Anda di halaman 1dari 5

Tinjauan Literatur Aspek Perumahan dan Permukiman

A. Teori
Menurut Agus S. Sadana dalam Buku Perencanaan Kawasan Permukiman :
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun
perdesaan yang dilengkapi dengan sarana, prasarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni (UU No. 1 Tahun 2011). Perumahan juga dikenal dengan
istilah housing. Perumahan adalah kumpulan rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal.
Perumahan rakyat adalah sekelompok rumah atau tempat kediaman yang layak huni dan
dilengkapi dengan prasarana lingkungan, utilitas umum, maupun fasilitas sosial yang dibangun
bagi kepentingan rakyat. Perumahan rakyat dapat diartikan sebagai sekumpulan rumah-rumah
yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah.
Pemukim adalah penghuni suatu tempat atau rumah. Pemukim memiliki arti seseorang yang
menghuni suatu tempat tinggal.
Pemukiman, berasal dari kata pemukim dengan akhiran an. Dari pembentukan katanya,
pemukiman memiliki arti tindakan memukimkan. Artinya, pemukiman adalah suatu tindakan
untuk memukimkan seseorang pada suatu lokasi atau tempat tinggal tertentu.
Permukiman dalam bahasa Inggris dikenal sebagai human settlement yaitu suatu kumpulan
manusia baik itu berada di kota maupun desa yang lengkap dengan aspek-aspek sosial, spiritual
dan nilai-nilai budaya yang menyertainya.
Permukiman desa, dikenal sebagai kampung atau dusun. Dari aspek hubungan antar
penduduknya, desa merupakan suatu lingkungan dengan penduduk yang memiliki hubungan
akrab dan serba informal. Dari aspek aktivitas ekonominya, masyarakat desa juga memiliki ciriciri aktivitas ekonomi yang beragam namun kegiatan yang paling menonjol adalah aktivitas yang
berkaitan dengan pertanian.
Permukiman kota, dapat dikenali dari jenis-jenis aktivitas yang dilakukan penduduknya. Jenis
aktivitas yang menonjol juga beragam seperti perdagangan, perkantoran, pelayanan jasa dan
pusat pemerintahan. Dari aspek hubungan antar penduduknya, masyarakat kota cenderung
kurang akrab dan kurang mengenal satu dengan lainnya.
Kawasan kumuh merupakan suatu kawasan dengan tingkat kepadatan populasi tinggi yang
umumnya dihuni oleh masyarakat miskin (Wikipedia 2013). Permukiman kumuh merupakan
permukiman yang tidak layak huni. Tidak layak huni karena memiliki kepadatan bangunan yang
tinggi dengan kualitas yang tidak memenuhi syarat dan dibangun secara tidak beraturan. Selain
itu, kondisi sarana dan prasarana lingkungannya juga tidak memenuhi syarat.

Faktor utama penyebab tumbuhnya permukiman kumuh adalah :


1. Pertumbuhan kota yang tinggi, yang tidak diimbangi oleh tingkat pendapatan yang cukup
2. Keterlambatan pemerintah kota dalam merencanakan dan membangun prasarana kota,
terutama jalan pada daerah perkembangan permukiman baru.
Delapan faktor yang dipandang sebagai penyebab terjadinya kekumuhan, yaitu :
1. Tingkat penghasilan
2. Status kepemilikan lahan
3. Lama tinggal
4. Jumlah penghuni
5. Luas lahan
6. Ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan
7. Kepadatan penduduk
8. Jenis bangunan dan bahan bangunan
Agar layak huni, pemilihan lokasi lingkungan perumahan perlu mempertimbangkan syarat-syarat
sebagai berikut (Hasbi dan Ibrahim, dalam Kasjono, 2011) :
Tidak terganggu oleh polusi, baik polusi air, udara maupun suara
Memberi kemungkinan untuk berkembang
Mempunyai aksesibilitas yang baik
Mudah dan aman untuk mencapai tempat kerja
Tidak berada di bawah permukaan air
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan diterangkan bahwa lokasi yang baik dan sehat bagi lingkungan perumahan
atau permukiman adalah :
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam, seperti bantaran sungai, aliran lahar,
tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa dan sebagainya
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau bekas tambang
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan

REVISI!
2.1.9 Aspek Perumahan dan Permukiman

Menurut Agus S. Sadana dalam Buku Perencanaan Kawasan Permukiman :

Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun perdesaan yang dilengkapi dengan sarana, prasarana dan utilitas umum sebagai hasil
upaya pemenuhan rumah yang layak huni (UU No. 1 Tahun 2011). Perumahan juga dikenal
dengan istilah housing. Perumahan adalah kumpulan rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal.


Permukiman dalam bahasa Inggris dikenal sebagai human settlement yaitu suatu kumpulan
manusia baik itu berada di kota maupun desa yang lengkap dengan aspek-aspek sosial,

spiritual dan nilai-nilai budaya yang menyertainya.


Kawasan rawan bencana adalah kawasan dengan kondisi atau karakteristik geologis,
biologis, hidrologis, klimatologis dan geografis pada satu wilayah untuk jangka waktu tertentu
yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi

kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu


Kawasan kumuh merupakan suatu kawasan dengan tingkat kepadatan populasi tinggi yang
umumnya dihuni oleh masyarakat miskin (Wikipedia 2013). Permukiman kumuh merupakan
permukiman yang tidak layak huni. Tidak layak huni karena memiliki kepadatan bangunan
yang tinggi dengan kualitas yang tidak memenuhi syarat dan dibangun secara tidak beraturan.
Selain itu, kondisi sarana dan prasarana lingkungannya juga tidak memenuhi syarat.
Delapan faktor yang dipandang sebagai penyebab terjadinya kekumuhan, yaitu :
1. Tingkat penghasilan
2. Status kepemilikan lahan
3. Lama tinggal
4. Jumlah penghuni
5. Luas lahan
6. Ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan
7. Kepadatan penduduk
8. Jenis bangunan dan bahan bangunan

Pengertian Analisis yang dipakai :


Backlog adalah jumlah rumah yang belum tertangani atau masih kurang dimana belum
memenuhi kebutuhan rumah. Berikut adalah rumusnya :

Backlog = Jumlah Rumah Tangga/KK per kecamatan pada


Analisis
Permukiman
tahunKepadatan
t Jumlah
Bangunan Rumah per kecamatan pada tahun t
Menganalisis kepadatan permukiman dibutuhkan untuk dapat mengetahui tingkat kepadatan
permukiman yang terjadi di kota Bogor. Berikut rumusnya :
Kepadatan Permukiman =
Jumlah RumahTerbangun
Luas Wilayah

Analisis Perumahan di Kawasan Rawan Bencana


Analisis Perumahan di Kawasan Rawan Bencana dengan menggunakan superimpose dari peta
kepadatan permukiman yang berdiri di kawasan rawan bencana dan peta rawan bencana
Analisis Kesesuaian Lahan
Topografi

datar

sampai

bergelombang

(kelerengan lahan 0-25%)


Tidak berada pada wilayah sempadan
sungai/pantai/waduk/danau/mata air/saluran
pengairan/rel kereta api dan daerah aman

Permukiman

penerbangan
Menghindari sawah irigasi teknis
Tidak berada pada daerah rawan bencana
(tanah

longsor,

banjir,

erosi,

abrasi,

kebakaran dll)
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41/PRT/M/2007

Menurut UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman :


Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan,

penyelenggaraan

perumahan,

penyelenggaraan

kawasan

permukiman,

pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan


kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta
peran masyarakat. Sedangkan berdasarkan Pasal 3, Perumahan dan kawasan permukiman
diselenggarakan untuk :
Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang
proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai
dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan.
Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan
Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
Dalam Undang-undang No 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman juga ditegaskan
bahwa permukiman kumuh merupakan permukiman yang tidak layak huni. Tidak layak huni
karena memiliki kepadatan bangunan yang tinggi, dengan kualitas yang tidak memenuhi syarat,

dan dibangun secara tidak beraturan. Selain itu, kondisi sarana dan prasarana lingkungannya juga
tidak memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai