Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Dataran Tapus merupakan desa yang terletak di Kecamatan Bermani Ulu Raya
Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Dimana Desa ini merupakan desa yang
berbatasan langsung dengan Kecamatan Curup Utara dan penduduk dari Desa setempat
merupakan penduduk asli dari suku Rejang.
KKN yang diselenggarakan di Desa Dataran Tapus Kecamatan Bermani Ulu Raya
merupakan salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat dimana mahasiswa ditutut
berperan aktif terhadap kegiatan-kegiatan di masyarakat yang dapat membangun desa
tersebut. Mahasiswa juga mengaplikasikan dengan kegitan yang dapat membantu
masyarakat sesuai dengan basic dari mahasiswa itu sendiri.
Pada dasarnya penduduk setempat merupakan desa yang masih kecil dan jumlah
penduduk yang masih sedikit sehinggga hanya terdiri dari 2 dusun. Masyarakat penduduk
bermata pencaharian utama dari sektor pertanian. Dari sektor pertanian banyak bermata
pencaharian dari subsektor tanaman pangan dan subsektor perkebunan, sedangkan untuk
subsektor non pertanian penduduk bermata pencarian pada buruh karyawan usaha batu
bata, supir truk dan guru.
Masyarakat penduduk desa mayoritas adalah petani kopi dimana hampir setiap
keluarga memiliki perekebunan kopi. Mata pencaharian dengan perkebunan kopi juga
didukung dengan ketinggian dan cuaca yang cocok untuk perkebunan kopi serta dengan
lahan perkebunan yang masih luas. Karena perkebunan kopi merupakan hasil tanaman
tahunan maka hasil panen juga hanya dapat diambil satu tahun sekali, untuk menutupi
kekurangan setiap harinya tidak sedikit penduduk yang memilih untuk menjadi buruh batu
bata.
Penanganan kopi dimulai dari bibit yang digunakan, pemupukan, pemangakasan,
pemanenan serta penanganan pasca panen. Dalam hal ini petani tidak memperhatikan
penanganan biji kopi setelah panen, sedangakn perlakuan yang diberikan setelah panen
akan sangat mempengaruhi kualitas dari biji kopi itu sendiri. Oleh karena itu penanganan
pasca panen kopi sangat penting untuk dilakukan.
Di Desa Dataran Tapus Sendiri setelah kopi dipanen, kopi hanya dijemur dan
langsung dibawa kepabrik penggilingan kopi yang sekaligus tengkulak dari kopi itu
sendiri. Salah satu penyebab hal ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat dari
penanganan pasca panen kopi yang baik, sehingga diperlukan kegiatan yang dapat
membantu petani itu sendiri. Di Desa Dataran Tapus sini sendiri telah terbentuk kelompok
1

tani yang mash cukup aktif dan kompak sehingga dapat dimanfaatkan dalam melakukan
suatu kegiatan dibidang pertanian.
Dengan penanganan yang baik dapat meningkatkan kualitas kopi itu sendiri, kualitas
kopi akan mempengaruhi produk akhir dari kopi itu sendiri. Maka kegiatan ini sendiri
dapat meningkatkan nilai tambah (marginal utility) dari kopi yang akan dihasilkan. Tidak
berhenti pada bubuk kopi, produk lain dapat dihasilkan dari kopi seperti produk yang siap
saji. Sehingga penanganan pasca panen kopi ini penting untuk diketahui di kalangan
masyarakat petani kopi.
Dengan pemberian materi sehingga menambah pengetahuan masyarakat, hal ini akan
memungkinakan untuk menambah pendapatan yang dapat diiterima oleh petani. Dengan
meningkatnya pendapatan petani akan meningkatkan kesejahtraan dikalangan petani
khussnya petani kopi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka didapatkan rumusan
masalah:
1. Apakah petani kopi Desa Dataran Tapus mengetahui cara-cara penanganan pasca
panen kopi yang baik dan seharusnya dilakukan?
2. Mengapa harus melakukan tindakan penanganan pasca panen kopi yang baik?
3. Apakah petani mengetahui cara menjaga kualitas biji kopi?
4. Apakah petani mengetahui dampak yang dihasilkan dengan melakukan
penanganan pasca panen kopi yang baik?
5. Apakah petani mengethui kualitas yang dihasilkan biji kopi sejak panen hingga
penanganan pasca panen kopi akan sangat mempengaruhi produk akhir yang akan
dihasilkan?
6. Bagaimana meningkatkan kesejahtraan dari petani kopi di Desa Dataran Tapus
Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong?
1.3 Alasan Penerapan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan penanganan pasca panen kopi ini perlu dilaksanakan karena
kurangnya penanganan pasca panen kopi yang dilakukan di masyarakat sehingga hasil
yang didapatkan dari perkebunan kopi belum maksimal sehingga masih kegiatan ini
penting untuk mendapatkan hasil dari biji kopi yang berkualitas serta dalam
memaksimalkan keuntungan yang bisa diapatkan oleh petani kopi di Desa Dataran Tapus.
1.4 Tujuan
Tujuan dari kegiatan penyuluhan penanganan pasca panen kopi adalah :
1. Agar petani kopi Desa Dataran Tapus mengetahui cara-cara penanganan pasca
panen kopi yang baik dan seharusnya dilakukan.
2. Mengetahui alasan harus melakukan tindakan penanganan pasca panen kopi yang
baik.
2

3. Petani mengetahui cara menjaga kualitas biji kopi.


4. Petani mengetahui dampak yang dihasilkan dengan melakukan penanganan pasca
panen kopi yang baik?
5. Petani mengethui kualitas yang dihasilkan biji kopi sejak panen hingga
penanganan pasca panen kopi akan sangat mempengaruhi produk akhir yang akan
dihasilkan?
6. Agar meningkatkan kesejahtraan dari petani kopi di Desa Dataran Tapus
Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong.
1.5 Hasil Yang Diharapkan
Melalui kegiatan penyuluhan penanganan pasca panen kopi yang dilakukan di Desa
Dataran Tapus ini diharapkan hasilnya adalah ilmu pengetahuan dapat disampaikan dan
diterima oleh petani, membantu menjawab permasalahan dari petani kopi, membuat kopi
yang berkualitas seehingga dapat bersaing dipasar serta dengan kegiatan ini diharapakan
petani kopi mau mengubah cara penanganan pasca panen kopinya untuk memaksimalkan
nilai tambah yang bisa diperoleh oleh petani kopi Desa Dataran Tapus Kecamatan
Bermani Ulu Raya.

BAB II
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam program kerja individu ini dilaksanakan
dengan beberapa tahapan kegiatan dimana kegiatan tersebut terbagi menjadi 6 topik yaitu :
1. Survey awal penanganan pasca panen kopi
Dilaksanakan pada tanggal 18-19 Juli 2016, kegiatan ini dilakukan dengan melakukan
wawancara terhadap ketua kelompok tani yang lebih mengenal keadaaan pertanian
kopi yang juga dilanjutkan pada observasi langsung pada masyarakat atau survey
lapangan.
3

2. Soialisasi sortasi buah mulai dari panen kopi untuk memberikan klasifikasi pada
kualitas biji kopi
Dilaksanakan pada tanggal 21 juli 2016, kegiatan ini tidak menetap pada suatu tempat
tetapi langsung melakukan sosialisasi saat bertemu dengan petani yang berkumpul
ataupun petani yang sedang melakukan kegiatan panen kopi.
3. Sosialisasi teknik penjemuran kopi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016, sosialisasi dengan petani
dilaksanakan dengan cara mengumpulkan warga dan melaksanakan sosialisasi.
4. Sosialisasi teknik penggudangan kopi
Dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016, dilakukan dengan sosialisasi deng car
mengumpulkan warga yang bertempatkan di balai desa.
5. Sosialisasi tentang berbagai produk yang bisa dibuat dari biji kopi
Dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016, dilaksanakan dengan mengumpulkan
warga setempat dan melakukan sosialisasi.
6. Sosialisasi teknik pengemasan kopi
Dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016, dilaksanakan dengan cara melakukan
cara megumpulan warga setempat.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Survey Awal Penanganan Pasca Panen Kopi
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 18 Juli 2016 dengan melakukan wawancara
terhadap ketua kelompok tani yang masih cukup aktif. Wawancara ini dilaksanakan pada
sore hari dimana warga telah pulang dari lahan perkebunan untuk melakukan diskusi.
Setelah diskusi dengan ketua kelompok tani dilanjutkan dengan melaksanakan survey
lapangan yaitu dengan melihat cara penanganan pasca panen yang dilakaukan warga Desa
Dataran Tapus.
Kegitan survey ke masarakat dilaksanakan pada tangal 19 Juli 2016. Dari kegiatan ini
didapatkan keadaan dari penanganan yang dilakukan petani mulai dari panen hingga ke
penjualan kopi itu sendiri.
Dari survey yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
4

a. Mengetahui cara-cara penanganan pasca panen kopi yang dilakukan oleh petani
kopi di Desa Dataran Tapus.
b. Melalui kelompok tani dapat mengetahui bagamana cara petani setempat
melakukan

kegiatan

pertanian

dan

dalam

menanggapi

teknologi

yang

berkembang.
c. Menegtahui potensi pertanian yang ada di Desa Dataran Tapus.
d. Mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan untuk kegiatan selanjutnya.
Kendala yang dihadapi ketika survey awal keadaan penanganan pasca panen kopi :
a. Cukup sulit untuk bertemu langsung dan melakukan wawancara dengan ketua
kelompok tani karena kegiatan kesehariannya yang pergi ke lahan perkebunan di
siang hari dan sore hari melakukan pekerjaan lain seperti mencari pakan ternak
kambing.
b. Waktu yang dibutuhkan dalam suvey ini yang cukkup lama sehingga harus
mencari jadawal yang tepat.
Pemecahan kendala yang dihadapi adalah:
a. Untuk melakukan wawancara dengan memilih waktu jadwal sore hari yaitu ketika
ketua kelompok tani sudah pulang dari lahan perkebunan yaitu berkisar jam 04.00
WIB, dimana jam ini ketua kelompok tani masih berada di rumah.
b. Untuk jadawal kegiatan suvey lapangan memilih waktu senggang yang tidak
bertabrakan dengan jadwal kegiatan kelompok sehingga bisa fokus pada kegiatan
program yang dilakukan. Dimana kegiatan ini berlangsung satu hari
2. Soialisasi Sortasi Buah Mulai Dari Panen Kopi Untuk Memberikan Klasifikasi Pada
Kualitas Biji Kopi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2016 dimana dilakukan dengan secara
bertahap memberikan arahan pada petani kopi di Desa Dataran Tapus. Kegiatan ini tidak
melakukan pengumpulan warga tetapi dengan ikut serta pada panen kopi yang dilakukan
salah satu warga dan kelompok tani yang ikut membantu.
Kegiatan ini juga dilakukan dengan melakukan diskusi saat ada perkumpulan warga,
hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan dari warga setempat seperti acara pernikahan
yang mana semua earga berkumpul dan sangat sulit untuk mengumpulkan warga sehingga
dilakukan di luar ruangan. Materi ini juga ikut diberikan saat kegiatan sosialisasi pada
tanggal 10 Agustus 2016.
Dari sosialisai yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Petani dibekali pengetahuan bahwa untuk mendapatkan biji kopi yang berkualitas
dibutuhkan penanganan mulai dari panen kopi itu sendiri dan mengapa sortasi itu
perlu dilakukan mulai dari panen kopi.
b. Petani kopi di Desa Dataran Tapus mengetahui tahapan yang harus dilakukan saat
melakukan sortasi buah kopi.
5

c. Petani kopi di Desa Dataran Tapus mengetahui klasifikasi dari beberapa kualitas
kopi yaitu kopi superior dan inferior dan cara penggolongannya.
d. Petani kopi Desa Dataran Tapus mengetahui beberapa metode dalam penanganan
kopi.
e. Tanya jawab saat sosialisasi dengan warga :
Pertanyaan :
Bagaimana melakukan sortasi buah kopi jika kopi yang matang dengan warna
merah sebagian sedangkan untuk sebagian lagi masih hijau ataupun kuning?
Jawaban :
Dengan melakukan panen secara berkala, sesuai dengan kondisi dari buah
kopi itu sendiri sehingga yang dipanen adalah biji kopi yang benar benar
berwarna merah cerah dan bukan merah tua ataupun kuning.
Kendala yang dihadapi saat sosialisasi adalah:
a. Minat warga untuk melakukan sortasi kebun yng cukup sulit menjadi hambatan
dalam warga untuk menerima cara pemanenan ini
b. Teknologi yang digunakan dalam melakukan sortasi setelah panen unruk metode
basah ada sehingga untuk melakukan kegiatan ini masih cukup sulit.
c. Untuk penjualan kopi secara langsung pasar biji kopi yang telah terkalsifikasi
masih belum ada untuk di Provinsi Bengkulu.
Pemecahan kendala yang dihadapi adalah :
a. Memberikan motivasi bahwa dengan melakukan sedikit perubahan dari cara panen
maka akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kulaitas biji kopi yng baik.
b. Perlunya usulan terhadap pemerintah melalui kelompok tani untuk mendapatkan
bantuan teknologi yang dapat berkembang di masyarakat, atau bisa dengan
membuat suatu perencanaan teknologi bersama.
c. Hal ini diperlukan bantuan dari pemerintah untuk mencarikan pasar yang bersedia
membayar dengan harga lebih sehingga tidak hanya pendapatan petani akan tetapi
juga kualitas biji kopi yang dihasilkan petani akan semakin baik.
3. Sosialisasi Teknik Penjemuran Kopi
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan mengumpulkan warga sekitar. Kegiatan ini
dilakukan karena proses pengeringanbuah kopi yang masih sembarangan sehingga untuk
mendapatkan biji kopi yang baik diperlukan pengeringan yang lebih baik.
Petani kopi di Desa Dataran tapus kebanyakan menjemur kopi di tanah pekarangan
depan rumahnya, di semen serta dijalan-jalan. Dalam penjemuran ini sangat tidak baik
dilakukan karen dapat merusak kualitas biji kopi seperti pekarangan yang banyak
mengandung banteri dari dalam tanah. Aspal selain banyak mengandung baketri juga uap
yang dihasilkan dari panas yang keluar dari dlam aspal mempengaruhi citarasa kopi itu
sendiri.
6

Ada banyak cara untuk pengeringan buah kopi yaitudengan mesin dan secara alamai.
Untuk cara alami yang baik adaah dengan membuat tempat penjemuran kopi
menggunakan anyaman bambu.
Dari sosialisasi yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Petani kopi di Desa Dataran Tapus mengetahui mengapa penjemuran di lahan
pekarangan dan jalan aspal tidak baik dilakukan.
b. Petani kopi di Desa Dataran Tapus mengetahui

bagaimana melakukan tenik

penjemuran buah kopi yang baik


c. Tanya jawab diskusi dengan warga :
Pertanyaan:
Kenapa harus menggunakan anyaman bambu, bagaimana kalau menggunakan
alas terpal plastik?
Jawaban :
Dengan menggunakan anyaman bambu tidak akan mempengaruhi cita rasa
dari biji kopi asalkan, sedangkan dengan terpal plastik jika diletakkan dilantai
masih akan terkontaminasi dengan uap dari lantai bawah.
Kendala yang dihadapi ketika sosialisasi adalah:
a. Keinginan warga yang masih mau instant dalan melakukan suatu kegiatan.
b. Warga yang cukup sulit untuk dikumpulkan.
Pemecahan kendala yang dihadapi adalah :
a. Memeberikan arahan bahwa dampak dari penjemuran yang kurang baik sangat
besar pengaruhnya terhadap.
b. Mencari situasi warga yang sedang tidak banyak aktivitas sehingga sebagian besar
dari warga bisa menghadiri.
4. Sosialisasi Teknik Penggudangan Kopi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016. Sosialisasi ini dilakukan
untuk petani yang ingin menyimpan kopinya. Penanganan dalam penggudangan ini
penting dilakukan untuk mendapatkan jangka simpan yang lebih lama.
Pada dasarnya para penyimpan biji kopi dilakukan pada semen langsung, hal ini
kurang baik untuk dilakukan karen kelmbapan dari semen bisa meresap dan membuat biji
kopi lebih mudah busuk dan berair. Sehingga perlu dilakukan penggudangan yang baik.
Penggudangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan karung dan dibawah diberi
kayu sebagai penyangga sehingga tidak langsung bersentuhan dengan lantai.
Dari sosialisasi didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Petani kopi di Desa Dataran Tapus mengetahui cara penyimpanan biji kopi yang
baik sehingga menjaga kualitas dan jangka simpan yang lebih lama.
b. Tanya jawab dengan warga
Pertanyaan :
Berapa lama biji kopi bisa disimpan?
Jawab :

Biji kopi yang sudah kering bisa disimpan kuran lebih selama 1 tahun, jika
sudah disangrai biji kopi bisa bertahan selama 1 bulan dan sebaiknya jika sudah
menjadi bubuk kopi digunakan selama 1-2 minggu.
Kendala yang dihadapi ketika sosialisasi:
a. Sulitnya mengumpulkan warga setempat.
Pemecahan kendala yang dihadapi adalah :
a. Mencari jadwal pengumpulan yang tepat untuk pengumpulan warga.
5. Sosialisasi Tentang Berbagai Produk Yang Bisa Dibuat Dari Biji Kopi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016, kegiatan ini dilakukan untuk
pengenalan kepada warga berbagai produk yang dapat dihasil dari pengolahan biji kopi.
Hal ini juga didukung dengan pasar penjualan biji kopi belum memadai karen masih
disamakan harganya dengan penangan pasca panen kopi pada umum warga lakukan.
Oleh karena itu pengolahan lanjutan dari biji kopi menjadi produk akhir dan setengah
jadi menjadi pilihan untuk masyarakat sekitar. Sehingga kegiatan sosialisasi ini penting
untuk dilakukan.
Dari sosialisai didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Petani mengetahui dengan membuat produk olahan dari biji kopi memberikan
nilai tambah lebih yang bisa dinikmati petani kopi
b. Menjadi solusi karena pasar yang bersedia untuk membeli kopi sesuai kualitas biji
kopi masih sangat terbatas
c. Selain itu petani juga mengetahui ampas kopi juga dapat digunakan pada berbagai
produk seperti pakan ternak dan pupuk kompos.
Kendala yang dihadapi saaat sosialisasi adalah:
a. Biaya yang digunakan untuk melaksankan kegiatan ini cukup tinggi sebagai
investasi sehingga masih sangat sulit dilakukan.
Pemecahan kendala yang dihadapi adalah :
a. Meyakinkan bahwa dengan melakukan kegiatan pengolahan lanjutan memiliki
keuntungan dan dapat menjadi perputaran pendapatan yang dihasilkan dari hasil
panen sehingga uang hasil panen bisa digunakan dengan tepat.
6. Sosialisasi Teknik Pengemasan Kopi
Sosialisasi ini dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2016, kegiaan ini berhubungan
dengan biji kopi yang akan dipasarkan. Dalam meyakinkan konsumen maupun
perudahaan yang akan membeli biji kopi perlu kemasan yang baik. Pengemasan biji kopi
bisa dalam bentuk biji kopi maupun produk olahan yang sudah dibuat. Kegiatan ini cukup
berpengaruh besar terhadap konsumen sehingga penting untuk dilakukan.
Dari sosialisasi didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Petani kopi di Desa Dataran Tapus mengetahui bahwa kemasan yang digunakan
untuk produk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk.
8

b. Petani Kopi di Desa Dataran Tapus Mengetahui berbagai macam kemasan yang
bisa digunakan.
c. Tanya jawab dengan warga :
Pertanyaan :
Apa beda kopi yang dikemas dengan kopi yang tidak terlalu memperhatikan
kemasan?
Jawaban :
Dengan kemasan yang dibuat juga mempengaruhi kualitas kopi yang dijaga
sehingga kemasan tidak hanya sebagai nilai estetika tetapi juga jaminan
kualitas untuk konsumen.
Kendala yang dihadapi sosialisasi :
a. Kurangnya alat peraga dalam sosialisasi sehingga cara menggunakan kemasan itu
sendiri masih sangat sulit untuk dipahami warga.
b. Keinginan warga sendiri untuk membuat usaha masih kecil.
Pemecahan kendala yang dihadapi adalah :
a. Dengan memotivasi petani dalam menjalankan usaha seperti usaha bersama yang
bisa dilakukan di Desa Dataran Tapus.
b. Memberikan gambar yang lebih jelas untuk petani pahami sehingga dalam
menjelaskan lebih muda dan menggunakan video singkat dalam sosialisasi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari pengamatan dan kegiatan yang telah dilaksanakan dapat disimplakan
penanganan pasca panen kopi sangat penting dalam menghasilkan dan menjaga kualitas
kopi yang baik sehingga sangat penting dilakukan. Kegiatan ini perlu diperhatikan ulai
dari penangan panen kopi sehingga akan menghasilkan produk yang bagus dan biji kopi
yang sudah terklasifikasi berdasarkan kualitas kopi itu sendiri. Dengan menaikkan
kualitas biji kopi akan mempengaruhi pendapatan yang diterima petani dan memperbaiki
perekonomian di Desa Dataran Tapus Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang
Lebong.
9

4.2 saran
Agar untuk melakukan kegiatan ini benar-benar memperhatikan waktu yang tepat
supaya banyak warga yang menghadiri sosialisasi, menggunakan alat peraga bila
diperlukan dan teknologi lain. mengetahui apa yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.

10

DAFTAR PUSTAKA
P3KKN. 2016. Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata. Universitas Bengkulu. Bengkulu
Sri Najiyati dan Danarti. 2004 . Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan Pasca Panen.
Penebar Swadaya. Jakarta.
https://dedidoank.files.wordpress.com/2012/12/draft-ped-kopi.pdf. Diakses 09 Agustus 2016

Anda mungkin juga menyukai