Anda di halaman 1dari 2

Konsep Tit-For-Tat

July 22, 2008 in Life, Masyarakat, Work

Jaman sekarang adalah jaman kerjasama. Praktis mereka yang cerdas


bekerjasama bisa mengalahkan mereka yang tidak. Tapi bagaimana
formula, strategi atau best-practice untuk bekerjasama? Kalau kita
tidak saling percaya, kita sukar bekerjasama. Sebaliknya, bila kita
percaya orang, dia bisa saja menipu kita. Masalah ini dimodelkan
melalui Game Theory. Strategi yang paling sukses disebut Tit for Tat.
Strategi Tit for Tat ini diperkenalkan oleh Anatol Rapoport di tahun
1981 pada semua kompetisi. Kompetisi ini mencari strategi yang
paling pas dalam menghadapi Dilemma Tahanan (Prisoners Dilemma).
Robert Axelrod membuat kompetisi untuk mencari jalan terbaik yang
dihadapi seorang tahanan di penjara.
Bayangkan ada dua orang ditahan polisi karena dituduh bersekongkol
melakukan kejahatan. Keduanya disimpan dalam sel yang terpisah,
dan polisi mencoba membuat keduanya saling mengadu satu sama
lain. Kalau keduanya sama-sama menolak melaporkan satu sama lain,
keduanya akan bebas. Kalau yang satu berkhianat, maka ia akan
dibebaskan dan mendapat hadiah, sedangkan temannya akan
dipenjara lama. Kalau keduanya mengaku, maka keduanya akan
dihukum ringan. Kalau keduanya saling berkhianat, maka dua-duanya
akan dipenjara lama.
Nah, kalau anda adalah salah satu tahanan ini, anda harus
bagaimana?
Tentu maunya jangan ada yang berkhianat, sehingga keduanya
selamat. Tapi kenyataannya, tidak selalu bergitu. Sehingga Axelrod
mengkompetisikan strategi mana yang dalam jangka panjang bisa
akhirnya membuat hasil yang terbaik untuk kedua tahanan ini. Jangka
panjang, artinya persitiwa ini diulang-ulang terus (kasarnya, keduanya
tertangkap lagi berkali-kali, dan harus menghadapi dilemma ini lagi).

Dari strategi yang masuk, Axelrod mensimulasikannya di komputer.


Dan pemenangnya adalah strategi Tit For Tat.
Garis besar strategi ini adalah sebagai berikut:
1.
2.

Saat ditangkap pertama kali: Jangan berkhianat.


Saat ditangkap selanjutnya: Lakukan apa yang dilakukan partner
pada saat ditangkap sebelumnya. Bila dia berkhianat, kita sekarang
berkhianat.
Jadi Tit for Tat adalah strategi kerjasama berbasis saling membalas.
Kompetisi ini dimodifikasi agar jumlah pengulangan bisa lebih random.
Hasilnya, fitur Tit for Tat yang unggul adalah :

1.

Jangan pernah menjadi yang pertama untuk berkhianat.

2.

Membalas berkhianat hanya setelah teman kita sudah


berkhianat.

3.

Memaafkan setelah melakukan satu kali pembalasan.

4.

Strategi ini digunakan bila probabilitas akan tertangkap dengan


orang yang sama melebihi 2/3.
Baik, mungkin kita bingung, buat apa kita membahas Tit-for-Tat ini?
Saya pikir ini konsep yang sangat penting dalam membangun
kerjasama. Baik di masyarakat, kantor, bisnis, atau bahkan
bersahabat. Kita tahu pahitnya dikhianati. Tapi bila kita kemudian
saling berkhianat, semua rugi. Bagaimana dong? Nah, menurut
simulasi komputer Axelrod, strategi Tit for Tat adalah yang terbaik bagi
kita yang ingin membangun kerjasama jangka panjang.
Dia bilang, jangan pernah mulai berkhianat pada seorang sahabat atau
partner bisnis. Tapi kalau dia berkhianat, anda harus menghukumnya.
Tidak boleh dibiarkan. Tidak boleh kita baik terus, nanti kita terhukum
berat terus. Tapi, setelah satu hukuman pembalasan, anda harus
memaafkannya dengan mempercayainya lagi. Jangan terus-terusan
membalas/menghianatinya. Supaya kerjasama dan persahabatan bisa
terbangun jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai