Anda di halaman 1dari 5

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2011 - 2031

PARTISIPASI MASYARAKAT

8.1 UMUM

Hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang diamanatkan oleh Undang-
Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang bahwa setiap orang, kelompok,
dan badan hukum memiliki hak dan kewajiban dalam penataan ruang, baik pada tahap
penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, maupun tahap pengendalian
pemanfaatan ruang.

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang tersebut, penyelenggaraan penataan


ruang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan berbagai unsur seperti masyarakat,
pihak swasta, dunia usaha, kelompok profesi, LSM yang selanjutnya disebut dengan
peran serta masyarakat.

Peran serta masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam penataan ruang,
karena pada akhirnya hasil dari penataan ruang meliputi untuk kepentingan seluruh
lapisan masyarakat serta untuk tercapainya tujuan penataan ruang, meliputi
terselenggarakannya pemanfaatan ruang berwawasan Iingkungan, terselenggaranya
pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya, serta tercapainya
pemanfaatan ruang yang berkualitas.

Partisipasi masyarakat di lapangan menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh


perbedaan penguasaan terhadap penataan ruang namun demikian partisipasi masyarakat
untuk berperanserta dalam penataan ruang menunjukkan adanya peningkatan kesadaran

8-1
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan.

Dari segi politik, partisipasi lebih mengedepankan participatory dibanding demokrasi


perwakilan (representatif democracy) sebagai hak demokrasi setiap orang. Dalam
konteks ini masyarakat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Partisipasi
ini tentunya sangat membantu legislatif (DPRD) dan para pembuat keputusan Iainnya
dalam memperoleh gambaran lebih jelas atas permintaan-permintaan dan aspirasi
konstituen mereka, sehingga sensitivitas pembuatan keputusan dapat dimaksimalkan dan
ditangani secara tepat.

Dari segi planning, partisipasi menyediakan sebuah forum untuk saling tukar gagasan dan
prioritas, penilaian akan public interest. Keuntungan lain dari public participation meliputi
kemungkinan tercapainya hubungan yang lebih dekat antara warga dengan pemerintah
daerah, sehingga tercipta rasa kebersamaan dalam perencanaan pembangunan.

8.2 PERAN MASYARAKAT

Mengenai bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dijelaskan
bahwa peran masyarakat meliputi berbagai kegiatan masyarakat yang timbul atas
kehendak dan keinginan sendiri di tengah-tengah masyarakat untuk berminat dan
bergerak dalam penyelenggaraan penataan ruang.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 dijelaskan bahwa :


1. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
2. Bentuk peran masyarakat adalah kegiatan/aktivitas yang dilakukan masyarakat dalam
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
3. Tata cara pelaksanaan peran masyarakat adalah sistem, mekanisme, dan/atau
prosedur pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat dalam perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

8.2.1 Bentuk Peran Masyarakat

Bentuk peran masyarakat dalam Penyusunan tata ruang yang dilakukan dapat berupa:
1. Masukan mengenai:
a. Persiapan penyusunan rencana tata ruang.

8-2
b. Penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan.
c. Pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan.
d. Perumusan konsepsi rencana tata ruang.
e. Penetapan rencana tata ruang.
2. Kerja sama dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur
masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang yang dilakukan dapat berupa:
1. Masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang.
2. Kerja sama dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur
masyarakat dalam pemanfaatan ruang.
3. Kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan.
4. Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat,
ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan
lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan
meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.
6. Kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan dapat
berupa:
1. Masukan terkait arahan dan / atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif
dan disinsentif serta pengenaan sanksi.
2. Keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan.
3. Pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan
dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang
melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
4. Pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

8-3
8.2.2 Tata Cara Peran Masyarakat

Peran masyarakat dalam penataan ruang dapat disampaikan secara langsung dan/atau
tertulis, kepada :
1. Menteri / pimpinan lembaga pemerintah non kementerian terkait dengan penataan
ruang.
2. Gubernur.
3. Bupati.

Pelaksanaan peran serta masyarakat pun harus dilakukan secara bertanggung jawab
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan dengan menghormati norma
agama, kesusilaan, dan kesopanan.

Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah membangun


sistem informasi dan komunikasi penyelenggaraan penataan ruang yang dapat
diakses dengan mudah oleh masyarakat dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan secara terpadu dan


komprehensif melalui suatu koordinasi dan kerja sama antara pemerintah
kabupaten dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pemanfaatan ruang dan
pelaksanaan kegiatan pembangunan. Dalam rangka mengkoordinasikan
penyelenggaraan penataan ruang dan kerja sama antarsektor/antardaerah bidang
penataan ruang dibentuk BKPRD yang Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja
diatur sesuai dengan keputusan Bupati

Tata cara peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang dilaksanakan dengan cara :
1. Menyampaikan masukan mengenai arah pengembangan, potensi dan masalah,
rumusan konsepsi/rancangan rencana tata ruang melalui media komunikasi dan/atau
forum pertemuan.
2. Kerja sama dalam perencanaan tata ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara peran masyarakat dalam perencanaan tata
ruang seperti tersebut di daerah diatur dengan Peraturan Bupati.

8-4
Tata cara peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dilaksanakan dengan cara :
1. Menyampaikan masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang melalui media
komunikasi dan/atau forum pertemuan.
2. Kerja sama dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yangtelah ditetapkan.
4. Penaatan terhadap izin pemanfaatan ruang.

Tata cara peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan


dengan cara :
1. Menyampaikan masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi kepada pejabat yang
berwenang.
2. Memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang.
3. Melaporkan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang
yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
4. Mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Tata cara peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8-5

Anda mungkin juga menyukai