Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Alhamdulillahi Rabbil 'Alamiin, wabihi nastaiinu alaa umuriddunya waddin, washolatu wassalamu ala asyrofil mursalin, Sayyidina MUhammadin wa ala aalihi waashabihi waman tabiahum waman tabiahum ila yaumuddin. Ammaa Badu. Hadirin kaum muslimin jamaah Sholat Id yang berbahagia. Marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena pada saat ini kita telah dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal afiat untuk mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid serta melaksanakan sholat Id. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah terhadap nabi akhirul zaman, pemimpin kita nabi besar Muhammad saw, kepada keluarga dan para sahabatnya serta kepada kita umatnya yang taat mengikuti ajarannya, Amin Ya Robbal Alamiin. Pada saat ini, kita berkumpul di tempat ini untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri yang merupakan rangkaian kegiatan Ramadhan dari Sholat Tarawih pertama pada malam Kamis tanggal 18 Juni 2015 yang lalu yang menandai dimulainya ritual Ramadhan sampai dengan saat ini kita melaksanakan Sholat Id dan kemudian
berlanjut dengan kegiatan Halal Bi halal yang
merupakan tradisi domestic muslim Indonesia. Ramadhan telah memberi warna Islam dalam kehidupan pribadi, ruang public dan media televisi maupun cetak di negeri ini. Nuansa Islam terasa begitu indah dalam perikehidupan umat Islam Indonesia, yang biasanya bercampur aduk antara sekularitas dan religiusitas, walaupun sekularitas tidak sepenuhnya ditinggalkan. Dinamika Ramadhan menunjukan panorama yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya diluar Ramadhan. Masjid-masjid semarak dengan kegiatan ritual dari umat muslim yang merindukan dan memburu Malam Lailatul Qadr atau Malam kemuliaan wamaa adroka malailatul qodr, dan tahukah kamu apakah Malam kemuliaan itu? Lailatul Qodri khoerum min al fi Syahr. Malam kemuliaan itu lebih baik dari pada seribu bulan. Seribu bulan adalah 83 tahun 4 bulan. Malam kemuliaan adalah sosok yang belum pasti kapan ia akan hadir, tetapi pasti hadir, ia merupakan misteri, tetapi setiap individu beriman meyakini akan hadirnya malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan akan hadir dan menghampiri pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan beramal sholeh, insan yang senantiasa menjauhi segala laranganlaranganNya dan senantiasa berusaha melaksanakan segala perintahNya, berperilaku Mulia, Agung dan Menebar Salam dan Berkah Kebajikan.
Dan Sesungguhnya manusia tidak (akan)
memperoleh balasan, selain apa yang telah diusahakannya (Q.S an Najm (53) ayat 39) Jadi Malam kemuliaan itu tidak akan hadir ujugujug, tidak akan sekonyong-konyong hadir, atau kaligane hadir menghampiri setiap orang, susuganan kapuragan lailatul Qadr, melainkan harus diupayakan sepanjang tahun, sepanjang hidup individu muslim. Kesimpulannya malam lailatul Qadr hanya dapat diraih oleh manusia Beriman, Bertaqwa dan melaksanakan ibadah yang diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah dengan penuh ketaatan dan menjauhi segala laranganlaranganNya sepanjang tahun. Jadi, perilaku itu terpancar setiap saat baik dikala Ramadhan maupun pasca Ramadhan. Demikianlah hakikatnya manusia muslim beriman yang demikian itulah yang akan meraih lailatul Qadr, yaitu malam yang penuh cahaya Keagungan, Kemuliaan dan Keberkahan yang tidak akan pernah dirasakan oleh orang-orang yang tidak Beriman dan Bertaqwa kepada Allah SWT. Kini Ramadhan 1436 H sedang kita tinggalkan (bukan Ramadhan yang meninggalkan kita, tapi kita yang meninggalkan Ramadhan 1436 H menuju Ramadhan 1437 H) dengan mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid. Semakin jauh kita berjalan, semakin sayup-sayup takbir, tahlil dan tahmid itu masuk ke telinga kita bersamaan dengan alunan takbir, tahlil dan
tahmid yang berkumandang didalam hati kita dan
kemudian berakhir ketika khatib turun dari mimbar yang menandakan berakhirnnya Shalat Idul Fitri. Semoga kita diberiNya usia panjang dan diberiNya kesempatan untuk memasuki dan menjalani Ramadhan 1437 H. Sebuah Rutinitas atau Siklus tahunan yang padat makna dan pahala dan penuh arti yang akan berakhir kita jalani seiring dengan berakhirnya usia kita. Kepada Panitia Shalat Idul Fitri 1436 H, saya ucapkan terima kasih atas jerih payahnya mempersiapkan tempat walaupun sedang berpuasa dan panas matahari menyengat. Semoga Allah SWT memberi balasan yang berlipat ganda. Kepada para Jamaah sholat Ied, saya juga mengucapkan terima kasih atas kesediaannya melaksanakan sholat Ied di tempat ini. Khusus kepada para urban selamat jalan, selamat kembali ke kota metropolitan dan ke kota-kota lainnya, setelah bersilaturahim dan melepas rindu dengan orang tua, sanak saudara dan handai taulan. Selamat jalan dan semoga sukses di perantauan. Hati-hati didalam perjalanan. Selanjutnya pengumuman dan pengumpulan dan penyaluran zakat. Terima kasih atas segala perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan. Wallahul Muwaffiq Illa Aqwaamith Thoriq Walafwu minkun Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Demikian dan pada Sholat Iedul Fitri ini Imam : Ustadz Mustofa
Khatib : Ustadz Soni Muroqi : Ustadz Muhdor Kepada Yth Bapak Camat dipersilahkan untuk membacakan Amanat/Sambutan Bapak Bupati.