Anda di halaman 1dari 41

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:520,
pengertian kehamilan secara etiologi berasal dari kata dasar hamil
yang mendapat awalan ke dan akhiran an yang memiliki arti
mengandung janin dalam rahim wanita, hasil pembuahan spermatozoa
pada sel telur.
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam
(Sarwono,2009:213), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Menurut Mannuaba, 2010:75, kehamilan
merupakan
matarantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan berlangsung selama 40
minggu, dengan perhitungan bahwa satu bulan sama dengan 28 hari.
Kehamilan dianggap lewat bulan bila lebih dari 42 minggu.
Kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari(40 minggu).
Kehamilan wanita dibagi menjadi tiga triwulan: triwulan pertama (0
12 Minggu), triwulan kedua (13 28 minggu), triwulan ketiga (20
40 minggu)(Mannuaba, 2009: 72).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan suatu
keadaan yang diawali oleh proses bertemunya sel telur dan sel sperma
hingga melakukan nidasi pada endometrium serta tumbuh dan
berkembang hingga usia kehamilan kurang lebih 40 minggu.
b. Proses Kehamilan
Proses kehamilan secara singkat dapat diuraikan melalui
bagan di bawah ini:
Sperma

Ovum
Fertilisasi
Zigot
Pembelahan
Nidasi (Pada Desidua)

Tanda Hartman

Gambar 2.1 Bagan Proses Kehamilan

Keterangan :
Proses kehamilan diawali dengan pertemuan inti sel ovum dan
inti sel sperma yang melebur menjadi satu menjadi zigot. Peristiwa
tersebut biasa disebut dengan fertilisasi. Proses fertilisasi dilanjutkan
dengan proses pembelahan menjadi blastula, morula, dan grastula
yang pada akhirnya terjadi peristiwa penanaman hasil konsepsi pada
endometrium tepatnya pada bagian desidua pada hari ke 6 sampai ke
7 setelah konsepsi yang biasa disebut dengan implantasi atau nidasi.
Peristiwa nidasi biasanya disertai dengan munculnya tanda Hartman.
Menurut Manuaba,2010:82, mengatakan bahwa Pada saat
tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi
perdarahan yang disebut tanda Hartman.
Hasil konsepsi yang telah mengalami proses nidasi tersebut
selanjutnya akan tumbuh dan berkembang dalam endometrium dengan
suplai nutrisi yang diperoleh dari korpus luteum graviditatum. Selain
itu juga terjadi proses pembentukan struktur dan jenis plasenta yang
berlangsung selama kurang lebih 12 18 minggu dan biasa disebut
dengan proses plasentasi. Fungsi plasenta ini pada akhirnya akan
menggantikan fungsi dari korpus luteum graviditatum.
c. Perubahan dan Kebutuhan Dasar Kehamilan
Perubahan yang terjadi selama masa kehamilan secara garis
besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu, perubahan fisiologis dan
psikologis. Perubahan fisik pada ibu hamil memerlukan adaptasi bagi
ibu terutama bagi ibu yang pertama kali hamil. Perubahan pada
berbagai sistem organ kerap kali menimbulkan berbagai macam
keluhan pada ibu hamil baik dari segi keluhan fisik itu sendiri
maupun juga dapat mengakibatkan munculnya keluhan psikologis.
Baik keluhan fisiologis maupun psikologis membutuhkan
pemberian asuhan yang tepat sehingga keluhan teersebut tidak
merujuk pada terjadinya suatu komplikasi. Maka untuk meminimalisir
munculnya keluhan keluhan tersebut perlu untuk diketahui penyebab
dari munculnnya perubahan fisiologis beserta cara penanganannnya.
Oleh sebab itu, penulis menyajikan data dalam bentuk bagan dan tabel
agar memudahkan pembaca sekalian dalam memahami perubahan
fisiologis itu sendiri, ketidaknyamanan yang muncul beserta
penanganannya.
1) Perubahan Fisiologis
Perubahan fisiologis sendiri terjadi pada beberapa sistem
organ seperti sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem
perkemihan, sistem kardiovaskular, sistem integumen, sistem
pernapasan, dan sistem neurologi dan musculoskeletal yang akan
diuraiakan pada gambar di bawah ini.

Peningkatan Hormon Estrogen dan Progesteron

Sistem
Reproduksi

Sistem Pencernaan
Sistem Kardiovaskular

Sistem
Integumen

Sistem
Pernapasan

Sistem
Sistem Neurologi dan muskuloskeletal
Perkemihan

Lordosis
dorsolumbar
menyebabkan
pusat
Peningkat
Hipervaskularisasi
darah
gusi sudut
Hipertrofi
atau
MSH(Melanophore
dilatasipembuluh
ringan jantung
Stimulating
Pelebaran
akibat
Hormone)
peningkatan
toraks
meningkat
dan
volume
Peningkat
peningkatan
curah
menyebabkan
jantung
pusat
saraf
hiperpigmentasi
untuktarikan
konsumsi
kulit
O2saraf (kompresi akar saraf), rel
Penurunan
Ca
dan alkalosis,
tekanan
uterus
pada
saraf,
keletihan, dan sirkulasi tu
an produksi lendir oleh mukosaHemodelusi
vagina,
Relaksasi
hipervaskularisasi
pada
vagina.
Kapiler
membesar menyebabkan
edema
dan
hyperemia
saluran
pernapasan
Hipersensivitas
alergen
plasenta.
an sensitivitas
kandung
kemih, pada
kompresi
kandung
kemih.
titik pusat gaya berat, hiperventilasi.
otot lambung
dandarah
peningkatan
HCG
Gangguan
sirkulasi
Peningkatan
akibat
kelenjar
penekanan
apokrin dan
vena
sebasea
olehPerubahan
uterus.
Hipertensi postural, hipoglikemia, penumpukan darah di bagian tungkai.
Relaksasi otot usus halus dan besar.
Otot abdomen mengalami distensi akibat pembesaran uterus

Keputihan

Gusi Berdarah
Mual muntah
Konstipasi
dan hemoroid

Sering
NyeriBAK
Pinggang dan punggung bagian bawah.
Palpitasi Jantung
Chloasma gravidarum
Sesak
Anemia fisiologis
Gatal gatalNapas
Kram terutama pada kaki
Kesemutan
Edema umum Keringat bertambah
Hidung tersumbat dan mimisan
Pusing sampai pingsan
Striae gravidarum

Gambar 2.2 Bagan Alur Perubahan Fisiologis Kehamilan

Tabel 2.1 Ketidaknyamanan Saat Hamil dan Penanganannya pada Sistem Reproduksi, Pencernaan, dan Kardiovaskular
No

Sistem Organ

1)

Reproduksi

Ketidaknyaman
Kehamilan
Keputihan

2)

Pencernaan

Gusi Berdarah
Mual Muntah

Konstipasi dan hemoroid

5)

Kardiovaskular

Palpitasi jantung
Anemia fisologis
Edema umum

Kebutuhan Fisiologis
a) Tingkatkan kebersihan.
b) Memakai pakaian dala yang menyerap keringat seperti katun dan menghindari bahan
nilon.
c) Cara cebok yang benar
d) Selalu menjaga agar daerah genitalia tetap kering.
e) Menghindari semprotan air.
a) Berkumur dengan air hangat dan asin.
a) Menggosok gigi secara teratur.
b) Memeriksakan gusi secara teratur.
a) Hindari au dan factor penyebab lain.
b) Makan sedikit tapi sering.
c) Hindari makanan berminyak dan berbumbu keras.
d) Duduk tegak ssetiap kali selesai makan.
e) Makan makanan kering diantaraa waktu makan.
f) Jangan langsung gososk gigi setelah makan.
g) Jika mual muntah yang dialami sampai mengganggu pemenuhan kebutuhan nutrisi,
berikan B6.
a) Tingkatkan konsumsi cairan dan makanan berserat.
b) Senam hamil
c) Istirahat cukup.
d) BAB secara teratur dan segera setelah ada dorongan.
a) KIE tentang perubahan fisiologi kehamilan
a) Konsumsi makanan tinggi Fe dan asam folat
b) Konsumsi tablet Fe 1 x minilan selama 90 hari.
a) Hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang lama.
b) Istirahat dengan posisi berbari miring kiri dan kaki agak ditinggikan.
c) Senam hamil.
d) Hindari kaos kaki atau stocking yang ketat.
e) Hindari sandal dan sepatu hak tinggi.

Tabel 2.2 Ketidaknyamanan Saat Hamil dan Penanganannya pada Sistem Perkemihan, Integumen, Pernapasan
No

Sistem Organ

1)

Perkemihan

2)

Integumen

6)

Pernapasan

Ketidaknyaman
Kehamilan
Sering BAK

Kebutuhan Fisiologis

a)
b)
c)
d)
e)
Chloasma gravidarum
a)
b)
c)
Gatal gatal
a)
b)
Keringat bertambah
a)
b)
c)
Garis garis di perut dan a)
b)
payudara
Hidung tersumbat dan
mimisan
Sesak napas

a)
b)
c)
d)
a)
b)
c)
d)
e)

Informasi tentang penyebab sering terjadi BAK


Kosongkan kandung kemih ketika ada dorongan..
Perbanyak minum pada siang hari.
Jangan kurangi minum di malam hari kecuali menganggu tidur dan mengalami kelelahan.
Hindari konsumsi the atau kopi.
Hindari sinar matahari berlebihan saaat hamil.
Gunakan bahan pelindung non alergis.
Hindari penggunaan hidrokuinon.
Gunakan kompres mandi siram air sejuk.
Pertimbangkan penggunaan obat luar dan antipruritik.
Pakai pakaian yang longgar.
Perbanyak minum.
Mandi secara teratur.
Gunakan emollient luar atau antipruritik menurut indikasinya.
Gunakan pakaian yang dapat menopang payudara dan abdomen.
KIE tentang perubahan fisiologi kehaamilan.
Gunakan vaporizer udara dingin.
Hindari dekongestan untuk hidung tersumbat biasa.
Antihistamin biasanya efektif ddan tidak berbahaya.
KIE tentang penyebab fisiologis.
Bantu cara untu mengatur pernapasan.
Mengajarkan posisi tubuh yang baik untuk pernapasan interkostal.
Mengatur posisi berbaring semi fowler.
Istirahat teratur dan latihan senam hamil.

Tabel 2.3 Ketidaknyamanan Saat Hamil dan Penanganannya pada Sistem Neurologis dan Muskuloskeletal.
No

Sistem Organ

1.

Neurologis dan
musculoskeletal

Ketidaknyaman
Fisiologis
Nyeri punggung a)
dan
punggung
b)
bagian bawah.
c)
d)
Kram
terutama a)
b)
pada kaki
c)
d)
Kesemutan
Pusing
pingsan

a)
b)
c)
sampai a)
b)
c)

Kebutuhan Fisiologis
Mekanisme tubuh hendaknya baik dan benar contohnya saat untuk
mengangkat barang dan mengambil barang yang jatuh.
Hindari sepatu hak tinggi dan pekerjaan yang terlalu berat.
Gunakan bantal sewaktu tidur untuk meluruskan punggung.
Senam hamil dan juga dapat dilakukan dengan memberikan masase pada
punggung dan pinggang ibu.
Istirahat cukup.
Kompres hangat pada kaki yang kram.
Konsumsi cukup kalsium.
Batasi konsumsi fosfor tinggi sehingga dapat menghambat kontraksi pada
otot otot kaki.
KIE tentang penyebab.
Memposisikan postur tubuh yang benar.
Merebahkan diri.
Menghindari berdiri untuk waktu yang cukup lama
Menghindari berbaring terlentang.
Bangun secara bertahap dari posisi istirahat.

2) Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada ibu hamil dapat dibagi menjadi
tiga dan dapat dilihat perbedaannya pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.4 Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Berdasarkan Trimester
Trimester
Perubahan Psikologis yang dialami
I
a) Beberapa ibu merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,dan
kesedihan.
b) Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang
kenyataan bahwa ia hamil.
c) Perhatian terfokus pada setiap perubahan tubuh yang dialami.
d) Ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya
sedang hamil
e) Gairah seks mengalami peningkatan tetapi libido menurun
f) Terjadi perubahan pola seksual
g) Merupakan fase adaptasi
II
a) Ibu sudah dapat beradaptasi dan menerima kehamilannya.
b) Gerakan janin sudah mulai bisa dirasakan oleh ibu.
c) Libido dan kepuasan seks meningkat.
d) Pikiran ibu masih terfokus pada perubahan tubuhnya.
e) Bagi multipara, akan terjadi pemisahan hubungannya dengan
anak-anaknya.
III
a) Masa menunggu kelahiran bayinya
b) Muncul kekhawatiran bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan
dalam kondisi yang tidak normal
c) Ibu mulai sedih karena akan berpisah dengan bayinya
d) Rasa tidak nyaman kembali terjadi karena merasa dirinya aneh
dan jelek
e) Wanita tersebut akan melindungi bayinya dari bahaya-bahaya
f) Ibu mempersiapkan kelahiran bayinya

d. Tanda Tanda Kehamilan


Tanda kehamilan secara umum dibagi menjadi 3 yaitu tanda
tidak pasti, tanda kemungkinan dan tanda pasti.
1)
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis
yang dapat dikenali dan pengakuan atau yang dirasakan oleh
wanita hamil. Tanda tidak pasti tersebut masih belum bisa
dijadikan dasar penentuan sebuah diagnosis kehamilan. Untuk
mengetahui tanda tidak pasti tersebut maka dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Tabel 2.5 Tanda Tidak Pasti Kehamilan dan Penyebabnya


a)

Tanda Tidak Pasti


Amenorea
(berhentinya
menstruasi)

b) Mual (nausea),
muntah (emesis)

c)

Ngidam

d) Syncope
(pingsan)
e)

Kelelahan

f)

Sering
(miksi)

BAK

Penyebab
Konsepsi dan nidasi menyebabkan hormone estrogen
dan progesterone dipertahankan dengan kadar yang
tinggi sehingga mengakibatkan terhambatnya
produksi
hormone
FSH(Folicle
Stimullating
Hormone) sehingga tidak terjadi
pembentukan
folikel de Graaf dan ovulasi.
Pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi
selama kehamilan menyebabkan diproduksinya asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual
muntah yang terjadi terutama pada pagi hari.
Peningkatan hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan hipersalivasi dan menyebabkan
munculnya keinginan makanan tertentu pada ibu
hamil
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat
dan menimbulkan syncope atau pingsan.
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari
penurunan kecepatan basal metabolisme (Basal
Metabolisme Rate-BMR), yang akan meningkat
seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas
metabolisme hasil konsepsi.
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh dan mengakibatkan

Tanda
Kemungkinan
a) Tanda Hegar

Penyebab

Ismus uteri mengadakan hipertrofi pada minggu pertama


frekuensi miksi yang semakin sering.
menjadi seperti korpus uteri dan mengakibatkan ismus
menjadi lebih panjang dan lunak.
Konstipasi
Pengaruh
progesteron
dapat
peristaltik
Akibat peningkatan
hormone
estrogen
danmenghambat
progesterone
b) Tandag)
Goodel
(obstipasi)
usus
(tonus
otot
menurun)
dan
mengalami
relaksasi
maka terjadi hipervaskularisasi dan pelunakan serviks.
sehingga
mengakibatkan
ibu kesulitan
Pengaruh hormon
estrogen
mengakibatkan
vaginauntuk
danBAB.
c) Tanda
h)
Pigmentasi
Kulit
Terjadi
akibat
pengaruh
hormon
kortikosteroid
vulva mengalami peningkatan pembuluh darah sehingga
Chadwicks
plasenta
melanofor dan kulit.
nampak semakin
merahyang
dan merangsang
kebiru biruan.
i)
Epulis
Hipertropi
papilla
ginggivae/
gusidan
sering
terjadi pada
Hal ini dipengaruhi oleh posisi implantasi
posisi
d) Tanda
triwulan
pertama
akibat
dari
peningkatan
plasenta yang menyebabkkan tempat implantasihormone
Piscaceck
progesterone lebih
dan cepat
estrogen
yang memperbanyak
mengalami perkembangan
dan mengakibatkan
(Pembesaran
suplai
darah
ke
rongga
mulut
serta
hipervaskularisasi
uterus tidak rata.
uterus yang
pembuluh
darah
kapiler
gusi
sehingga
terjadi edema
tidak simetris)
dan
hiperplastis,
juga
diseebabkan
karena
Haal ini diakibatkan oleh peregangan sel-sel otot uterusketebalan
e) Kontraksi
epithelial
berkurang
sehingga gusi
lebih rapuh.
peningkatan
actomysin
di dalam
otot
Braxton Hicks sehingga terjadi
j) Varisesuterus. Kontraksi
Pengaruh
estrogen
dan
progesteron
menyebabkan
ini akan terus meningkat frekuensinya
pelebaran
pembuluh darah vena terutama pada ibu
hingga mendekati
persalinan.
yang
sudah
bakat.
Kekuatan yang mendadakmemiliki
pada uterus
menyebabkan janin
f) Teraba
Ballotement

g) Pemeriksan
Test Biologis
Kehamilan
(Plano Test)
positif.

bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh


tangan pemeriksa.
Pemeriksan ini adalah untuk mendeteksi adannya Human
Corionic Gonadotropin (HCG) yang di produksi oleh
sinsitiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini
disekresi di peredaraan darah ibu (pada plasma darah) dan
diekskresi oleh urine ibu. Hormon ini dapat dideteksi pada
26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada
hari ke 30-60.

2) Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang


dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan
fisik kepada wanita hamil. Untuk mengetahui lebih dalam
mengenai kehamilan itu sendiri akan lebih baik jika seorang bidan
mengetahui penyebab dari munculnya tanda gejala kehamilan
sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat pada klien. Berikut
ini akan diuraikan penjelasan tentang tanda kemungkinan pada ibu
hamil beserta penyebabnya.
Tabel 2.6 Tanda kemungkinan Hamil dan Penyebabnya

3) Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan


janin yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tabel 2.7 Tanda Pasti Kehamilan
Tanda Pasti
Keterangan
Kehamilan
Gerakan
janin Dapat dirasakan oleh ibu setelah usia kehamilan 20
dalam rahim
minggu

Denyut Jantung Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan


Janin
alat Fetal Elektrocadiograf (misalnya dopler). Dengan
stetoskop laenecc, DJJ baru dapat didengar pada usia
kehamilan 18-20 minggu(Ummi Hani, dkk. 2010 : 72-75).
Bagian-bagian
Janin

Bagian-bagian janin seperti bokong, kepala , lengan dan


kai dapat teraba jelas pada usia kehamilan trimester akhir.
Bagian janin ini dapat dilihat dengan sempurna lagi dengan
menggunakan USG.

Kerangka Janin

Dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

e. Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu hamil


1) Antenatal Care
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan pada ibu
hamil sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan
(Myles,2009:246).
Sedangkan menurut buku PWSKIA, 2009:7, pelayanan
antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk
ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar

pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan


Kebidanan(SPK).
Jadi dapat disimpulkan bahwa antenatal care adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan SPK sejak awal konsepsi hingga awal
persalinan.
2) Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Kunjungan ANC minimal yaitu :
a) Satu kali pada trimester I ( usia kehamilan 0- 13 minggu).
b) Satu kali pada trimester II ( usia kehamilan 14 27 minggu)
c) Dua kali pada trimester III (Usia kehamilan 28 - 40 minggu)
(Romaulli,2011:14)
3) Tujuan Asuhan Antenatal
Menurut Myles,2009:248, tujuan asuhan antenatal adalah
memantau perkembangan kehamilan dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan perkembangan janin normal.
Sedangkan menurut Indrayanti,2011:234, mengatakan bahwa
tujuan dari kunjungan antenatal care secara komprehensif adalah
untuk menyiapkan ibu hamil dan keluarganya terhadap
kehamilannya, persalinan, dan nifas termasuk laktasi, perawatan
bayi baik dari segi fisik, psikologi, spiritual dan social sebagai
suatau hal yang dipandang secara holistic.
4) Kebijakan program
Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan
khusus(sesuai resiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam
penerapannya terdiri atas:
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
Kenaikan berat badan ibu hamil yaitu berkisar antara 9
13 kg selama kehamilan. Perubahan berat badan ibu hamil perlu
dipantau pada setiap kali kunjungan. Beberapa kondisi
perubahan berat badan yang perlu diwaspadai antara lain:
(1) Berat badan ibu tidak bertambah dan tubuh ibu sangat kurus
(paling sedikit 9 kg) selama kehamilan.
(2) Pertambahan berat badan lebih dari 19 kg selama
kehamilan.
(3) Kenaikan berat badan yang terjadi secara tiba tiba lebih
dari 0,5 kg per minggu atau lebih dari 2 kg dalam satu
bulan.
b) Ukur Tekanan darah
Tekanan darah normal berkisar antara 90 /60 hingga 140/
90 mmHg dan tidak banyak meningkat selama kehamilan.
Tekanan darah melebihi batas normal dapat menimbulkan
berbagai macam masalah seperti terganggunya suplai nutrisi

c)

d)

e)

f)

dari ibu ke janin dan salah satu dampaknya dapat


mengakibatkan terjadinya IUFD(Intra Uterine Fetal Dead).
Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
Nilai status gizi ibu dilihat dari peningkatan berat badan
ibu serta ukuran LILA(Lingkar Lengan Atas). Ukuran LILA
minimal pada ibu hamil yaitu 23,5 cm.
Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran TFU semasa kehamilan dimaksudkan untuk
mengetahui kesesuaian antara usia kehamilan dengan HPHT
(Hari Pertama Haid Terakhir). Beberapa tanda bahaya yang
perlu mendapat perhatian dari hasil pemeriksaan tinggi fundus
uteri adalah ketika bagian atas uterus tidak sesuai dengan batas
tanggal kehamilannya dihitung dari HPHT, dan pembesaran
uterus lebih atau kurang dari 2 jari per bulan.
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin(DJJ).
Pemeriksaan presentasi janin dilakukan untuk
mengetahui bagian terendah janin. Sedangkan pemeriksaan DJJ
berguna untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan sehat,
(batas normal 120-160 kali / menit).
Skrinning status imunisasi Tetantus Toxoid(TT)
Imunisasi TT berguna untuk memberikan kekebalan pada
janin terhadap infeksi tetanus (Tetanus neonatorum) baik pada
saat persalinan, maupun postnatal. Berikut ini tabel tentang
pemberian imunisasi TT serta lama perlindungan yang
diberikan.
Tabel 2.8 Pemberian Imunisasi TT
Antigen

Interval
(selang waktu minim)

Lama
perlindungan

%
Perlindungan

TT1

Pada kunjungan antenatal


pertama

TT2
TT3
TT4

4 minggu setelah TT1


6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3

80
95
99

TT5

1 tahun setelah TT4

3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun /
seumur hidup

99

Sumber:Saifuddin, Abdul Bari,2002 dalam Ummi hanni,2010:11

g) Pemberiaan tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.


Pencegahan anemia pada ibu hamil dilakukan dengan
konsumsi sedikitnya 60 mg zat besi( yang memiliki kandungan
FeSO4 320 mg) dan 1 mg asam folat setiap hari. Jika ibu
sebelum kehamilan sudah menderita anemia, maka sebaiknya
mengonsumsi 2 tablet besi dan 1 asam folat per hari. Ibu perlu
menegtahui efek samping dari zat besi yaitu dapat menyebabkan

mual muntah sehingga ibu perlu diberi anjuran untuk minum zat
besi malam sebelum tidur.
h) Test laboratorium(rutin dan khusus).
Pemeriksaan
laboratorium
lengkap
mencakup
pemeriksaan golongan darah, hemoglobin, protein urin, dan gula
darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di daerah prevalensi
tinggi atau kelompok ber-risiko, pemeriksaan yang dilakukan
adalah hepatitis B, sifilis, malaria, kecacingan dan thalasemia.
i) Tatalaksana kasus.
Untuk mendeteksi apakah terdapat kegawat daruratan
pada ibu hamil serta merencanakan penatalaksanaan kegawat
daruratan tersebut.
j) Temu wicara(konseling, termasuk Perencanaan persalinan dan
pencegahan Komplikasi(P4K) serta KB Pascapersalinan.
Temu wicara mengenai persiapan tentang segala sesuatu
yang kemungkinan terjadi selama kehamian penting dilakukan.
Hal ini penting karena bila terjadi komplikasi dalam kehamilan,
ibu dapat segera mendapat pertolongan secara tepatdan dapat
menghindarkan ibu dari berbagai komplikasi yang dapat
menimbulkan kematian maternal.
2.2 Persalinan
2.2.1 Konsep Dasar Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil
konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia
luar. Proses tersebut dapat dikatakan normal atau spontan jika bayi
yang dilahirkan berada dalam posisi letak belakang kepala dan
berlangsung tanpa bantuan alat alat atau pertolongan, serta tidak
melukai ibu dan bayi. (Sondakh, 2013: 2)
Menurut Wirakusumah, 2010: 127, persalinan ialah
serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput dari tubuh ibu.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
noemal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu dan janin.
(Hidayat, Sujiatini,2010: 1)
Menurut Wiknjosastro, 2008: 37, persalinan adalah proses
dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan( setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan


berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi persalinan adalah
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ke dunia luar melalui jalan
lahir dengan diawali proses membuka dan menipisnya serviks
pada usia kehamilan cukup bulan.
b. Permulaan Terjadinya Persalinan
Penurunan kadar progesteron pada akhir usia kehamilan
merangsang produksi hormone oksitosin dan prostaglandin yang
memicu timbulnya kontraksi uterus. Berdasarkan teori keregangan,
terjadinya kontraksi uterus dapat mengakibatkan tekanan pada
selaput ketuban yang dapat menimbulkan tekanan hidrostatik yang
mengakibatkan pelebaran serviks dan terjadilah pembukaan serta
penipisan serviks. Pembukaan serviks menyebabkan lendir dalam
kanalis servikalis lepas dan perdarahan serviks karena kapiler
pembuluh darah pecah sehingga timbul salah satu tanda persalinan
yaitu pengeluaran lendir darah. Seiring dengan berjalannya
pembukaan serviks menuju pembukaan lengkap, selaput ketuban
lama kelamaan akan pecah dan terjadilah pengeluaran cairan
ketuban. Selain itu menurut Manuaba,2010:168, mengemukakan
bahwa, Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya
persalinan. Kontraksi uterus yang terjadi menimbulkan terjadinya
hipoksia pada miometrium, penekanan ganglia saraf serviks,
peregangan serviks ssaat dilatasi, dan peritoneum yang meregang
menyebabkan timbulnya nyeri his persalinan.
Sifat his persalinaan adalah:
1) Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatan makin
besar.
3) Makin beraktivitas(jalan), kekuatan akan makin bertambah.
(Sondakh,2013:3)
Untuk mempermudah pemahaman tentang korelasi antara
penyebab terjadinya mnculnya tanda tanda persalinan maka
penulis menguraikan penjelasan dalam bentuk bagan permulaan
terjadinya persalinan.

Teori Penurunan Progesteron Teori Oksitosin Interna

Teori Keregangan

Teori hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis


Teori Prostaglandin

Muncul kontraksi

Hipoksia miometrium Penekanan ganglia saraf di serviks

Peregangan serviks saat dilatasi

Munculnya tanda tanda persalinan

Terjadinya his persalinan


Pengeluaran lendir dengan darah
Pengeluaran cairan
Terdapat pembukaan dan pendataran serviks

Gambar 2.3 Bagan Permulaan Persalinan

KALA
III Kala III
Manajemen
Aktif
KALA
IV(Sampai
(MAK III)2 Jam
(Kala Pengeluaran
Uri)PP)

Oksitosin, PTT, Masase

Peritoneum meregang

c. Tahapan Persalinan
Proses persalinan terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu; kala I(kala
pembukaan, kala II(kala penegeluaran janin), kala III( kala uri),
dan kala IV( kala pemantauan). Setiap tahapan tersebut memiliki
periode waktu serta tanda gejala yang berbeda yang di jelaskan
melalui tabel dan gambar bagan alur perubahan di bawah ini.
Tabel 2.9 Tabel Tahapan Persalinan
Kala
Persalina
n

Waktu
Primigravid
Multigravida
a

Kala I

13 jam

Kala II

1,5 - 2 jam

Kala III

30 menit

Kala IV

2 jam

Tanda gejala

Kala I dibagi menjadi 2 yaitu


1) Fase Laten ( sampai
pembukaan 3 cm)
2) Fasse aktif dibagi menjadi 3
yaitu:
a)
F
ase akselerasi.
8 jam
(Pembukaan 3 cm - 4 cm).
b)
F
ase dilatasi( 4 cm - 9
cm).
c)
F
ase deselerasi (9 cm 10
cm).
1) Muncul tanda gejala kala II
yaitu dorongan meneran,
tekanan anus, perineum
menonjol, dan anus serta
vulva membuka.
2) Pengeluaran lendir
bercampur darah
30 menit meningkat.
3) His semakin kuat (interval 2
1 jam
sampai 3 menit, dengan
durasi 50 sampai 100 detik)
4) Timbulnya keinginan
mengejan menjelang
lengkap dikarenakan
tertekannya fleksus
frakenhauser.
1) Uterus menjadi bundar
2) Tali pusat bertambah panjang.
30 menit
3) Terjadi semburan darah tiba
tiba
2 jam
Dimulai sejak lahirnya plasenta.
Tujuh hal yang perlu di pantau
saat kala IV yaitu:
1) Kontraksi rahim

2)
3)
4)
5)

Perdarahan
Kandung kemih
Luka jahitan
Plasenta dan selaput ketuban
harus lengkap
6) TTV
7) Keadaan bayi

Perubahan Persalinan Kala I

Fisik

Psikologi

Sistem Reproduksi
Sistem Metabolisme
Sistem Pencernaan
Sistem HematologiSistem Renal

Kala I fase laten

Kala I fase aktif

Motilitas
dan absorbsi lambungaerob
berkurang,
Peningkatanmetabolisme
dan Hemoglobin
anerob.
meningkat
Peningkatan
1,2 mg% curah jantung
Uterus kontraksi, relaksasi, dan retraksi
penurunan sekresi asam lambung disertaiLeukosit
kombinasi
nyeri
his,
takut,
kawatir,
dan obat
meningkat
Focus
mengendalikan rasa sakit
Intensitas
rasa sakit akibat his
yangberjuang
meningkat.
Serviks menipis dan membuka
(5 ribu/l) sampai dengan 15 ribu/l
Peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal
Suhu, nadi, RR, curah jantung, meningkat
Stamina menurun
Klien mulai merasa putus asa dan lelah

Kavum uteri menjadi kecil, sehingga janin turun ke pelvik.


Kecemasan akibat peningkatan aktivitas otot rangka.
Mual muntah pada akhir
Ibu mngeluh kesakitan dan nyeri akibat kontraksi
kala I

Poliuria
(Sering BAK)

Gambar 2.4 Perubahan Kala I

Perubahan Kala II

Fisik

Sistem
Reproduksi

Psikologi

Sistem Kardiovaskuler
Sistem Respirasi
Sistem Pencernaan
Sistem Muskuloskeletal Sistem Urinaria

Emotional
distress

Seluruh otot uterus berkontraksi, tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin
Penurunan O2
motilitas
meningkat
lambung dan absorbsi
yang relaxinPenekanan
hebat
Kontraksi Kebutuhan
Hormon
kepala janin
Cepat marah, lemah, taku

Pelunakan Kartilago
TD meningkat 15 mmHg
His semakin sering, lama, dan timbul refleks rasa ingin meneran.

Tonus vesika urinaria menurun


Mual muntah

Nyeri Punggung

Cardiac Output meningkat

O2
menurun
Hipoksia ringan janin

Gambar 2.5 Perubahan Kala II

Muncul keinginan untuk berkemih berkemih

Fisiologi Kala III

Ukuran rongga rahim mengecil

Kontraksi uterus terus berlangsung

Pengurangan ukuran situs penyambungan plasenta

Plasenta menjadi lebih tebal dan mengkerut

Plasenta memisahkan diri dari dinding uterus

Sebagian pembuluh darah kecil akan robek saat plasenta lepas

Tanda tanda lepasnya plasenta:


Semburan darah
Pemanjangan tali pusat
Uterus menjadi globuler

Gambar 2. 6 Bagan Alur Fisiologi Kala III

Perubahan Kala IV

Fisik
Sistem
Renal

Sistem
Reproduksi

Psikologi
Sistem
hematologi

Sistem
gastroinstestinal

Sistem
Saraf

Ibu paling terbuka terhadap bayi nya

Kandung kemih hipotonik


Pergeseran dan
hematologi
dan tekanan
intraabdominal
menurun
Penurunan hormone estrogen, progesteron,
Human Placental
Laktogen
Hormon
Mual
muntah
menghilang
Ketegangan
saraf
dan energy yang terkuras selama persalinan
Saat tepat untuk proses bonding attacment
Kandung kemih penuh dan meng
alami pembesaran

Klien merasa haus

Prolaktin memproduksi ASI Klien gemetar

Klien Menggigil
Tidak ada keluhan

Rangsang produksi oksitosin


Merasa ingin BAK dalam 2-4 jam PP
Uterus berkontraksi
Ibu merasa mulas

Gambar 2.7 Bagan Alur Perubahan Kala IV

d. Mekanisme Persalinan Normal


Mekanisme persalinan normal merupakan suatu rangkaian proses
lahirnya janin. Mekanisme perslinan normal secara singkat dapat
digambarkan melalui bagan di bawah ini.
Kepala masuk PAP

Ada tahanan oleh jaringan

Fleksi
Putar Paksi Dalam

Kepala ekstensi

Restitusi

Putar paksi luar

Lahirnya seluruh anggota badan bayi

Gambar 2.8 Bagan Alur Mekanisme Persalinan Normal


Keterangan:
Mekanisme persalinan normal di awali dengan peristiwa masuknya
kepala pada PAP(Pintu Atas Panggul) dengan cara asynclitismus
ataupun sinklitismus sebagai akibat adanya kontraksi yang semakin
meningkat. Selanjutnya kepala akan mengalami hambatan oleh
jaringan di bawahnya sehingga harus menyesuaikan ukuran dengan
melakukan fleksi sehingga di dapatkan ukuran terkecil yaitu
diameter suboksipitobregmatika(9,5cm). Lalu kepala akan
mengalami fleksi maksimal ketika mencapai dasar panggul. Setelah
mencapai dasar panggul, kepala janin mengalami putar paksi
dalam dengan posisi oksiput anterior dalam diameter
anteroposterior pelvis ibu. Kemudian uterus yang berkontraksi
memberi tekanan tambahan pada kepala sehingga menyebabkan
ektensi saat kelahiran kepala. Setelah kepala lahir, terjadi restitusi

dan putar paksi luar untuk menyesuaikan punggung janin.


Kemudian lahirlah seluruh anggota badan bayi dengan mengikuti
sumbu carus.
2.3
Nifas
2.3.1 Konsep Dasar Nifas
a. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:1074,
definisi nifas adalah masa (keadaan dsb) bagi wanita sehabis
melahirkan sampai pulihnya organ-organ tubuh akibat hamil dan
melahirkan ( 40 atau 60 hari sehabis melahirkan).
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali,
mulai dari persalinan selesai sampai alat alat kandungan kembali
seperti pra hamil(Retna, 2010: 1).
Menurut Wirakusumah, 2010: 187, puerpurium ialah
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan, yang lamanya 6 minggu.
Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 1 jam lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah
itu(Prawirohardjo, 2008:356).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa
yang dimulai sejak 2 jam post partum dan berakhir kurang lebih
setelah 6 8 minggu dengan ditandai dengan pulihnya kembali
organ - organ tubuh seperti saat sebelum hamil.
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan asuhan kebidanan pada ibu masa nifas adalah sebagai
berikut:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologisnya.
2. Melaksanakan skrinning yang komprehensif, mendeteksi
masalah, serta mengobati, atau merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, serta
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
(Saleha,2009:67)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari asuhan masa
nifas adalah untuk deteksi dini berbagai komplikasi nifas, rujukan,
serta menfasilitasi ibu dalam memenuhi kebutuhan dasar nifas
sehingga kesejahteraan ibu dan bayi dapat meningkat.
c. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Masa Nifas
Saat masa nifas berlangsung, ibu mengalami berbagai
perubahan fisik yang
seringkali menimbulkan berbagai

ketidaknyamanan masa nifas. Selain dari segi fisik, perubahan juga


terjadi pada segi psikologis sebagai respon adaptasi terhadap
kondisi yang baru saja di alami oleh ibu nifas, hal ini terutama
terjadi pada ibu primipara. Berbagai perubahan fisiologis dan
psikologis tersebut dapat saja berubah menjadi suatu komplikasi
nifas jika ibu tidak mendapatkan asuhan yang tepat dari tenaga
kesehatan yang kompeten. Informasi tentang penyebab terjadinya
keluhan ataupun ketidaknyamanan nifas menjadi penting untuk
diketahui oleh tenagaa kesehatan khususnya bidan, agar tepat
ketika memberikan asuhan pada ibu nifas. Berikut ini penjelasan
mengenai perubahan fisiologis dan psikologis pada pada ibu nifas
beserta kaitannya dengan keluhan yang muncul saat masa nifas.

Nifas

Fisik

Psikologi

Sistem Reproduksi
Sistem gastroinstestinal
Sisem perkemihan

Sistem
Sistem endokrin Taking In
Musculoskeletal

Taking Hold

Letting Go

Penurunan kadar
hormone
estrogen
dan
progesteron
Tekanan
teradap
kolon, dehidrasi,
Sfingter
hemoroid,
uretra tertekan
dan laserasi
kepala
Ligamen
jalan
janin
meregang
lahir
selama inpartu,
selama persalinan
Periode ketergantungan
Estrogen
Sangat sensitive
Ibu dapat ber
Iritasi muskulus sfingter ani, dan edema kandung kemih menurun
adaptasi

Autolysis
Atrofi Jaringan
Efek oksitosin

Obstipasi

Prolaktin oksitosin,
meningkat
Ibudan
pasif
terhadap Mudah
lingkungan
tersinggung
Tidak ada keluhan
Ligamen kendor
nya

Obstruksi uretra dan retensio urine


dan uterus
Uterus menjadi retrofleksi , dindingProduksi
abdomenASI
menjadi
lunakberkontraksi
dan kendor
Involusi uterus

After pain

Perut mulas

Gambar 2.9 Bagan Perubahan Fisologis dan Psikologis Masa Nifas

d. Kebutuhan dasar Ibu pada Masa Nifas


Pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu nifas perlu mendapat
perhatian khusus berkaitan dengan proses pengembalian fungsi
organ reproduksi kepada keadaan sebelum hamil. Informasi tentang
kebutuhan dasar nifas perlu di berikan pada klien agar klien dapat
menjalani masa nifas sebagaimana mestinya. Berikut ini tabel yang
menjelaskan tentang kebutuhan pada ibu nifas.
Tabel 2.10 Tabel Kebutuhan Masa Nifas
No
1)

2)

3)

4)

5)

6)

Kebutuhan Masa
Keterangan
Nifas
Nutrisi dan cairan
a)Memerlukan tambahan kalori 500 kalori /hari dan
makan dengan diet berimbang teerutama yang
mengandung tinggi protein, mineral, dan vitamin
untuk memepercepat proses penyembuhan.
b)Kebutuhan cairan minimal 3 liter air / hari.
c) Tablet tambah darah masih tetap diperlukan
minimal diminum hingga 40 hari postpasrtum
d)Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat
memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASI
Ambulasi dini
a)Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari
tempat tidur dalam 24 48 jam postpartum.
b)Keuntungan dari ambulasi dini yaitu faal usus dan
kandung kemih lebih baik pada ibu nifas normal.
c) Ambulasi dini tidak diperbolehkan pada ibu
postpartum dengan penyulit misalnya, anemia,
penyakit jantung, penyakit paru paru, demam
dan sebagainya
Eliminasi
a) BAK maksimal 8 jam post partum. Jika >8 jam
belum BAK maka dilakukan kateterisasi. Akan
tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh,
tidak perlu menuggu 8 jam untuk kateterisasi.
b) BAB diharapkan dapat buang air besar (defekasi)
setelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga
belum juga BAB, maka perlu diberi obat
pencahar per oral atau per rectal. Jika setelah
pemberian obat pencahar masih belum bis BAB,
maka dilakukan klisma(huknah).
Personal Hygiene
a)
Anjur
kan kebersihan seluruh tubuh, terutama
perineum.
b)
Meng
ajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah
kelamin, dengan sabun dan air. Pastikan bahwa
ibu mengerti untuk membersihkan
Aktivitas Seksual
Syarat untuk melakukan hubungan suami istri yaitu
ketika darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa
rasa sakit.
Latihan dan Senam Cara untuk mengembalikan bentuk tubuh menjadi
Nifas
indah dan langsing seperti semula adalah dengan
melakukan latihan dan senam nifas.

e. Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas


Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali
Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir
juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah masalah
yang terjadi.
Tabel 2.11 Kunjungan Masa Nifas
Kunjunga
n
I

Waktu

Tujuan

6-8 jam 1) Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas.


setelah 2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
persalina
memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut.

dan

Kunjunga
n

Waktu
n

Tujuan
3) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
7) Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan
bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan
ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan pasca
melahirkan.
1) Sama dengan di atas (6 hari setelah persalinan).
2) Memastikan diasthasis rektus abdominalis

II

6 hari
setelah
persalina
n

III

2 minggu
setelah
persalina
n
6 minggu 1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi
setelah
alami.
persalina 2) Memberikan konseling KB secara dini.
n
3) Memberikan konseling tentang hubungan seksual
4) Menganjurkan/mengajak ibu membawa bayinya ke posyandu atau
puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi

IV

Sumber: (Saleha, 2009:84)

f. Tanda Bahaya Masa Nifas


Tanda bahaya pada masa nifas perlu di waspadai karena
dapat menjadi salah satu tanda gejala suatu komplikasi yang
kemungkinan dapat menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu, bidan
harus dapat memberikan informasi tentang tanda bahaya nifas pada ibu
saat kunjungan nifas agar dapat melakukan deteksi sejak dini terhadap
kemungkinan terjadinya komplikasi sehingga dapat memperoleh
penanganan yang tept serta dapat menyelamatkan jiwa ibu.berikut ini
adalah tanda tanda bahaya masa nifas antara lain:
1) Perdarahan pervaginam bertambah banyak
2) Ibu merasakan nyeri di bagian bawah abdomen atau punggung.
3) Pengeluran pervaginam yang berbau menusuk (menyengat ).
4) Muncul keluhan nyeri kepala yang berkelanjutan penglihatan
kabur
5) Pembengkakan diwajah atau ditangan.
6) Rasa sakit, warna merah, pembengkakan di kaki.
7) Merasa sedih dan tidak mampu merawat bayinya atau dirinya
sendiri
8) Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.
9) Payudara bewarna kemerahan, terasa panas dan nyeri.
10) Demam, muntah , rasa sakit waktu buang air kecil, atau merasa
tidak enak badan
2.4 Bayi baru lahir
2.4.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

a. Pengertian
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500
gram sampai dengan 4000 gram (Sari Wahyuni,2011:1).
Menurut Rukiyah & Yulianti, 2012: 2, mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa
memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan
42 minggu, dengan berat badan 2500- 4000 gram, nilai Apgar >7 dan
tanpa cacat bawaan.
Bayi baru lahir adalah individu yang baru saja mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Tom Lissauer & Avroy A.
Fanaroff, 2008:16).
Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin(Dewi, 2010:12).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian bayi baru lahir
normal adalah bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan cukup bulan
dengan presentasi belakang kepala dan berat badan lahir berkisar
antara 2500 sampai dengan 4000 gram serta harus dapat melakukan
adaptasi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin.
b. Penilaian Bayi Baru Lahir
Penilaian awal bayi baru lahir harus segera dilakukan secara
tepat dan tepat (0-30 detik). Penilaian yang dilakukan segera saat
bayi lahir meliputi tangisan, gerakan, dan warna kulit bayi. Pedoman
untuk penilaian BBL menggunakan skor APGAR yang berfungsi
untuk menggambarkan kondisi bayi beberapa menit pertama
kehidupan. Skor ini dinilai pada menit pertama dan kelima
kehidupan. Jika skor masih di bawah 7 atau bayi memerlukan
resusitasi maka penilaian ini diteruskan setiap 5 menit sampai
normal atau sampai 20 menit. Berikut ini ditampilkan table tentang
skor APGAR.

Tabel 2.12 Tabel Skor APGAR


Skor Apgar

Denyut jantung

Tidak ada

Lambat(<100
kali/menit)

Pernapasan

Tidak ada

Lambat,
irreguler

2
>100
kali/menit
)
Bagus,
menangis

Tonus otot

Lemah

Sedikit fleksi
pada
ekstrimitas

Gerakan
aktif

Kepekaan Refleks(Respon
terhadap stimulasi)

Tidak ada

Meringis

Batuk,
bersin,
menangis

Badan merah
muda,
Warna
ekstrimitas
biru
Sumber: (Tom Lissauer & Avroy A. Fanaroff, 2008:33).
Biru atau
pucat

Merah
muda

c. Empat Cara Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir74


Bayi baru lahir mengalami kehilangan panas melalui:
1) Konveksi yaitu kehilangan panas saat bayi terpapar udara sekitar
yang lebih dingin. Konveksi dikarenakan oleh perbedaan suhu
antara kulit dan udara, area kulit yang terpajan udara, dan
pergerakan udara di sekitar. Kehilangan panas dapat
diminimalkan dengan cara:
a) Memakaikan baju pada bayi.
b) Meningkatkan suhu udara.
c) Menghindari aliran udara.
2) Radiasi adalah kehilangan panas karena bayi ditempatkan
ditempat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah
dari suhu tubuh bayi. Hal ini kehilangan panas secara radiasi
dapat berkurang dalam insolator(incubator) karena memiliki
dinding ganda.
3) Evaporasi adalah kehilangan panas terjadi karena penguapan
cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. Berkaitan dengan
hal tersebut, perlu diperhatikan yaitu bayi hendaknya segera
dikeringkan dan dibungkus dengan kain atau handuk yang
hangat segera saat lahir .
4) Konduksi yaitu kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
d. Perubahan Adaptasi Fisiologis pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir mengalami adaptasi fisiologis dengan
lingkungan ektrauterin agar dapat bertahan dengan baik karena
periode ini merupakan periode yang sangat kritis. Berikut adalah
beberapa perubahan adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir yaitu:

Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir

Sistem Pencernaan
Sistem Peredaran Darah

Sistem
Kardiovaskular

Traktus Digestivus

Imunoglobulin

Regulasi Suhu

Perubahan
suhu lebih rendah di luar uterus
Tekanan intratoraks Oksigen
negatif Sirkulasi
Imaturitas
jumlah sistem
pelindung
Kadar
gula darah
pusat menurun
perifer
lambat, akrosianosis
(tangan,
kaki, tali
mulut)
dari napas
pertama

Cairan yang ada di dalam Pembuluh


paru paru
hilang
darah
paru berelaksasi

Energi tambahan dari metabolisme


Evaporasi,
konveksi, konduksi, radiasi
Rentan terhadap infeksi
dan alergi
asam lemak

Peningkatan PaO2 dan penurunan PaCO2


Tidak adekuatnya enzim pancreas dan lipase
Resiko tetanus neonatorum
meningkat
Penurunan
suhu tubuh 20C dalam 15 menit
Penurunan PaO2 dan peningkatan
PaCO2 ,darah
stimulasi
(Suhu)
Pembuluh
parusensorik
berelaksasi
dan terbuka
Penurunan resistensi pembuluh darah
Pencernaan dan absorbsi lemak kurang baik
Hipotermi
Aktivasi nafas pertama
Paru paru bertekanan darah rendah
Hipoglikemia
Udara masuk ke paru - paru

Gambar 2.10 Bagan Alur Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir

e. Perawatan Rutin pada Bayi Baru Lahir


Perawatan rutin bayi baru lahir sangat diperlukan karena
bayi baru lahir merupakan individu yang masih sangat rentan.
Kondisi bayi baru lahir yang sedang mengalaami adaptasi
memerlukan kebutuhan sebagai berikut:
1) Vitamin K
Pemberian vitamin K sebagai profilaksis terhadap
penyakit perdarahan pada bayi baru lahir sangat penting untuk
diberikan guna mencegah perdarahan tali pusat pada bayi baru
lahir.
2) Profilaksis Mata
Pemberian tetes mata eritromisin sebagai profilaksis
pada bayi baru lahir mencegah terhadap infeksi mata gonokokal
dan klamidia.
3) Pemberian ASI
Ibu seringkali membutuhkan bantuan dan dukungan
untuk memulai pemberian ASI.
4) Perawatan Tali Pusat
a) Selalu cuci tangan sebelum merawat.
b) Jaga agar tetap kering dan terbuka ke udara.
c) Bersihkan dengan air, hindari alkohol karena dapat
memperlambat lepasnya tali pusat.
d) Lipat popok di bawah umbilicus.
(Tom Lissauer & Avroy A. Fanaroff, 2008:44)
5) Emosi
Beberapa ibu memiliki emosi yang labil selama
beberapa hari setelah kelahiran. Bahkan masalah kecil pun dapat
menyebabkan kemarahan luar biasa. Ibu memerlukan penjelasan
dan pemberian keyakinan kembali.
Ibu yang mengalami depresi paskakelahiran atau yang
tidak mampu merawat bayinya dan tidak memiliki akomodasi
yang sesuai dapat diidentifikasi. Hubungan dengan petugas
kesehatan mental dan pelayanan sosial, pelayanan sukarela atau
peninjauan kembali kesehatan dan kelompok professional
kesehatan lain mungkin diperlukan.
f. Pemeriksaan Rutin pada Bayi Baru Lahir
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk memastikan
bahwa transisi ke kehidupan ekstrauterin telah berlangsung mulus
dan tidak ada kelainan mayor. Pemeriksaan medis yang
komprehensif dalam 24 jam setelah lahir pada bayi baru lahir perlu
dilakukan.
Tujuan dari pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir
1) Mendeteksi setiap kelainan suatu anomaly congenital yang
signifikan terjadi saat lahir pada 10 20 kasus per 100 kelahiran
hidup.

2) Mengkonfirmasi dan atau mempertimbangkan penatalaksanaan


lebih lanjut untuk setiap kelaianan yang terdeteksi sebelum lahir.
3) Mempertimbangkan masalah potensial yang terkait dengan
riwayat kehamilan maternal atau gangguan familial.
4) Memungkinkan orang tua untuk bertanya tentang apapun dan
meningkatkan perhatian kepada bayi mereka.
5) Meningkatkan apakah terdapat perhatian khusus oleh pengasuh
mengenai perwatan bayi setelah pulang.
6) Memberikan promosi kesehatan, khususnya pencegahan
sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death
Syndrome)
(Tom Lissauer & Avroy A. Fanaroff, 2008:33).

g. Refleks - Refleks pada Bayi Baru Lahir


Bayi dilahirkan dengan banyak refleks normal. Ketika baru
lahir, memeriksakan refleks-refleks ini, yang merupakan tanda dari
kesehatan neurology yang baik.Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap refleks primitive bayi baru lahir.
Beberapa refleks tersebut antara lain:
1) Refleks moro : terjadi jika bayi kaget terhadap suatu bunyi,
cahaya terang, atau takut terhadap suatu bunyi, cahaya terang
atau gerakan yang cepat. Bayi lebih mudah terkejut jika ia
terbaring terlentang.
2) Refleks menggengam: Terjadi jika anda meletakan jari-jari anda
ditelapak tangan bayi dan ia akan memberikan respons dengan
mengengam jemari anda dengan kencang.
3) Refleks menghisap dan menelan : Refleks ini berkembang
dengan baik pada bayi yang normal dan terkondinasi dengan
pernafasan. Refleks ini sangat penting artinya bagi proses
pemberian makan dan kecukuan nutrisi.
4) Refleks rooting
Bayi akan memutar ke arah sumber rangsangan dan membuka
mulut, bersiap untuk menyusu jika disentuh di pipi atau tepi
mulut.
5) Refleks muntah, batuk, dan bersin
Refleksi ini melindungi bayi dari sumbatan jalan nafas.
6) Refleks berjalan dan melangkah
Jika disangga pada posisi tegak dengan kakinya
menyentuh permukaan datar, bayi seperti mencoba berjalan. Jika
di gendong tibia menyentuh ujung meja bayi, bayi akan
mencoba menaiki meja tersebut(refleks perubahan ekstremitas).
7) Refleks tonus leher yang tidak simetris
Pada posisi terlentang, ekstermitas di sisi tubuh dimana
kepala menoleh mengalami ekstensi, sedangkan disisi tubuh
lainya fleksi. Tonus otot dapat dilihat pada respons terhadap
gerakan pasif.

8) Penahan sentral
Jika ditahan pada tangan pemeriksa dengan posisi
tengkurap, bayi akanmenahan posisi kepala sebentar dengan
badanya dan menekuku ekstremitasnya. Refleks dan merespons
tersebut merupakan mekanisme pertahanan diri, yang memang
ditunjukan menarik perhatian sang ibu terhadap bayinya
sehingga meningkatkan perlekatan antara ibu dab bayinya.
h. Tanda-Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai
Tanda tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir
yaitu:
1) Temperatur aksila di atas 37,5 c atau di bawah 36,5 c
2) Kemungkinan adanya ikterus jika pada bayi, anggota gerak,
dan bagian putih matanya berwarna kekuningan.
3) Perubahan pada prilaku bayi seperti lebih diam atu rewel dan
gelisah yang tak biasa.
4) Masalah dengan tali pusat, termasuk perdarahan .
5) Masalah dengan pemberian makan, termasuk menyusui bayi
baru lahir kurang dari tujuh atau delapan kali dalm 24 jam, atau
bayi yang disusui tidak efektif.
6) Masalah buang air besar
7) Masalah dengan pernafasan.
2.5 Konsep KB
2.5.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana
a. Pengertian Keluarga Berencana
Suatu cara kontrasepsi untuk perempuan yang diberikan
melalui suntikan yang berisi hanya progesterone dengan cara
disuntik intramuskuler
( Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003)
1. KB Secara Umum
Suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa,
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayahnya serta
keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak menimbulkan
kerugaian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
2. KB Secara Khusus
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani dan
ovarium.
( Manuaba , 1998 )
KB atau Keluarga Berencana merupakan salah satu
program yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk
mengontrol jumlah populasi rakyat di Indonesia yang makin
meledak. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah
dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut

maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah


ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah
sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi)
atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi
(melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat
reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang
reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap
saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau
kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen
atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak
dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan
operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan
cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh,
kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD;
atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak
memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan
fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi
(pembuahan).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah
efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta
kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara
teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga
didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya
mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi
bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke
laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya,
tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak
berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.
b. Manfaat KB
Setiap tahun terdapat 500.000 perempuan meninggal akibat
berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan
pengguguran kandungan (aborsi) yang tidak aman. KB bisa
mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan misalnya,
KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:
1. Kehamilan terlalu dini
Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum
mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu
persalinan. Karena tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh, belum

cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula


bayinya pun dihadang risiko kematian sebelum usianya mencapai
1 tahun.
2. Kehamilan terlalu telat
Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk
mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya.
Khususnya bila ia punya problema-problema kesehatan lain, atau
sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.
3. Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan
kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu
persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat
memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah, bahkan juga
bahaya kematian, menghadang.
4. Terlalu sering hamil dan melahirkan
Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang
bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam
kelainan lagi, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi.
c. Metode-Metode KB
Apabila sudah mengambil keputusan akan menggunakan
kontrasepsi dalam penerapan program Keluarga Berencana ini, kini
tiba saatnya memilih metode yang paling cocok. Kontrasepsi dalam
KB sendiri memiliki tujuh metode dalam penerapannya, yaitu :
1) Metode perintang, bekerja dengan cara menghalangi sperma dari
pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan). Metode ini
tidak mengubah cara kerja tubuh perempuan maupun
pasangannya. Efek sampingnya sangat sedikit serta aman untuk
ibu yang sedang menyusui. Sebagian besar juga melindungi dari
penularan berbagai penyakit melalui hubungan seksual, termasuk
HIV/AIDS. Contoh alat yang digunakan pada metode ini adalah
kondom (untuk lelaki), kondom perempuan, diafragma, serta
spermisida.
2) Metode hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan
sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dindingdinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak
dikehendaki. Metode KB hormonal memakai obat-obatan yang
mengandung 2 hormon yaitu estrogen dan progestin. Keduanya
serupa dengan hormon-hormon alamiah yang dihasilkan tubuh
Anda, yakni estrogen dan progesteron. Dalam metode hormonal
terdapat 3 jenis alat KB :
a) Pil KB, yang harus diminum setiap hari.
b) Suntikan yang diberikan setiap beberapa bulan sekali.
c) Implan yang biasanya dimasukkan ke dalam lengan klien,
dan tahan sampai beberapa tahun.
Perbedaan antara metode hormonal dan metode perintang
adalah metode hormonal mengubah proses kerja tubuh,

sedangkan metode perintang tidak. Dengan metode hormonal,


indung telur (ovarium) dihalangi sehingga tidak melepas sel telur
ke dalam rahim. Selain itu metode ini juga menyebabkan lendir
mulut rahim menjadi kental, sehingga menghalangi sperma bila
hendak masuk.
Kebanyakan pil KB dan beberapa suntikan mengandung
hormon progestin dan estrogen sekaligus. Ini disebut pil atau
suntikan terpadu. Kedua hormon itu bersama-sama bekerja
memberi perlindungan yang bagus agar tidak hamil. Namun bila
ada masalah-masalah kesehatan tertentu, sebaiknya jangan
memakai metode terpadu. Bila sedang menyusui, sebaiknya juga
jangan menggunakan pil atau suntikan terpadu.
Pil progestin, susuk, dan beberapa suntikan lain, tidak
mengandung estrogen. Progestin saja (tanpa estrogen) lebih aman
ketimbang pil atau suntikan terpadu, bila sedang mengalami
problema kesehatan yang berhubungan dengan estrogen, atau
sedang dalam masa menyusui bayi.
3) Metode yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam
rahim (IUD), gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh
sperma.
Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim
untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma. Biasanya alat
ini disebut spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra Uterine
Devices, disingkat IUD. Tergantung jenis spiral apa yang dipakai,
spiral bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat
pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus
dikeluarkan dan diganti.
4) Metode alamiah, yang membantu mengetahui kapan masa subur,
sehingga dapat menghindari hubungan seks pada masa itu. Yang
dimaksudkan dengan istilah alamiah di sini adalah metodemetode yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang
menjadi ciri khas metode perintang), juga tidak memerlukan obatobatan (sebagaimana ciri metode hormonal). Ada 3 metode KB
alami:
a) Memberi ASI selama 6 bulan pertama
b) Metode pengecekan lendir
c) Metode pengamatan irama
5) Metode permanen, atau metode yang menjadikan seseorang tidak
bisa lagi memiliki anak untuk selamanya lewat suatu operasi.
Contohnya melalui proses sterilisasi, yaitu operasi pada tubuh
perempuan atau laki-laki agar steril atau tak mampu tak lagi
mempunyai anak. Kemungkinan terjadi kehamilan setelah
sterilisasi hampir nol. Karena itu perlu pemikiran yang matang
sebelum memilih metode ini dan harus yakin betul apabila sudah
tidak ingin punya anak lagi di masa mendatang. Contoh lain dari
metode permanen meliputi tindakan :

a.
b.
c.
6)

Vasektomi atau vas Ligation


Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur)
Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)
Metode Tradisional
Tiap masyarakat punya metode-metode pencegahan
kehamilan khasnya sendiri yang diturunkan dari nenek moyang.
Meski jarang seefektif metode KB modern, banyak juga yang
berhasil. Yang harus diingat adalah ada metode-metode
tradisional yang tidak membawa hasil sama sekali dan ada yang
malah membahayakan. Ada dua metode yang umumnya manjur
untuk mencegah kehamilan:
a) Menarik keluar penis sebelum ejakulasi
Dalam bahasa ilmiah ini dinamakan coitus interruptus
atau senggama terputus. Caranya, lelaki segera menarik
keluar penisnya menjauhi vagina ketika ia merasa sudah akan
mengeluarkan air mani. Namun metode ini tidak selalu
berhasil dengan baik.
b) Memisahkan suami dengan istri sesudah kelahiran bayi
Adat beberapa masyarakat menentukan bahwa sesudah
bayi lahir, suami istri dilarang berhubungan seks sampai
beberapa bulan, bahkan beberapa tahun lamanya. Metode bisa
berhasil baik. Lagipula sang ibu punya waktu untuk
memulihkan kondisi kesehatannya sendiri serta merawat bayi
tanpa gangguan.
7) Metode Darurat
Metode-metode darurat adalah cara-cara menghindari
kehamilan setelah terlanjur berhubungan seks tanpa pelindung.
Metode-metode ini mengupayakan agar sel telur yang telah
dibuahi oleh sperma jangan menempel ke dinding rahim dan
berkembang menjadi janin.
Jadi, metode-metode darurat tidak dianjurkan untuk
dipilih dalam keadaan apapun. Metode-metode ini hanya untuk
keperluan mendesak dan jangan dijadikan acuan kebiasaan. Lagi
pula, metode-metode ini hanya berhasil bila dilakukan seketika
atau secepat mungkin setelah selesai berhubungan seks.
Berbagai metode KB memiliki mekanisme kerja masing
masing yang tidak sama efeknya bagi setiap ibu. Namun, perlu
diketahui efek samping umum penggunaan KB agar dalam
memberikan asuhan, bidan dapat memberikan tuntunan pada klien
dank lien dapat mengambil keputusan tenatang pemilihan KB
yang tepat. Beerikut ini akan diuraikan tentang macam macam
KB dan mekanisme kerja yang umum terjadi serta efek samping
KB.

Keluarga Berencana

d.
e.
f.
g.
Dengan Alat
Nonhormonal
h.
Hormonal
i.
j.
k.
Kontrasepsi Progestin Implan
Kontrasepsi Kombinasi
Spermisida
IUD
Steril
l.
Kondom
m.
Diafragma
n.
Kadar Estrogen dan Progesteron dipertahankan
tetap progestin
tinggi Progestin
Penambahan suplai
o.
Proses Inflamasi Septik di endometrium
p.
Rangsang hipotalamus
q.
r.
Pembuluh darah endometrium rapuh
s.
Tubuh mengasumsikan kehamilan
Pusat pengendali nafsu makan
(Vasodilatasi)
t.
Leukosit diproduksi dan lendir serviks bertambah kental
u.
v.
Produksi FSH dan LH terhambat
w.
Nafsu makan meningkat
Spotting
x.
y.
Keputihan
z.
Tidak terjadi ovulasi
BB naik Haid bertambah banyak
aa.
ab.
ac.
Amenorea
ad.
ae. Gambar 2.11 Bagan Alur KB

Sederhana

Tanpa Alat

Metode lendir Serviks


Sanggama Terputus
MAL
Metode Kalender

Modern

2.6 Konsep Continuity of Care dan Konsep Managemen Asuhan


Kebidanan
2.6.1 Konsep Teori Continuity of Care
a.
Pengertian Continuity of care/Asuhan
berkelanjutan adalah asuhan kebidanan dilakukan pada siklus
kesehatan reproduksi perempun, sesuai dengan ruang lingkup
pelayanan kebidanan yang diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehaatan pada 1464/ 2010, termasuk masalah kesehatan remaja,
pra konsepsi konseling, ANC,INC,PNC, bayi baaru lahir, bayi&
anak balita, Kespro termasuk keluarga berencana- Continuum of
care Life Cycle Across.
af.
Suhan kebidanan dilakukan di setiap tatanan yankes sesuai
sistem yankes sebagai satu kesatuan yang berkelanjutan mulai dari
ynkes primer, sekunder dan tersier Continuum Of Care
Pathways.
b.
Pendekatan Spesifik Asuhan Kebidanan
1) Asuhan yyang manusiawi(Humanistic)
2) Askeb dilakukan secara manusiawi, aman dan nayaman bagi
perempuan.
a) Humais- memanusiakan manusia sesuai harkat &
martabatnya.
b) Menghargai hak hak perempuan.
c) Menjaga privasi dan kerahasiaan.
d) Mengutamakan pendekatan alamiah dengan proses
fisiologis dan penggunaan teknologi tinggi sesuai
kebutuhan.
ag. Misalnya Naturally Setting(mengatur / setting
ruangan menyerupai situassi di rumah sendiri dengan
dekorasi
yang
nyaman
dan
alami(HOMMY)
( Davi,Floyd,2001)
c.
Siklus Continuum of care Life Cycle Across
ah.
Indep
T
C
endent
ai.
Colla
h
o
borative
e
d
aj.
Team
Work
e
ak.
al.
am. P
an.
o
h
ao.
ap. y
f
aq.
ar.
l
as.

at.
au.
av.
aw.

Regulation

ax. Gambar 2. 12 Siklus Continuity of Care


ay.
Keterangan :
az.
Continuiy of Care meruapakan suatu siklus asuhan
berkelanjutan yang berasaskan Evidence Based, Woman Center Care, yang
bersifat holistic(menyeluruh), humanistic, dan komprehensif dalam
pengimplementasian asuhan kebidanan namun dalam pelaksanaannya tetap
memperhatikan filosofi asuhan kebidanan itu sendiri serta berlandaskan
kode etik dan aturan atau standard yang berlaku berkaitan dengan asuhan
kebidanan. Berkaitan dengan hal tersebut, pemeberian asuhan kebidanan
komprehensif pada klien sejak klien hamil, bersalin, nifas, hingga klien
memutuskan untuk ber KB serta bayi baru lahir juga memiliki siklus yang
tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri sendiri. Pemberian
asuhan kebidanan tersebut haruslah memiliki sifat holistic, humanistic, dan
komprehensif sehingga hasil yang di harapkan dapat mendukung tujuan
MDGs yaitu menurunkan AKI dan AKB.
ba.
Asuhan kebidanan yang bersifat continuity of care
hendaknya dilakukan secara berkesinambungan karena setiap komplikasi
bisa saja terjadi pada setiap fase yang tidak terduga. Ibu yang sedang
hamil, bersalin, dan nifas, masing masing memiliki potensial untuk
mengalami berbagai komplikasi apabila dalam perjalanannya tidak
mendapat asuhan yang tepat dan berkelanjutan. Asuhan komprehensif yang
diberikan ini, diperlukan untuk melakukan deteksi dini terhadap berbagai
kemungkinan berbagai komplikasi yang terjadi dengan tetap berpeegang
pada standar, filsofi kebidanana, aturan serta kode etik kebidanan yang
tercanum dalam siklus asuhan continuity of care. Pemberian asuhan
Continuity of care sendiri diharapkan dapat mengatasi setiap keluhan
fisiologis yang dialami ibu, agar tidak berlanjut kepada tahap abnormalitas
yang dapat berujung pada keematian ibu dan anak.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pathway KB
    Pathway KB
    Dokumen1 halaman
    Pathway KB
    LisaIndriani
    100% (1)
  • Pathway Kala II
    Pathway Kala II
    Dokumen1 halaman
    Pathway Kala II
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen43 halaman
    Bab Iv
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen15 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • ANC-PERS-NIFAS-BBL
    ANC-PERS-NIFAS-BBL
    Dokumen5 halaman
    ANC-PERS-NIFAS-BBL
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen15 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Skrinning Antenatal
    Skrinning Antenatal
    Dokumen21 halaman
    Skrinning Antenatal
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • BAB III Revisi Terakhir
    BAB III Revisi Terakhir
    Dokumen11 halaman
    BAB III Revisi Terakhir
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Karyawan RSIA AMANAH
    Daftar Karyawan RSIA AMANAH
    Dokumen6 halaman
    Daftar Karyawan RSIA AMANAH
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • KEHAMILAN GANDA
    KEHAMILAN GANDA
    Dokumen21 halaman
    KEHAMILAN GANDA
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Metode Keluarga Berencana Alamiah
    Metode Keluarga Berencana Alamiah
    Dokumen77 halaman
    Metode Keluarga Berencana Alamiah
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Rekapitulasi 2015
    Rekapitulasi 2015
    Dokumen2 halaman
    Rekapitulasi 2015
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • MTBM
    MTBM
    Dokumen1 halaman
    MTBM
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Pathway
    Pathway
    Dokumen1 halaman
    Pathway
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • BAB II Lisa Iud
    BAB II Lisa Iud
    Dokumen12 halaman
    BAB II Lisa Iud
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Rekap 2
    Rekap 2
    Dokumen2 halaman
    Rekap 2
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen14 halaman
    Bab Iii
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Pathway Nifas
    Pathway Nifas
    Dokumen1 halaman
    Pathway Nifas
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Pathway Persalinan
    Pathway Persalinan
    Dokumen1 halaman
    Pathway Persalinan
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • BAB I Editan Terbaru
    BAB I Editan Terbaru
    Dokumen4 halaman
    BAB I Editan Terbaru
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • DOKUMEN
    DOKUMEN
    Dokumen1 halaman
    DOKUMEN
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Kala IV Pathway
    Kala IV Pathway
    Dokumen1 halaman
    Kala IV Pathway
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar DKK
    Kata Pengantar DKK
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar DKK
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Onsep
    Kerangka Onsep
    Dokumen1 halaman
    Kerangka Onsep
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Kebidanan
    Daftar Pustaka Kebidanan
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka Kebidanan
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Pathway
    Pathway
    Dokumen1 halaman
    Pathway
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Pathway Nifas
    Pathway Nifas
    Dokumen1 halaman
    Pathway Nifas
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat
  • Teori KB
    Teori KB
    Dokumen41 halaman
    Teori KB
    LisaIndriani
    Belum ada peringkat