POLIGAMI
Problem atau Solusi?
Kata Pengantar
Assalamualaikum warohmatulloh wa barokaatuh.
Puji syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam.
Alhamdulillah, Maktabah IMU kembali dapat menghadirkan Ebook
Majalah Asy Syariah. Pembahasan dalam majalah asy Syariah Edisi 85 adalah
seputar POLIGAMI.
Selain itu tentunya ada pembahasan-pembahasan lain yang juga sangat
bermanfaat, InsyaAllah.
Akhirnya, Saya ucapkan selamat membaca dan
dapatkan Ilmu yang bermanfaat sehingga bisa kita aplikasikan dengan amalan
sholih.
Semoga Allah menjaga para ustadz yang telah menulis artikel dalam
Majalah ini. Dan semoga Allah taala senantiasa merahmati kita semua.
Wassalamualaikum warahmatullah wa barokaatuh.
Surakarta, 25 Maret 2013
Admin Maktabah IMU
Kompilasi oleh:
MAKTABAH IMU
Sumber Tulisan:
Situs Asy Syariah
www.asysyariah.com
Page 1
Page 2
Kekerasan Dalam
poligaminya.
Rumah
Tangga
(KDRT)
bukanlah
soal
Maka dari itu, kita semestinya lebih mendalami ajaran agama agar
tidak salah memahami, bisa bersikap positif terhadap syariat Allah
Subhanahu wataala dan kepada mereka yang telah
mengamalkannya. Apalagi kesuksesan atau kegagalan berumah
tangga adalah hal lumrah. Monogami sekalipun, jika persiapannya
asalasalan, hasilnya juga tidak akan baik. Oleh karena itu, jika pada
kehidupan poligami terjadi kegagalan, kita bisa bersikap bijak
dengan tidak mudah menyalahkan poligaminya. Yang harus kita
pupuk adalah kesiapan ilmu dalam membina rumah tangga.
Ketika seorang pria hendak berpoligami, dia harus memahami
syariat taaddud (poligami) secara benar agar bisa mempraktikkan
secara benar pula. Dalam kehidupan poligami, laki-laki tentu akan
lebih dipusingkan. Ia dituntut menjadi nakhoda yang baik bagi
beberapa bahtera. Bagi lelaki yang bertanggung jawab dan bagus
dalam praktik poligami, waktu lebih yang ia luangkan, materi lebih
yang ia keluarkan, serta tenaga dan pikiran lebih yang ia curahkan,
sejatinya tak sebanding dengan kenikmatan yang ia dapatkan.
Lebih-lebih, jika ia benar-benar menikahi wanita-wanita yang
secara logika tidak menguntungkan untuk dijadikan istri, seperti
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Page 3
Surat Pembaca
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 085
khairan
atas
masukannya,
akan
kami
Info Ringan
Saya mau usul, bagaimana kalau Asy-Syariah memuat info-info
praktis masalah thibbun nabawi, resep sehat, tips-tips kesehatan,
dan lain-lain setiap edisi. Biar kita tidak terlalu mengerutkan dahi
ketika membaca. Tetapi ada selingan artikel yang menarik dan
bermanfaat.
Rico-Klaten 085737xxxxxx
Sebagaimana pernah kami sampaikan, kami masih terkendala
dengan padatnya artikel yang masuk. Jadi, rubrik yang tidak
bersifat selingan saja masih sering naik turun karena tidak
mendapat ruang. Sementara itu, untuk penambahan halaman, juga
butuh pertimbangan mendalam. Rubrik yang Anda maksud
sebenarnya juga tidak hilang sama sekali, karena sesekali tetap
muncul, hanya saja sifatnya memang tidak rutin. Jazakumullahu
khairan atas masukannya.
Jazakumullahu khairan.
085229xxxxxx
Pembahasan tentang riba pernah kami angkat pada edisi 28 dan
29. Pembaca bisa melihat kembali di website kami,
www.asysyariah.com.
Ulangi Pembahasan
Bismillah. Saya baru saja mengenal manhaj salaf ini, alhamdulillah
saya menemukan majalah ini. Banyak faedah dari majalah ini. Akan
tetapi, banyak permasalahan yang diusulkan pembaca untuk
diangkat, tetapi redaksi sering mengatakan, Sudah kami angkat
pada edisi sekian. Padahal tidak semua orang mempunyai edisi
majalah ini lengkap dari edisi pertama sampai sekarang. Insya
Allah tidak mengapa jika pembahasanpembahasan yang lalu
diangkat atau disinggung lagi. Jazakumullah khairan.
Semoga Majalah Asy Syariah tetap istiqamah.
085643xxxxxx
Kami ucapkan jazakumullah khairan atas apresiasi dan doa Anda
untuk kami. Memang, menjadi sebuah dilema tersendiri bagi kami
ketika ada pembaca yang menanyakan sebuah pembahasan yang
ternyata pernah kami angkat. Semoga suatu saat kami bisa
mengangkatnya kembali dengan sisi pandang yang berbeda.
Page 4
Manhaji Poligami
Kemasyarakatan
dalam
Ranah
Sosial
Page 5
s
b V X tc z
Hai orang-orang yang beriman, sambutlah seruan Allah dan
seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada sesuatu yang
memberi
kehidupan
kepada
kalian.
Ketahuilah
bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan
sesungguhnya kepada- Nyalah kalian akan dikumpulkan. (alAnfal: 24)
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz t dalam ceramah agama yang
bertajuk asy-Syariah al-Islamiyyah wa Mahasinuha wa Dharuratul
Basyar Ilaiha mengatakan, Maka Allah Subhanahu wataala
menjadikan sikap menyambut seruan Allah Subhanahu wataala
dan Rasul-Nya sebagai kehidupan, dan sikap enggan menyambut
seruan tersebut sebagai kematian. Sehingga jelaslah bahwa syariat
Islam merupakan kehidupan bagi umat dan pangkal kebahagiaan
mereka. Sungguh tidak ada kehidupan dan kebahagiaan bagi
mereka tanpa itu semua.
Sungguh berbeda kondisi orangorang yang Allah Subhanahu
wataala lapangkan dadanya untuk menerima agama Islam dengan
segala syariat dan ketetapannya, dengan orang-orang yang telah
membatu hatinya dan berkesumat benci terhadapnya. Allah
Subhanahu wataala berfirman,
Z\
X zcX onS ew]z V
Taz Xn ] \ wnc onS ] t Qz
] \ Tz
| z X }
zcX
o\
o
VS
Tz
Page 8
sosial
3. Di antara para istri ada yang tak dikaruniai anak karena mandul
atau yang lainnya, padahal kehidupan rumah tangganya tergolong
harmonis.
e S X e p w { TpS Zt | \ ] X] X ] X] c b
Nikahilah wanita yang penyayang dan banyak keturunan (subur),
karena aku berbangga dengan banyaknya jumlah kalian terhadap
umat selain kalian. (HR. Abu Dawud no. 2050 dan an- Nasai no.
3227. Asy-Syaikh al-Albani menilainya hasan sahih. Lihat Shahih
Sunan Abi Dawud no. 1789, Shahih Sunan an-Nasai no. 3227, dan
al- Irwa no. 1784)
2. Seorang istri dalam kehidupan rumah tangga pasti mengalami
sakit.
Setiap bulannya secara normal mengalami haid, bahkan terkadang
mengalami nifas di hari-hari melahirkan. Masih tersisa berbagai
kondisi yang menjadi penghalang baginya untuk melayani
kebutuhan biologis suaminya. Padahal lelaki (suami) selalu
berhasrat dan siap untuk memperbanyak keturunan sebagaimana
yang dihasung oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam
hadits di atas.
Jika istrinya hanya satu orang, maka mau tidak mau harus
menyesuaikan sang istri dalam segala kondisinya. Dengan
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Page 12
ep Xc V g
] TV
]p b Q`
]z~ b
Bisa jadi kalian membenci sesuatu padahal sesuatu itu baik bagi
kalian. Dan bisa jadi kalian mencintai sesuatu padahal sesuatu itu
tidak baik bagi kalian. Allahlah yang mengetahui sedangkan kalian
Page 14
T XTcza
X
l p Tt X l p
X lp e z ~ X \
Tc`X
oS
c
}
]X e Vn a X S TkV `
X
]p QcU
T`knX l p
Termasuk tanda hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, banyaknya
kebodohan, banyaknya perzinaan, dan banyaknya diminum khamr
(minuman memabukkan). Di samping itu, jumlah para lelaki sedikit
sedangkan jumlah perempuan banyak, sampai-sampai untuk lima
puluh orang perempuan hanya dipimpin oleh seorang lelaki. (HR.
al-Bukhari no. 81 dan Muslim no. 2671)
Page 15
Page 16
Tw
Tz{ Qk l S
Page 18
}
e }
w Z\
Pada kemaluan salah seorang kalian ada sedekah1. (HR. Muslim
no. 2326 dari Abu Dzar al-Ghifari z)
3. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
z~
V _
X T`kn X e TVt oS Z
c X
n
c X Z\ ZkV
c
Dicintakan kepadaku dari dunia kalian adalah (cinta) kepada para
wanita/ istri dan minyak wangi, serta dijadikan penyejuk mataku
dalam shalat. (HR. Ahmad dalam Musnadnya, 3/285, an-Nasai
dalam Isyratun Nisa, dari
Anas bin Malik z, dinyatakan sahih dalam Shahihul Jami no. 3124
dan al-Misykat no. 5261)
4. Said bin Jubair rahimahullah pernah ditanya oleh Ibnu Abbas
radhiyallahu anhu, Apakah engkau sudah menikah? Belum,
jawabnya. Ibnu Abbas radhiyallahu anhu lalu berkata,
T`t T l Sc X V g
c | \ c U \
Menikahlah, karena sebaik-baik umat ini adalah orang yang paling
banyak istrinya.2 ( HR. al-Bukhari no. 5069)
Semua dalil di atas dan beberapa dalil lain yang tidak kita sebutkan
di sini, dijadikan sandaran oleh mereka yang berpendapat
disunnahkannya memperbanyak istri, dengan syarat si suami
mampu berlaku adil di antara istriistrinya, karena Allah Subhanahu
wataala menyatakan,
Namun, bila kalian khawatir tidak bisa berlaku adil (di antara para
istri bila sampai kalian memiliki lebih dari satu istri).
Pada poligami, dengan melihat pelakunya, bisa diberlakukan juga
hukum yang lima, yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram,
sebagaimana hukum nikah yang pertama. Untuk keterangan
tentang hukum yang lima ini, silakan melihat kembali pembahasan
kajian utama di majalah Asy-Syariah Vol. IV/ no. 39/1429 H/2008,
dengan judul Menikah dengan Aturan Islam, subjudul Hukum Nikah
(hlm. 1213), wallahu alam.
Poligami yang mubah dan sunnah telah disebutkan di atas.
Poligami menjadi wajib jika tidak berpoligami justru menyebabkan
seseorang terjatuh pada perkara yang haram atau membuatnya
terhalang dari melaksanakan kewajiban. Misalnya, ia memiliki
seorang istri, namun tidak mencukupinya (dari menginginkan
wanita lain) sehingga dikhawatirkan ia terjatuh pada perbuatan
zina. Sementara itu, ia mampu memenuhi syarat pernikahan
poligami. Dalam keadaan ini, dikatakan kepadanya, Menikahlah
lagi dengan wanita yang kedua!
Poligami menjadi haram bagi seseorang apabila berpoligami akan
mengantarkannya pada perbuatan yang haram. Misalnya, ia
menikah lagi padahal telah memiliki empat orang istri (sehingga
menjadi lima), atau mengumpulkan dua wanita yang bersaudara
kandung dalam keadaan salah satunya belum dicerai/ belum
meninggal.
Poligami menjadi makruh apabila menyebabkan pelakunya terjatuh
kepada perbuatan yang makruh, seperti menceraikan istrinya
karena pernikahan yang berikutnya, tanpa alasan yang benar; atau
seorang yang dikenal kasar dalam hubungan suami istri,
emosional, tidak memiliki rahmat dan sifat lapang dada terhadap
istrinya. Orang yang seperti ini makruh hukumnya berpoligami
Page 19
!$# tx.su tzF$# tu9$#u !$# (#_t t%x. yj9 u|ym u& !$# u 3s9 t%x. s)9
#ZVx.
Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri teladan
yang baik (uswah hasanah) yaitu bagi orang yang mengharap Allah
dan hari akhir lagi banyak menyebut Allah. (al- Ahzab: 21)
Sebagian sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berkata,
Aku tidak akan makan daging, yang satunya lagi berkata, Aku
akan shalat malam terus dan tidak akan pernah tidur, yang lainnya
mengatakan, Aku akan terus puasa, tidak pernah berbuka (di
siang hari), dan ada pula yang mengatakan, Aku tidak akan
menikahi para wanita. Ketika berita mereka sampai kepada
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, beliau berkhutbah di
hadapan manusia, memuji, dan menyanjung Allah Subhanahu
wataala, kemudian bersabda,
o \ T`knX
c b es
zcX
Tt Znz
_
\ ]
Znkp X Zk zw tc
ZnkS
V z\ ZUkc
o
Page 20
yang merupakan inti dan ushul dari manhaj yang haq, manhaj
Ahlus Sunnah wal Jamaah, yakni tidak mengerjakan sebuah
amalan sebelum dia mengetahui ilmunya.
Pihak yang akan berpoligami hendaknya benar-benar membekali
diri dengan ilmu, baik sebelum maupun selama menjalaninya.
Dengan demikian, jalannya akan lurus dan terbimbing, tidak
serampangan dan tidak menjadi fitnah. Kenyataan yang kita
saksikan, banyak suami yang berpoligami hanya bermodal
semangat tanpa berdasar ilmu yang benar.
Akibatnya, rumah tangga yang lama hancur atau rumah tangga
yang baru bubar. Istri tua dan istri muda adu mulut di depan orang
banyak, pertengkaran antara dia dan istrinya tak terelakkan
sehingga ribut-ributnya terdengar oleh tetangga. Ujung-ujungnya,
orang menyalahkan poligami. Itu semua akibat kawin lagi, kata
mereka. Orang yang antipoligami bertambah antipati, dan orang
yang tadinya tidak tahu menjadi tidak suka dengan poligami. Ya,
urusannya menjadi fitnah. Aturan Allah l dibenci karenanya,
wallahul mustaan.
Sekali lagi, walaupun poligami adalah hak lelaki, namun tidak
sepantasnya seorang suami melangkah serampangan tanpa
bimbingan ilmu. Jangan karena salah melangkah dan tanpa
bersikap hikmah, dia hancurkan semuanya: agama, rumah tangga,
dan masa depan anak anaknya. Wallahul mustaan.
Rukun dan Syarat Poligami
Sebagaimana telah disampaikan di atas, rukun dan syarat
pernikahan yang disyariatkan dan ditetapkan dalam Islam pada
pernikahan pertama juga menjadi rukun dan syarat yang
disyariatkan dalam pernikahan poligami. Sebab, keduanya samasama pernikahan yang disyariatkan dalam Islam. Jadi, ketika
Page 21
Tw
Tz{ Qk l S T`kn X o
Sn epX
Tr TS ]sp tT\ QS TUV X Z\ `_]
a b TcX eU f g
Jika kalian khawatir tidak bisa berbuat adil terhadap perempuan
yatim (bila kalian menikahinya), maka nikahilah perempuanperempuan lain yang halal bagi kalian untuk dinikahi; (apakah) dua,
tiga, atau empat. (an-Nisa: 3)
Ibnu al-Anbari rahimahullah berkata, Huruf wawu ( ] X ) di sini2
maknanya tafarruq/ pemisahan, bukan pengumpulan. Dengan
demikian, maknanya adalah nikahilah oleh kalian (para lelaki)
wanita-wanita yang kalian senangi sebanyak dua orang, dan nikahi
tiga wanita selain keadaan yang pertama, dan nikahi empat orang
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Namun, bila kalian khawatir tidak bisa berlaku adil (di antara para
istri bila sampai kalian memiliki lebih dari satu istri) maka nikahilah
satu istri saja atau mencukupkan dengan budak perempuan yang
kalian miliki. (an-Nisa: 3)
Ada dua pendapat tentang firman Allah Subhanahu wataala,
eU f g
\ |
Pendapat pertama mengartikannya eU z
, yakni kalian yakin (tidak
bisa berbuat adil). Adapun pendapat kedua memaknainya eU Vg
,
yakni kalian khawatir (tidak bisa berbuat adil). (Zadul Masir fit
Tafsir, Ibnul Jauzi, 2/9)
Dengan demikian, apabila seorang lelaki yakin atau khawatir tidak
bisa berlaku adil, cukup baginya beristri satu. Sebab, kebolehan
memperistri lebih dari seorang wanita berporos pada keadilan.
Dengan demikian, ketika kalian bisa adil, lakukanlah! Jika tidak,
cukuplah satu atau budak perempuan yang kalian miliki. (Tafsir athPage 23
Thabari, 3/579580)
Firman Allah Subhanahu wataala,
Berkaitan dengan ayat 129 dalam surat an-Nisa,
]sz
b
a zc~ XT T U \
V X
c ] zVb Tz\ eU
]X T`kn X o
V w ]X} ~ b ~] V_U `
b oX
Kalian tidak akan mampu berbuat adil di antara para istri,
walaupun kalian sangat ingin berbuat adil. Maka janganlah kalian
condong dengan sebenar-benarnya kepada istri yang lebih kalian
cintai sehingga kalian membiarkan istri yang lain terkatung-katung.
(an-Nisa: 129)
T } } ]
Tt o
}
Tt o
: V \
TS ,Xc
S Z\
`
T
]
c
T }k
TS QcU
T
V w Z\
T p\ T
V
]p
X
\ .
Di saat sakit yang mengantarkan kepada wafatnya Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam, beliau biasa bertanya, Di mana aku
besok, di mana aku besok? Beliau menginginkan tiba hari giliran
Aisyah. Istri-istri beliau pun mengizinkan beliau untuk berdiam di
mana saja yang beliau inginkan. Lantas beliau tinggal di rumah
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Mushannaf, 4/387)
TS a
S TVa X ] T T}
QX
T\
Tb S X t T oS .
Siapa yang memiliki dua istri lantas condong kepada salah
seorang dari keduanya (berlaku tidak adil) maka ia akan datang
pada hari kiamat dalam keadaan sebelah tubuhnya miring. (HR.
Abu Dawud no. 2133, an-Nasai no. 3942, dinyatakan sahih dalam
Shahih Abi Dawud, Shahih an-Nasai, dan Irwaul Ghalil no. 2017 )
Dalam Aunul Mabud (Kitab an Nikah, bab Fi al-Qasmi Baina anNisa)
dinyatakan hadits ini adalah dalil wajibnya suami menyamakan di
antara istri-istrinya dan haram ia condong/ melebihkan salah
satunya. Diterangkan pula dalam penjelasan hadits di atas bahwa
yang tampak, hukum yang berlaku tidak hanya dibatasi pada dua
istri, tetapi juga untuk orang yang memiliki tiga atau empat istri. Ia
condong kepada salah satunya dalam perbuatan yang zahir
(tampak), bukan dalam bentuk kecondongan hati, sehingga
melebihkan istri yang dicondonginya tersebut dalam hal pemberian
makan (nafkah), tempat tinggal, atau pergaulan yang baik (husnul
usyrah).
Orang yang seperti ini akan datang pada hari kiamat dalam
keadaan tidak sama dua sisi tubuhnya sebagai balasan dari
perbuatannya yang tidak adil dengan melebihkan satu istrinya
daripada yang lain. (Hasyiyah al-Imam as-Sindi ala Sunan anNasai, 7/63)
V X Z\
c
b na b
] X
b
V `
U T` ]
p b
~ r
T ~ _
b
Kamu beri dia (istrimu) makan jika kamu makan dan memberinya
pakaian bila kamu berpakaian. Jangan memukul wajah, jangan
menjelekkan, dan jangan memboikotnya selain di dalam rumah.
)HR. Abu Dawud no. 2142, dinyatakan sahih dalam al-Jami ashShahih, 86/3)
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan fuqaha tentang
wajibnya suami menunaikan kebutuhan primer seorang atau
beberapa istrinya, yaitu makanan yang sesuai, pakaian, dan tempat
tinggal yang layak, serta kebutuhan-kebutuhan lain yang
menyertainya. Wallahu taala alam bish-shawab.
c o
c V z
ep X zp w o
c
\ eU z zs
U
TSw o
c ] b g
ep tc | \ T`kn X Z\
] a bcT\
o
c ep V z
o
c X S V
Tw
o
c ] w
T\
X o
z ~ \ \|t ] p b }
ep
\ o
r
]
~X Tw o
c b] `
Bertakwalah kalian kepada Allah dalam urusan para istri, karena
kalian mengambil mereka dengan amanat Allah
dan kalian
menjadikan halal kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Hak
kalian atas mereka adalah mereka tidak memperkenankan
seseorang yang kalian benci menginjak hamparan kalian. Kalau
mereka lakukan apa yang kalian benci, pukullah mereka dengan
pukulan yang tidak keras dan mencederai. Hak mereka atas kalian
adalah (memperoleh) rezeki dan pakaian dengan cara yang
maruf. (HR. Muslim no. 1216)
Page 28
c \ Tw T`knX Qz
]Sc]
Tn X
Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah
telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) di atas sebagian yang
lain (perempuan) dan karena mereka (lelaki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. (an-Nisa: 34)
demikian, tidak ada hak sama sekali bagi istri untuk mencegah
suaminya menikah lagi, walaupun si istri beralasan bahwa dirinya
telah mencukupi semua yang diinginkan oleh suaminya dan tidak
ada yang kurang dari dirinya sehingga suami tidak butuh mencari
istri yang lain.
Mengapa? Bisa jadi, suaminya ingin menikah lagi karena ingin
memperbanyak keturunan, ingin menjaga kemuliaan si perempuan
dengan menikahinya, atau ia merasa tidak cukup dengan seorang
istri, dan hal ini sangat manusiawi. Allah Subhanahu wataala telah
membolehkan pria untuk memperistri sampai empat wanita.
Tentu tidak pantas bagi seorang istri untuk marah, protes, dan tidak
terima terhadap hukum Allah Subhanahu wataala yang diridhaiNya atas para hamba-Nya. Bahkan, ia seharusnya bersabar dan
mengharapkan pahala ketika menjalani semuanya. Sebab, bila ia
berketetapan hati untuk sabar, niscaya urusannya akan mudah
baginya. Demikian di antara nasihat yang disampaikan oleh alImam asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam fatwa beliau di
kitab ad-Dawah (1/106) dan FatawaNurun alad Darb (2/165
166).
Page 29
dipaksakan).
Dengan cara seperti ini, diharapkan kedua istri (istri pertama dan
madunya) dapat hidup secara damai, tenteram, tidak saling
menjauh, dan saling membenci. Karena memerhatikan
kemaslahatan ini, sepantasnya suami meminta izin kepada istri
pertamanya dan memberitahukannya, walaupun tidak wajib.
Andaipun si suami menikah diam-diam dan merahasiakannya dari
istrinya, tidak ada dosa bagi si suami. (Fatawa Nurun alad Darb,
1/334 335)
Page 30
t
c X
} s
w
t Ts
Page 35
z
} TS TcX o
V U g
X o
V w ~]
b
Dan kalian mengumpulkan dua perempuan yang bersaudara,
terkecuali apa yang telah lalu. (an-Nisa: 23)
Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu anha, seorang
ummul mukminin, pernah berkata kepada suaminya, Wahai
Rasulullah, nikahilah saudara perempuanku, putri Abu Sufyan.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjawab, Apakah kamu
menyenangi hal itu1? Iya. Toh, saya tidak sendirian sebagai
istrimu, saya dapati saya punya madu (istri-istrimu yang lain),
jawab Ummu Habibah. Aku suka saudara perempuanku ikut
menyertaiku dalam kebaikan.
Page 37
3. Boleh memberikan mahar yang berbeda antara satu istri dan istri
yang lain, baik dalam hal jumlah atau macamnya.
Dalilnya apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
dalam hal pemberian mahar pernikahannya dengan istri-istri beliau.
Beliau tidaklah menyamakan satu istri dengan istri yang lain. Ketika
menikahi Ummu Habibah radhiyallahu anha, Raja Najasyi
menyerahkan mahar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
sebesar empat ribu dirham5. (HR. Abu Dawud no. 2107,
dinyatakan sahih dalam Shahih Abi Dawud)
Anas bin Malik radhiyallahu anhu memberitakan bahwa Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam memerdekakan Shafiyah bintu Huyai
radhiyallahu
anha
dari
perbudakan
dan
menjadikan
kemerdekaannya sebagai maharnya. (HR. al-Bukhari no. 5086 dan
Muslim no. 3482)
4. Boleh menyelenggarakan walimah pernikahan dengan seorang
istri lebih meriah daripada walimah pernikahan dengan istri yang
lain.
Tsabit al-Bunani, seorang tabiin yang mulia dan murid Anas bin
Malik radhiyallahu anhu, mengatakan, Disebut-sebut tentang
pernikahan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dengan Zainab
bintu Jahsyin radhiyallahu anha di sisi Anas radhiyallahu anhu,
maka ia berkata, Aku tidak pernah melihat Nabi n
menyelenggarakan walimah pernikahan beliau dengan salah satu
dari istri-istri beliau melebihi walimah yang diadakannya saat
menikahi Zainab. (HR. al-Bukhari no. 5171 dan Muslim no. 3489)
Al-Kirmani mengatakan, bisa jadi, sebab Zainab radhiyallahu anha
dilebihkan dalam walimah daripada istri-istri beliau Shallallahu
Page 38
T } } ]
Tt o
}
Tt o
: V \
TS Xc
S Z\
`
T,
]
c
T }k
TS QcU
T
V w Z\
T p\ T
V
]p
X
\ .
Page 39
]
T
X w ZU b ,Z
kc X
Beliau membagi giliran setiap istrinya sehari semalam, kecuali
Saudah bintu Zamah, ia telah menghadiahkan hari dan malamnya
untuk Aisyah guna mencari keridhaan Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam. (HR. al-Bukhari no. 2688)
Apabila seorang istri ditambah hari gilirannya, istri yang lain pun
ditambah, berdasar hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
yang menyatakan kepada Ummu Salamah radhiyallahu anha saat
pengantin barunya,
ZT`k X
~ c
X
~ c
X
~ c
8. Suami harus berlaku adil dalam hal nafkah, pakaian, dan tempat
tinggal. Demikian pula dalam urusan mabit (bermalam), dijatahnya
istri-istrinya, malam dan siangnya dengan adil.
Suami bisa menggilir semalamsemalam, atau sesuai kesepakatan
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Tidak ada perselisihan dalam hal ini, karena waktu malam itu untuk
istirahat/menenangkan diri dan berdiam. Seseorang berdiam di
rumahnya pada waktu malam, menenangkan diri
dengan
keluarganya, dan biasanya tidur di tempat tidurnya bersama
istrinya. Adapun siang hari adalah waktu untuk mengurusi
penghidupan, keluar rumah, mencari rezeki, dan menyibukkan diri.
Page 40
p
b ep zc~ X z
\ oS ]U U X V\ ]kp `
U X Tkc X
V zcX e p X
~
U
c oS
Termasuk rahmat-Nya, Dia menjadikan bagi kalian malam dan
siang agar kalian mendapatkan ketenangan di dalamnya (di waktu
malam) dan agar kalian bisa mencari sebagian keutamaan- Nya
(pada siang hari). (al-Qashash: 73)
Berdasarkan hal ini, seorang lelaki membagi giliran di antara
istrinya semalam demi semalam, sedangkan siang harinya ia
mengurusi pekerjaan, memenuhi hakhak manusia, dan melakukan
urusan mubah yang dia inginkan. Berbeda halnya apabila ia
termasuk orang yang bekerja di waktu malam, seperti penjaga
keamanan (satpam) dan yang semisalnya, ia menunaikan giliran
istri-istrinya di siang hari, sedangkan malam hari baginya seperti
siang bagi orang lain. (al- Mughni, Kitab Isyratun Nisa, Fashl atTaswiyah baina an-Nisa fin Nafaqah wal Kiswah)
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, malam menjadi
sandaran giliran di saat seseorang bermukim. Adapun saat safar,
patokan giliran adalah saat singgah di suatu tempat. (Fathul Bari,
9/386)
Siapa yang memiliki dua istri lalu condong kepada salah seorang
dari keduanya (berlaku tidak adil), maka ia akan datang pada hari
kiamat dalam keadaan sebelah tubuhnya miring. (HR. Abu Dawud
no. 2133, an-Nasai no. 3942, dinyatakan sahih dalam Shahih Abi
Dawud, Shahih an-Nasai, dan Irwaul Ghalil no. 2017)
Selain itu, memulai dari salah seorang istri tanpa melakukan undian
akan mengundang perasaan tidak suka/iri. Apabila ia
mengutamakan satu istrinya dalam hal giliran baik dengan undian
maupun tidak, ia wajib mengqadha (menggantinya) untuk istri-istri
yang lain. Sebab, kalau ia tidak qadha berarti ia telah
condong/melebihkan salah seorang istrinya dari yang lain sehingga
ia masuk dalam ancaman yang disebutkan dalam hadits.
13. Saat giliran seorang istri, maka pada malam hari suami tidak
boleh pergi ke rumah istrinya yang lain kecuali karena suatu
keperluan yang darurat. Apabila sampai suami melakukannya, hal
itu adalah pelanggaran terhadap sikap adil.
Dalilnya adalah kisah malam giliran Aisyah radhiyallahu anha,
ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam meninggalkan Aisyah
untuk memenuhi ajakan Jibril ziarah ke Baqi, namun disangka
oleh Aisyah hendak ke tempat istri yang lain. Rasulullah Shallallahu
alaihi wasallam ketika itu menyatakan, Apakah engkau
menyangka Allah Subhanahu wataala dan Rasul-Nya akan berbuat
tidak adil terhadapmu7? (HR. Muslim no. 974)
Darurat yang dimaksud contohnya sakit, atau si madu
dikhawatirkan meninggal, atau ia dipaksa oleh penguasa untuk ke
tempat madu istrinya. Apabila demikian, ia boleh keluar dan wajib
baginya mengqadha waktu yang terpotong dari istri yang punya hak
giliran. (al- Majmu, 18/119)
TS a
S TVa X ] T T}
QX
T\
Tb S X t T oS
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Page 42
14. Boleh para istri berkumpul di malam hari di rumah istri yang
sedang mendapatkan giliran untuk bercerita atau berbincangbincang sampai datang waktu tidur, kemudian masing-masing
pulang ke rumah mereka. (Zadul Maad, 4/20)
Hal ini dilakukan oleh istri-istri Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam, sebagaimana berita dari Aisyah radhiyallahu anha,
TV b ZUXc
V w Z\ zV X
c o
~ U
o
c p \
Hal ini lebih bagus dari sisi pergaulan suami istri, lebih menjaga
istri, dan lebih menutupinya. Namun, apabila suami memiliki tempat
atau kamar khusus, kemudian memanggil istri yang sedang
memperoleh giliran ke tempatnya, hal itu dibolehkan. Sebab,
memindahkan istri ke mana saja yang ia inginkan adalah hak
suami, dan sudah menjadi kewajiban bagi istri untuk mengikuti
suaminya. (al-Mughni, Kitab Isyratun Nisa, fashl Al-Aula an
Yakuna li Kulli Wahidah min hunna Maskan, dan al- Minhaj,
10/289)
QX
g
ec { Ts
X g
TckX
\
s
k w
k w Qkw o
V
]
e X
]
} V z
o
z`
o
c X ]
} o
c V z
e z`
V \ Tkw s
V
k
t T T o
V k S X
TSc
X.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengadakan walimah saat
pernikahannya dengan Zainab bintu Jahsy radhiyallahu anha.
Beliau mengenyangkan orang-orang yang hadir dengan roti dan
daging. Kemudian beliau keluar menuju bilik-bilik ummahatul
mukminin sebagaimana kebiasaan beliau di pagi hari dari malam
pengantin beliau. Beliau mengucapkan salam kepada mereka dan
mendoakan mereka. Para istri beliau pun membalas salam beliau
dan mendoakan kebaikan untuk beliau. (HR. al-Bukhari no.
4794)
Dalam sebuah riwayat al-Bukhari (no. 4793) disebutkan,
V z
:XTa\ .
V X
ep V z
`
c X :
Ta\
T
QX
z_
t T\ Z
kc X
\
T o
c X
]a o
c zn T`t
ca U \ .
X
Tw z
}
V
`
c X
T XT T X o
z a
T~X
]a .
Nabi Shallallahu alaihi wasallam keluar dari tempat
pengantinannya dengan Zainab radhiyallahu anha menuju bilik
Majalah Asy Syariah Edisi 85
atau ia tinggal selama tiga hari bersama si istri dan waktu tiga hari
itu tidak dihitung (setelah tiga hari, baru perhitungan giliran dengan
istri-istri yang lain dimulai). Ini adalah pendapatkebanyakan para
ulama.
AlImam anNawawi rahimahullah menyatakan, hadits ini
menunjukkan bahwa istri yang baru dinikahi diutamakan daripada
yang lainnya (istri lama). Apabila ia gadis, haknya adalah tujuh hari
tujuh malam tanpa qadha. Apabila janda, ia diberi pilihan. Apabila
ia menginginkan tujuh hari, berarti tujuh hari ini akan diqadha untuk
istri-istri yang lain.
ZT`k X
~ c
X
~ c
X
~ c
Namun, apabila ia mau, tiga hari tidak akan ada qadha. Ini adalah
mazhab al-Imam asy- Syafii dan pendapat al-Imam Malik, Ahmad,
Ishaq, Abu Tsaur, Ibnu Jarir, dan jumhur ulama. Abu Hanifah, alHakam, dan Hammad mengatakan, Wajib qadha untuk seluruhnya
pada janda dan gadis, berdalil dengan zahir nash yang menyuruh
berlaku adil di antara para istri.
Waktu tiga atau tujuh hari tersebut harus berturut-turut, tidak boleh
terpotong. Seandainya terpotong maka waktu yang terpotong itu
tidak terhitung2. (Fathul Bari, 9/392)
TX } TS T X Tct| \ p k U X TU f s
f U `
U X TU g
r
`
b S TX
s
T a
S TVa X ] T T k Vw ~ }ez\
Tb S
c X } k
T
Apabila seorang laki-laki memiliki dua istri namun tidak berlaku adil
di antara keduanya, pada hari kiamat kelak ia akan datang dalam
keadaan sebagian tubuhnya miring.
Asy-Syaikh al-Albani mengatakan, Al-Hakim menghukumi hadits
ini sahih berdasarkan syarat asy-Syaikhain (al-Bukhari & Muslim).
Adz-Dzahabi dan Ibnu Daqiqil Ied sepakat dengan al-Hakim,
Page 47
Q k Qw a X TU
T`
| X
}~ X Tw S zcX
c
c b ep zc~ X
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil, berbuat
kebajikan, dan memberi kepada kaum kerabat. Dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(anNahl: 90)
Page 48
Page 50
}
Tt o
}
Tt o
Di manakah aku besok? Di manakah aku besok?
Beliau berharap di rumah Aisyah radhiyallahu anha. Istri-istri beliau
yang lain pun mengizinkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
berada di rumah Aisyah radhiyallahu anha sampai meninggalnya.
Aisyah radhiyallahu anha berkata kepada Urwah bin az-Zubair
rahimahullah, Dahulu, Rasulullah tidak melebihkan salah seorang
di antara kami (para istri) dalam jadwal giliran bermalam.
Dahulu, kebiasaan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, jarang
sekali hari berlalu kecuali beliau pasti berkeliling di antara kami
semua. Beliau Shallallahu alaihi wasallam mendekati tiap istri
tanpa berhubungan sampai pada istri yang memiliki giliran lalu
menginap (bermalam) di sana. Ibnu Qudamah rahimahullah
mengatakan, Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat
di antara ulama tentang wajibnya menggilir dan kesamaan waktu
untuk menggilir di antara para istri.
Adapun dalam hal besar kecilnya rasa cinta dan ketertarikan untuk
berhubungan badan, hal ini di luar kemampuan hamba.
sebagaimana tercelanya orang yangmmemakai dua potong
pakaian kedustaan.m(al-Minhaj, 14/336)
Rasulullah
Shallallahu
alaihi
wasallam
memberikan
permisalanmseperti dalam hadits di atas agar paramperempuan
menjauhi
perbuatan
tersebut,mkarena
akibat
yang
ditimbulkannyamtidaklah remeh. Perbuatan itu bisammerusak
hubungan suami dengan simmadu yang dipanas-panasi dan
bisanmembuat kebencian di antara keduanya,nsehingga perbuatan
tersebut seperti sihir yang bisa memisahkan antara suami dan
istrinya. (Fathul Bari 9/394395) Wallahu taala alam bishshawab.
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Akhlak
Bahaya
yang
Keharmonisan Rumah Tangga
Mengancam
b S Z\ Z\
~
b TS QcU
TV z
TcX
Tw ZU b a f t f k b oX
tc
Sesungguhnya, tidaklah engkau memberikan suatu nafkah yang
dengannya engkau mengharap wajah Allah Subhanahu wataala
kecuali engkau diberi pahala atasnya, sampaipun makanan dan
minuman yang engkau suapkan untuk mulut istrimu. (Muttafaqun
alaihi dari hadits Sad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu)
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, juga bersabda,
X Z\
c
c ] Sc epk V w
~
TV X] kp `
U Xn T ep `
f t oSn epX
zg
b T oS
pc f U ] a Xn
TX
Di antara tanda-tanda kekuasaan- Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (arRum: 21)
Pernikahan sebagai tali ikatan cinta yang suci antara pria dan
wanita menuntut masing-masing pihak untuk menunaikan
kewajibannya terhadap yang lain. Setiap pihak menjalankan
tugasnya dan mampu memainkan perannya demi terwujudnya
Majalah Asy Syariah Edisi 85
T
S T T`
g
X
zc
TX
V T
Tr T
\ k c
kc
X
]w
n oS kc
X Zzg
Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa di bulan
(Ramadhan), menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya,
dikatakan kepadanya, Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu
mana saja yang engkau inginkan. (HR. Ibnu Hibban dari sahabat
Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dan asy-Syaikh al-Albani
menyatakannya sahih dalam Shahih al-Jami)
Di antara suami istri hendaknya ada saling pengertian dan tidak
bersikap egois. Ketika melihat ada kekurangan dari pihak lain,
Page 52
g
Tk S Z
Tazg
Tk S k S S oS S
f TX
Badai Rumah Tangga
Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah.
Apabila ia tidak menyukai suatu perangai pada dirinya, ia akan
suka darinya perangai yang lain. (HR. Muslim)
Asy-Syaikh as-Sadi berkata, Bimbingan dari Nabi n bagi suami
dalam hal bergaul dengan istrinya ini adalah faktor terbesar untuk
(mewujudkan) hubungan rumah tangga yang harmonis. Di sini,
Nabi Shallallahu alaihi wasallam, melarang seorang mukmin
(suami) dari pergaulan yang jelek terhadap istrinya.
Tentunya, larangan terhadap sesuatu (mengandung) perintah untuk
melakukan yang sebaliknya. Beliau memerintah suami untuk
memerhatikan apa yang dimiliki oleh istrinya, berupa perangai yang
indah dan hal yang sesuai dengan dirinya, lalu ia jadikan hal ini
sebagai pembanding terhadap perangai istrinya yang tidak dia
sukai.
Seorang yang adil akan menutup mata dari kekurangan (istrinya)
karena telah lebur dalam kebaikannya yang banyak. Dengan
demikian, hubungan akan tetap langgeng. Akan tertunaikan pula
hakhaknya yang wajib dan yang sunnah. Boleh jadi, (dengan sikap
seperti ini) seorang istri akan berusaha memperbaiki apa yang tidak
disukai oleh suaminya. Adapun orang yang menutup mata dari
kebaikan istrinya dan (hanya) melihat kejelekannya walaupun kecil,
hal ini tentu bukan sikap yang adil. Orang seperti ini kecil
Majalah Asy Syariah Edisi 85
mendesak
yang
menyebabkan
suaminya
terhalangi
mengungkapkan gejolak cinta yang terpendam dalam hatinya atau
setidaknya mengurangi kenikmatannya. Istri salehah teringat sabda
Nabi Shallallahu alaihi wasallam,,
t |w TcX U V w Z\
b TX t |w TcX } T T
]
b S TX
s
TX
~X Tw o
c
T
Dan bergaullah dengan mereka secara patut. (an-Nisa: 19)
Demikian pula sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam,,
]a oS Vn
T{ XTw Qf
Cukup seseorang dikatakan berdosa manakala ia menyia-nyiakan
orang yang menjadi tanggungannya. (HR. Abu Dawud dan lainnya
dari hadits Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma. An-Nawawi
rahimahullah menyatakannya sahih dalam Riyadhush Shalihin)
Seorang suami yang baik akan menyadari kekurangannya dan
berusaha memperbaikinya. Dia akan membuang sikap egois dan
siap menjadi suami yang perhatian terhadap istrinya, sekaligus
bapak yang sayang terhadap anakanaknya dan tahu kebutuhan
mereka. Seorang istri yang salehah akan selalu ingat besarnya hak
suami atasnya sebagaimana sabda Nabi n yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
T
X }
`
X
S X }
X }
`
}
S
k ] X
Seandainya aku boleh memerintah seorang untuk sujud kepada
seseorang, niscaya aku perintahkan wanita untuk sujud kepada
suaminya. (Sahih, HR. at-Tirmidzi dan selainnya)
Dia juga tidak melakukan suatu aktivitas yang sifatnya tidak
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Setan telah berputus asa untuk disembah oleh orang yang shalat
di Jazirah Arab, tetapi ia (berusaha) untuk mengadu domba di
antara mereka. (HR. Muslim)
Juga disebutkan dalam hadits riwayat Jabir radhiyallahu anhu
bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, bersabda (yang
artinya),
Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu ia
mengutus pasukannya. Yang paling dekat kedudukannya dari iblis
adalah yang paling besar upaya menggodanya. Salah satu
pasukannya datang (kepada iblis) lalu berkata, Aku telah
melakukan ini dan itu. Iblis berkata, Kamu belum berbuat apaapa. Datang (lagi) salah satu dari mereka lalu berkata, Aku tidak
tinggalkan ia (manusia) hingga aku memisahkan antara ia dan
istrinya. Iblis mendekatkannya dan berkata, Kamu bagus. ( HR.
Ahmad 3/314 dan Muslim)
Tujuan Iblis terbesar adalah memutuskan keturunan manusia
sehingga lenyap keberadaannya dan menjatuhkan manusia ke
dalam perzinaan yang merupakan dosa besar yang paling jahat.
(Faidhul Qadir 2/517)
Oleh karena itu, hendaknya seseorang senantiasa meminta
perlindungan kepada Allah Subhanahu wataala dari godaan setan.
1. Setan
Page 55
debu dari punggung Ali dan memintanya untuk duduk. (lihat Shahih
al-Bukhari no. 6204)
Seperti inilah seorang mertua yang bijak, berusaha untuk
memadamkan api kemarahan dan mendinginkan suasana.
5. Pergaulan yang tidak selektif
Tidak semua orang pantas untuk dijadikan teman bergaul karena
ada jenis manusia yang memiliki perangai jahat. Sementara itu,
agama seseorang sangat dipengaruhi oleh teman sepergaulannya.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bersabda,
XT oS e }
k V z\ zV zg
o Qz
c X
Seseorang mengikuti agama (perangai) teman sepergaulannya,
maka hendaknya seorang dari kalian melihat orang yang ia jadikan
teman. ( HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Asy- Syaikh al-Albani
menyatakan hasan dalam Shahih al-Jami)
Parahnya, seorang lelaki terkadang menjalin pertemanan dengan
perempuan yang bukan mahram, demikian pula sebaliknya.
Terkadang juga mereka bercerita/curhat tentang problem rumah
tangga masing-masing. Akibatnya, seorang wanita berani bersikap
kasar terhadap suaminya dan seorang suami sudah tidak peduli
lagi dengan istrinya. Bahkan, ada yang sampai terjadi perzinaan
dengan teman curhatnya. Wal iyadzu billah.
Sungguh, ketika keimanan telah menipis dan nyaris hilang serta
sifat malu menjadi suatu yang langka, sudah semestinya seseorang
berhati-hati demi keselamatan agamanya dan keharmonisan rumah
tangganya. Jangan menjadi orang yang latah dan hanya ikutikutan.
Page 57
Farjul Hindi adalah tapal batas Persia yang sangat kuat. Pemimpin
mereka, Hurmuz selalu menyerang bangsa Arab di daratan dan
menyerang Hindia di lautan. Sesampainya di wilayah Persia itu,
Panglima memulai gerakan militernya dengan mengirim surat
kepada seluruh pembesar Kerajaan Persia, termasuk para
gubernur di wilayah Irak.
Isi surat itu tidak hanya seruan dakwah kepada Islam, melainkan
juga menampilkan sikap kepahlawanan barisan muslimin, bahwa
yang mereka cari hanya dua, kemenangan atau mati syahid.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dari Khalid Ibnu Walid kepada para pembesar Persia. Keselamatan
bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk.
Amma badu; Segala puji kepunyaan Allah Subhanahu wataala
yang telah memorakporandakan kaki tangan kalian, merenggut
kerajaan kalian, serta melemahkan tipu daya kalian. Siapa yang
shalat seperti shalat kami dan menghadap kiblat kami, jadilah ia
seorang muslim. Ia akan mendapatkan hak seperti yang kami
dapatkan, dan ia mempunyai kewajiban seperti kewajiban kami.
Bila telah sampai kepada kalian surat ini, maka hendaklah kalian
kirimkan kepadaku jaminan, dan terimalah perlindungan dariku.
Kalau tidak, maka demi Allah Subhanahu wataala yang tiada
sesembahan yang haq selain Dia, akan kukirimkan kepada kalian
satu kaum yang mencintai kematian, seperti kalian yang masih
sangat mencintai hidup!
Para pembesar yang menerima surat tersebut terheran-heran
melihat keberanian dan seruan Khalid. Tetapi, kesombongan telah
menutupi mata dan__ hati mereka. Hurmuz yang menerima surat
itu segera mengirimkannya kepada Syira bin Kisra dan Azdasyir bin
Syira. Hurmuz segera mengumpulkan kekuatan dan segera
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Page 61
T VgX Q
]S
T zV X o
V~w wn
TaVS ec U \
~ w TTk b zV X o
V{Tz{ Q
]S Tt}
o
}`
f X
V
Uc b TX z
ZS] Z\ Zkf zg
Q
]S T
S ] o
z
TS
Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?
(Thaha: 83)
Mengapa kamu tidak datang bersama kaummu? Nabi Musa
berkata (sebagaimana firman Allah Subhanahu wataala),
Q
U X
n
V X
z
{ Qz
TX e
T
Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepadaMu. Wahai Rabbku, agar Engkau ridha (kepadaku). (Thaha: 84)
Sepeninggal Nabi Musa Alaihissalam, bani Israil masih sabar
menunggu selama beberapa hari. Sudah hampir sebulan, Nabi
Musa Alaihissalam belum juga kembali membawa Taurat yang
dijanjikan. Mereka mulai gelisah, kembali mereka menghitung hari.
Nabi Harun Alaihissalam yang menggantikan saudaranya
memimpin bani Israil berkata kepada bani Israil, Hai bani Israil,
kalian tidak halal memakan rampasan perang (ghanimah),
sedangkan perhiasan bangsa Mesir yang kalian bawa adalah
ghanimah. Kumpulkanlah dan timbunlah dalam tanah. Kalau Musa
datang dan menghalalkannya, ambillah, tetapi kalau tidak, itu
adalah sesuatu yang tidak boleh kalian makan.
Page 62
Page 63
V X
t Zt
n
Wahai Rabbku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat
melihat-Mu.
Sebuah permintaan yang wajar dan bukan terlarang. Akan tetapi,
tentu saja tidak di dunia. Oleh sebab itulah, Allah Subhanahu
wataala berfirman,
Ztb
]`
\ t TpS c a U
|\
X QX
t o
p X Zt b oX
T
Allah berfirman, Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi
lihatlah ke bukit itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala),
niscaya kamu dapat melihat-Ku.
Dengan penuh ketundukan dan harap, Nabi Musa Alaihissalam
memandang gunung besar yang ada di dekatnya, apa yang terjadi?
Ternyata gunung itu hancur luluh dan Nabi Musa Alaihissalam
Page 64
Znt Q
]S T
T
g
S ] S ] c a w T
\ Z
n p Xn TzVf b
]Sc Z
n oS
]X X Z\ X Tk U
o
Va
TfX ep
Tk `
w
Allah berfirman, Hai Musa, sesungguhnya aku memilih
(melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk
membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku,
sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang aku berikan
kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang
bersyukur. Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh
(Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi
segala sesuatu. (al-Araf: 144145)
Allah Subhanahu wataala memilih dan mengutamakan beliau dari
sekalian manusia pada masa itu, tidak mencakup masa sebelum
atau sesudahnya. Hal itu karena sebelum beliau, yang paling
utama adalah Nabi Ibrahim Alaihissalam, sedangkan sesudah
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Page 65
] X o
S
\
]
]
T
`]
c X
Adalah ruku Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam , mengangkat
kepalanya (bangkit) dari ruku, sujud, dan duduk di antara dua
sujudnya, hampir sama lamanya. (HR . al-Bukhari no. 792, 820
dan Muslim no. 1057)
Terkadang Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam duduk sangat
lama, sebagaimana dicontohkan Anas bin Malik radhiyallahu anhu
yang dikabarkan oleh Tsabit al-Bunani, murid Anas radhiyallahu
anhu. Disebutkan bahwa Anas berkata, Aku akan shalat di
hadapan kalian sebagaimana tata cara yang pernah aku lihat dari
Rasulullah n saat shalat di hadapan kami.
Kata Tsabit, Dalam shalat tersebut (yang dicontohkan/diajarkan
kepada kami) Anas melakukan sesuatu yang aku tidak pernah
Majalah Asy Syariah Edisi 85
n ZX f
n
Wahai Rabbku, ampunilah aku. Wahai Rabbku, ampunilah aku.
Hadits Hudzaifah radhiyallahu anhu ini dikeluarkan oleh Ibnu
Majah no. 897, dan dinyatakan sahih dalam Shahih Sunan Ibni
Majah serta Irwaul Ghalil no. 335.
Majalah Asy Syariah Edisi 85
c b }a \ ,
X
z ~ \ \ |. }
~
n Z\
X k
ec {
oS
a U t
Kemudian lakukanlah hal tersebut pada setiap ruku dan sujud.
Apabila kamu lakukan hal itu, sungguh telah sempurna shalatmu.
Jika ada sesuatu yang kamu kurangi, berarti kamu mengurangi
shalatmu. (HR . at-Tirmidzi no. 302, 303, dinyatakan sahih dalam
Shahih Sunan at-Tirmidzi)
Duduk Istirahat dan Bangkit Berdiri
Sebelum bangkit berdiri untuk melanjutkan ke rakaat berikutnya,
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, duduk tegak sejenak di
atas kaki kiri beliau, hingga setiap tulang kembali pada posisinya.
Hal ini ditunjukkan dalam hadits Malik ibnul Huwairits radhiyallahu
anhu, ia berkata,
Page 67
V t TclX }
`
c X o
S
\ \ | .
V
Z\ Qcz
\
]
o
ep { }
X Qz
} U
T\ T ec { }
T ]U
~
c Z\
Pertama: Sunnah secara mutlak. Ini adalah pendapat al-Imam asySyafii, Abu Dawud, dan Ahmad rahimahumullah. (al-Muhalla, 3/40)
pendapat yang lebih kuat adalah yang pertama karena tidak ada
berita yang tsabit/kuat yang menentang sunnah ini, meskipun orang
yang tidak mengerjakannya dalam shalatnya juga tidak diingkari.
Adapun menjawab pendapat bahwa Nabi Shallallahu alaihi
wasallam melakukannya karena ada kebutuhan, dijawab bahwa
anggapan seperti ini tidak boleh dipakai untuk menolak sunnah
yang sahih. Apalagi duduk istirahat ini telah diriwayatkan oleh
sejumlah sahabat yang mencapai lebih dari sepuluh orang. Kalau
memang Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melakukannya
karena ada kebutuhan, bukan karena sunnah, bagaimana bisa hal
tersebut tersembunyi bagi para sahabat yang mulia tersebut. Lebihlebih lagi, di antara mereka ada Malik ibnul Huwairits radhiyallahu
anhu yang menyampaikan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam,,
Znz
Zt]U T] z
Firman-Nya,
\
]c X e Tb TS
Apa saja yang dibawa Rasul kepada kalian, maka ambillah. ( alHasyr: 7). (al-Majmu, 3/420421)
atau karena sebab lain. Maka dari itu, ada kelompok ketiga yang
berpendapat bahwa duduk ini disyariatkan saat ada kebutuhan, dan
tidak disyariatkan apabila tidak tidak dibutuhkan. Namun, yang
tampak adalah duduk ini disunnahkan secara mutlak. Adapun
alasan bahwa duduk ini tidak disebutkan dalam hadits-hadits yang
lain tidaklah menunjukkan duduk ini tidak ada. Yang memperkuat
pendapat ini adalah:
Page 71
Khazanah Al-Azhim
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 085
Al Ustadz Qomar Suadi
Al-Azhim adalah salah satu asma Allah l yang agung. Al-Azhim,
Yang Mahaagung, berulang kali Allah Subhanahu wataala
menyebutkan nama ini dalambeberapa ayat, di antaranya,
oS
X Z\ TS
T`
c X Z\ TS Xc ]t TX k
g
b TX ] Va X Z
s
X ] TcX X TX zcX
T Tw TcX z
oSn Z
w
]_Vs TX e f z g
TS e } o
V w TS e z~ t |w TcX } k f
Xc
e V~ X Z
z~ X ] T
f
] TX
X
T`
c X V
Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang
Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk- Nya), tidak
mengantuk, dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan
di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinNya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit
dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (al-Baqarah: 255)
e V~ X
wn e
Tw n`
\
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang
Mahabesar. (al-Waqiah: 96)
e V~ X zcXTw o
S TX
T tc
Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang
Mahabesar. (al-Haqqah: 33)
Demikian pula Nabi Shallallahu alaihi wasallam menyebut nama itu
Majalah Asy Syariah Edisi 85
c X
e V~ X
~ X
c X
e Vzs
X e V~ X
c X
:
p X } k
]a
T
` ]
c X
~ X
e p X
Dahulu Nabi Shallallahu alaihi wasallam berdoa saat ditimpa
kesusahan, (artinya), Tiada sesembahan yang benar selain Allah
Yang Mahaagung,Yang Maha Penyabar, tiada sesembahan yang
benar selain Allah Rabb Arsy yang agung, tiada sesembahan yang
benar selain Allah, Rabb langit-langit dan Rabb bumi, dan Rabb
Arsy yang mulia. (Sahih, HR . al-Bukhari dan Muslim)
Al-Azhim, Allah Mahaagung. Dia memiliki tiap sifat yang
mengharuskan untuk diagungkan. Tidak ada satupun makhluk yang
mampu menyanjung- Nya sebagaimana mestinya. Bahkan, Allah
Subhanahu wataala adalah seperti yang Ia sifati diri-Nya
dengannya dan di atas segala pujian hamba-Nya.
Perlu diketahui bahwa makna Al-Ustadz Qomar Suaidi keagungan
AllahSubhanahu wataala yang hanya merupakan hak-Nya adalah
dua macam.
1. Allah l disifati dengan segala sifat kesempurnaan, dan
kesempurnaan yang Allah Subhanahu wataala miliki adalah
kesempurnaan yang paling puncak, paling agung, dan paling luas.
Milik-Nyalah ilmu yang meliputi segala sesuatu, kemampuan yang
tidak bisa dihalangi, kesombongan dan keagungan.
Di antara keagungan Allah Subhanahu wataala adalah bahwa
langit-langit dan bumi di tangan Allah Subhanahu wataala lebih
kecil daripada biji sawi, sebagaimana diucapkan Ibnu Abbas
Page 72
]
Tc
QXT~b
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan
yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya
pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.
Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(az-Zumar: 67)
T tc ~ } w onS }
oS T p `
S TUX oX TXb
X
T`
c X
`
czX
c
]f
TVz
e V~ X Z
z~ X ]
X Z\ TS
T`
c X Z\ TS X
U w c
T k S }Zk
Tt o \
~ X Z T p X :
]a
c
Allah berfirman, Kesombongan adalah selendang-Ku dan
keagungan adalah sarung-Ku. Orang yang merebut dari-Ku salah
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Page 74
Tz
c X TcX
ns
X ~ } w T\
Tidak ada setelah kebenaran itu selain kesesatan. (Yunus: 32)
(Diambil dari at-Taudhih wal Bayan lisy Syajaratil Iman hlm. 5657
karya asy-Syaikh Abdurrahman Ibnu Nashir as-Sadi)
Page 75
Kami jawab bahwa hal itu bukan syarat adanya akad lain, tetapi
sematamata syarat agar utang itu dilunasi. Artinya, peserta
memberikannya kepada peserta lainnya dengan syarat ia
mengembalikannya kepadanya senilai itu juga, tidak lebih dari itu.
Page 76
Wallahu alam.
Khutbah Pertama
TV X z
] X
T
Tt Tw oS c
o
_
w TS TkS
TS
]f X c
Xc
} s
X
f _
X Qz p
t T`
Qz
}
e TVt e k Z\ e
T
e X t TV
T~ w
}
b Tf
T
U Vc ] X U Vc w ]w Z\ X
}
c X
}
t TkU S
Qz V z
Qcz
k S T c
c
V z
cS
c
c V g
X]
}
}cs
S
c
]f X e
oS
c ] z
QXT~b
] a bc TckX T :}~ w TcS TV z`
b e zc
w Ts
X
T t X
T\
TS c
ZU Xc
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah Subhanahuwataala, yang telah
mengharamkan perbuatan zina dan hal-hal yang menyeret
kepadanya. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada yang berhak
untuk diibadahi dengan benar kecuali Allah Subhanahuwataala
semata, serta saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi kita
Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh kaum
muslimin yang senantiasamengikuti petunjuknya.
Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahuwataala
dan ketahuilah bahwa di antara perbuatan keji yang paling besar
yang telah Allah l haramkan di dalam kitab-Nya dan melalui lisan
Rasul-Nya adalah perbuatan zina. Allah l berfirman,
Page 77
TzV
T
T\
T tc Ttn X] w a b TX
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (alIsra: 32)
Allah Subhanahuwataala memberitakan dalam ayat ini tentang
jeleknya zina dan akibat yang ditimbulkan oleh kejelekannya. Zina
adalah perbuatan keji dan menimbulkan kerusakan yang paling
besar di muka bumi ini. Perbuatan zina akan merusak nasab dan
kehormatan serta akan memunculkan kebencian dan permusuhan
di antara manusia. Allah Subhanahuwataala menyatakan bahwa
zina adalah jalan yang buruk karena kejelekan yang diakibatkannya
sangat besar, serta mendatangkan kehinaan dan bencana di dunia
dan akhirat.
Di antara hal yang menunjukkan keji dan jeleknya perbuatan ini
adalah hukuman yang telah Allah Subhanahuwataala tetapkan
atas pelakunya, sebagaimana dalam firman-Nya,
eUk zcX o
Z\ \ T w eg
b TX } z
TS T k Sn }
c } z
T\ Ztc X V t cX
o
VkS X o
Sn f Tr T w
}
V X g
X] V X zcXTw
]kS b
Perempuan yang berzina dan lakilaki yang berzina, maka
cambuklah tiaptiap seorang dari keduanya seratus kali cambukan
dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kalian beriman kepada Allah
dan hari akhir.Hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. (an- Nur:
2)
Demikian hukuman bagi pelaku zina, yaitu dicambuk dengan
seratus cambukan, dan sebagaimana ditunjukkan dalam dalil yang
lainnya, juga ditambah dengan diasingkan dari daerahnya selama
Majalah Asy Syariah Edisi 85
satu tahun penuh. Ini hukuman bagi pelaku zina yang belum
menikah.
Adapun hukuman bagi pelaku zina yang sudah menikah, meskipun
baru sekali menghubungi istrinya adalah dirajam dengan dilempari
batu hingga mati.
Hadirin rahimakumullah,
Hukuman bagi pelaku zina yang telah ditetapkan oleh Allah
Subhanahuwataala di dunia ini tentu menunjukkan betapa
besarnya dosa dari perbuatan ini. Di samping itu, besarnya dosa
dan kejelekan perbuatan zina ini juga ditunjukkan dalam sisi lainnya
di dalam al-Quran dan as-Sunnah.
Yaitu bahwa kejelekan zina disebutkan di dalam al-Quran dan asSunnah beriringan dengan syirik dan kejahatan pembunuhan. Allah
l berfirman,
~ f oS
]t TX
ns
XTw TcX zcX c
ZUXc
f kc X
]zUa TX g
TX zcX S
]} TX o
Xc
TST{
z
X
Dan orang-orang yang tidak beribadah kepada sesembahan yang
lain bersama dengan peribadahannya kepada Allah dan tidak
membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan (alasan) yang
benar dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan yang
demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). (alFurqan: 68)
Diiringkannya perbuatan zina ini dengan kejelekan syirik dan
membunuh jiwa yang Allah Subhanahuwataala haramkan
menunjukkan betapa besarnya dosa dari perbuatan ini sehingga
balasannya pun berupa azab yang berlipat-lipat dan menghinakan,
selama pelakunya tidak bertaubat dan kembali kepada Allah
Page 78
]~
Tg e b Tz
Z\ e o
Xc )(
]kS X
z\ }
Hingga firman-Nya,
o
\ () o
VS]zS V
e tc |\ e tT p zS TS e
Qz
TcX )(
]\ T e
f X e o
Xc
T~X e
X \
X Q U w
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap
istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barang siapa
mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas. (al-Muminun: 57)
Di dalam ayat ini kita bisa mendapatkan penjelasan tiga perkara
yang besar. Yang pertama, barang siapa yang tidak menjaga
kemaluannya bukanlah orang yang beruntung. Yang kedua,
barang siapa yang tidak menjaga kemaluannya maka dia dia
adalah orang yang tercela. Adapun yang ketiga, barang siapa yang
tidak menjaga kemaluannya dia adalah orang yang melampaui
batas.
Hadirin rahimakumullah,
Telah kita ketahui betapa kejinya perbuatan zina dan bagaimana
hukuman Allah Subhanahuwataala yang sangat keras bagi orang
yang melakukannya di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, segala
puji bagi Allah Subhanahuwataala yang karena kasih sayang-Nya
yang
besar
terhadap
hamba-hamba-Nya,
Allah
Subhanahuwataalal telah meletakkan banyak rambu untuk
mencegah terjatuhnya seseorang pada perbuatan yang keji ini. Di
antaranya adalah:
1. Ditetapkannya hukuman bagi pelakunya dengan perincian
sebagaimana telah disebutkan yang pelaksanaannya dipersaksikan
di depan umum. Hal ini tentunya akan menjadi pelajaran bagi si
pelaku ataupun yang menyaksikannya dan akan menjadi
peringatan yang mencegah terjatuhnya seseorang pada perbuatan
Page 79
]~k
Tw Vg
zcX
c e X Q
X e
] \f s
e Tw oS ] o
VkS z Xn
o
c
\o
f s
o
c Tw oS o
TkS zXn )(
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, Hendaklah
mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.
Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah
kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan
pandangan dan kemaluannya (an- Nur: 3031)
Perintah menahan pandangan ini tentunya sangat besar
peranannya dalam menghalangi seseorang terjatuh pada
perbuatan zina. Sebab, tidak dimungkiri bahwa yang menjadi sebab
pertama yang menyeret seseorang pada perbuatan zina adalah
dimulai dari pandangan matanya, diteruskan dengan berkenalan,
dan seterusnya.
Maka dari itu, seseorang yang mengumbar pandangannya kepada
setiap yang diinginkannya akan menjatuhkan dia pada perbuatan
keji
yang
akan
mendatangkan
kemurkaan
Allah
Subhanahuwataala. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
g
X
X `
V X QzX
X
c |\
kcX
kc X U b
Zz
T
Wahai Ali, jangan kamu ikutkan pandangan dengan pandangan
(berikutnya) karena sesungguhnya bagimu pandangan yang
pertama dan bukanlah bagimu pandangan yang terakhir. (HR.
Ahmad dan Abu Dawud, serta yang lainnya; dinyatakan sahih oleh
al-Albani)
Majalah Asy Syariah Edisi 85
Page 81