Anda di halaman 1dari 6

MAYANG PUTRI NANDA

FADHILA GRISELDA NST


UTARI RAMADHANI
NURUL AINI
DISKA ANANDA PUTRI

ALIRAN SENI LUKIS KUBISME


A. PENGERTIAN
Kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang
dipelopori oleh Picasso dan Braque. Prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu
menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan,
transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media
lukisan dan patung melalui pendekatannya masing-masing Bentuk2 karyanya menggunakan
bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran). Seniman kubisme sering
menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar
poster.
Kubisme sebagai pencetus gaya nonimitative muncul setelah Picasso dan Braque
menggali sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa
Liberia, ukiran timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng-topeng suku Afrika. Juga
pengaruh lukisan Paul Cezanne, terutama karya still life dan pemandangan, yang
mengenalkan bentuk geometri baru dengan mematahkan perspektif zaman Renaisans. Ini
membekas pada keduanya sehingga meneteskan aliran baru.
Istilah Kubis itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis
Vauxelles (kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di Salon des
Independants, berkomenmtar bahwa karya Braque sebagai reduces everything to little cubes
(menempatkan segala sesuatunya pada bentuk kubus-kubus kecil. Gil Blas menyebutkan
lukisan Braque sebagai bizzarries cubiques (kubus ajaib). Sementara itu, Henri Matisse
menyebutnya sebagai susunan petits cubes (kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai
istilah Kubisme untuk memberi ciri dari aliran seperti karya-karya tersebut.

Perkembangan awal Seni Lukis Kubisme


Dalam tahap perkembangan awal, Kubisme mengalami fase Analitis yang
dilanjutkan pada fase Sintetis. Pada 1908-1909 Kubisme segera mengarah lebih kompleks
dalam corak yang kemudian lebih sistematis berkisar antara tahun 1910-1912. Fase awal ini
sering diberi istilah Kubisme Analitis karena objek lukisan harus dianalisis. Semua elemen
lukisan harus dipecah-pecah terdiri atas faset-fasetnya atau dalam bentuk kubus. Objek

lukisan kadang-kadang setengah tampak digambar dari depan persis, sedangkan setengahnya
lagi dilihat dari belakang atau samping. Wajah manusia atau kepala binatang yang diekspos
sedemikian rupa, sepintas terlihat dari samping dengan mata yang seharusnya tampak dari
depan.
Pada fase Kubisme Analitis ini, para perupa sebenarnya telah membuat pernyataan
dimensi keempat dalam lukisan, yaitu ruang dan waktu karena pola perspektif lama telah
ditinggalkan. Bila pada pereiode analitis Braque maupun Picasso masih terbelenggu dalam
kreativitas yang terbatas, berbeda pada fase Kubisme Sintetis. Kaum Kubis tidak lagi terpaku
pada tiga warna pokok dalam goresan-goresannya. Tema karya-karya mereka pun lebih
variatif. Dengan keberanian meninggalkan sudut pandang yang menjadi ciri khasnya untuk
beranjak ke tingkat inovatif berikutnya.
Perkembangan karya kaum Kubis selanjutnya adalah dengan perhatian mereka
terhadap realitas. Dengan memasukkan guntingan-guntingan kata atau kalimat yang diambil
dari suratpaper colle. kabar kemudian direkatkan pada kanvas sehingga membentuk satu
komposisi geometris. Eksperimen tempelan seperti ini lazim disebut teknik kolase atau paper
colle.
Mengamati perkembangan dunia seni lukis sekarang ini yang bisa dibilang begitu
revolusioner, paling tidak Kubisme telah memberi andil dalam kelahiran aliran-aliran baru.
Hal ini sekaligus meratakan jalan bagi pengekspresian kreativitas yang tiada batas.

B. TOKOH SENI LUKIS KUBISME :


Paul Cezane
Pablo Picasso
George Braque
Metzinger
Albert Glaze
But Mochtar
Moctar Apin
Fajar Sidik
Andre Derain
Aliran kubisme di Indonesia diperkenalkan oleh Ries Mulder di ITB Bandung selaku
dosen instruktur senior di perguruan itu, sedangkan Ries Mulder berguru dari Jack Louis
Villon kelompok kubisme di Paris.

C. CONTOH SENI KUBISME

Anda mungkin juga menyukai