebagai gulma dua-tahunan.

Daftar 2.1. Beberapa gulma tahunan dengan karakter pembiakannya


Nama species
1. Imperata cylindrica
(alang-alang)

Pembiakan vegetatif

Lokasi

Pembiakan
generatif

Rhozoma, mata tumbuh


Dalam tanah (20
dorman dalam tanah; bagian cmmm pertama)
atas mati
Rhizoma
Dalam tanah, bajak
menyebarkan
gulma ini
Umbi, dorman dalam tanah Bajak menyebarkan
gulma
Stolon, rhizoma
Di atas tanah

Tidak penting,
kecuali daerah
baru
Tidak penting

5. Eichormia crassipes
(eceng gondok)

Stolon dengan anakan

Tidak penting

6. Paspalum conjugatun

Stolon, tumbuh cepat

7 Leersia hexandra

8 Paspalum paspaloides
(rumput malela)

Batang berlubang di tengah


yang segera berakar pada
buku-bukunya apabila
dipotong
Batang yang terpotong
segera tumbuh akarnya

Gulma air, jika


dipotong menjadi
lebih padat
Di atas tanah,
perkebunan
Gulma sawah
pasang surut
Gulma sawah
pasang surut

Penting

9 Salviana molesta

Anakan

Gulma air

10 Marsile crenata
11 Oxalis corniculata

Stolon
Stolon

12 Lantana camara

Batang pangkal

13 Chromolaena odorata
(kirinyuh)

Batang pangkal

Gulma sawah
Gulma menjalar di
permukaan tanah
Gulma tahunan di
perkebunan
Gulma tahunan di
perkebunan

Steril, tidak
penting
Penting
Penting

2. Panicum repens
(lempuyangan)
3. Cyperus rotundus
(teki)
4. Cynodon dactylon
(grinting)

Penting
Tidak penting

Sedang
Penting

Penting
Penting

1.4. Gulma semusim


Gulma semusitn adalah gultna yang untuk melengkapi daur hidupnya
memerlukan waktu hanya satu musim. Berarti gulma jenis ini tumbuh amat cepat dan
dapat menghasilkan biji dalam periode yang singkat. Sifat ini didapat dari adaptasinya
terhadap pengolahan tanah musiman yang juga menjadi habitat yang baik untuk
perkecambahan dan pertumbuhan gulma terutama dalam hal kelembaban tanah dan
tersedianya ruang tumbuh.
Pola tanam yang teratur dari tahun ke tahun sejak dari dulu, dengan periode
tumbuh yang pendek itu memberikan daya seleksi terhadap guhna ke arah sifat yang
berdaur hidup semusim. Faktor ini pula yang menyebabkan gulma itu menjadi spesiflk
untuk tanaman budidaya tertentu.

Pada tahun dimana curah hujan rendah misalnya, gulma ini juga dapat
menghasilkan biji lebih cepat. Biji-biji itu biasanya dorman di tanah dan hanya akan
tumbuh pada musim berikutnya waktu keadaan sudah baik, Echinochloa crusgalli
merupakan contoh gulma semusim, contoh lainnya dapat dilihat pada Daftar 2.2.
Daftar 2.2. Beberapa gulma semusim pada beberapa tanaman budidaya

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama Species

Tipe Gulma

Echinochloa crus-galli
Echinochloa colonum
Leptochloa chinensis
Eleusine indica
Dactyloctenium aegyptium
Ageratum, conyzoides
Euphorbia hirta
Cleome rutidosperma
Synedrella nodusa
Commelina benghalensis
Portulaca oleracea
Amaranthus spinosus
Fimbristylis littoralis
Cyperus iria

Rumput (Gramineae)
Rumput (Gramineae)
Rumput (Gramineae)
Rumput (Gramineae)
Rumput (Gramineae)
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Berdaun lebar
Teki (Cyperaceae)
Teki (Cyperaceae)

2. Perkembangbiakan gulma
Mekanisme perkembangbiakan gulma adalah sangat efisien, dan jauh lebih
efisien dari pada tanaman budidaya yang kita usahakan. Efisiensi itu didapat dari seleksi
alam beserta penyesuaian ekologis yang amat hebat sehingga gulma itu tetap ada
walaupun telah diusahakan pemberantasannya di bumi ini.
Perkembangbiakan dapat melalui cara generatif (dengan biji) atau secara
vegetatif. Pada gulma semusim, perkembangbiakan biasanya melalui biji. Produksi biji
amat banyak; jajagoan (Echinochloa crusgalli) misalnya dapat menghasilkan lebih dari
40.000

biji

dalam

satu

musim.

Gulma

tahunan

yang

mempunyai

sistem

perkembangbiakan yang lebih efisien, dapat memakai biji atau cukup secara vegetatif.
Alang-alang misalnya, walaupun produksi bijinya tidak banyak tetapi dapat tumbuh
dengan rhizomanya dengan amat cepat.
2.1.

Perkembangbiakan secara gencratif


Ini hanya berlaku bagi gulma yang termasuk dalam kelas Angiospermae atau

Gymnospermae. Pada gulma semusim pembungaan dapat terjadi lima minggu setelah
perkecambahan. Biji-biji yang dihasilkan tidak masak sekaligus, tidak seperti tanaman

budidaya, yang biasaya dikehendaki agar masak dalam waktu yang bersamaan. Dengan
periode pembungan yang lama disertai pembentukan biji yang berlainan umur ini
mempertinggi daya adapatasi terhadap keadaan yang tidak menguntungkan. Bunga dari
gulma jarang berbentuk tunggal, kebanyakan majemuk; bagi

berbunga

tunggal

biasanya menghasilkan biji yang amat banyak.


Periode sejak perkecambahan sampai pembungaan dapat mempengaruhi
banyaknya bunga dan kelak biji gulma. Pada rerumputan, bunga terdapat pada ujung
batang, oleh karena itu banyaknya anakan menentukan banyaknya bunga. Rottboellia
exaltata dalam keadaan bebas kompetisi dapat menghasilkan anakan dan cabang yang
amat banyak dan sebagian besar akan berbunga. Dalam keadaan seperti ini maka jumlah
biji yang dihasilkan dapat mencapai lebih dari 5.000 biji/tanaman.
Gulma yang termasuk dalam suku Dicotyledoneae dapat mempunyai bunga
pada ketiak daun. Oki, banyaknya daun dapat menjadi indikasi potensi bunga dan tentu
saja juga bijinya.
Ketersedian sarana

tumbuh (air, unsur hara, ruang dan sebagainya) dalam

periode awal (dari kecambah-pembungaan) menjadi faktor yang amat penting dalam
pembungaan. Gulma yang kekurangan unsur hara biasaitya akan berbunga lebih awal;
demikian pula gulma yang dapat berkembang biak dengan generatif maupun vegetatif
dalam keadaan kekurangan unsur hara akan berkembang biak dengan cara generatif.
Banyaknya biji yang dapat dihasilkan oleh beberapa gulma di daerah tropika
disajikan pada Daftar 2.3. Data ini dikumpulkan dalam keadaan dimana gulma ini bebas
dari kompetisi, jadi dalam keadaan yang optimum. Disini dapat dilihat betapa besar
potensi produksi biji dari Echinochloa crusgalli dan Monochoria vaginalis. Keduanya
adalah gulma pada sawah dan memang gulma ini amat dominan apabila padi tidak
disiang.
Dari segi praktik jumlah biji gulma dari seluruh gulma yang ada adalah lebih
penting dari pada jumlah individu gulma. Hal ini penting diperhatikan dalam
perencanaan pengendalian gulma. Biji gulma ini berfungsi sebagai sarana untuk
mempertahankan jenis gulma, memperbanyak dan menyebarkan diri sehingga
merupakan alat penting bagi gulma yang bersangkutan. Banyak jenis gulma bertahan
terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan dengan membentuk biji yang dorman.
Dalam banyak hal penyerbukan silang mudah terjadi sehingga dapat menghasilkan
individu yang beraneka ragam dan dengan mudah menemukan individu yang lebih

mampu beradaptasi dengan lingkungan baru, bahkan dapat saja membentuk individu
yang resistan terhadap herbisida.
Daftar 2.3. Kapasitas produksi biji dari beberapa gulma
(Mercado, 1979; Anderson, 1977).
Nama Species

Jumlah biji tiap


gulma per musim

Portulaca oleracea

2405 - 52300

Amaranthus spinosus

3272

Cleome rutidosperma

1698

Monochoria vaginalis

44799

Echinochloa colonum

42758

Eleusine indica

4889

a. Biji gulma dalam tanah


Keberadaan (establishment) gulma di suatu daerah ditentukan oleh jumlah biji
yang viabel (dapat hidup terus) di dalam tanah, dan tentu saja dengan
perkecambahannya.
Dominasi gulma pada suatu daerah sebagian besar disebabkan oleh kapasitas
reproduksi yang tinggi dan mekanisme penyesuaian yang efisien. Dari segi praktis maka
informasi tentang banyaknya biji dalam tanah pertanian amat penting untuk diketahui
agar metoda pengendaliannya dapat disiapkan.
Di Jerman misalnya, pada tanah pertanian diperkirakan terdapat 30.000 350.000 biji/m2 atau 3 - 3,5 biliun biji/ha. Di persawahan Filipina diperkirakan ada 804
juta biji/ha dengan kedalaman 15 cm yang terdiri dari 12 jenis gulma (daftar 2.4).
Daftar 2.4. Jumlah biji dari jenis gulma pada tanah sawah sedalam 15 cm (dalam
5 kg tanah), dihitung selama 3 tahun (Vega & Sierra, 1970).
Diolah

Tanpa diolah

Fimbristylis milliacea

1958

1275

Cyperus sp.

227

215

Echinochloa colonum

21

Monochoria vaginalis

39

Nama Species

Teki-tekian Embristylis sp. dan Scirpus sp. kelihatan yang paling dominan dari
gulma yang ada. Jadi jumlah biji gulma di dalam tanah amat banyak. Penimbunan biji
dalam tanah di samping karena penambahan biji yang terus menerus, juga oleh karena
biji-biji tadi mempunyai sifat dorman. Oleh karena itu, mungkin biji yang diketemukan,
tumbuhannya sudah tidak ada lagi disitu. Jadi jenis biji-biji gulma itu dapat memberikan
petunjuk tentang sejarah vegetasi di tempat itu dan dapat pula dipakai sebagai bahan
prediksi masalah gulma yang akan datang.
Apabila tidak ada penambalian biji gulma maka jumlah biji gulma yang dapat
hidup terus biasanya turun dengan kecepatan 20 50% / tahun. Penurunan ini
disebabkan oleh kematian, yang wajar dari biji-biji yang sudah berumur panjang,
kerusakan karena jasad renik atau karena berkecambah. Penurunan bervariasi
dipengaruhi oleh jenis, kedalaman, frekuensi pengolahan tanah, tipe tanah dan
pengairan.
Biji beberapa jenis dapat saja masuk ke dalam celah tanah yang dalam, atau
cacing dapat saja membenamkan biji-biji gulma, demikian juga tikus atau serangga.
Faktor alam begini berfungsi hanya secara lokal dan terhadap biji gulma tertentu; tetapi
pengolahan tanah dapat pula membawa biji-biji ke permukaan tanah.
Biji-biji yang terbenam di dalam tanah di bawah lapisan olah, atau di bawah
rumput yang tebal seperti alang-alang misalnya, masih viabel untuk beberapa tahun dan
akan berkecambah kalau dibawa ke permukaan tanah. Biji-biji baru biasanya banyak
diketemukan di permukaan tanah atau terbenam dangkal saja, sedang biji-biji yang
terbenam dalam biasanya berasal dari tumbuhan musim. lalu. Di tanah pertanian, selalu
ada biji-biji gulma di dalam tanah.
b. Dormansi biji di dalam tanah
Biji gulma yang berada di tanah, yang hidup tetapi tidak berkecambah dikatakan
dalam keadaan dorman. Biji dari sebagian besar gulma mempunyai kemampuan untuk
dorman. Sifat dorman yang menyebabkan gulma dapat menghindari pengaruh praktek
pengendalian adalah merupakan salah satu cara gulma. semusim bertahan dan hidup
terus. Biji menjadi dorman begitu lepas dari tubuh gulma misalnya Borreria alata,
dormansi tipe ini disebut dormansi primer; sifat ini biasanya menurun (ditentukan
secara genetis). Dormansi dapat terpatahkan atau hilang karena kulit biji rusak, atau
karena temperatur yang rendah.

Rangsangan untuk mematahkan dormansi primer ini biasanya tersedia di alam


seperti oleh sinar atau suhu. Borreria alata selagi masih di bawah alang-alang tidak
tumbuh, tetapi begitu alang-alang dimatikan maka biji Borreria ini mulai berkecambah.
Hampir semua gulma sebenarnya mempunyai kemampuan bersifat dorman baik
itu biji ataupun bagian lain untuk tumbuh. Dormansi primer ini yang menyebabkan
adanya kecambah Rottboellia sepanjang musim dan membuat pengendalian menjadi
amat sulit. Rottboellia yang dapat menghasilkan lebih dari 5.000 biji itu tidak dilepas
sekaligus tetapi sedikit demi sedikit sehingga berlangsung sampai 2 bulan dan tiap biji
dapat dorman selama 4 bulan. Kecambah Rottboellia ini dapat saja muncul hampir tiap
hari.
Lamanya dormansi primer berbeda-beda tergantung dari jenisnya; dapat hanya 1 ininggu
atau bahkan sampai 15 tahun (Eichormia crassipes = eceng gondok).
Dormansi dapat juga terjadi sesudah biji lepas dari tubuhnya, dan disebut
dormansi sekunder, hal ini terjadi karena pengaruh lingkungan yang tidak
menguntungkan. Ada dua jenis dormansi sekunder, pertama dormansi sekunder terpaksa
(enforced), yaitu domiansi dimana biji itu menjadi dorman karena lingkungan tidak
memungkinkan biji berkecaillbah misaInya biji yang jatuh pada tanah kering atau di
atas es. Apabda biji itu dipindahkan ke tempat lain yang cukup basah dia akan
berkecambah. Kedua, dormansi sekunder terlanjur (induced), pada dormansi sekunder
terlanjur biji harus diberi rangsangan sebelum dapat berkecambah. Mekanisme
dormansi ini dapat bersifat fisis atau fisiologis. Mekanisme fisis terutama disebabkan
karena kulit biji tebal, tidak tembus air dan udara. Biji gulma Celosia argentea,
lpomoea triloba dan Mimosa pigra misalnya kulitnya amat tebal dan tidak tembus air
dan O2. Oleh karena itu, tidak dapat berkecambah. Apabila kulit biji dipecah, maka biji
akan berkecambah. Mekanisme fisiologis dari dormansi dapat disebabkan karena
embryo belum tua atau adanya inhibitor. Apabila biji jatuh sebelum tua maka ia akan
memerlukan waktu beberapa lama sebelum dapat berkecambah. Tetapi ada juga biji
yang tua seperti Echinochloa crusgalli walaupun sudah tua tetapi tidak berkecambah
karena adanya inhibitor. Inhibitor ini dapat larut dan hilang ke dalam tanah. Persentase
perkecambahan jauh lebih banyak apabila biji tertanam di tanah dan dengan cukup
sinar.
Dormansi yang disebabkan oleh kulit biji yang tebal (faktor fisis) dapat
dipatahkan dengan pengaruh jasad renik atau dengan pergesekan. Perjalanan biji lewat

saluran pencemaart makanan temak cukup untuk mengikis kulit biji dan biji dapat
bercecambah. Oleh karena itu, sering kita lihat biji gulma banyak berkecambah pada
bekas kotoran ternak. Mengupas kulit biji memang dapat memecahkan dormansi. Biji
eceng gondok dapat juga dibuat berkecambah dengan memberi perlakuan basah dan
kering selama beberapa waktu untuk memecahkan kulit biji.
Dormansi yang disebabkan oleh faktor fisiologis dapat ditunggu sampai waktu
pemasakan cukup. Secara artifisial dapat pula dipakai beberapa bahan kimia seperti
KN03, asam giberelat, cytokinin, auxin atau dipakai cahaya dan suhu. Pada pokoknya
perlakuan ini ditujukan untuk menetralisasi pengaruh inhibitor.
Biji Chromolaena odorata yang dorman di bawah alang-alang, setelah alangalang ditebas dan biji itu mendapat cahaya, ternyata berkecambah. Hal ini terjadi karena
cahaya dapat merusak inhibitor yang ada pada biji Chromolaena odorata tersebut. Jadi
dormansi merupakan salah satu cara adaptasi biologis untuk dapat menghindari
lingkungan yang tidak menguntungkan, agar gulma tetap hidup dan nanti kalau
lingkungan sudah baik dapat tumbuh kembali.
c. Perkecambahan gulma
Perkecambahan gulma terjadi melalui 5 tingkat, yaitu :
(1) Imbibisi, yang dapat dibedakan menjadi 2 fase, yaitu fase fisis, sekedar penyerapan
air oleh biji, lalu fase fisiologis, air mulai memecahkan simpanan makanan.
(2) Periode metabolisme yang amat cepat, pembelahan sel dan pertumbuhan cepat
sekali.
(3) Pada akhir periode ini tumbuh akar yang memecahkan biji dan masuk ke dalam
tanah.
(4) Kemudian tajuk mulai ke atas tanah dan pada saat ini gulma dianggap tumbuh.
Kotiledon ada yang tetap di dalam tanah (hypogeal) atau di atas tanah (epigeal)
(5) Ketika cadangan makanan habis dan kecambah mulai berfotosintesis.
Setiap biji memerlukan air, oksigen dan temperatur yang sesuai untuk
berkecambah. Untuk biji yang dorman diperlukan kondisi tertentu agar dormansinya
hilang, seperti cahaya, suhu yang rendah, dan perlakuan dengan bahan-bahan kimia
yang telah disebutkan di atas.

10

Pengolahan tanah, terutama pada tanah yang padat, dapat merangsang


perkecambahan karena aerasi bagi biji gulma itu lebih baik dan biji-biji itu terbawa ke
permukaan tanah dan karenanya mendapat cahaya yang cukup. Kadang-kadang tanah
yang ringan dapat menjadi lebih kering setelah pengolahan sehingga perkecambahan
kurang. Gulma tidak begitu banyak bergantung kepada butiran tanah olahan, tetapi
biasanya butiran yang halus menyebabkan perkecambahan lebih banyak.
Frekuensi pengolahan tanah mempengaruhi banyaknya biji yang berkecambah
dan munculnya kecambah gulma. Pengolahan tanah dapat merangsang biji untuk
berkecambah, tetapi kecambah akan mati apabila tanahnya diolah lagi. Salah satu dasar
cara pengolahan tanah yang disebut minimum zero tillage (tanpa/sedikit pengolahan),
yaitu : pada awal musim biji gulma distimulir agar berkecambah, lalu tanahnya diolah
lagi agar kecambah gulma itu mati kemudian barulah biji tanaman kita tugalkan dengan
sesedikit mungkin mengolah tanah.
Kedalaman

letak

biji mempengaruhi

perkecambahan

dan pemunculan

kecambah. Hanya biji yang mempunyai cukup cadangan makanan dapat mencapai
permukaan tanah. Biji gulma yang beratnya antara 0,5 - 2 mg biasanya muncul dari
kedalaman kurang 5 cm; tetapi biji yang lelih besar dapat muncul dari kedalaman 8 cm
bahkan 11 cm sekalipun.
Kedalaman letak populasi biji penting untuk merencanakan pembajakan agar
populasi gulma yang tumbuh berkurang dengan merangsang biji gulma berkecambah.
Setelah berkecambah kita bajak lagi untuk membunuh kecambah itu.
Pengairan juga mempengaruhi perkeccambahan. Tanah yang digenangi
menyebabkan udara dan oksigen di dalam tanah berkurang sehingga perkecambahan
dihambat. Echinochloa crusgalli yang digenangi dengan air setinggi 5,1 cm
perkecambahannya amat berkurang, demikian pula dengan Brachiaria dan Sesbania.
Penggenangan ini rupanya juga menyebabkan konsentrasi CO2 naik dan mematikan
embryo.
Echinochloa crusgalli rupanya berkecambah paling baik ketika tanah hanya
basah sampai jenuh saja, tetapi tidak tergenang. Pistia stratiotes misaInya akan
berkecambah apabila digenangi air. Setelah daun pertama tumbuh dia akan muncul di
atas permukaan air. Pada saat ini sebenarnya amat mudah dimatikan.
Pada umumnya ada batas kritis kandungan air tanah untuk beberapa jenis gulma.
Cyperus rotundus misalnya pada kandungan air tanah 13 - 16% kemampuan tumbuhnya

11

amat turun, Scirpus maritimus pada kandungan air tanah 19% sedangkan alang-alang
kira-kira pada kandungan air tanah 20%.
d. Pertumbuhan kecambah gulma
Fase kecambah amat penting untuk pertumbuhan gulma. Karena fase ini meru
pakan fase yang amat sensitif terhadap pengaruh lingkungan, dan amat kompetitif.
Kebutuhan akan unsur hara dan air amat besar dan pada saat inilah biasanya hasil
kompetisi ditentukan antara gulma dan tanaman budidaya. Fase kecambah inilah titik
yang paling lemah dalam daur hidup gulma dan merupakan fase yang praktis untuk
mengendalikan gulma. Pada saat ini herbisida pra-tumbuh diserap amat efektif melalui
hampir seluruh permukaan kecambah dengan jaringan yang masih lunak, yaitu
mesocotyl, coleoptile, hypocotyl dan radicle. Daun pada waktu fase kecambah ini juga
masih lunak, sehingga penetrasi molekul herbisida lebih mudah. Akar juga hanya
mempunyai lapisan epidermis yang tipis sehingga absorpsi menjadi efisien. Herbisida
2,4-D) misalnya yang biasanya tidak mematikan rumput dan teki, tetapi dapat
mematikan kecambahnya apabila dipakai sebagai herbisida pra-tumbuh. Kesulitan
dengan kecambah adalah, amat sulit mengenalnya; terutama gulma dengan daun
majemuk. Sebenarnya banyak pula faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kecambah
gulma, misainya ketersediaan unsur hara, pH, salinitas.
Umumnya dianggap bahwa gulma lebih efisien dalam penyerapan unsur hara,
malah ada gulma yang lebih banyak mengambil unsur-unsur tertentu seperti
Amaranthus spinosus yang dapat mengakumulasikan Ca, Cleome rutidosperina
mengakumulasi K. Pistia stratiotes tidak dapat hidup pada air dengan pH kurang dari 4,
tetapi eceng gondok masih dapat hidup.
Cahaya dapat juga mempengaruhi pertumbuhan kecambah gulma. Cynodon
dactylon dan Cyperus rotundus terhambat pertumbuhannya di bawah naungan.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, banyak gulma mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang buruk, sehingga mereka dapat tersebar ke mana-mana.
Cynodon dactylon yang tadinya ditanam untuk pekarangan ternyata dapat tumbuh subur
di perkebunan tebu dan menjadi gulma.
2.2. Perkembangbiakan secara vegetatif

12

Sebagian besar gulma berkembang biak dengan cara vegetatif. Gulma tahunan
biasanya tumbuh di daerah yang lama tidak diolah. Pada tanah yang sering diolah,
potongan bagian vegetatif dapat menjadi tumbuhan baru, tetapi kalau pengolahan tanah
cukup sering dan potongan itu menjadi amat pendek gulma ini mati juga.
Bagian vegetatif yang dapat tumbuh kembali meliputi rhizoma, stolon, dan
umbi. Bagian vegetatif seperti rhizoma dan stolon oleh tindakan pengolahan tanah
potongan-potongannya dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru; hal ini dapat terjadi pula
dengan akar (akar menjalar).
Umbi tidak begitu dipengaruhi oleh pengolahan tanah seperti rhizoma, tetapi
pengolahan tanah tetap dapat merangsang umbi tumbuh dan menyebarkan gulma.
a. Gulma berkembang biak dengan batang menjalar (rhizoma dan stolon)
Batang yang menjalar di dalam tanah mempunyai mata pada buku batang
tersebut, yang dapat tumbuh menjadi batang baru atau. dorman. Apabda batang yang
menjalar itu hidup di atas permukaan tanah disebut stolon (misainya Cynodon
dactylon); tapi bila hidup di dalam tanah disebut rhizoma (misal Imperata cylindrica).
Pengolahan tanah dapat menyebabkan populasi tajuk meningkat karena
potongan rhizoma yang menjadi tumbuhan baru dan juga ada mata yang tumbuh karena
dominasi pucuk diganggu. Oleh karena itu, pengolahan tanah harus benar-benar
disesuaikan dengan keadaan lingkungan apabila ingin dipakai sebagai suatu metoda
pengendalian. Hal ini biasanya dikerjakan pada musim kemarau, setidak-tidaknya dua
kali dengan interval 3-4 minggu, agar potongan rhizoina itu kering.
Sesudah itu segera digaru dan ditanami tanaman budidaya atau penutup tanah.
Gulma paku-pakuan (Filicinae) hampir semuanya berbiak dengan cara batang yang
menjalar ini.
b. Gulma berkembang biak dengan akar menjalar
Akar yang menjalar ini selalu berada di bawah permukaan tanah dan biasanya
horizontal. Walaupun akar yang keluar dari akar yang menjalar ini dapat vertikal sampai
dalam, tetapi akar itu biasanya tetap horizontal dan berada dekat permukaan tanah.
Akar yang menjalar ini dapat dibedakan dari batang yang menjalar dari tidak
adanya daun penutup di mata tunas, kemudian ujungnya selalu di dalam tanah dan tidak
pernah membentuk tajuk ke atas. Akar yang menjalar ini dapat memberikan tunas di
titik sepanjang akar tersebut.

13

Gulma ini banyak ditemukan di daerah sub-tropis. misalnya Sonchus arvensis.


Pada tanah yang tidak diganggu pertumbuhannya dapat cepat sekali, tetapi pada tanah
yang ditanami, oleh karena kompetisi, tidak begitu cepat. Ketika mulai berbunga,
karena makanan sedikit saja di cadangan makanan, maka pemberian herbisida akan
ditransportasikan ke bawah. Pengolahan tanah yang berulang-ulang akan dapat
mematikan gulma ini.
c. Gulma dengan umbi
Umbi sebenamya merupakan simpanan cadangan makanan dari gulma tersebut
yang dapat tumbuh secara vegetatif. Oxalis latifolia misalnya. menghasilkan umbi kecilkecil yang apabila keadaan lingkungannya baik dapat tumbuh. Teki (Cyperus rotundus)
dan juga Scirpus maritimus menghasilkan tuber yang, apabila terputus dari batang
induknya, dapat tumbuh sendiri menjadi batang baru.
Perkembangbiakan secara vegetatif, lebih baik dari pada secara generatif, karena
tumbuhan baru telah cukup memiliki persedian makanan untuk hidupnya. Di daerah
pertanian gulma tahunan dengan perkembangbiakan secara vegetatif, lebih susah
dikendalikan, oleh karena itu diperlukan manajemen yang baik.
3. Penyebaran gulma
Kapasitas reproduksi menentukan besarnya populasi, sedangkan penyebaran
gulma menentukan jauhnya jangkauan gulma ke daerah baru. Struktur dari alat
penyebaran sangat menentukan luasnya daerah yang dapat dijangkau.
3.1. Cara penyebaran
Unit penyebaran, biasanya biji, untuk menyebar ke daerah baru. Penyebaran
dapat dibantu oleh angin, air, hewan, manusia. Beberapa species mempunyai peralatan
khusus agar dapat disebarkan lewat angin atau air tetapi selalu dapat disebarkan oleh
manusia.
Penyebaran oleh angin biasanya pada biji yang amat ringan, kecil, dengan
embel-embel seperti bulu yang dapat dengan mudah diterbangkan angin seperti biji
alang-alang. Penyebaran oleh air dapat berupa seluruh tumbuhannya atau. bijinya saja.

14

Burung atau binatang lain mungkin memakan biji gulma dan setelah lewat
saluran pencernaan biji itu dapat disebarkan ke mana-niana. Ada juga biji-biji yang
mudah melekat ke obyek yang bergerak untuk jatuh di tempat lain.
Orang menjadi penyebab penyebaran yang paling efisien. Gulma tidak perlu
mempunyai struktur tertentu untuk dapat disebarkan oleh orang. Sepatu atau pakaian
dapat mnjadi sarana untuk secara tidak sengaja membawa biji gulma kemana-inana.
Biasanya ada alat yang dapat menempelkan biji gulma pada obyek. Ini dapat berbentuk
cantolan, runcing keras atau ada perekatnya. Jadi. apabila seseorang pergi ke daerah
yang bijinya mempunyai alat perekat, seperti Urena lobata dan Chrysopogon
aciculatus, maka setelah ia keluar dari daerah itu dia akan membawa dan menyebarkan
biji gulma itu.
Beberapa gulma (terutama dari Leguminosae) buahnya dapat terbuka sendiri dan
melepaskan bijinya jauh-jauh dari induknya. Tentu saja alat pertanian dapat saja
menjadi agen penyebar gulma disamping bibit yang dibeli dari luar,
3.2. Penyebaran antar kontinental
Penyebaran ini disebabkan oleh manusia misalnya Eichhomia crassives yang
sebenarnya didatangkan ke Kebun Raya Bogor dari Brazilia untuk mempercantik
kolam. Ternyata pertunibuhannya bagus dan dengan bunga yang bagus pula. Karena
pertumbuhannya sudah terlalu padat, maka sebagian dibuang ke sungai, dan sekarang
tersebar hampir di seluruh Asia. Begitu juga gulma Heliotropium indicum dan Mimosa
pudica berasal dari Brazil.
Sekarang ini untuk mencegah pemasukan gulma baru ke Indonesia, diterbitkan
UU Karantina yang memberi wewenang kepada Badan Karantina
4. Sifat khusus gulma
Sifat kliusus disini adalah sifat sehubungan dengan sebutan tumbuhan sebagai
gulma.
Pertama, ialah babwa tumbuhan itu memiliki kecepatan tumbuh yang amat
tinggi. Pada jenis-ienis rumputan hal ini mungkin dinyatakan dengan banyaknya anakan
dan kecepatan pembentukan rhizoma atau stolon; pada teki dengan banyaknya umbi dan
tajuk, misalnya Cyperus rotundus dan pada gulma berdaun lebar dengan kecepatan

15

perpanjangan batang dan terutama pembentukan daun yang amat cepat yang
mengakibatkan fotosintesis yang banyak berarti dapat tumbub cepat.
Kedua, berkembangbiak awal sekali dan efisien. Cara berkembang biak dapat
saja, generatif atau vegetatif. Pada gulnia semusim perkembangbiakan terutama secara
generatif disertai dengan pertumbuhan anakan dan percabangan yang amat banyak yang
memungkinkan pembentukan biji yang amat banyak pula. Sedangkan gulma yang
berkembang biak secara vegetatif juga berjalan amat cepat.
Ketiga, gulma mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dan tetap hidup
pada keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Keempat, unit penyebaran dari gulma ini mempunyai sifat dormansi atau dapat
dipaksa untuk dorman sampai keadaan lingkungan menjadi baik, sehingga kemampuan
beradaptasi untuk hidup amat besar.
Kelima, gulma itu mempunyai daya kompetisi yang amat tinggi, yang dengan
disertai kemampuan untuk adaptasi yang tinggi pula, benar-benar dapat bertahan.

16

EKOLOGI GULMA

Dalam membicarakan masalah ekologi gulma, tentu kita harus melihat faktorfaktor yang terlibat di dalamnya, misalnya jenis tanaman dan tumbuhan, serangga, zat
makanan yang tersedia, cara bercocok tanam, keadaan tanah dan air serta
pengelolaannya, keadaan lingkungan secara keseluruhan dan berbagai aktivitas
pertanian, industri serta aktivitas manusia lainnya, yang kesemuanya itu kita sebut
sebagai ekosistem pertanian.
Apabila kita bandingkan dengan ekosistem lainnya seperti ekosistem hutan
ataupun padang rumput, ekosistem pertanian mempunyait tingkat keaneka-ragaman
yang lebih rendah karena di dalam usaha pertanian, kita telah banyak mengadakan
perubahan-perubahan seperti membajak, mencangkul, penambahan pupuk, penggunaan
pestisida dan lain-lain.
Akibat dari keterbatasan keaneka-ragaman ini dan perubahan-perubahan
mendasar

dan tindakan yang dilakukan oleh manusia, ekosistem ini lebih peka

terhadap gangguan hama penyakit termasuk ke dalamnya gulma. Di samping pengaruh


luar terhadap tanaman pertanian, pengaruh ini juga akan diperoleh dari tumbuhan
lainnya yang ada dalam pertanian, misalnya gulma.
1. Faktor - faktor yang berpengaruh terhadap kehadiran gulma
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehadiran gulma, meliputi potensi
biji gulma di tanah (kapasitas tanah sebagai bnk biji gulma), kekuatan pertumbuhan biji
gulma dan kompetisi di samping cara-cara reproduksi dan penyebaran gulma.
1.1. Potensi biji gulma di tanah
Menurut Mercado (1979) tanah mcrupakan tempat cadangan biji yang besar,
baik itu biji gulma ataupun biji tanaman budidaya yang kita tanam sebelumnya.
Banyak biji gulma berukuran sangat kecil, schingga jumlah kumpulan biji gulma
tersebut per satuan luasnya sangat besar.
Di Filipina, Vega dan Sierra (1970) pernah menghitung jumlah biji yang ada di
dalam tanah sawah. Sejumlah 804 juta biji/ha yang terdid dari 12 jenis ditemukan pada
kedalaman pembajakan tanah 1-15 cm. Jenis-jenis gulma yang terbanyak adalah dari
golongan teki seperti Rmbristylis littoralis dan Scirpus spp.

17

Petani menyadari secara tidak langsung bahwa untuk usaha penekanan potensi
biji gulma di tanah, perlu dilakukan pengolahan tanah. Dengan pengolahan tanah biji
gulma akan terbuka dan mendapat kesempatan tumbuh. Namun hal ini harus diikuti
dengan pengendalian. Dengan tumbuhnya biji-biji gulma tersebut berarti cadangan biji
di dalam tanah semakin berkurang.
Di samping cadangan biji dalam tanah, potensi umbi atau akar rimpang
mempunyai peranan yang besar pula, sehubungan dengan jumlah umbi, akar rimpang
yang dihasilkan cukup besar. MisaInya umbi teki Cyperus rotundus. Pada luasan 1 m2
sedalam 10 cm akan dapat ditemukan 1.630 umbi (Ono cit. Mercado, 1979).
1.2. Daya tumbuh biji gulma
Biji gulma dapat bertahan dalam tanah dan tetap berdaya tumbuh untuk
beberapa waktu lamanya. MisaInya biji Nelumbo nucifera di daerah danau Manchuria
yang kering telah berumur 1.040 120 tahun (Libby . cit. Mercado, 1979). Demikian
pula dengan biji eceng gondok (Eichhomia crassipes) dapat bertahan dan masih dapat
tumbuh sesudah 15 tahun (Santiago, 1977). Biji gulma yang lain seperti alang-alang
(Imperata cylindrica) dapat juga bertahan sampai 16 bulan.
Dalam pertumbuhan atau perkecambahan biji dari gulma ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi, seperti kemampuan dormansi dari biji gulma dan faktorfaktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan biji.
Dormansi

ini

adalah

sifat

penting

bagi

banyak

biji

gulma

untuk

mempertahankan atau melestarikan kehidupannya. 'Dormansi biji gulma dapat


mempertahankan kehidupan untuk jangka waktu tertentu dengan menjalankan aktivitas
minimal dari metabolisme yang terjadi, dan kemudian dapat tumbuh seperti biasa dan
membentuk tumbuhan yang sehat dan normal.
Disamping itu ada beberapa faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
biji, seperti air, gas, suhu dan cahaya yang optimal untuk pertumbuhan biji.
Peranan air penting untuk pertumbuhan biji, karena biji gulma harus dapat
menyerap air yang cukup untuk menjalankan aktivitas metabolisme dan perkembangan
sel biji tumbuhan.
Biji gulma membutuhkan pertukaran C02 dan 02, untuk meningkatkan aktivitas
metabolisme dalam perkecambahan dan pertumbuhan. Hal ini penting apabila
dihubungkan dengan letak biji yang berada di dalam tanah.

18

Dalam pertumbuhan biji, souatu jenis gulma menginginkan suhu yang optimal
untuk pertumbuhannya.
Cahaya mempunyai peranan yang besar pula terhadap pertumbuhan biji. Ada biji
gulma yang baru dapat tumbuh kalau mendapatkan cukup cahaya (foto blastik +) dan
ada pula biji gulma yang hanya berkecambah dalam keadaan gelap (foto blastik -).
1.3. Perlyebaran gulma
Cara penyebarati gulma yang sudah diketahui sampai sekarang ini adalah
dengan biji (untuk tumbuhan tingkat tinggi), spora (untuk tumbuhan tingkat rendah)
atau dengan bagian vegetatif. Yang paling penting adalah cara penyebaran dengan biji,
walaupun penyebaran secara vegetatif kadangkala cukup berperanan dalam penyebaran
gulma. Bagian dari batang atau stolon dapat mudah terputus dan terbawa jauh, terutama
untuk gulma air, tetapi juga untuk gulma darat.
Organ penyimpanan seperti umbi, atau akar rimpang (rhizoma) dapat berperanan
dalam penyebaran gulma terutama di daerah pertanian yang mempunyai problema
gulma seperti alang-alang (Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus).
Dengan melakukan pemotongan dan pemindahan akar rimpang, berarti kita telah
mendukung usaha penyebaran gulma, apabila tidak diadakan tindakan selanjutnya.
2. Persaingan gulma dengan tanaman budidaya
Gulma termasuk salah satu komponen yang dapat menurunkan hasil pertanian,
seperti halnya hama atau penyakit.
Di berbagai tanaman perkebunan gulma dapat menurunkan hasil dengan
berbagai cara. Di perkebunan teh, gulma dapat menurunkan jumlah daun yang dapat
dipetik, menghambat pertumbuhan tanaman teh muda, dan memungkinkan sebagai
tumbuhan inang untuk hama dan penyakit (Venkatarami, 197 1). Di perkebunan karet,
gulma dapat menghambat pertumbuhan dan menunda masa produktif tanaman karet,
dan dapat menurunkan hasil. Menurut Mangoensoekarjo (1980) gulma dapat
menghambat masa sadap karet selama 3 tahun, dan akan mengalami kerugian sebesar
3.250 kg karet kering/ha.
Pada tanaman pangan seperti padi sawah ada beberapa jenis gulma yang sudah
jelas menurunkan hasil padi, seperti Echinochloa crus-galli, Marsilea crenata,
Fimbdstylis dan Monochoila vaginalis (Pons dan Utomo, 1979). Echinochloa crus-galli

19

adalah sejenis gulma yang mirip dengan tanaman padi, dan mempunyai perakaran yang
dalam sehingga dapat bersaing cukup kuat dengan tanaman padi; sementara gulma yang
berukuran kecil dan mempunyai perakaran dangkal seperti Alonochoria vaginalis tidak
menimbulkan persaingan yang kuat terhadap tanaman padi (Kini. 1979).
Marsilea crenata yang sering disebut sebagai daun semanggi, banyak
menimbulkan niasalah pada pertanaman padi. Pada 4 minggu pertama setelah padi
ditanam gulma ini dapat menghambat pertumbuhan anakan padi, schingga jumlah
anakan yang produktif akan berkurang dan hasilnya akan turun (Pons dan Utomo,
1979).
Melihat hal-hal negatif yang ditimbulkan oleh gulma terhadap tanaman budidaya
maka seyogyanya pengendalian gulma dilakukan dengan setepatnya dengan
memperhatikan karakteristik gulma melalui proses kompetisi.
Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kompetisi,

yakni

jenis

gulma,

kepadatan, penyebaran, lamanya tumbuh dan faktor lingkungan.


2.1. Jenis gulma
Jenis serta fase pertumbuhan gulma yang berbeda mempunyai kemampuan
berkompetisi yang berbeda pula. .
2.2. Densitas/kepadatan tumbuhan
Densitas gulma yang tumbuh pada suatu areal bervariasi menurut musim.
Umumnya pada musim hujan densitas gulma tinggi, karena persediaan air cukup, tetapi
pada musim kemarau populasi gulma rendah. Densitas gulma yang bervariasi ini
menimbulkan pula variasi dalam penurunan hasil suatu tanaman budidaya. Secara
umum hubungan tersebut dapat dikemukakan bahwa makin tinggi kerapatan gulma,
makin turun/rendah hasil tanaman budidaya.
2.3. Penyebaran tumbuhan
Gulma yang dapat menyebar dengan jangkauan yang luas, dapat dengan mudah
menginfestasi suatu daerah pertanian; dan menimbulkan penurunan produksi suatu
tanaman budidaya. Demikian pula dengan gulma yang mempunyai daya bertahan cukup
besar (seperti alang-alang dengan akar rimpangnya) akan dapat bertahan di suatu daerah
untuk menimbulkan suatu problema persaingan yang kuat bagi suatu tanaman budidaya.

20

2.4. Lamanya tumbuh


Yang dimaksud dengan lamanya tumbuh adalah berapa lama gulma turut
tumbuh bersama-sama tanaman budidaya. Apabila tumbuh sepanjang musim tanaman
budidaya, maka jelas gulma ini amat merugikan.
Beberapa penelitian sudah membuktikan bahwa lama tumbuh ini erat
hubungannya dengan masa kritis suatu tanaman. Misalnya, untuk tanaman padi gogo,
Eussen dan Utomo (1981) telah membuktikan bahwa untuk menghindari kurangnya
hasil padi gogo, areal pertanaman padi gogo harus bersih dari gulma, dari umur 30
sainpai 70 hari sesudah tanam, yang akan menjamin tidak adanya kompetisi dalam hal
unsur hara terutama nitrat.
2.5. Faktor lingkungan
a. Kultur tehnik penanaman
Pada penanaman tanaman perkebunan, populasi gulma akan cukup tinggi
apabila tanaman yang kita tanam masih muda, dan tajuk tanaman belum menutup rapat.
Pada saat tanaman sudah tua dan menghasilkan tajuk tanaman yang menutup, gulma
biasanya akan berkurang.
Kita sukar menjumpai gulma yang tumbuh pada perkebunan coklat dan lain-lain,
dimana tajuknya telah menutup rapat.
Pada umumnya gulma dari suku rumput (Gramineae) memerlukan sinar
matahari untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu pada pertanaman budidaya yang
berjarak tanam cukup jarang (lebar), gulma masih menjadi masalah apabila tidak
dilakukan pengendalian. Beberapa cara yang baik untuk mengatasi hal ini adalah antara
lain dengan penanaman kacang-kacangan penutup tanah (LCC = Legume Cover Crops),
misalnya Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens, Pueraria javanica
sebagai salah satu cara pengendalian gulma.
b. Jenis tanaman
Jenis tanaman yang dapat tumbuh secara cepat akan mampu menghambat
pertumbuhan gulma. Bentuk morfologi suatu tanaman yang besar dan tinggi, misalnya
padi jenis lokal akan mampu berkompetisi dengan Echinochloa crusgalli (Utomo,
1975).
c. Pemupukan

21

Gulma akan tumbuh lebih baik dalam keadaan unsur hara yang cukup, sehingga
mempunyai daya bersaing yang lebih kuat. Oleh karena itu pengendalian gulma
merupakan suatu keharusan di daerah yang dipupuk.
d. Pengairan
Adanya genangan air pada sistem sawah membantu menekan pertumbuhan atau
perkembangan gulma. Di lahan kering (tanpa pengairan, tadah hujan) pertumbuhan
gulma relatif lebih cepat.
3. Senyawa racun yang dikeluarkan gulma
Suatu tumbuhan dapat mengeluarkan zat kimia ke dalam lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan lain (alelopati). Ada yang bersifat positif,
misaInya : mengeluarkan nitrogen untuk tumbuhan lain melalul fixasi nitrogen darl
udara, dan ada juga yang bersifat merugikan tumbuhan lain, dimana zat yang
dikeluarkan dapat bersifat racun terhadap tumbuhan lain.
Contoh dari tumbuhan yang mengeluarkan zat yang dapat meracuni tersebut
adalah alang-alang. Bussen dkk. (1975) pemah membuktikan bahwa alang-alang
mempunyai daya meracuni tanaman jagung pada keadaan cukup unsur hara untuk
keduanya. Tanaman jagung menunjukkan berkurangnya produksi berat kering sebesar
40 persen akibat alelopati ini.
Beberapa jenis gulma yang mengeluarkan senyawa racun adalah sebagai berikut:
a. Juglans nigra dapat memproduksi hydroxy juglone ke tanah. Apabila teroksidasi zat
ini menjadi juglone dan apabila ini kena udara akan menjadi racun dan dapat
menghambat tumbuhan tumbuhan lain.
b. Artemisia absinthium dapat mengeluarkan absinthin yang juga beracun. A. vulgaris
dapat mengeluarkan senyawa yang mudah menguap dan beracun.
c. Salvia leucophylla menghasilican terpenes yang dapat menghambat pertumbuhan
rumput-rumputan.
d. Agropyron repens memproduksi agropyrene yang dapat menghambat tanaman bijibijian. Imperata cylindrica menghasilkan zat phenol.

Anda mungkin juga menyukai