- Reseptor 2 : Reseptor ini terdapat pada otot polos uterus dan pada bagian
pernafasan. Obat sebagai agonis 2 contohnya adalah Terbutalin. Obat ini dapat
merelaksasi otot polos bronkus sehingga dapat digunakan unutk terapi asma.
2) Agonis Adrenergik tidak langsung
Obat golongan ini bekerja dengan meningkatkan kadar nor-epinefrin pada celah
sinaptik. Peningkatan kadar nor-epinefrin ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1) Dengan melepaskan cadangan nor-epinefrin pada vesikel 2)Dengan menghambat
re-uptake nor epinefrin menuju ke ujung syaraf. Oleh karena itu obat-obat yang
bekerja secara tidak langsung ini dibedakan 2 macam berdasarkan kedua cara tadi
- Pada cara pertama, obat-obat akan memacu ujung syaraf untuk melepaskan
cadangan nor-epinefrin, hasilnya yaitu konsentrasi nor-epinefrin pada celah sinaptik
akan meningkat. Contoh obatnya yaitu Amfetamin, Efedrin, dan Fenilpropanolamin.
- Cara kedua didasarkan bahwa obat-obatan tertentu bekerja dengan menghambat
pelepasan kembali atau bisa disebut dengan re-uptake nor-epinefrin kembali
menuju ke ujung syaraf, sehingga mengakibatkan konsentrasi nor-epinefrin pada
celah sinaptik meningkat. Contoh obatnya yaitu Imipramin dan Desimpramin. Perlu
diketahui bahwa jika konsentrasi nor-epinefrin pada syaraf sedikit maka akan
menyebabkan kondisi depresi, maka obat-obat yang bekerja secara tidak langsung
ini dapat digunakan untuk menangani kasus seperti ini.
Perangsang perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, dan terhadap
kelenjar liur dan keringat.
2. Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus, dan pembuluh darah otot rangka.
3. Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi.
4.
5.
Efek metabolik, misalnya peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, lipolisis dan
pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak
6.
Efek endokrin, misalnya mempengaruhi sekresi insulin, renin dan hormone hipofisis.
Pada umunya pemberian Epi menimbulkan efek mirip stimulasi saraf adrenergik.
a.
darah yang hebat. Bahkan penyuntikan SK 0,5 ml larutan 1 : 1000 dapat menimbulkan
perdarahan subaraknoid dan hemiplegia, untuk mengatasinya, dapat dibrikan vasodilator
yang kerjanya cepat, misalnya nitrit atau natrium nitroprusid, -bloker mungkin juga
berguna.
Epi dikontraindikasikan pada penderita yang mendapat -bloker nonselektif, karena
kerjanya yang tidak terimbangi pada eseptor pembuluh darah dapat menyebabkan
hipertensi yang berat dan perdarahan otak.
c.
Penggunaan klinis
Manfaat Epi dalam klinis digunakan untuk menghilangkan sesak napas akibat
bronkokonstriksi, untuk mengatasi reaksi hipersensitivitas terhadap obat maupun allergen
lainnya, dan untuk memperpanjang masa kerja anestetik lokal. Epi dapat juga digunakan
untuk merangsang jantung pada waktu henti jantung oleh berbagai sebab. Secara lokal obat
ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler.
kontraindikasi, Efek samping NE yang paling umum berupa rasa kuatir, sukar bernapas,
denyut jantung yang lambat tetapi kuat dan nyeri kepala selintas. Dosis berlebihan atau dosis
biasa pada penderita yang hiper-reaktif (misalnya penderita hipertiroid) menyebabkan
hipertensi berat dengan nyeri kepala yang hebat, fotofobia, nyeri dada, pucat, berkeringat
banyak dan muntah. Obat ini merupakan kontraindikasi pada anesthesia dengan obat-obat
yang menyebabkan sensitisasi jantung karena dapat timbul aritmia. Ne digunakan untuk
pengobatan syok kardiogenik
e. Isoproterenol
Obat ini merupakan amin simpatomimetik yang kerjanya paling kuat pada semua reseptor
dan hampir tidak bekerja pada reptor . Infus isoproterenol pada manusia menurunkan
resistensi perifer, terutama pada otot rangka, ginjal dan ,esenterium sehingga tekanan diatolik
menurun.