Anda di halaman 1dari 1

Kanker kepala dan leher

Di Inggris ada hampir 9.000 kasus baru kanker kepala dan leher setiap tahun, dengan 2.700
kematian. Kanker kepala dan leher terdiri dari kelompok tumor yang sangat beragam, tetapi lebih
dari 80% adalah karsinoma sel skuamosa rongga mulut, orofaring atau pangkal tenggorokan.
Bahasan ini akan dibatasi untuk lesi tersebut. Kanker kepala dan leher lebih sering terjadi pada
pria daripada wanita, dengan rasio 2,5: 1. Rata-rata usia saat diagnosis adalah sekitar usia 65
tahun dengan keseluruhan kelangsungan hidup 5 tahun. Angka kejadian kanker sel skuamosa
rongga mulut dan orofaring adalah sekitar 47%, sementara itu untuk kanker laring adalah sekitar
65%. Kanker kepala dan leher adalah salah satu bagian onkologi, dan kemoterapi sangat
kerkembang sangat pesat. Tidak terdapat kesepakatan yang khusus mengenai pedoman dan
penangana sehingga penanganannya bervariasi antara satu pusat dengan pusat lainnya. Sejauh
ini, pengobatan lini pertama baik pembedahan atau radioterapi tergantung pada faktor-faktor
seperti lokasi dan ukuran tumor dan keadaan umum pasien.
Dalam beberapa tahun terakhir terbukti bahwa hasil radioterapi dapat ditingkatkan dengan
memberikan kemoterapi secara bersamaan (kemoradiasi), terutama pada orang dengan tumor
yang terlokalisir. Hal ini , meningkatkan risiko efek samping yang berat dan pada umumnya
dihindari untuk mereka dengan penyakit tahap awal (dimana penanganan yang kurang intensif
masih efektif), atau mereka yang keadaan umumnya kurang baik atau yang telah metastasis.
Cisplatin adalah sitotoksik yang paling banyak digunakan dalam kombinasi dengan radiasi.
Namun perkembangan terbaru adalah penemuan yang menggabungkan EGFR antagonis,
cetuximab, dengan radioterapi dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien, tanpa
peningkatan yang signifikan dalam toksisitas. Hasil ini memungkinkan untuk mengenalkan
kombinasi pengobatan sebagai pengobatan baru dalam praktek rutin, dan juga kemungkinan
mengeksplorasi efek menggabungkan cetuximab dengan kemoradiasi berbasis cisplatin .
Percobaan juga dilakukan dengan VEGFR inhibitor bevacizumab, dikombinasi dengan
radioterapi.
Pemberian kemoterapi konvensional sitotoksik adjuvant setelah pembedahan atau radioterapi
belum terbukti jelas meningkatkan kelangsungan hidup pasien jangka panjang. Namun, pada
pengamatan yang dilakukan ketika terjadi kekambuhan pada pasien setelah kemoradiasi biasanya
dikarenakan adanya metastasis, daripada kekambuhan oleh penyakit lokalnya. Sehingga
disarankan untuk diberikan induksi, atau neoadjuvant, kemoterapi, sebelum kemoradiasi
sehingga meningkatkan hasil jangka panjang. uji klinis menggunakan kombinasi baik paclitaxel
atau docetaxel dengan cisplatin dan fluorouracil sebagai terapi induksi menunjukkan hasil yang
menjanjikan. Untuk pasien dengan tumor lokal, besar, terapi neoadjuvant juga bertindak sebagai
prediktor yang baik terhadap radioterapi, pasien mencapai suatu respon parsial yang baik yang
memperoleh hasil dari kemoradiasi intensif. Sedangkan mereka yang tidak menunjukkan
penyusutan tumor yang jelas tidak mungkin untuk diberikan regimen intensif dan mungkin akan
ditawarkan pilihan terapi yang lembut yaitu radioterapi saja.
Untuk pasien dengan kekambuhan lokal, dapat dilakukan tindakan pembedahan baik dengan
reseksi konvensional atau laser. Sejauh ini, pengobatan kemoterapi sitotoksik memberikan hasil
yang terbatas tetapi kombinasi cisplatin dan fluorouracil sering digunakan. Pada pasien yang
mencapai respon yang baik dan mengalami kekambuhan lebih dari 3 bulan setelah selesai
pengobatan, diberikan terapi lini kedua dengan sitotoksik seperti methotrexate atau salah satu
dari taxanes mungkin layak untuk dicoba.

Anda mungkin juga menyukai