Anda di halaman 1dari 5

Terdapat tiga macam ramping constraints, yaitu:

a. Startup ramp constrain


Ketika unit yang offline diaktifkan, dibutuhkan T i,SR menit untuk meningkatkan
daya yang dibangkitkan dari nol sampai batas minimum, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.2 di sisi kiri. Selama periode ini unit offline tetapi
mengkonsumsi bahan bakar.
b. Shutdown Ramp Constrain
Ketika unit yang aktif dimatikan, dibutuhkan waktu untuk menurunkan
pembangkitan daya. Bagaimanapun, menonaktifkan unit dengan keluaran
pembangkitan lebih besar dari batas minimum tidak diijinkan kecuali
dimatikan secara paksa. Ini dikarenakan sebelum kondisi unit berubah dari 1
pada periode t menjadi 0 pada periode t+1, unit ini dioperasikan pada titik
keseimbangan yang mana daya masukan mekanik sama dengan daya
keluaran elektrik. Pada periode t+1 ketika unit diputus dari system, daya
elektrik menjadi nol. Hal ini menyebabkan percepatan pada rotor dan
menyebabakan ketidakstabilan. Dan dapat mempengaruhi life time generator
dan performansinya. Oleh karena itu, keluaran pembangkitan dari unit ini
harus pada nilai batas minimum dan pada periode terakhir. Dibutuhkan T i,SDR
menit untuk menurunkan daya pembangkitan dari batas minimum sampai
nol seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2 sebelah kanan.
c. Operating Ramp Constraints
Daya keluaran pada waktu tertentu dibatasi oleh batas atas ramp dan batas
bawah ramp. Daya keluaran pada waktu saat itu harus lebih kecil dari daya
keluaran pada waktu sebelumnya ditambah up ramp rate (MW/h) dan harus
lebih besar dari daya keluaran pada waktu sebelumnya dikurang down ramp
rate (MW/h).

1) Generation Ramp Limit: untuk memenuhi batas operasi constraint


pembangkitan, generation ramp limit, Pti, high dan Pti, low ditunjukkan pada
gambar 3.3
2) Minimum down time: down time minimal terdiri dari waktu untuk proses
mematikan (dari daya minimum ke nol) dan waktu untuk proses
menyalakan (dari nol sampai nilai minimal) seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3.4.
3) Unit reserve contribution: atas atas spinning reserve diperlukan untuk
memastikan bahwa spinning reserve cukup untuk peningkatan beban
yang tidak terkirakan atau rugi daya. Sedangkan, batas bawah spinning
reserve diperlukan untuk memastikan jika terjadi pemadaman beban
secara tiba-tiba tidak akan menyebabkan penonaktifan paksa termal unit.
Disebabkan oleh batas unit ramp up dan ramp down, batas atas (bawah)
spinning reserve yang digunakan oleh masing-masing unit ditentukan
oleh dua hal: perbedaan antara kapasitas maksimum (minimum) dan arus
keluaran pembangkit, dan kemampuan up/down ramp selama waktu
tertentu. Dipilih yang terkecil dari dua hal tersebut sebagai up/down
spinning reverse unit tersebut.
4) On/offline minimum level: untuk mengurangi gangguan akibat perubahan
beban (antara nol dan on keluaran pembangkit ) dan untuk memenuhi
nilai minimum constrains, keluaran pembangkit selama waktu
pemadaman dan waktu penyalaan dibatasi pada nilai minimum.

Meninjau dari masalah unit commitmen system I dijelaskan pada bagian 3.1.2
dan 3.1.3. diharapkan batas laju ramp dari unit #1 adalah 2.5 MW/menit
sedangkan unit lain adalah
2 MW/ menit. diperkirakan dibutuhkan
90MW untuk spinning reserve selama 10 menit. walaupun biaya total dari
rencana D pada bagian 3.1.3 lebih rendah dari pada rencana C, jadwal
rencana D tidak dapat menyediakan spinning reserve yang cukup selama 10
menit sesuai yang dibutuhkan (90 MW) dikarenakan batas laju ramp
sedangkan penjadwalan dari rencana C dapat menyediakan spinning reserve

105 MW dalam waktu tertentu. Ilustrasi menunjukkan solusi spinning reserve


dan batas laju ramp dapat menyebabkan ketidak layakan penjadwalan unit.
Oleh karena itu, disarankan untuk mempertimbangkan batas laju ramp pada
masalah unit commitmen.
3.1.5 Fuel Constraints
Beberapa unit pembangkit memiliki bahan bakar yang terbatas
ketersediaannya atau memiliki constraints yang mengharuskan mereka untuk
membakar bahan bakar dalam jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu.
Dengan demikian, kendala bahan bakar mempersulit jangka pendek termal
unit commitment. Pada umumnya, keperluan elektrik memiliki masalah
banyaknya bahan bakar yang diperlukan dan biaya bahan bakar yang tinggi.
Ketika sumber energi tersedia untuk plant tertentu dibatasi, unit commitment
dan economic dispatch harus berbeda. Beberapa sumber bahan bakar sesuai
persetujuan penggunaan atau pembayaran. Kesepakatan untuk
menggunakan bahan bakar minimal selama waktu tertentu ataukelemahan
dalam memakai jumlah ini, tagihan pembayaran menjadi minimum.

3.1.6 Enviranmental Constraints


Kendala lingkungan mendapat perhatian besar saat ini. Clean Air Act
Amendment disahkan oleh Amerika Serikat Kongres pada tahun 1990. Hal ini
membutuhkan utilitas untuk membatasi emisi dalam jumlah tertentu ton per
tahun. Amandemen mencakup sejumlah masalah kualitas udara termasuk
kontrol unsur hujan asam, khususnya sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen
oksida (NOx) di emisi pembangkit listrik. Untuk mengurangi emisi
pembangkit listrik, penggunaan gas alam
lebih baik dari batubara dan minyak bakar untuk membangkitkan
pembangkit unit. Selain itu, tenaga batubara untuk plant, baik instalasi
scrubber untuk menghilangkan SO2 atau beralih ke batubara dengan
kandungan sulfur rendah diperlukan. Hal ini dan kendala lingkungan lainnya
yang baru-baru ini termasuk dalam banyak karya penelitian tentang
penjadwalan pembangkitan.
3.1.7 Must Run Constraints
Beberapa unit pembangkit dijadwalkan dengan status wajib berjalan selama
waktu-waktu tertentu karena berbeda alasan seperti dukungan tegangan
untuk persyaratan jaringan saluran transmisi atau pasokan uap.
3.1.8 Derating Constraint

Batas kapasitas dari thermal unit mungkin sering berubah sesuai dengan
pemeliharaan
atau pemadaman terjadwal berbagai peralatan di pabrik.

Anda mungkin juga menyukai