Analisis teknikal merupakan teknik analisa yang digunakan untuk mengamati fluktuasi
harga saham dalam rentang waktu tertentu. Dari pergerakan harga tersebut investor dapat
mengamati pola-pola tertentu yang dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan pembelian atau
penjualan. Investor dapat menggunakan grafik (chart) dalam melakukan analisisnya. Terdapat
banyak jenis grafik yang dapat digunakan, namun yang paling umum digunakan oleh investor
merupakan grafik candlestick karena lebih mudah dibaca. Grafik candlestick juga memuat harga
pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Selain grafik, investor juga dapat
menggunakan software dalam melakukan analisis teknikal. Penggunaan software selain lebih
praktis,
investor
bisa
mendapatkan
grafik
harga
saham
secara
realtime
(http://www.juruscuan.com/trading/442-analisis-teknikal diakses Kamis, 12 Mei 2016).
Analisis teknikal memiliki beberapa kegunaan dalam memprediksi kemungkinan beli
atau jual saham, antara lain:
1. Mendeteksi trend atau pola yang sedang terjadi. Analisis teknikal merupakan
analisis yang digunakan untuk melihat harga berdasarkan data harga masa lalu.
Dengan data tersebut investor mencoba untuk melihat adanya suatu trend atau pola
harga yang terjadi. Biasanya trader mengikuti pola yang terjadi. Misal, saat harga
cenderung naik, investor akan membuka posisi untuk membeli. Atau sebaliknya, jika
harga cenderung turun, maka investor akan memilih untuk menjual saham yang
dimilikinya.
2. Membantu memberikan sinyal beli atau jual. Analisis teknikal dapat membantu
investor
untuk
menentukan
keputusan
jual
atau
beli
(http://www.juruscuan.com/trading/442-analisis-teknikal diakses Kamis, 12 Mei
2016).
Dalam analisis teknikal, ada beberapa indikator yang digunakan sebagai formula
matematis untuk membantu investor dalam memberikan sinyal beli atau jual (Pangabean, dkk,
2013). Indikator-indikator yang digunakan dalam pendekatan analisis teknikal antara lain :
1. Simple Moving Average (SMA) dihitung dengan mengambil nilai rata-rata dari harga
suatu sekuritas pada rentang waktu tertentu. Perhitungan SMA diambil dari nilai ratarata harga penutupan berdasarkan periode waktu tertentu.
2. Relative Strength Index menghitung rasio dari rata-rata kenaikan harga penutupan
dengan rata-rata penurunan harga penutupan dalam periode tertentu. Kenaikan dan
penurunan harga diinterprestasikan dalam suatu chart dengan range penilaian antara 0
- 99 dan Wilder menganjurkan pemakaian dengan menggunakan periode perhitungan
sebanyak 14 periode.
3. Stokastik Osilator dikembangkan oleh George C. Lane. Indikator Stokastik Osilator
membandingkan harga penutupan relatif terhadap range harga pada periode tertentu.
Stokastik Osilator diperlihatkan dengan 2 garis. Garis pertama dinamakan %K dan
garis kedua disebut %D yang mengidentifikasikan perubahan rata-rata (Moving
Average) atas nilai %K.
4. Value at Risk (VaR). Dalam analisis risiko keuangan, perhitungan Value at Risk
(VaR) merupakan pengukuran kemungkinan kerugian terburuk dalam kondisi pasar
yang normal pada kurun waktu T dengan tingkat kepercayaan tertentu . Dari
pernyataan tersebut, secara sederhana dapat dilihat 3 variabel yang penting: besar
kerugian, selang waktu, dan besar tingkat kepercayaan. VaR sendiri disimbolkan
Sumber:
Panggabean, Valentino, Esther Nababan dan Faigiziduhu Buulolo. 2013. Analisis Fundamental
dan Analisis Teknikal pada Investasi Trading Emas Online dengan Value At Risk. Saintia
Matematika Vol. 1, No. 4 Universitas Sumatera Utara, Medan.
http://aldigozali.com/?page_id=284 diakses pada diakses Kamis, 12 Mei 2016
http://www.juruscuan.com/trading/442-analisis-teknikal diakses Kamis, 12 Mei 2016