ABSTRAK
Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang berada dalam wilayah Provinsi Maluku,
terdapat beberapa sumber air dan areal lahan yang mempunyai potensi pengembangan
sebagai lahan pertanian tanaman padi yang sampai saat ini belum dimanfaatkan disamping
beberapa daerah irigasi yang sudah ada dan berproduksi dengan baik, serta beberapa
daerah irigasi yang belum optimal dari segi operasi dan hasil yang didapatkan. Maka dari
itu perlu dilakukan desain secara rinci dan terarah untuk mengoptimalkan potensi sumber
daya air yang ada dengan dilakukan perencanaan bendung
Studi perencanaan bendung balansai ini dimulai dari analisa hidrologi, hidraulika serta
stabilitas konstruksinya. Beton bertulang merupakan salah satu material penyusun penting
dalam studi perencanaan ini, oleh karena itu perhitungan tulangan yang diperlukan perlu
direncanakan dengan teliti. Berdasarkan hal tersebut, data-data mengenai curah hujan,
topografi serta geologi daerah studi sangat diperlukan.
Dari hasil analisa hidrologi didapatkan debit banjir rancangan Q100 untuk lokasi studi
adalah 37 m3/dt. Pelimpah digunakan tipe Ogee II dengan kemiringan hulu 1 : 0,33 dengan
ketinggian 3,55 m dari dasar hulu, pada elevasi +30,400 m. Lebar efektif bendung sebesar
5,879 m dan tulangan utama yang diberikan pada tubuh bendung adalah D19 150. Kolam
olak di desain mendekati tipe USBR III dengan penggunaan blok muka serta ambang hilir.
Perhitungan stabilitas yang dilakukan terhadap desain rencana menunjukkan hasil yang
cukup memuaskan.
Kata kunci : bendung, irigasi, stabilitas, tulangan
ABSTRACT
East Seram District (SBT) which is in the province of Maluku, There are several
sources of water and land areas that have potential for development as agricultural land
rice plant which until now has not been used in addition to some of the existing irrigation
areas and produce well, as well as some of the irrigated area is not optimal in terms of
operation and the results obtained. Therefore it is necessary to design in detail and focus
to maximize the potential of existing water resources by planning weir.
Balansai weir planning starts from the analysis of hydrology, hydraulics as well as the
stability of the construction. Concrete is one of the important constituent materials in this
planning, therefore the calculation of the required reinforcement needs to be planned
accurately. Based on these, data on rainfall, topography and geology of the study area is
needed.
From the analysis results obtained hydrology floods debit design Q100 for the study
area is 37 m3/sec. Spillway used Ogee type II with upstream slope of 1: 0.33 with a height
of 3.55 m from the bottom of the upstream, at an elevation +30.400 m. The effective width
of the weir of 5.879 m and the main reinforcement is given to the body weir is D19 - 150.
Stilling basin in the design approach USBR type III with the use of block and downstream
sill. calculation of stability conducted to design plans showed satisfactory results.
Keywords: dams, irrigation, stability, reinforcement
1.
PENDAHULUAN
Sebagai langkah awal dalam rencana
pengembangan dan pemanfaatan potensi
yang ada di Kabupaten Seram Bagian
Timur, maka perlu dilakukan desain
secara rinci
dan
terarah untuk
mengoptimalkan potensi sumber daya air
yang ada. Salah satunya ialah dengan
dilakukan perencanaan bendung, yang
nanti dapat dimaksimalkan untuk
keperluan irigasi.
Bendung berfungsi untuk menaikkan
muka air, sehingga air dari hulu dapat
dimanfaatkan untuk mengairi lahan
daerah irigasi dengan cara membelokkan
air ke dalam jaringan saluran irigasi.
Suatu bangunan agar dapat berdiri kokoh
harus ditopang oleh struktur bawah dan
struktur atas yang kuat, maka dari itu
perlu dilakukan desain secara rinci dan
terarah untuk mengoptimalkan potensi
sumber daya air yang ada dengan
perencanaan hidrolis bendung serta
stabilitas konstruksinya.
Maksud dan tujuan utama dari
pelaksanaan studi ini adalah untuk
menunjang upaya memacu produktivitas
lahan serta peningkatan produksi
pertanian di wilayah studi dan sekitarnya.
Dengan adanya pembangunan bendung
ini, maka areal irigasi bisa ditingkatkan
luasnya sehingga tujuan pembangunan di
sektor pertanian, khusunya beras dapat
tercapai, yaitu mempertahankan dan
meningkatkan status sebagai negara yang
pernah berswasembada beras. Serta
diharapkan bisa dibuka lahan persawahan
yang dapat menghasilkan dan dapat
meningkatkan tingkat pendapatan para
petani.
2.
2. Analisa hidrolika
3. Analisa stabilitas pada konstruksi
4. Analisa desain konstruksi
3.
Analisa Hidrologi
a. Curah hujan maksimum dan ratarata daerah
Dalam studi ini perhitungan hujan
rerata daerah menggunakan metode rerata
aljabar dikarenakan tidak ada peta letak
stasiun hujan. Untuk menentukan curah
hujan baru dengan Metode rata-rata
hitung (Aritmatic Mean) dipergunakan
persamaan (Triatmodjo. 2010; 32) :
d d 2 d 3 .... d n
d 1
n
Dimana :
d = tinggi curah hujan rata-rata daerah
n = banyaknya stasiun
Tabel 1. Curah Hujan Maksimum Daerah
Tahunan Metode Rata-Rata Hitung
Tahun
Curah Hujan
2003
45.50
2005
59.08
2006
71.23
2004
79.05
2002
81.50
2014
85.27
2010
85.79
2001
96.00
2009
99.28
2011
105.52
2012
118.07
2008
127.89
2007
132.29
2013
147.21
Sumber : Hasil Perhitungan
LogX
1 n
LogX 1
n i 1
Std
(LogX
i 1
LogX ) 2
(n 1)
di mana :
X = curah hujan (mm)
X = rerata log X
K = faktor frekuensi (Tabel Pearson
III yang nilainya tergantung Cs)
Tabel 2. Hasil Perhitungan Curah Hujan
Rancangan Metode Log Pearson III
Tr
Pr (%)
2
50
0.09
5
20
0.86
10
10
1.21
25
4
1.55
50
2
1.75
100
1
1.91
200
0.5
2.06
Sumber : Hasil Perhitungan
R rancangan
4.54
4.79
4.90
5.01
5.07
5.13
5.17
93.73
119.97
134.35
149.85
159.84
168.75
176.75
Q Banjir
(m3/dt)
16.25
22.86
26.76
31.12
34.06
36.72
39.16
1,830
Hd 1,940
He 2,005
1,034
Hd 1,940
Dari grafik didapat C1 = 0,99 dan C2 = 1
Sehingga : Cd = Co x C1 x C2
= 1,287 1,29
Sehingga nilai Cd yang digunakan telah
sesuai.
Q100 = Cd . 2 . 2 g .Be.He1,5
3
3
= 1,287. 2 . 2 9,8.(5,879).2,0051,5
3
3
3
= 37 m /dt
3
3
Q hitung Q rencana = 37 m /dt 37 m /dt
37
0
(5,879.Yz)
1
( 1 8.(5,1382 ) 1).0,532
2
= 3,609 m
y2
0,937
Qn
=
= 2,343 m2
Vn
0,4
2,343
An
hn =
=
= 0,438 m
B
5,345
Lebar dasar saluran
b = B 2 (m . hn)
= 5,345 2 (1 . 0,438)
= 4,468 m
Keliling basah
Pn = b + 2 . hn m2 + 1
= 4,468 + 2 . 0,438 12 + 1
= 5,708 m
Jari-jari hidrolis (Rn)
2,343
An
Rn =
=
= 0,410 m
Pn
5,708
Slope
Vn = k . Rn2/3 . Sn1/2
0,4 = 45 . 0,4102/3 . Sn1/2
Sn = 0,00026
Kemiringan dasar pembilas (Ss)
Qs = 1,2 x Qn = 1,2 x 0,937
= 1,124 m3/dt
Vs = 1,0 m/dt
Qs
1,124
As =
=
= 1,124 m
Vs
1
b = 4,468 m
1,124
As
hs =
=
= 0,252 m
b
4,468
1,124
As
Rs =
=
b 2.hs
Ps
1,124
=
= 0,226 m
4,468 2.0,252
Vs = k . Rs2/3 . Ss1/2
1,0 = 45 . 0,2262/3 . Ss1/2
Ss = 0,00358
Panjang kantong lumpur
V = 0,5 x b x L1 + 0,5 x (Ss n) x L12 x b
L1 = 96,114 m
Qn
L2 x b =
w
0,937
L2 x 4,468 =
0,004
L2
= 52,425 m
Jadi nilai L diambil harga rata-rata
L L2
96,114 52,425
L = 1
=
2
2
= 74,270 m
An =
Sehingga
L 74,270
=
= 16,622>8 (Aman)
B 4,468
h. Perencanaan apron
El. muka air hulu
El. mercu bendung + tinggi air diatas
mercu = +30,400 + 1,940
= +32,340
El. muka air hilir
El. lantai + tinggi air sesudah
loncatan = +24,900 + 3,609
= +28,509
Beda muka air (H)
El. muka air hulu el. muka air hilir
= 32,340 28,509 = 3,831 m
Perhitungan terhadap rayapan
LV = Jumlah panjang aliran ke arah
vertikal = 20,779
LH = Jumlah panjang aliran ke arah
horizontal = 26,072
Metode Lane
Rumus : L > Cw . H
Dimana :
L = panjang rayapan bawah tanah
pondasi (m)
Cw = angka keamanan minimum
rayapan menurut Lane = 5
H = beda tinggi muka air hulu dan
hilir = 3,381 m
Maka didapatkan :
L > Cw . H
L = LV + 1/3.LH
20,779 + 1/3 . 26,072 > 5 . 3,381
29,470 > 16,905 (Aman)
Metode Bligh
Rumus : L > C . H
Dimana :
L = panjang rayapan bawah tanah
pondasi (m)
C = angka keamanan minimum
rayapan menurut Bligh = 12
H = beda tinggi muka air hulu dan
hilir = 3,381 m
Maka didapatkan :
L > C . H
L = LV + LH
20,779 + 26,072 > 12 . 3,381
46,851 > 45,972 (Aman)
Analisa Stabilitas Bendung
Dalam perhitungan stabilitas perlu
ditinjau gaya-gaya yang bekerja pada
konstruksi. Dalam stabilitas bendung ini
Tabel 6. Rekapitulasi Stabilitas Bendung Kondisi Muka Air Normal Dengan Gempa
Stabilitas Saat Kondisi Normal dan Gempa
Hasil Perhitungan Angka Keamanan Kesimpulan
Aman
Terhadap Guling
1.994
> 1.2
Aman
Terhadap Geser
5.359
> 1.2
smin = 11.648
Terhadap Daya Dukung Tanah
< 89.18
Aman
smax = 34.096
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Tabel 8. Rekapitulasi Stabilitas Bendung Kondisi Muka Air Banjir Dengan Gempa
Stabilitas Saat Kondisi Banjir dan Gempa
Hasil Perhitungan Angka Keamanan Kesimpulan
Aman
Terhadap Guling
2.163
> 1.2
Aman
Terhadap Geser
5.593
> 1.2
smin = 13.370
Terhadap Daya Dukung Tanah
< 89.18
Aman
smax = 41.019
(Sumber : Hasil Perhitungan)
2,353Rn
= 0,851 1
fc '
Mx
Rn =
.b.d 2
Menghitung jarak sengkang pada
tulangan utama :
Perhitungan jarak tulangan dapat dilihat
pada persamaan berikut ini :
1 . .d 2 .b
S 4
As perlu
Dimana :
s
d
b
1 d 2
x1000
s = 4
As perlu
1 .3,41.19 2
x1000
= 4
1826,322
= 155,25 mm 150 mm
Sehingga tulangan utama menggunakan
baja tulangan ulir (BJTD) : D19 150
dengan As aktual = 1890,19 mm2
Perhitungan luas tulangan bagi :
Ast = 20% x As = 0,2 x 1826,322
= 365,26 mm2
Jarak tulangan bagi :
1 d 2
x1000
s = 4
Ast
1 .3,41.10 2
x1000
= 4
365,26
= 215,02 mm 210 mm
Sehingga tulangan bagi menggunakan
baja tulangan ulir (BJTD) : D10 210
dengan As aktual = 374,00 mm2
D10 - 210
D19 - 150
D19 - 150
1 d 2
x1000
s = 4
As perlu
1 .3,41.10 2
4
365,26 x1000
=
= 471,24 mm 450 mm
Sehingga tulangan utama menggunakan
baja tulangan ulir (BJTD) : D10 450
dengan As aktual = 174,533 mm2
Perhitungan luas tulangan bagi :
Ast = 20% x As
= 0,2 x 166,4 = 33,333 mm2
Jarak tulangan bagi :
1 d 2
x1000
s = 4
Ast
1 .3,41.6 2
4
365,26 x1000
=
= 848,23 mm 800 mm
Sehingga tulangan bagi menggunakan
baja tulangan polos (BJTD) : D6 800
dengan As aktual = 35,34 mm2
Penulangan koperan ujung
Perhitungan luas tulangan utama :
Asperlu = 0,003 x 1000 x 160
= 411,895 mm2
Jarak tulangan utama :
1 d 2
x1000
s = 4
As perlu
1 .3,41.10 2
4
365,26 x1000
=
= 190,68 mm 190 mm
Sehingga tulangan utama menggunakan
baja tulangan ulir (BJTD) : D10 190
dengan As aktual = 413,37 mm2
Perhitungan luas tulangan bagi :
Ast = 20% x As = 0,2 x 411,895
= 82,379 mm2
Jarak tulangan bagi :
1 d 2
x1000
s = 4
Ast
1 .3,41.8 2
x1000
= 4
365,26
= 610,17 mm 600 mm
Sehingga tulangan bagi menggunakan
baja tulangan polos (BJTD) : D8 600
dengan As aktual = 83,78 mm2
D6 - 800
D10 - 450
D8 - 600
D10 - 190
4.
KESIMPULAN