Anda di halaman 1dari 25

perpustakaan.uns.ac.

id 4
digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang Terbuka Hijau adalah suatu area baik memanjang, jalur, dan atau
mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik secara alamiah maupun dengan sengaja ditanam (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan). Pengertian tersebut
menjelaskan tentang ciri-ciri Ruang Terbuka Hijau secara fisik.

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP


adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh
tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya,
ekonomi dan estetika (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan).

2.1.2 Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan

Kebutuhan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan menurut Undang-Undang


Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah minimal 30 persen dari
luas wilayah kota yang dikembangkan dari ruang terbuka hijau privat minimal 10
persen dan ruang terbuka hijau publik sebesar 20 persen.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2007 mengintruksikan penyediaan


ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dengan merujuk pada bagian ruang
terbuka suatu kawasan perkotaan diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna
mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika dalam kawasan
yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan
commit ekonomi
to user

4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

Pola jaringan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan sebagai infrastruktur hijau
dengan berbagai jenis dan fungsinya tersebut merupakan rangkaian hubungan dari
taman-taman kota, jalur hijau jalan, sungai, jalan kereta api, jalur tegangan tinggi,
waduk, rawa, situ, jalur hijau pengaman pantai, lapangan terbang, taman
pemakaman, lapangan olahraga, dan ruang terbuka hijau lainnya. Itu semua
menjadi suatu kesatuan terpadu membentuk sistem yang disebut sistem ruang
terbuka hijau kota atau urban green open space system. Ruang terbuka hijau tidak
hanya berperan sebagai pelengkap dan penyempurna kota saja, tetapi juga
penyeimbang ekosistem kota dan alat pengendali bangunan fisik. Sistem ini juga
mencegah daerah pembangunan guna menjamin keberlangsungan sistem ekologi
kota. Distribusi ruang terbuka hijau kawasan perkotaan terdiri dari ruang terbuka
hijau publik adalah ruang yang dimanfaatkan untuk tumbuh kembangnya vegetasi
dan mempunyai fungsi sebagai daerah resapan air dan/atau paru-paru kota, yang
dimiliki dan dikelola oleh pemerintah meliputi taman kota, taman pemakaman
umum, dan jalur hijau sepanjang jalan dan sungai. Proporsi ruang terbuka hijau
publik adalah minimal 20% dari luas wilayah yang berfungsi menjamin
keseimbangan ekosistem sehingga meningkatkan ketersediaan udara bersih dan
meningkatkan estetika kota.Sedangkan ruang terbuka hijau privat dilaksanakan
untuk meningkatkan fungsi dan proporsi ruang terbuka hijau publik dengan
proporsi minimal 10% dari wilayah privat meliputi kebun atau halaman
rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Apabila luas
RTH publik maupun privat di kota yang ada telah memiliki luas total lebih besar
dari peraturan yang berlaku, maka keberadaan RTH tersebut harus tetap
dipertahankan.

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan selain berdasarkan


luas wilayah keberadaanya juga berdasarkan pada jumlah penduduk yang
mendiami di wilayah perkotaan tersebut. Berikut penyediaan ruang terbuka hijau
berdasarkan jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.1.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk


Luas
Luas
Unit Minimal/
No Tipe RTH Minimal/Unit Lokasi
Lingkungan 2
Kapita
(m )
(m2)
1 250 jiwa Taman RT 250 1.0 di tengah lingkungan RT
2 2500 jiwa Taman RW 1250 0.5 di pusat kegiatan RW
3 30000 jiwa Taman 9000 0.3 dikelompokkan dengan
Kelurahan sekolah/pusat kelurahan
4 120000 jiwa - Taman 24000 0.2 dikelompokkan dengan
Kecamatan sekolah/kecamatan
- Pemakaman disesuaikan 1.2 tersebar
5 480000 jiwa - Taman Kota 14000 0.3 di pusat wilayah/kota
- Hutan Kota disesuaikan 4.0 di kawasan pinggir
- Fungsi disesuaikan 12.5 disesuaikan dengan
tertentu kebutuhan
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

Penyediaan ruang terbuka hijau berdasarkan fungsi tertentu merupakan


penyediaan yang berdasarkan fungsi yang berupa fungsi perlindungan atau
pengamanan, sarana prasarana seperti melindungi kelestarian sumber daya alam,
pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan penggunaan lahan agar
fungsi utamanya tidak terganggu. Ruang terbuka menurut kategori ini meliputi
jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi,
ruang terbuka hijau kawasan perlindungan setempat berupa ruang terbuka hijau
sempadan sungai, ruang terbuka hijau sempadan pantai, dan ruang terbuka hijau
pengamanan sumber air baku atau mata air. (Permenpu No. 05/PRT/M/2008).

2.1.3 Tripologi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang


Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan, mengklasifikasikan Ruang Terbuka Hijau yang ada sesuai dengan
tripologi berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

1. Berdasarkan Fisik
Berdasarkan fisik, Ruang Terbuka Hijau dapat dibedakan menjadi :

1) RTH Alami
RTH yang terdiri dari habitat liar alami, kawasan lindung, dan taman
nasional.

2) RTH Non Alami/ Binaan


RTH yang terdiri taman, lapangan olahraga, makam, dan jalur hijau jalan.

2. Berdasarkan Struktur Ruang


Berdasarkan struktur ruang, Ruang Terbuka Hijau dapat dibedakan menjadi :

1) RTH dengan Pola Ekologis


RTH yang memilii pola mengelompok, memanjang, dan tersebar.

2) RTH dengan Pola Planologi


RTH yang memiiki pola mengikuti hirarki dan struktur ruang perkotaan.

3. Berdasarkan Segi Kepemilikan


Berdasarkan segi kepemilikan, RTH dibedakan menjadi :

1) RTH Publik
2) RTH Privat

4. Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsi, RTH memiliki fung

si sebagai berikut :

1) Fungsi Ekologis
2) Fungsi Sosial Budaya
3) Fungsi Arsitektural/Estetika
4) Fungsi Ekonomi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

2.1.4 Arahan Penyediaan RTH Kawasan Perkotaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 arahan


penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dapat ditujukan pada pola
ruang terbuka hijau berikut :

2.1.4.1 RTH Taman Kota

Ruang terbuka hijau taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani
penduduk satu kota atau bagian wilayah dalam kota yang dapat melayani minimal
480.000 penduduk, dengan standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dan luas
taman minimal 144.000 m2 yang dapat berupa lapangan hijau yang dilengkapi
fasilitas olah raga dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80-90% yang
sifatnya terbuka untuk umum.

2.1.4.2 Hutan Kota

Hutan kota dapat berbentuk segerombolan atau menumpuk dengan vegetasi


terkonsentrasi pada satu areal dan minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat
tidak beraturan. Tujuan dari hutan kota adalah memperbaiki dan menjaga iklim
mikro dan nilai estetika, peresapan air, menciptakan keseimbangan dan keserasian
lingkungan fisik kota, mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman
hayati. Tata hutan kota tidak membentuk pola apapun dengan luas minimal 2500
meter persegi. Penanaman vegetasi harus 90-100% dari luas hutan kota.

2.1.4.3 Sabuk Hijau

Sabuk hijau merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah
penyangga dan berguna membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan seperti
batas kota, pemisah kawasan dan pembatas aktifitas-aktifitas manusia agar tidak
saling terganggu serta pengaman dari faktor lingkungan. Bentuk sabuk hijau dapat
berupa ruang terbuka hijau yang memanjang mengikuti batas-batas area atau
penggunaan lahan tertentu yang dipenuhi pepohonan sehingga berperan sebagai
pembatas atau pemisah, bentuk lainnya dapat berupa hutan kota, kebun campuran,
perkebunan, persawahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

2.1.4.4 RTH Jalur Hijau


Ruang terbuka hijau pada pola ini ditempatkan tanaman antara 20%-30% dari
ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan. Jenis tanaman yang akan
ditanam dipilih sesuai dengan fungsi dan persyaratan penempatan, dan disarankan
memilih jenis tanaman khas daerah setempat. Contoh penanaman di jalur jalan
dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Contoh Tata Letak Jalur Hijau Jalan

(Permenpu No. 05/PRT/M/2008)

Pada bagian tepi jalan dapat berupa taman yang fungsi vegetasinya sebagai
peneduh, penyerap polusi udara, peredam kebisingan, pemecah angina, pembatas
pandangan. Bagian median fungsi vegatasinya sebagai penahan dari silaunya
lampu kendaraan.

2.1.4.5 RTH Ruang Pejalan Kaki

Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki di sisi kiri-
kanan jalan maupun di dalam taman. Ruang terbuka hijau ruang pejalan kaki
harus memiliki kenyamanan, karakter fisik, serta pedoman teknis bagi pejalan
kaki. Contoh pola ruang terbuka hijau jalur pejalan kaki dapat dilihat pada gambar
2.2 berikut.

Gambar 2.2 Contoh Pola Tanam RTH Jalur Pejalan Kaki


commit to user
(Permenpu No. 05/PRT/M/2008)
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

2.1.4.6 RTH di Bawah Jalan Layang

Penyediaan ruang terbuka hijau di bawah jalan layang berguna sebagai area
resapan air. Adanya ruang terbuka ini menjadikan area bawah akan tertata rapi,
asri dan indah serta menghindari kekumuhan dan menghindari lokasi tuna wisma.
Bagian jalan merupakan bagian yang kaku karena struktur beton pembuatnya,
dengan adanya ruang terbuka hijau ini akan menutupi bagian-bagian struktur jalan
yang tidak menarik serta memperlembut bagian yang kaku tersebut. Contoh pola
ruang terbuka hijau di bawah jalan layang dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3 Contoh Pemanfaatan Vegetasi pada RTH di Bawah Jalan Layang
(Permenpu No. 05/PRT/M/2008)

Pemilihan tanaman dapat berupa jenis yang tahan termaungi sepanjang waktu dan
relatif tahan kekurangan air, serta berukuran tidak terlalu besar mengingat
keterbatasan tempat.

2.1.4.7 RTH Fungsi Tertentu

Ruang terbuka hijau ini meliputi jalur hijau antara lain ruang terbuka hijau
sempadan rel kereta api, jaringan listrik tegangan tinggi, sempadan sungai, danau,
pantai dan sumber air baku atau mata air.

1. Jalur hijau (RTH) Sempadan Rel Kereta Api


Penyediaan ruang terbuka ini berfungsi utama membatasi interaksi antara
kegiatan masyarakat dengan jalan kereta api. Penentuan lebar garis pada
sempadan rel kereta api dapat dilihat pada table 2.2 berikut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.2 Lebar Garis Sempadan Rel Kereta Api


Obyek
Jalan Rel Kereta Api terletak di
Tanaman Bangunan
Jalan rel kereta api lurus > 11 m > 20 m
Jalan rel kereta api belokan/
lengkungan
- lengkung dalam > 23 m > 23 m
- lengkung luar > 11 m > 11 m
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

2. Jalur hijau (RTH) pada Jaringan Listrik Tegangan Tinggi


Ketentuan lebar sempadan jaringan tenaga listrik yang dapat digunakan
sebagai RTH adalah 64 m dari titik tengah jaringan tenaga listrik.
3. RTH Sempadan Sungai
Ruang terbuka hijau sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak di
bagian kiri dan kanan sungai. Fungsi utamanya melindungi sungai dari
berbagai gangguan yang dapat merusak kondisi sungai dan kelestariannya.
Pada sungai yang terpengaruh pasang surut air laut, jalur hijau terletak pada
garis sempadan yang ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter dari tepi
sungai.
4. RTH Sempadan Pantai
Fungsi utama ruang terbuka hijau sempadan pantai adalah sebagai pembatas
pertumbuhan permukiman atau aktifitas lainnya agar tidak mengganggu
kelestarian pantai. RTH sempadan pantai merupakan area pengaman pantai
dari kerusakan atau bencana yang ditimbulkan oleh gelombang laut seperti
intrusi, erosi, abrasi, tiupan angina kencang dan gelombang tsunami. Lebar
minimal 100 meter dari batas air pasang tertinggi kearah darat. Luas area
yang ditanami seluas 90% - 100%.
5. RTH Sumber Air Baku/Mata Air
Ruang tebuka hijau air meliputi sungai, danau/waduk, dan mata air. Pada
danau dan waduk RTH terletak pad garis sempadan yang ditetapkan
sekurang-kurangnya 50 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

mata air 200 meter di sekitar mata air. Polanya dapat dilihat pada gambar 2.4
berikut.

Gambar 2.4 Contoh Penanaman pada RTH Sumber Air dan Mata Air
(Permenpu No. 05/PRT/M/2008)

6. RTH Pemakaman
Penyediaan ruang terbuka hijau pada daerah pemakaman disamping memiliki
fungsi utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi
ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis
vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial
masyarakat sekitar.

2.1.5 Pemanfaatan (RTH) di Kawasan Perkotaan

Pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dapat berupa hal hal
berikut sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2008 :

2.1.5.1 RTH Taman Kota

Ruang terbuka hijau taman kota dapat dimanfaatkan penduduk untuk melakukan
berbagai kegiatan sosial pada satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini dapat
berbentuk sebagai lapangan hijau, yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi,
taman bermain, taman bunga, taman khusus (untuk lansia), fasilitas olah raga
terbatas, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 30%. Contoh pemanfaatan
ruang terbuka hijau taman kota dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

1. PARKIR
2. KOLAM
3. GERBANG UTAMA
4. CANNOE POND
5. AREA MAIN ANAK-
ANAK
6. LABIRIN & LEISURE
AREA
7. TAMAN BURUNG
8. GSG & LAP.
BASKET
9. AMPHITEATER
10. SCULPTURE
11. LOTUS POND
12. JOGGING TRACK

Gambar 2.5 Contoh Taman Kota (Rencana Taman Kota Pangkalanbun


Kab.Kotawaringin Barat)
(Permenpu No. 05/PRT/M/2008)

2.1.5.2 Hutan Kota

Hutan kota dapat dimanfaatkan sebgai kawasan konservasi dan penyangga


lingkugnan kota seperti dalam hal pelestarian, perlindungan, pemanfaatan plasma
nutfah, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Pemanfaatan yang lain adalah
pemanfaatan yang berhubungan dengan kegiatan manusia seperti aktifitas sosial
masyarakat, wisata alam, rekreasi, penghasil produk hutan, dan sebagai wahana
pendidikan dan penelitian. Fasilitas yang harus disediakan guna mengoptimalkan
pemanfaatan hutan kota dapat berupa kursi taman, sirkulasi pejalan kaki atau
jogging track. Idealnya hutan kota merupakan ekosistem yang baik bagi ruang
hidup satwa misalnya burung, yang dapat mengontrol populasi serangga.

2.1.5.3 Sabuk Hijau

Sabuk hijau yang fungsinya sebagai daerah penyangga atau perbatasan antara dua
kota, sehingga sabuk hijau dapat menjadi ruang terbuka hijau bagi kedua kota
yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai penyaring alami udara bagi kota-kota
yang berbatasan

2.1.5.4 RTH Jalur Hijau Jalan

Taman pulau maupun median selain fungsi ruang terbuka hijau juga dapat
dimanfaatkan fungsi lain sebagai pembentuk arsitektur kota. Sedangkan jalur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

tanaman tepi atau pulau juga dapat dimanfaatkan sebagai keindahan atau estetika
kota dan penahan debu.

2.1.5.5 RTH Jalur Pejalan Kaki

Ruang terbuka hijau jalur pejalan kaki dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas yang
memungkinkan terjadinya interaksi sosial baik pasif maupun aktif yang dapat
memberikan kenyamanan dan bagi pelaku interaksi seperti adanya kesempatan
untuk duduk menikmati keindahan yang telah tertata. Pemanfaatan yang lain
berupa penyeimbangan temperature, kelembaban, tekstur bawah kaki, vegetasi
penghilang emisi kendaraan dan bau sampah.

2.1.5.6 RTH di Bawah Jalan Layang

Fungsi selain daerah resapan air juga dimanfaatkan sebagai unsur estetika yang
meminimalkan unsur kekakuan kontruksi jalan. Pemanfaatan yang lain dapat
berupa lokasi penempatan utilitas seperti drainase, sebagai tempat peristirahatan
bagi pengendara maupun pejalan kaki, serta sebagai media reklame yang telah
ditentukan secara terbatas.

2.1.5.7 RTH Fungsi Tertentu

Ruang terbuka hijau pada jalur sempadan rel kereta api dan jalur hijau jaringan
listrik tegangan tinggi dimanfaatkan sebagai penjagaan keselamatan yang berupa
keberadaan vegetasi yang kuat sehingga membatasi area berbahaya. Ruang
terbuka hijau pada sempadan sungai, pantai dan sumber air pemanfaatannya
digunakan untuk upaya konservasi sehingga menjaga keberlangsungan alam
sebagai elemen penyeimbangan. Sedangkan ruang terbuka pada pemakaman
dengan fungsi utama sebagai tempat pelayanan publik untuk penguburan jenasah.
Pemanfaatanya dapat berupa fungsi ruang terbuka hijau sebagai penambah
keindahan kota, daerah resapan air, pelindung ekosistem, dan pemersatu ruang
kota sehingga menghilangkan kesan seram pada wilayah tersebut.

2.1.6 Prosedur Perencanaan dan Peran Masyarakat Terhadap Ruang


Terbuka Hijau (RTH)

Ketentuan prosedur perencanaan ruang terbuka hijau menurut Peraturan Menteri


commit toadalah
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 user sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

1. Penyediaan ruang terbuka hijau disesuaikan dengan peruntukan yang telah


ditentukan dalam rencana tata ruang yang telah ditetapkan oleh pemerintah
daerah setempat;
2. Penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau publik yang dilaksanakan
oleh pemerintah disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;
3. Tahapan penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau publik meliputi
perencanaan, pengadaan lahan, perencanaan teknik, pelaksanaan
pembangunan ruang terbuka hijau, pemanfaatan dan pemeliharaan;
4. Penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau privat yang dilaksanakan
oleh masyarakat termasuk pengembangan disesuaikan dengan ketentuan
perijinan bangunan;
5. Pemanfaatan ruang terbuka hijau untuk penggunaan lain seperti pemasangan
reklame (billboard) atau reklame 3 dimensi harus memperhatikan peraturan
sesuai daerah masing-masing, tidak menyebabkan gangguan terhadap
pertumbuhan tanaman, tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke ruang
terbuka hijau yang ada, memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan,
serta tidak mengganggu fungsi utama ruang terbuka hijau yaitu sebagai fungsi
sosial, ekologis dan estetika.

Keberadan ruang terbuka hijau sangat berpengaruh dalam pasca prosedur dan
pelaksaan. Hal ini berpengaruh pada peran masyarakat sekitar guna menja
keberadaan ruang terbuka hijau ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2008. Upaya ini dimaksudkan untuk menjamin hak
masyarkat dan pihak swasta untuk memberikan kesempatan akses dan mencegah
terjadinya penyimpangan dalam pemanfaatan ruang serta sebagai pengawas dan
pengendalian. Prinsip dari peran masyarakat dapat ditunjukkan pada hal-hal
berikut.

1. Menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang sangat menentukan dalam


proses pembangunan ruang terbuka hijau;
2. Memposisikan pemerintah sebagai fasilitator dalam proses pembangunan
ruang terbuka hijau;
3. Menghormati hak yang dimiliki masyarakat serta menghargai kearifan lokal
commit to user
dan keberagaman sosial budaya;
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

4. Menjunjung tinggi keterbukaan dengan semangat tetap menegakkan etika;


5. Memperhatikan perkembangan teknologi dan bersikap professional.

Pelibatan masyarakat dalam keberadaan ruang terbuka hijau ditujukan pada


gambar 2.6 berikut :

Gambar 2.6 Pelibatan Masyarakat pada Pemanfaatan dan Pengendalian


(Permenpu No. 05/PRT/M/2008)

2.1.7 Vegetasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan

Pemilihan vegetasi pada ruang terbuka hijau harus disesuaikan dengan kriteria
vegetasi tersebut terhadap lingkungan sekitar. Kriteria tersebut berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 meliputi hal-hal
berikut.

2.1.7.1 Kriteria Vegetasi RTH Taman Kota

Kriteria pemilihan vegetasi ruang terbuka hijau taman kota ditinjau dari hal-hal
berikut :
1. Tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
mengganggu pondasi;
2. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
3. Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain
seimbang;
4. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
5. Kecepatan tumbuh sedang;
6. Berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;
7. Jenis tanaman tahunan dan musiman;
commitmenghasilkan
8. Jarak tanam setengah rapat sehingga to user keteduhan yang optimal;
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

9. Tahan terhadap hama penyakit tanaman;


10. Mampu menyerap dan menjerap cemaran udara;
11. Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.

Contoh pohon yang dapat ditanam di lingkup ruang terbuka hijau kawasan taman
kota dapat dilihat pada tabel berikut. Namun dengan catatan pemilihan tanaman
harus disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim setempat.

Tabel 2.3 Contoh Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman Kota
No. Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin Keterangan
1 Bunga Kupu-kupu Bauhinia purpurea Berbunga
2 Sikat botol Calistemon lanceolatus Berbunga
3 Kamboja merah Plumeria rubra Berbunga
4 Kersen Muntingia calubra Berbuah
5 Kendal Cordia sebestena Berbunga
6 Kasumba Bixa Orellana Berbunga
7 Jambu batu Psidium guajava Berbuah
8 Bungur sakura Lagerstroemia loudonii Berbunga
9 Bunga saputangan Amherstia nobilis Berbunga
10 Lengkeng Ephorbia longan Berbuah
11 Bunga lampion Brownea ariza Berbunga
12 Bungur Lagerstroemea floribunda Berbunga
13 Tanjung Mimosups elengi Berbunga
14 Kenanga Cananga odorata Berbunga
15 Sawo Kecik Manilkara kauki Berbuah
16 Akasia mangium Accacia mangium
17 Jambu air Eugenia aquea Berbuah
18 Kenari Canarium commune Berbuah
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

2.1.7.2 Kriteria Vegetasi RTH Hutan Kota

Kriteria pemilihan vegetasi ruang terbuka hijau hutan kota ditinjau dari hal-hal
berikut.
1. Memiliki ketinggian yang bervariasi;
2. Sedapat mungkin tanaman yang mengundang kehadiran burung;
3. Tajuk cukup rindang dan kompak;
commit to user
4. Mempu menyerap dan menjerap cemaran udara;
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

5. Tahan terhadap hama penyakit;


6. Berumur panjang;
7. Toleran terhadap keterbatasan sinar matahari dan air;
8. Tahan terhadap pencemaran kendaraan bermotor dan industri;
9. Batang dan sistem percabangan yang kuat;
10. Batang tegak kuat, tidak mudah patah;
11. Sistem perakaran yang kuat sehingga mampu mencegah terjadinya longsor;
12. Seresah yang dihasilkan cukup banyak dan tidak bersifat alelopati, agar
tumbuhan lain dapat tumbuh baik sebagai penutup tanah;
13. Jenis tanaman yang ditanam termasuk golongan evergreenbukan dari
golongan tanaman yang menggugurkan daun (deciduous);
14. Memilika perakaran yang dalam.

Contoh pohon yang dapat ditanam di lingkup ruang terbuka hijau kawasan hutan
kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.4 Contoh Pohon Pengundang Burung untuk Hutan Kota
No. Nama Tanaman Nama Latin Jenis Burung/Potensi
1 Kiara Ficus spp
2 Beringin Ficus benyamina Punai (Treon sp)
3 Loa Ficus glaberrima
4 Dadap Erythrina varigata Betet (Psittacula
alexandri), Srindit
(Loriculus pusillus), Jalak
(sturnidae) dan beberapa
jenis burung madu
5 Dangdeur Gosampinus heptaphylla Burung ukut-ukut
Srigunting
6 Aren Arenga pinatta Bahan pembuat sarang
7 Buni Antidesma bunius Buah dapat dimakan
8 Buni hutan Antidesma montanum
9 Kembang merak Caesalpinia pulcherrima Pengundang serangga
10 Syzygium paucipuncatum Ketegori pohon langka
11 Serut Streblus asper Tahan pangkas
12 Jamblang Syzygium cumini Buah dapat dimakan
13 Salam Syzygium polyanntum Bumbu dapur
commit to user
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

2.1.7.3 Kriteria Vegetasi Sabuk Hijau

Kriteria pemilihan vegetasi sabuk hijau ditinjau dari hal-hal berikut :


1. Sebagai peredam kebisingan, fungsi ini dipilih penanaman dengan vegetasi
berdaun rapat;
2. Sebagai ameliorasi iklim mikro, dengan pemilihan pohon berukuran tinggi
dengan luasan area yang cukup dapat mengurangi efek pemanasan yang
diakibatkan radiasi sinar matahari;
3. Sebagai penapis cahaya silau, dengan pemilihan tanaman yang diatur
sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi dan menyerap cahaya;
4. Penahan angina;
5. Mengatasi intrusi air laut dengan pemilihan tanaman dengan daya
evapotranspirasinya rendah, sedangkan daerah payau dipilih pohon Mahoni
(Swietania mahagoni) dan Asam Landi (Pichecolobium dulce);
6. Penyerap dan penepis bau, seperti Cempaka (Michelia champaca), Kenanga
(Cananga odorata), dan Tanjung (Mimosups elengi);
7. Pemilihan dengan fungsi mengatasi penggenangan.

Contoh pohon yang dapat ditanam di lingkup sabuk dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 2.5 Contoh Tanaman Sabuk Hijau yang Tahan Terhadap Genangan Air
Lama Genangan Jenis Tanaman
(hari) Nama Lokal Nama Latin
0 10 Sungkai, Jati Seberang Peronema canescens
Jati Tectona grandis
Dahat Tectona hamiltoniana
10 20 Salam Euqeniu polyantha
Lantana Merah, Tembelekan Lantana camara
Balsa Orchoma lagopus
Cendana India Santaum album
Suren Toona sureni
Gopasa Vitex gopassus
20 30 Kasumba Keling, Pacar Keling Bixa orellana
Kemlandingan Leucaena qlauca
30 40 commit to user
Kayu Palele Castanopsis javanica
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

Trengguli, Golden Shower Cassia fistula


Dalingsem, kayu batu, kayu Homalium tomentosum
kerbau, Gia
40 50 Kendondong Bulan Canarium littoralle
Johar Cassia siamea
Keladan Dipterocarpus gracillis
Ampupu Euralyptus alba
Pinus Benquet Pinus insularis
Tusam Pinus mercusii
Lama Genangan Jenis Tanaman
(hari) Nama Lokal Nama Latin
Wedang Pterocarpusjavanicus
Angsana Pterocarpus indicus
Laban Vitex pubercens
50 - 60 Weru, Kihiyang Albizzia procera
Sonoleking Dalberqia sisso
Senon, Sengon Laut, Jeungjing Paraserianthes falcatara
Kosambi Schleichera oleosa
60 70 Tekik Albizzia lebbeck
Kopi Coffea spp
Meranti tembaga Shorea leprosula
70 80 Sonokeling Dalberqia latifolia
Meranti merah Shorea ovalis
Keluarga Mahoni Swietenia spp
90 100 Cemara laut Casuarina equisetifolia
100 200 Semar, Pendusta utan Intsia bijuga
Kihujan Samanea saman
300 Rengas Gluta renghas
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

2.1.7.4 Kriteria Vegetasi RTH Jalur Hijau Jalan dan Jalur Pejalan Kaki

Kriteria pemilihan vegetasi ruang terbuka hijau jalur hijau jalan dan jalur hijau
pejalan kaki ditinjau dari hal-hal berikut :.
1. Pemilihan berdasarkan aspek silvikultur, yaitu berasal dari biji terseleksi yang
sehat dan bebas penyakit, memiliki pertumbuhan yang sempurna baik batang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

maupun akar, perbandingan pucuk dan akar seimbang, batang tegak lurus dan
keras pada bagian pangkal, tajuk simetris serta perakaran yang padat;
2. Pemilihan berdasarkan sifat biologis yang berupa pertumbuhan akar, batang
yang baik dan tidak mudah patah, perakaran yang tidak merusak kontruksi
bangunan, fase anakan cepat namun lambat pada fase dewasa dan sesuai
dengan ruang yang tersedia, tidak mudah rontok dan tahan terhadap cuaca,
hama serta pengaruh dari lingkungan.

Contoh pemilihan tanaman di lingkup jalur jalan dan jalur pejalan kaki dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.6 Contoh Tanaman Peneduh Jalan dan Jalur Pejalan Kaki
No. Nama Tanaman Nama Latin Tinggi (m) Jarak Tanam (m)
1 Pohon
- Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea 8 12
- Bunga kupu-kupu Bauhinia blakeana 8 12
ungu
- Trengguli Cassia fistula 15 12
No. Nama Tanaman Nama Latin Tinggi (m) Jarak Tanam (m)
- Kayu manis Cinnamommum iners 12 12
- Tanjung Mimosups elengi 15 12
- Salam Euginia polyantha 12 6
- Melinjo Gnetum gnemon 15 6
- Bungur Lagerstroemiafloribunda 18 12
- Cempaka Michelia champaca 18 12
2 Perdu/Semak/groun
cover
- Canna Canna varigata 0,6 0,2
- Soka Jepang Ixora spp 0,3 0,2
- Puring Codiaeum varigatum 0,7 0,3
- Pedang-pedangan Sansiviera spp 0,5 0,2
- Lili Pita Ophiopogon jaburan 0,3 0,15
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

2.1.7.5 Kriteria Vegetasi RTH di Bawah Jalan Layang

Kriteria pemilihan vegetasi ruang terbuka hijau di bawah jalan layang ditinjau dari
hal-hal berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

1. Tanaman yang tahan dan dapat hidup dengan baik pada tempat yang
ternaungi;
2. Tidak membutuhkan penyinaran matahari secara penuh dan dapat hidup
dengan baik pada media tanam pot atau bak tanaman;
3. Relatif tahan kekurangan air,
4. Perakaran dan pertumbuhan batang tidak terganggu struktur bangunan;
5. Sebaiknya merupakan tanaman dari jenis yang mempunyai kemampuan dalam
mengurangi polusi udara.

2.1.7.6 Kriteria Vegetasi RTH Fungsi Tertentu

Kriteria pemilihan vegetasi ruang terbuka hijau untuk fungsi tertentu ditinjau dari
hal-hal berikut :

1. Pada sempadan rel kereta api berupa tanaman yang tumbuh baik pada tanah
padat, sistem pertakaran masuk ke dalam, fase anakan cepat namun pada fase
dewasa lambat, batang tegak dan kuat tidak mudah patah, perawakan dan
bentuk tajuk cukup indah, daun tidak mudah rontok karena terpaan angina,
dapat berupa buah yang berukuran kecil dan tidak dapat dimakan manusia
secara langsung, tahan terhadap hama dan berumur panjang. Pola tanamnya
harus memperhatikan keamanan terhadap lalu lintas kereta api, ditanam pada
jarak 50 meter dari sumbu rel, dan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan;

2. Pada jaringan listrik tegangan tinggi jenis tanaman yang ditanam memiliki
dahan yang kuat, tidak mudah patah, perakaran menghujam ke bawah tidak
mengganggu pondasi, daun tidak mudah gugur, bukan merupakan pohon yang
memiliki bentuk tajuk melebar, kategori pohon kecil (small tree), fase anakan
tumbuh cepat namun lambat pada dewasa, ukuran dewasa sesuai ruang yang
tersedia, memiliki kerapatan yang cukup (50% - 60%). Pemilihan juga harus
sesuai dengan ketinggian dan jenis sehingga tidak mengganggu jaringan listrik
serta dapat menghindari bahaya terhadap penduduk sekitar;

3. Pada sempadan sungai pemilihan kriteria sesuai dengan kriteria sebelumnya.


Pola tanamnya berupa jarak tanaman selebar 50 meter pada kiri kanan sungai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

besar dan kecil, sampel jalur hijau berupa petak-petak berukuran 20 m 20 m


diambil secara sistematis dengan intensitas sampling 10% dari panjang sungai;

4. Pada sempadan pantai kriteria pemilihan berupa tanaman local yang telah
teruji ketahanan terhadap kondisi pantai yang mampu mencegah abrasi, tiupan
angina dan hempasan gelombang air pasang, toleran terhadap air payau, tahan
terhadap hama dan merupakan tanaman khas pelindung pantai.

5. Pada sumber air baku/mata air kriteria pemilihan berupa vegetasi yang relative
tahan terhadap penggenangan air, daya tranpirasi rendah, serta memiliki sitem
perakaran yang kuat dan meningkatkan infiltrasi (resapan) air.

Kriteria pemilihan vegetasi ruang terbuka hijau pemakaman ditinjau dari hal-hal
berikut.

1. Sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak kontruksi dan


bangunan;
2. Batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanjir;
3. Sedapat mungkin mempunyai nilai ekonomi, atau menghasilkan buah yang
dapat dikonsumsi langsung;
4. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
5. Tahan terhadap hama penyakit, berumur panjang dan sedapat mungkin
tanaman yang mengundang burung.

Contoh vegetasi yang ditanam di area ruang terbuka hijau bagian permakaman
dapat dilihat pada tabel berikut.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Secara umum ruang terbuka terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari
ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang terbuka hijau di wilayah
perkotaan diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi yang mendukung manfaat
ekologis, sosial budaya dan arsitektual. Sementara ruang terbuka non-hijau dapat
berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru berupa
sungai, danau, dan area diperuntukkan sebagai genangan retensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

Secara fisik ruang terbuka hijau dapat dibedakan menjadi ruang terbuka alami
yang berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional,
sedangkan ruang terbuka hijau non-alami atau binaan dapat berupa taman,
lapangan olah raga dan kebun bunga. Secara arsitektual ruang terbuka hijau dapat
meningkatkan nilai keindahan dan kenyaman kota melalui keberadaan taman,
kebun, serta jalur hijau. Ruang terbuka hijau juga dapar memiliki fungsi ekonomi,
baik langsung seperti pengusahaan lahan kosong menjadi lahan pertanian atau
perkebunan (urban agriculture) dan pengembangan sarana wisata hijau perkotaan
yang dapat mendatangkan wisatawan. Sementara itu secara struktur, bentuk dan
susunan ruang terbuka hijau merupakan konfigurasi ekologis dan konfigurasi
planologis. Konfigurasi ekologis berbasis bentang alam seperti kawasan lindung,
perbukitan, sempadan sungai, sempadan danau, pesisir dan konfigurasi planologis
berupa ruang yang dibentuk mengikuti pola kota. (Dirjen Penataan Ruang DPU)

2.2.2 Pemilihan Jenis Tanaman

Pemilihan jenis tanaman didasari kondisi bio-geografi lingkungan secara alami


yang menunjukkan habitat berbagai jenis tanaman. Selanjutnya pemilihan jenis
tanaman dipertimbangkan dari pengalaman akan kesesuaian bentuk dan fungsi
wujud arsitektual. Kriteria pemilihan harus diterapkan sesuai pelaksanaan ruang
terbuka hijau yang diuraikan sebagai berikut menurut Dirjen Penataan Ruang
DPU :

1. Identitas kota (mascot/landmark);


2. Upaya pelestarian plasma nutfah;
3. Penahan dan penyaring partikel padat udara, debu serta partikel timbal;
4. Peredam kebisingan;
5. Mengurangi bahaya dan dampak hujan asam;
6. Penyerap karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2) dan penghasil
oksigen (O2);
7. Penahan angin, penyerap dan penapis bau;
8. Mengatasi penggenangan, intrusi air laut dan mengamankan abrasi pantai;
9. Pelestarian air tanah dan habitat burung;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

10. Meningkatkan keindahan, industri pariwisata, sebagai hobi dan pengisi waktu
luang.

2.2.3 Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

2.2.3.1 Pekerjaan Terkait Ruang Terbuka Hijau

Pekerjaan ini merupakan suatu pekerjaan kontruksi yang mendasari perencanaan


sehingga keterkaitan antara rencana dan dasar kontruksi dapat saling terkait.
Pekerjaan ruang terbuka hijau meliputi pekerjaan berikut, (Don Ws, 2004)

1. Penyempurnaan Drainase
Drainase merupakan salah satu bagian yang penting dalam lingkungan
kontruksi, yaitu berfungsi sebagai penyerapan air pada lahan dan mencegah
genangan di permukaan tanah. Drainase yang baik berdampak pada kesuburan
tanaman karena air yang terserap tidak mengganggu akar secara langsung,
serta menghindari tanah dengan kondisi kering. (Don WS, 2004)

2. Instalasi Air dan Listrik


Kebutuhan air sangat penting bagi vegetasi, maka intalasi ini berguna untuk
berbagai kebutuhan pokok dalam berbagai bentuk ruang terbuka hijau serta
sebagai penunjang setiap manusia yang menikmatinya. Letak pipa saluran
maupun letak kabel instalasi sebaiknya dipasang menempel pada tembok dan
letak lampu maupun saklar harus terhindar dari percikan air karena tipikal
kontruksi terbuka. (Don Ws, 2004)

3. Pengolahan Tanah
Tanah merupakan aspek penting dalam kehidupan khususnya tumbuhan
karena unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman tersedia di dalam tanah yang
sekaligus sebagai penyangga tumbuhan. Tanah yang gembur merupakan tanah
yang subur, sehingga pengolahan ini berarti membentuk tanah gembur serta
memberikan bantuan dari luar seperti pupuk. (Don Ws, 2004)

4. Pembuatan Jalan Setapak


Jalan setapak berupa deretan batu lempeng yang ditata dan dapat berupa jalan
yang ditaburi kerikil hias atau berupa batako, bata merah dan keramik tekstur
commit to user
kasar. Fungsi jalan setapak adalah untuk tempat berpijak dan jalur pemisah.
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

Pekerjaan ini berupa rancangan yang matang sehingga menjadi kesatuan


elemn yang menambag daya tarik dan keindahan suatu vegetasi. (Don WS,
2004)

2.2.3.2 Fasilitas Pendukung Ruang Terbuka Hijau

Fasilitas pendukung ruang terbuka hijau merupakan suatu aspek penting bagi
terciptanya ruang terbuka hijau yang selaras dengan kebutuhan manusia sebagai
sarana menikmati alam. Elemen-elemen pendukung dapat berupabangunan
maupun benda-benda berikut,

1. Maskot Kota (Landmark)


Maskot ini berupa bangunan sipil yang dapat menjadi lambang suatu daerah
sehingga menimbulkan kesan identitas tersendiri khususnya di kawasan ruang
terbuka hijau.
2. Tempat Peristirahatan
Tempat ini berguna bagi masyarakat yang menikmati sarana ruang terbuka
hijau sehingga dapat beristirahat sambil menikmati keindahan berbagai bentuk
ruang terbuka hijau. Tempat peristirahatan ini dapat berupa gazebo yang dapat
dibuat di bentuk ruang terbuka taman hijau maupun hutan kota, tempat duduk
di ruang terbuka hijau pejalan kaki maupun di sempadan sungai seperti
gambar berikut.
3. Kanopi Pedestrian
Kanopi sebagai tempat peneduh sekaligus melindungi masyarakat yang
berjalan kaki terutama di ruang terbuka hijau bentuk pedestrian, sebagai
contoh adalah kaopi pedestrian Kota Barat Surakarta seperti gambar 2.7
berikut.

Gambar 2.7 Kanopi Pedestrian Kota Barat Surakarta


commit to user
(www.google.co.id)
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

4. Papan Informasi
Memberikan informasi terkait daerah sekitar, peta daerah maupun informasi-
informasi penting yang ditujukan bagi masyarakat yang menikmati saran
ruang terbuka hijau. Papan informasi dapat ditempatkan di ruang terbuka hijau
bentuk taman kota maupun hutan kota dengan berisikian informasi terkait
vegetasi yang ada atau dapat di ruang terbuka hijau bentuk pedestrian yang
memberikan contoh peta daerah tersebut.
5. Supertree
Supertree adalah bangunan mirip pohon dengan bentuk menyerupai payung
terbalik yang mempunyai banyak fungsi diantaranya sebagai peneduh, sumber
energi, dan fungsi lain sebagai menara penampung air.
6. Sarana Penerangan
Selain sebagai penerangan yang berupa lampu yang berada di berbagai bentuk
ruang terbuka hijau juga sebagai penunjang keindahan (eksentrik) ruang
terbuka hijau tersebut. Lampu penerangan juga harus disesuaikan dengan
keadaan daerah sekitar sehingga dapat memberi nuansa dan identitas daerah
seperti gambar 2.8 berikut.

Gambar 2.8 Sarana Penerangan


(www.google.co.id)
7. Toilet Umum
Toilet umum merupakan fasilitas sanitasi yang mengakomodasi kebutuhan
membuang hajat masyarakat umum. Toilet umum harus memiliki kelembaban
40-50 % dengan suhu normal 20-27C. Persyaratan ruang untuk toilet umum
sebagai berikut, (Standar Toilet Umum Indonesia)
- Ruang buang air besar
commit to user
Panjang = 80-90 cm
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

Lebar = 150-160 cm
Tinggi = 220-240 cm
- Ruang buang air kecil
Lebar = 70-80 cm
Tinggi = 40-45 cm
Contoh toilet umum dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut.

Gambar 2.9 Toilet Umum


(www.asia-manufacturer.com)
8. Tempat Sampah
Tempat sampah merupakan salah satu bentuk pewadahan sampah sebagai
aktifitas pengangan penampungan sampah sementara dari sampah individu
(SNI 19-2454-2002). Wadah tersebut terdiri dari beberapa bak guna memilah
jenis sampah yang berbeda, seperti gambar 2.10 berikut.

Gambar 2.10 Tempat Sampah


(asiatatour.com)

commit to user

Anda mungkin juga menyukai