Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN
A. Entomologi sebagai Sains
1. Pengertian Entomologi
Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang berfokus
pada serangga sebagai objek studinya. Kata entomologi berasal dari istilah
Perancis Entomologie, dan bahasa latin Entomon yang berarti
serangga dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Entomon berasal
dari

kata

dipotong

Entomos
(di

yang

bagian

berarti

pinggang),

memiliki
yang

takik

disebut

atau
oleh

Aristoteles mengacu pada pembagian tersegmentasi dari tubuh


serangga. (Online Etymology Dictionary, 2011)

Gambar 1: Macam-macam Serangga (Mudita,2013 dalam Sonja


2013)

Entomologi
serangga

adalah

atau

ilmu

insekta.

yang

Kelas

mempelajari

insekta

atau

tentang
serangga

merupakan kelas yang memiliki anggota spesies paling banyak


tidak

saja

untuk

filum

arthropoda,

namun

untuk

seluruh

hewan di alam. Diperkirakan satu juta spesies termasuk ke


dalam

kelas

ini.

Kelas

ini

berlimpah

dan

tersebar

dari

mulai daratan sampai ke perairan, namun dalam lautan hewan


ini tidak begitu berkembang. Kemampuan terbang inilah yang
memungkinkan
perkawinan,
sehingga

hewan

ini

melarikan

insekta

ini

memperoleh
diri

dari

merupakan

makanan,
musuhnya

hewan

melaksanakan
dengan

kosmopolitan

baik,
yang

jumlahnya berlimpah. Belalang, lalat, kupu-kupu, kumbang,


dan

banyak

hewan

kecil

lainnya

termasuk

ke

dalam

kelas

insekta ini. (Boror, 1988 dalam Sonja 2013)


2. Alasan Mempelajari Entomologi

Gambar

2:

Lebah

madu

(www.antaranews.com)

membantu

proses

penyerbukan

Insekta ada yang hidup bebas, namun ada pula yang


hidup pada organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan.
Biasanya

insekta

Parasitoid

akan

parasit

menyimpan

tidak

membunuh

telurnya

pada

inangnya.

telur,

larva,

pupa atau imago pada insekta lainnya. Larva parasitoid


yang baru menetas akan mengkonsumsi inangnya tadi untuk
selanjutnya tumbuh menjadi individu yang baru. Beberapa
insekta ada yang menjadi vektor untuk penyakit-penyakit
tertentu.

Beberapa

mikroorganisme

yang

biasanya

disebarkan oleh serangga adalah protozoa, virus, bakteri,


atau cacing. Ukuran insekta juga bervariasi mulai dari
yang

sangat

kecil

sampai

yang

agak

besar.

Insekta

parasit, predator dan parasitoid sering dimanfaatkan oleh


manusia sebagai pengatur jumlah spesies di alam ini, atau
lebih dikenal dengan istilah Biological control. Selain
itu, golongan insekta ini banyak bermanfaat dalam proses
penyerbukan
antara

tumbuh-tumbuhan.

kehidupan

manusia

Dengan

dengan

banyaknya

insekta,

baik

kaitan
yang

merugikan maupun yang menguntungkan maka ada ilmu yang


khusus mempelajari insekta, yaitu Entomologi. (Boror,1988
dalam Sonja 2013)
Kepentingan pengetahuan entomologi dapat dilihat dari
peranan serangga secara langsung maupun tidak langsung
dalam kehidupan manusia di bumi ini. Melimpahnya jumlah
serangga membuat kelompok ini menempati hampir seluruh
jenis habitat yang ada, bahkan pada habitat yang tidak
wajar untuk dihuni hewan seperti dalam jaringan tumbuhan
atau

jaringan

hewan

lain.

(Kelompok

Studi

Entomologi,

2012 dalam Sonja 2013)


Serangga
dan

memiliki

menduduki
fungsi

berbagai
yang

macam

beragam

di

relung

kehidupan

dalam

ekosistem

sehingga mempelajari mereka merupakan usaha yang sulit,


namun bukan berarti tidak mungkin. Karena memiliki peran
yang bermacam-macam, studi mengenai serangga tidak cukup
hanya dari satu disiplin ilmu. Keberadaan serangga dapat
dipelajari dari berbagai sudut pandang yang berbeda untuk

mendapatkan

data

mengenai

pemanfaatannya.

Entomologi

merupakan ilmu yang mempelajari dasar bagi ilmu-ilmu lain


yang memberikan data awal mengenai karakteristik, bentuk
kehidupan,

dan

bermacam

pengetahuan

lain

mengenai

serangga yang selanjutnya dapat digunakan untuk menunjang


ilmu

lain

dalam

memanfaatkan

keberadaan

serangga.

(Kelompok Studi Entomologi, 2012 dalam Sonja 2013)


3. Kesuksesan Hidup Serangga

Kesuksesan eksistensi kehidupan serangga di bumi ini diduga


berkaitan erat dengan rangka luar (eksoskeleton) yang dimilikinya,
yaitu kulitnya yang juga merangkap sebagai rangka penunjang
tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil serta kemampuan terbang
sebagian besar jenis serangga. (Tarumingkeng, 2001)
Ukuran badannya yang relatif kecil menyebabkan kebutuhan
makannya juga relatif sedikit dan lebih mudah memperoleh
perlindungan terhadap serangan musuhnya. Serangga juga memiliki
kemampuan bereproduksi lebih besar dalam waktu singkat, dan
keragaman genetik yang lebih besar. Dengan kemampuannya untuk
beradaptasi, menyebabkan banyak jenis serangga merupakan hama
tanaman budidaya, yang mampu dengan cepat mengembangkan sifat
resistensi terhadap insektisida. (Tarumingkeng,2001)
4. Keanekaragaman Serangga

Keragaman jenis adalah sifat komunitas yang memperlihatkan


tingkat keanekaragaman jenis organisme yang ada didalamnya. Untuk
memperoleh keragaman jenis cukup diperlukan kemampuan mengenal
atau membedakan jenis meskipun tidak dapat mengidentifikasi jenis
hama. (Krebs, 1978)

Gambar 4: Keanekaragaman Serangga (www.papua-insects.nl)


Menurut Krebs (1978) ada 6 faktor yang saling berkait
menentukan derajat naik turunnya keanekaragaman jenis, yaitu :
a. Waktu. Keragaman komunitas bertambah sejalan dengan waktu,
berarti komunitas tua yang sudah lama berkembang, lebih banyak
terdapat organisme dari pada komunitas muda yang belum
berkembang. Dalam ekologi, waktu dapat berjalan lebih pendek atau
hanya sampai puluhan generasi. Skala ekologis Universitas Sumatera
Utara mencakup keadaan dimana jenis tertentu dapat bertahan dalam
lingkungan tetapi belum cukup waktu untuk menyebar sampai

ketempat tersebut. Keragaman jenis suatu komunitas bergantung


pada kecepatan penambahan jenis melalui evolusi tetapi bergantung
pula pada kecepatan hilang jenis melalui kepenuhan dan emigrasi.
b. Heterogenitas ruang. Semakin heterogen suatu lingkungan fisik
semakin kompleks komunitas flora dan fauna di tempat tersebut dan
semakin tinggi keragaman jenisnya. Faktor heterogenitas berlaku
pada skala makro maupun mikro.
c. Kompetisi. Terjadi apabila sejumlah organisme (dari spesies yang
sama atau yang berbeda) menggunakan sumber yang sama
ketersediaannya kurang, atau walaupun ketersediaan sumber tersebut
cukup namun persaingan tetap terjadi juga bila organisme-organisme
itu memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang lain
atau sebaliknya.
d. Pemangsaan. Pemangsaan yang mempertahankan komunitas populasi
dari jenis bersaing yang berbeda dibawah daya dukung masingmasing selalu memperbesar kemungkinan hidup berdampingan
sehingga

mempertinggi

keragaman,

apabila

intensitas

dari

pemengsaan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menurunkan


keragaman jenis.
e. Kestabilan iklim. Makin stabil keadaan suhu, kelembaban, salinitas,
pH dalam suatu lingkungan yang stabil lebih memungkinkan
keberlangsungan evolusi. Universitas Sumatera Utara
f. Produktifitas merupakan syarat mutlak untuk keanekaragaman yang
tinggi. Keenam faktor ini saling berinteraksi untuk menetapkan
keanekaragaman jenis dalam komunitas yang berbeda.
Keanekaragaman spesies sangatlah penting dalam menetukan
batas kerusakan yang dilakukan terhadap sistem alam akibat turut
campur tangan manusia (Michael, 1995).
Dalam keadaan ekosistem yang stabil, populasi suatu jenis
organisme selalu dalam keadaan keseimbangan dengan populasi
organisme lainnya dalam komunitasnya. Keseimbangan ini terjadi

karena adanya mekanisme pengendalian yang bekerja secara umpan


balik negatif yang berjalan pada tingkat antar spesies (persaingan,
predasi) dan tingkat inter spesies (persaingan, teritorial). (Untung, 1996
)
5. Karakteristik Serangga

Umumya tubuh serangga terbagi atas 3 ruas utama tubuh (caput,


torak, dan abdomen). Morfologi Serangga pada bagian kepala, terdapat
mulut, antena, mata majemuk (faset) dan mata tunggal (ocelli). Pada
bagian torak, ditemukan tungkai 3 pasang dan spirakel. Sedangkan di
bagian abdomen dapat dilihat membran timpanum, spirakel, dan alat
kelamin (Arnest et al, 1981)

Gambar 5: Karakteristik Serangga (www.my.kwic.com)


Pada bagian depan (frontal) apabila dilihat dari samping (lateral)
dapat ditentukan letak frons, clypeus, vertex, gena, occiput, alat mulut,
mata majemuk, mata tunggal (ocelli), postgena, dan antena. (Arnest et
al, 1981)

10

Sedangkan toraks terdiri dari protorak, mesotorak, dan metatorak


dan embelan-embelannya. Dibagian ini ditemukan letak tungkai dengan
ruasruasnya seperti coxa, throchanter, femur, tibia, tarsus dan pretarsus.
Sayap dengan letak pembuluh membujur dan melintang, notum
pleuron, sternum, pescutum, scutum, dan postscutellum. Abdomen
serangga berruas-ruasnya dengan embelan-embelan, serta alat kelamin.
Letak tergum, pleural membran, sternum, spirakel, epiproct, cercus,
paraproct, valvula 1,2,3 dan valviler 1 & 2 dan ovipositor dapat dengan
mudah terlihat dan ditentukan pada belalang (Valanga nigricornis sp).
(Arnest et al, 1981)

6. Perkembangan Entomologi
Secara

terbatas,

mempelajari

serangga

Entomologi
(insecta).

adalah

Akan

ilmu

tetapi,

yang

arti

ini

seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari


Arthropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya labalaba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta
luwing

dan

kerabatnya

(Millepodadan

Centipoda).

Dimasukannya Arthropoda lain sebagai bagian yang dibahas


pada

Entomologi

karena

ada

hubungan

evolusioner/filogenetis dalam konteks pembahasan taksomis


dengan

serangga.

Arthropoda
bagi

lain

serangga.

Selain

itu

dalam

berperan

sebagai

Melalui

entomologi

konteks

pemangsa
kita

fungsional
dan

pesaing

akan

diajak

mengenal serangga lebih jauh. Sebagai disiplin ilmu yang


sudah

berkembang

menjadi

dua

pesat

cabang

entomologi

ilmu

yaitu

kini

dapat

Entomologi

dibagi

Dasar

dan

Entomologi Terapan. (Fazzel, 2009 dalam Sonja 2013)


Entomologi dasar dibagi lagi menjadi sub cabang ilmu
yang lebih khusus antara lain:
a.

Morfologi
bentuk

dan

ditekankan

Serangga

struktur
kepada

adalah

tubuh

bentuk

serangga.

11

ilmu

serangga,
dan

yang

mempelajari

biasanya

struktur

luar

lebih
tubuh

b.

Anatomi dan Fisiologi Serangga adalah ilmu yang


mempelajari bentuk dan struktur organ dalam serangga
beserta fungsinya.

c.

Perilaku

(behavior)

Serangga

adalah

ilmu

yang

mempelajari apa yang dilakukan serangga, bagaimana dan


kenapa serangga melakukannya.
d.

Ekologi

Serangga

adalah

ilmu

yang

mempelajari

hubungan serangga dengan lingkungannya baik lingkungan


biotic

(organisme

lain)

maupun

lingkungan

abiotik,

(faktor fisik dan kimia).


e.

Patologi
serangga

Serangga

sakit

baik

adalah

ilmu

tingkat

yang

individu

mempelajari

(patobiologi)

maupun pada tingkat populasi (epizootiologi).


f.

Taksonomi

Serangga

adalah

ilmu

yang

mempelajari

tata nama dan penggolongan serangga.


(Elzinga,1987 dalam Sonja 2013)
Dalam
serangga
satu

mengkaji

(Entomologyst)

ordo

memberi

taksonomi

bahkan

nama

mengkhuskan

satu

ilmunya

ini

famili

biasanya

banyak

para

ahli

kajian

hanya

pada

dari

serangga,

didasarkan

mereka

kepada

nama

ilmiah kelompok serangga tersebut seperti:


a.

Apiology

(melittology),

adalah

ilmu

yang

khusus

mempelajari lebah.
b.

Coleopterology,

adalah

ilmu

yang

khusus

mempelajari kumbang.
c.

Dipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari

lalat.
d.

Hemipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari

kepik.
e.

Lepidopterology,

adalah

ilmu

yang

khususs

mempelajari kupu-kupu dan ngengat.


f.

Myrmecology, adalah ilmu yang khusus mempelajari

semut.
g.

Orthopterology,

ilmu

yang

khusus

mempelajari

belalang, jengkrik, kecoak dan sebangsanya.


(Elzinga,1987 dalam Sonja 2013)
Entomologi terapan kini telah terspesialisasi kedalam
sub-sub disiplin yang lebih khusus yaitu:

12

a.

Entomologi
penyelidikan

Forensik

kematian

memfokuskan

manusia

kajian

dengan

pada

menggunakan

serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan


suksesi
misalnya

serangga

yang

berbagai

macellaria,

jenis

Hydrotaea

berasosiasi
lalat

dengan

seperti

mayat,

Cochliomyia

aenescens,dan

Sarcophaga

haemorrhoidalis dan kumbang bangkai seperti Nicrophorus


orbicollisda dan Necrophila americana dapat digunakan
untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang
bersangkutan.

Gambar 6: Cochliomyia macellaria (www.entnemdept.ufl.id)


b.

Entomologi
memfokuskan

kedokteran

kajian

pada

(Medical

golongan

Entomology),

serangga

pengganggu

manusia, baik yang langsung (penyengat/menggigit mangsa


seperti

tawon,

lebah,

kutu

dan

serangga

berbisa

lainnya), maupun yang tidak langsung (vektor penyakit


seperti lalat, nyamuk, kecoak, pinjal/kutu.

13

Gambar 7: Ulat Bulu (Parasa indetermina ) pada bunga Mawar


(Rosa sp) (Kondo,2012)
c.

Entomologi

Peternakan

(Veterinary

Entomology),

memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada


peternakan baik yang bersifat langsung seperti caplak,
kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak maupun
yang

berperan

berfungsi
pathogen
jarang

sebagai

sebagai
penyebab

serangga

vektor

inang

alternatif

penyakit

berperan

penyakit.

pada

sebagai

Hewan

bagi

manusia

dapat

berbagai
dan

vektornya.

tidak

Misalnya

penyakit malaria dapat ditularkan dari kera ke manusia


dan sebaliknya, dengan vektor perantara adalah nyamuk
Anopheles. Penyakit flu burung (avian influensa) dapat
ditularkan dari unggas ke manusia.

14

Gambar 8: Caplak (www.gambarhewan.com)


d.

Entomologi

perkotaan

(Urban

Entomology)

secara

khusus mengkaji serangga-serangga yang menjadi masalah


dikawasan

perkotaan,

serangga-serangga

Disini

yang

lebih

berasosiasi

difokuskan
dengan

pada

manusia

(fasilitas manusia) yang masih hidup seperti kecoak,


lalat, nyamuk, dan rayap diperumahan, hotel, apartemen,
gudang, perkantoran, kapal laut, pesawat udara.

Gambar 9: Kecoak (www.ilmuserangga.wordpress.com)

15

e.

Entomologi

Kehutanan

(Forest

Entomology)

disini

pengkajian lebih difokuskan pada serangga-serangga yang


berada

pada

ekosistem

hutan

baik

serangga

yang

bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen


dan polinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap
(Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit
yang membantu menguraikan materi organik berupa serasah
dan

pohon

tumbang

di

ekosistem

hutan.

Sedangkan

kelompok rayap lain (Coptotermes) berperan sebagi hama


merusak hutan jati.

16

Gambar

10:

Defoliasi

pohon

akibat

Atta

cephalotes

(Agricultural

Entomology)

(Kondo,2012)
f.

Entomologi
fokus
dengan

kajian

Pertanian

pada

serangga-serangga

yang

pertanian

seperti

ekosistem

berasosiasi
tanaman

hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan baik yang


menguntungkan

seperti

serangga

pollinator,

peredator

dan parasitoid maupun serangga herbivor yang berperan


sebagai hama yang dapat merusak semua bagian tanaman
mulai dari akar, batang, daun, bahkan sampai ke buah
dan bijiyang sudah tersimpan di gudang.

Gambar 11: Hama Wereng pada Padi (www.lensaindonesia.com)


(Elzinga,1987 dalam Sonja 2013)
7. Dominansi dan Peranan Serangga bagi Kehidupan

17

Serangga

termasuk

filum

Arthropoda

yaitu

kelompok

hewan yang mempunyai kaki berruas-ruas, tubuh bilateral


simetris

dan

dilapisi

oleh

kutikula

yang

keras

(exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelas insecta


(hexapoda), karena memiliki 6 buah (3 pasang) kaki yang
terdapat di daerah dada (thorax). Jumlah kaki menjadi
ciri khas serangga yang membedakannya dengan hewan lain
dalam

phylum

Arthropoda

seperti

laba-laba

(arachnida),

kepiting (decapoda), udang (crustacea), lipan dan luwing


(myriapoda), Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400
juta tahun(zaman devonian). Kira-kira 2 - 3 juta spesies
serangga

telah

terindentifikasi.

serangga

sebanyak

30-80

juta

Diperkirakan,

spesies

yang

jumlah
meliputi

sekitar 50% dari keanekaragaman spesies di muka bumi. Hal


ini merupakan petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk
hidup

yang

kemampuan

mendominasi
luar

lingkungan

biasa

yang

bumi,

dalam

ekstrem,

karena

serangga

beradaptasi

seperti

di

memiliki

dengan

padang

keadaan

pasir

dan

Antarktika. Satu-satunya ekosistem di mana serangga tidak


lazim ditemukan adalah di samudera. (Gullan and Cranston,
2005).
Serangga

juga

memiliki

keanekaragaman

luar

biasa

dalam ukuran, bentuk dan perilaku. Kesuksesan eksistensi


kehidupan

serangga

di

bumi

ini

diduga

berkaitan

erat

dengan rangka luar (eksoskeleton) yang dimilikinya, yaitu


kulitnya

yang

tubuhnya,

dan

juga

merangkap

ukurannya

sebagai

yang

rangka

relatif

penunjang

kecil

serta

kemampuan terbang sebagian besar jenis serangga. Ukuran


badannya

yang

relatif

kecil

menyebabkan

kebutuhan

makannya juga relatif sedikit dan lebih mudah memperoleh


perlindungan

terhadap

serangan

musuhnya.

Serangga

juga

memiliki kemampuan bereproduksi lebih besar dalam waktu


singkat, dan keragaman genetik yang lebih besar. Dengan
kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan banyak jenis
serangga
dengan

merupakan
cepat

hama

tanaman

mengembangkan

sifat

budidaya,

resistensi

insektisida. (Elzinga, 1987 dalam Sonja 2013)

18

yang

mampu

terhadap

Walaupun

ukuran

badan

serangga

dibandingkan

dengan

vertebrata,

relatif

kuantitasnya

kecil
yang

demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan dalam


biodiversity

(keanekaragaman

bentuk

hidup)

dan

dalam

siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh serangga


bervariasi dari mikroskopis (seperti Hymenopteraparasit,
Thysanoptera, berbagai macam kutu dll.) sampai yang besar
seperti walang

kayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu

habitat di hutan hujan tropika diperkirakan, dengan hanya


memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis semut, lebah
dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali
peranan

jenis-jenis

vertebrata.

(Elzinga,

1987

dalam

manusia

dapat

Sonja 2013)
Peranan

serang

di

dalam

kehidupan

dibagi menjadi dua kelompok yaitu:


1.

Kelompok serangga-serangga yang menguntungkan


a. Serangga yang dapat menghasilkan sesuatu yang akan
memberi nilai tambah di dalam kehidupan manusia.
Sebagai contoh: Apis spp. (penghasil madu), Bombyx
mori (penghasil sutera), Laccifer lucca (penghasil
politur).

Gambar 12: Aphis spp ( www.indonesianhoneybees.com)

19

b. Serangga
panen

yang

dapat

(polinator)

meningkatkan

contoh

lebah

produksi

(Apis

hasil

mellifera),

kupu-kupu (Papilio menon)

Gambar 13: Papilio menon (www.memrise.com)


c. Serangga

sebagai

musuh

alami

seperti

predator,

contoh Mantis regilosa (walang sembah), Ophius sp.


(predator hama buah), parasitoid (beberapa famili
Hymenoptera)

20

Gambar 14: Mantis regilosa (www.youtube.com)


d. Serangga

yang

dapat

menguraikan

sisa

materi

organik (detritus dan sampah) misalnya bangsa lalat


dan kumbang.

Gambar 15: Kumbang (www.ceritaanak.com)


2.

Kelompok serangga-serangga yang merugikan


a. Serangga hama tanaman, contoh Nilaparvata lugens
(hama

tanaman

padi),

Bactrocera

spp

(hama/lalat

buah), Tribolium sp. (hama gudang)

Gambar 16: Bactrocera spp (www.entnemdept.ufl.edu)


b. Serangga

sebagai

pembawa

penyakit

atau

vektor,

misalnya Anopheles spp. (vektor penyakit malaria),

21

Aedes

aegypti

Culex

(vektor

penyakit

quinquifasciatus

demam

(vertor

berdarah),

penyakit

kaki

gajah /filariasis, Musca domestica, vektor penyakit


diare dan disentri.

Gambar

17:

Culex

quinquifasciatus

( www.vectorbase.com)
(Elzinga, 1987 dalam Sonja 2013)
Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan
manusia

seperti

serangga

lebah

penyerbuk,

madu,ulat

musuh

alami

sutera,
hama

kutu

atau

lak,

serangga

perusak tanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan


sebagai
Tetapi

makanan

bagi

sehari-hari

mahluk

kita

lain,

mengenal

termasuk

serangga

manusia.

dari

aspek

merugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya


menjadi hama perusak dan pemakan tanaman pertanian dan
menjadi pembawa (vektor) bagi berbagai penyakit seperti
malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya
serangga perusak hanya kurang dari 1 persen dari semua
jenis serangga. Dengan mengenalserangga terutama biologi
dan

perilakunya

mengendalikan

maka

diharapkan

kehidupan

serangga

akan

efisien

yang

manusia

merugikan

ini.

(Elzinga, 1987 dalam Sonja 2013)


Keanekaragaman
morfologi,

fisiologi

lingkungannya,
yang
ilmu

yang

dan

tinggi

dan

dalam

perilaku

demilkian

adaptasi

banyaknya

jenis

terdapat di muka bumi, menyebabkan


pengetahuan,

menggunakan
populasi

baik

serangga

misalnya,

yang

sebagai

bertumpu

22

sifat-sifat
dalam

serangga

banyak kajian

murni

maupun

terapan,

model.

Kajian

dinamika

pada

perkembangan

populasi

serangga. Demikian pula, pola, kajian ekologi, ekosistem


dan

habitat

mengambil

serangga

sebagai

model

untuk

mengembangkannya ke spesies-spesies lain dan dalam skala


yang lebih besar. (Elzinga, 1987 dalam Sonja 2013)
B. Sejarah Kehidupan Serangga
Serangga

adalah

benda

hidup

dari

kelompok

hewan

Invertebrata, kelas Insecta,yang mempunyai bilangan spesies


terbanyak. Di habitan daratan, serangga paling luas tersebar
berbanding

dengan

kelas-kelas

yang

lain

dalam

filum

Arthropoda. Walaupun telah diketahui hampir satu juta spesies


serangga, masih banyak lagi serangga yang belum diketahui dan
direkodkan
serangga

kehadirannya.
yang

kewujudannya,
dilakukan.
dibumi,

akan

punah,

akibat

Serangga

malah

akan

Tidak

dapat
sebelum

kegiatan

boleh

dapat

pembangunan

didapati

banyak

dinafikan

dalam

ditemui

banyak

direkodkan
hutan

berbagai

serangga

yang

yang

habitat
bersama

dengan habitat manusia, sama ada di halaman rumah ataupun di


dalam

rumah.

secara

Serangga

langsung

mempunyai

maupun

tidak

banyak

langsung

kepentingan
terhadap

baik

kehidupan

manusia di bumi ini. (Wikipedia, 2013 dalam Sonja 2013)


Keanekaragaman
Carboniferous

serangga

(sekitar

telah

300

juta

terdapat
tahun

pada

yang

periode

lalu).

Pada

periode Permian (270 juta tahun yang lalu ) beberapa kelompok


serangga

telah

menyerupai

bentuk

yang

dijumpai

sekarang.

(Wikipedia, 2015 dalam Sonja 2013). Perm adalah nama sebuah


propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia
juga

dengan

meningkat
tumbuhan

dan

serangga

konifer

dan

modern
Grikgo

muncul,
primitif.

begitu
Hewan

amfibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri


dengan kepunahan mischa dalam skala besar, Trilobit, banyak
koral dan ikan menjadi punah. Benua pangea bergabung bersama
dan bergerak sebagai satu massa daratan, lapisan es menutup
Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung
air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan
kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.
(Rovicky, 2007 dalam Sonja 2013)

23

Banyak fosil serangga yang ditemukan berumur puluhan juta


tahun yang lalu tidak beda jauh dengan serangga saat ini,
misalnya fosil wereng berumur 25 juta tahun yang ditemukan di
Dominika yang terperangkap pada getah pinus, dan masih banyak
lagi fosil-fosil serangga yang ditemukan yang berumur puluhan
juta

tahun.

berevolusi
serangga
untuk

Sayap

sebagai

itu

pada

perluasan

menyerap

terbang.

serangga

panas,

Pandangan

mungkin

kutikula

yang

kemudian

lain

pada

baru

menyarankan

awalnya

membantu

tubuh

menjadi

organ

bahwa

sayap

memungkinkan hewan itu meluncur dari vegetasi ke tanah, atau


bahkan

berfungsi

Hipotesis
untuk

lain

berenang

sebagai

insang

menyatakan
sebelum

bahwa

mereka

dalam
sayap

serangga
serangga

berfungsi

untuk

akuatik.
berfungsi
terbang.

(Wikipedia, 2015 dalam Sonja 2013)


Hampir semua binatang yang tidak bertulang belakang sudah
terbentuk pada akhir periode Cambrian, sekitar 500 juta tahun
yang lalu. Semua binatang masih tinggal di lautan. Sejenis
kerang

yang

disebut

trilobita

merayap

di

dasar

lautan,

binatang ini dalam perkembangan selanjutnya menjadi serangga,


kepiting, udang, dan laba-laba. (Merbabu, 2010 dalam Sonja
2013)

24

Gambar 18: Pohon Keluarga Serangga (www.researchamnh.org)

25

Anda mungkin juga menyukai