Anda di halaman 1dari 15

SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI GIZI

Produksi dan Konsumsi Bahan Pangan

Disusun Oleh :
Elvin Ghozar
Maria Nilamina
Muniratul Hidayah
Risqa Wahyuni
Stefani Kerin Ester Sitompul

DIV Gizi

Dosen :
Agustiansyah, SKM, M.Kes
Iman Jaladri, S.SiT, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membahas tentang Produksi, konsumsi, dan distribusi berarti membahas tentang
kegiatan yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dinamakan
kegiatan ekonomi. Bagaimanakah pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan
ekonomi? Untuk mengetahui pola perilaku konsumen dan produsen kita perlu memerhatikan
semua kegiatan ekonomi masyarakat.
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki penduduk terbesar ke-4 di dunia
dan memiliki sekitar 17.500 pulau dengan keragaman budaya yang khas pada masing-masing
wilayah kepulauannya, dan perbedaan status ekonomi dalam hal pendapatan dari masingmasing rumah tangga. Keragaman budaya dan tradisi tersebut juga menghasilkan cita rasa
atau preferensi tersendiri dan keanekaragaman atas pangan dan bahan baku pangan sebagai
pangan utama penduduk setempat (Hariyadi 2013). Konsumsi atau permintaan terhadap suatu
barang dipengaruhi oleh harga komoditas itu sendiri, harga komoditas lain yang bersifat
substitusi atau komplementer, tingkat pendapatan (riil), jumlah dan komposisi umur
penduduk serta selera konsumen terhadap barang yang diminta. Setiap rumah tangga atau
kelompok rumah tangga memiliki pola atau struktur konsumsi dan pengeluaran yang berbeda.
Pola konsumsi dan pengeluaran umumnya berbeda antar agroekosistem, antar kelompok
pendapatan, antar etnis atau suku dan antar waktu. (Handewi et al. 2004).
B. Rumusan Masalah
A. Bagaimana Pengertian Produksi dan Konsumsi ?
B. Bagaimana Tujuan dan Fungsinya ?
C. Bagaimana jumlah produksi dan konsumsi bahan pangan di Indonesia?
C.Tujuan Masalah
A. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian produksi dan konsumsi.
B. Mahasiswa dapat mengertahui tujuan dan fungsi produksi dan konsumsi.
C. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah produksi dan konsumsi bahan pangan di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam ilmu ekonomi terdapat tiga konsep utama yakni, produksi, konsumsi, dan
distribusi. Ketiga konsep itu bukan merupakan sesuatu yang baru. Karena secara akademis,
ketiga konsep itu selalu melekat pada kurikulum setiap jenis dan jenjang sekolah. Selain itu
dalam kehidupan sehari-hari ketiga hal itu merupakan inti dari kegiatan ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan.

Kegiatan Produksi
A. Pengertian produksi
Kegiatan produksi dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai kegiatan
membuat atau menghasilkan barang atau jasa. Orang yang membuat atau menghasilkan
barang dan jasa disebut produsen.
a) Dalam arti sempit
Kegiatan produksi adalah segala usaha atau kegiatan manusia untuk membuat dan
menghasilkan barang atau jasa.
Contoh: Petani mengolah sawah atau ladang menghasilkan padi, jagung, dan singkong.
b) Dalam arti luas
Kegiatan produksi adalah kegiatan menambah atau menciptakan nilai guna suatu barang atau
jasa

lebih

bermanfaat

dalam

memenuhi

kebutuhan

manusia.

Contoh: Petani menggiling padi menjadi beras.


B. Tujuan Produksi
Tujuan adanya produksi adalah menghasilkan atau menciptakan barang atau jasa;
menambah atau meningkatkan nilai guna barang yang sudah ada memenuhi kebutuhan
manusia; memenuhi kebutuhan pasar; mendapatkan keuntungan; dan meningkatkan
kemakmuran.
Tujuan Produksi dan Perilaku Produsen :
Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan dan
mempengaruhi perilaku produsen yang meliputi:
1) Menghasilkan barang atau jasa
Sangat jelas jika tujuan kegiatan produksi adalah menghasilkan barang atau jasa dengan
menciptakan barang/jasa baru melalui proses produksi oleh produsen.

2) Meningkatkan nilai guna barang atau jasa


Sebuah perusahaan/industri memproduksi suatu barang bertujuan untuk meningkatkan
nilai guna barang itu sendiri, di mana sebelumnya barang tersebut belum/kurang berguna
tetapi sesudah melalui proses produksi nilai guna dari barang tersebut menjadi lebih tinggi.
3) Meningkatkan kemakmuran masyarakat
Tujuan dari proses produksi diharapkan dapat menghasilkan produk yang nantinya dapat
mendatangkan keuntungan (profit oriented) yang nantinya kemakmuran masyarakat akan
meningkat karena masyarakat akan memperoleh keuntungan dengan memproduksi suatu
barag/jasa.
4) Meningkatkan keuntungan
Dengan memproduksi barang dan jasa diharapkan dapat meningkatkan keuntungan
industri/perusahaan tersebut.
5) Memperluas lapangan usaha
Apabila suatu perusahaan sudah memiliki skala produksi yang besar dan diminati/laku
pasar maka dapatlah dipastikan bahwa perusahaan tersebut akan semakin besar sehingga
dapat memperluas lapangan usaha.
6) Menjaga kesinambungan usaha perusahaan
Tujuan berikutnya adalah untuk menjaga kesinambungan usaha perusahaan sehingga
perusahaan tersebut dapat terus berjalan baik dalam memperoleh faktor-faktor produksi,
memproduksi barang dan jasa serta menjualnya ke pasar untuk mendapatkan keuntungan.
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari kegiatan produksi tentunya manusia berusaha apa
yang merupakan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara baik atau mendekati
kemakmuran.
C. Sumber Daya Ekonomi (Faktor Produksi)
Dalam melaksanakan produksi diperlukan sumber daya ekonomi, yang disebut
dengan faktor produksi. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam usaha
menghasilkan atau menambah guna suatu barang.
Faktor produksi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu berikut:
1) Faktor produksi asli adalah faktor produksi alam dan tenaga kerja.
2) Faktor produksi turunan terdiri atas modal dan kewirausahaan.

D. Cara Peningkatan Jumlah dan Mutu Hasil Produksi


1) Ekstensifikasi, merupakan cara peningkatan jumlah produksi yang ditempuh manusia dengan
jalan/ menambah jumlah produksi, seperti luas tanah pertanian, tenaga kerja, dan modal.
2) Intensifikasi, merupakan cara peningkatan jumlah dan mutu produksi dengan cara
meningkatkan kualitas pengelolaan faktor produksi yang ada tanpa menambah faktor
produksi.
3) Diversifikasi, merupakan cara peningkatan produksi dengan melakukan penganekaragaman
hasil produksi.
4) Mekanisasi, merupakan cara peningkatan jumlah dan mutu produksi dengan cara mengganti
tenaga manusia dengan tenaga mesin. Contohnya, di bidang pertanian mengolah tanah
dengan tenaga mesin manusia diganti dengan traktor.
5) Rasionalisasi, yaitu usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara meningkatkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kegiatan konsumsi
A. Pengertian konsumsi
Konsumsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu to consume yang berarti memakai atau
menghabiskan.
a) Pengertian konsumsi dalam arti sempit
Konsumsi adalah kegiatan pemanfaatan atau penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan.
b) Pengertian konsumsi dalam arti luas
Konsumsi adalah kegiatan untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau
jasa, baik secara sekaligus maupun berangsur-angsur untuk memenuhi kebutuhan.
Barang dan jasa yang dikonsumsi dapat dibedakan menjadi dua macam antara lain
berikut.
1) Barang sekali pakai, seperti makanan, minuman, dan obat-obatan.
2) Barang yang dipakai beberapa kali atau tidak habis sekaligus, akan tetapi digunakan sedikit
demi sedikit (bertahap), seperti pakaian, sepatu, tas, perabot rumah tangga, komputer, dan
kendaraan.
Orang yang memakai, menghabiskan atau mengurangi kegunaan barang atau jasa
disebut konsumen. Dengan kata lain, konsumen adalah orang yang melakukan kegiatan
konsumsi.
B. Tujuan dan fungsi konsumsi

Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan yang
maksimal agar tercapai kemakmuran, kesejahteraan, dan kehidupan yang layak.

C. Jenis dan Jumlah Barang Konsumsi Siswa dan Keluarga


Konsumsi barang dan jasa adalah kegiatan yang selalu dilakukan oleh manusia dari
lahir hingga akhir hidupnya. Masing-masing individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda
sesuai kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu, jenis dan jumlah barang yang
dikonsumsi siswa maupun dalam sebuah rumah tangga yang satu dengan yang lain pasti
terdapat perbedaan sesuai dengan kemampuan ekoncmi tiap individu, siswa, maupun
keluarga. Faktor penentu jenis kebutuhan keluarga antara lain berikut.
1) Jumlah anggota keluarga.
2) Tingkat kemampuan perekonomian keluarga.
3) Latar belakang sosial, budaya, dan agama.

4) Tingkatpendidikan.
5) Umur anggota keluarga.

Ada banyak faktor yang menentukan pengeluaran konsumsi seseorang, oleh karena
itu perlu melakukan kegiatan konsumsi secara bijaksana. Hal ini sebaiknya dilakukan oleh
semua orang. Cara paling mudah dan efisien serta sederhana adalah dengan membuat terlebih
dahulu daftar, jenis, dan jumlah barang yang akan dikonsumsi (dibeli) sesuai dengan urutan
skala prioritas kebutuhan.
D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsumsi
Faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi terbagi dalam dua kelompok, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern.
1) Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang datang dari dalam lingkungan pribadi seseorang, meliputi
motivasi, sikap hidup, dan pendapatan.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang datang dari luar lingkungan pribadi seseorang, meliputi
keluarga, kebudayaan, kelas sosial, lingkungan, dan harga barang atau jasa.

PRODUKSI DAN KONSUMSI BAHAN PANGAN DI INDONESIA


A. BERAS di Indonesia

Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk


Indonesia yang memberikan energi dan zat gizi yang tinggi. Beras sebagai
komoditas pangan pokok dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat.
Beras telah menjadi komoditas strategis dalam kehidupan bernegara di
Indonesia. Selain sebagai sumber pangan pokok, beras juga menjadi sumber
penghasilan bagi petani dan kebutuhan hidup sehari-hari bagi jutaan penduduk.
Beras juga bisa dijadikan sebagai komoditas politik karena keberadaannya tidak
dapat digantikan oleh komoditas lain dan harus dalam jumlah yang memadai.
Meskipun pemerintah telah mengupayakan diversifikasi pangan, namun sampai
saat ini belum mampu mengubah preferensi penduduk terhadap bahan pangan
beras. Oleh karena itu, ketersediaan beras harus selalu terjaga, berkelanjutan,
bahkan harus ditingkatkan. Dalam hal produksi beras, hingga saat ini Pulau Jawa
masih memegang peranan penting, meskipun beberapa daerah seperti Sumatera,
Sulawesi dan Kalimantan merupakan daerah produksi beras. Namun tingkat
produksi yang dihasilkan oleh daerah-daerah tersebut tidak seperti yang dihasilkan
oleh Pulau Jawa. Sehingga produksi beras nasional semakin menurun dan
Indonesia menjadi negara pengimpor beras terbesar (Amang dan Sawit, 1999).
Konsumsi merupakan faktor yang sangat penting dalam menghitung
kebutuhan pangan di suatu wilayah baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun
nasional. Data konsumsi beras per kapita sampai saat ini diduga terlalu rendah,
sehingga membuat persoalan pada saat menghitung kebutuhan beras. Untuk itu
perlu dilakukan penelitian konsumsi di rumah tangga produsen dan konsumen.
Data produksi selama ini telah dikumpulkan oleh BPS dan Departemen Pertanian.
Untuk menghitung ketersedian beras di suatu wilayah diperlukan data produksi dan
perdagangan (impor dan ekspor). Untuk menghitung kebutuhan diperlukan data
konsumsi. Selisih antara ketersediaan dan kebutuhan merupakan stok (Pudjadi dan
Harisno, 2007).
No Uraian
1. Produksi
2. Konsumsi

2009
1.300.798 ton
102,22
kg/kap/tahun

2010
1.343.868 ton
100,75
kg/kap/tahun

2011
1.374.206 ton
102,87
kg/kap/tahun

B. JAGUNG di Indonesia
Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat diminati oleh
masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%
diantaranya merupakan kebutuhan masyarakat di benua Amerika (Sugiarto, 2008).
Di Indonesia jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber
karbohidrat kedua setelah beras. Di beberapa daerah di Indonesia jagung dijadikan
sebagai bahan pangan utama, dan juga sebagai bahan pakan ternak dan industri
(Yusuf, 2009). Produktivitas jagung di tingkat nasional dewasa ini mencapai 3,4
ton/ha (Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan, 2003). Penelitian oleh berbagai
instansi pemerintah maupun swasta telah menghasilkan teknologi budidaya jagung
dengan produktivitas 4,5-10,0 ton/ha, tergantung pada potensi lahan dan teknologi
produksi yang diterapkan (Subandi dkk., 2006).
Indonesia memiliki peluang menjadi pemasok kebutuhan jagung dunia karena
memiliki ketersediaan lahan yang cocok ditanami jagung. Jagung menempati
posisi penting dalam perekonomian nasional karena merupakan sumber

karbohidrat (Akil dan Hadijah, 2011). Tanaman jagung dapat menghasilkan biji
dan biomas hijauan, jagung diperlukan dalam pengembangan ternak sapi.
Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan sudah mencapai 4,9 juta ton pada
tahun 2005 dan diprediksikan 6,6 juta ton pada tahun 2010 (Ditjen Tanaman
pangan, 2003).
No Uraian
1. Produksi
2. Konsumsi

2009
166.833 ton

2010
168.273 ton

2011
160.820 ton

C. KEDELAI di Indonesia
Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena
kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di
Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan
perhatian yang lebih dari pemerintah dalam kebijakan pangan
nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 3050%, dan lemak 15-25% dan beberapa bahan gizi penting lain,
misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Tanaman kedelai dapat
digunakan sebagai bahan baku berbagai industri makanan,
minuman, pupuk hijau dan pakan ternak serta untuk diambil
minyaknya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi
kedelai pada periode 1978-2008 meningkat rata-rata sebesar
2,08% per tahun. Peningkatan produksi kedelai disebabkan
karena meningkatnya produktivitas kedelai ratarata sebesar
1,49% per tahun, serta meningkatnya luas areal panen kedelai
rata-rata sebesar 0,56% per tahun. Perkembangan produksi
kedelai di Indonesia ini masih rendah jika dibandingkan dengan
negara-negara produsen utama kedelai dunia.
Konsumsi kedelai yang terus meningkat pesat setiap
tahunnya, juga sejalan dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan gizi yang ditandai oleh meningkatnya konsumsi
per kapita kedelai sebesar 5,55%. Sebagian besar produksi
kedelai diolah menjadi bahan pangan yang siap dikonsumsi oleh
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti
tempe, tahu, kecap dan kripik tempe. Sekitar 115.000 pengusaha
tahu dan tempe anggota Koperasi Produsen Tempe dan Tahu
Indonesia (KOPTI) adalah konsumen terbesar kedelai. Mereka
membutuhkan 1,2 juta ton kedelai per tahun, atau lebih dari
separuh dari total kebutuhan nasional sebanyak 2,2 juta ton per
tahun. Pabrik kecap, perusahaan pakan ternak, dan industri
makanan minuman berada di urutan berikutnya sebagai
konsumen kedelai.
No Uraian
1. Produksi
2. Konsumsi

2009
2.016 ton

2010
3.478 ton

2011
2.026 ton

D. AYAM
Ayam merupakan jenis unggas yang paling populer dan paling banyak dikenal
orang. Hasil ayam berupa daging banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai
substitusi daging kerbau ataupun sapi. Selain harga yang murah juga tidak ada
agama yang melarang untuk mengkonsumsi daging ini. Seiring dengan
pertambahan penduduk maka permintaan akan konsumsi daging ayam juga
semakin bertambah. Dengan permintaan yang semakin meningkat, maka perlu
peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan tersebut. Peluang pasar ayam
pedaging ini merupakan kesempatan yang potensial untuk membangun usaha
peternakan ayam pedaging.
No Uraian
1. Produksi
2. Konsumsi

2009

2010

2011

E. DAGING
Konsumsi daging di Indonesia masih rendah,sedangkan kebutuhan tinggi
sehingga terdapat peluang untuk usaha peternakan ruminansia. Ternak ruminansia
besar yang utama adalahsapi perah, potong dan kerbau. Produk ternak ruminansia
umumnya terdiri atas daging, susu, kulit, dan bulu. Kontribusi peternakan sebagai
sumber protein hewani, sumber tenaga, pemanfaatan hasil limbah pertanian, hasil
ikutan pertanian, dan menyerap tenaga kerja.Untuk dapat mengelola usaha
peternakan perlu menguasai dasar budidaya. Pengetahuan tentang identifikasi
ternak, pemberian pakan,fasilitas, pemcegahan penyakit dan pengelolaan dengan
peinsip good management practices .Karena kebutuhan daging makin tahun
meningkat dan kebutuhan daging selalu di cari untuk memenuhi kebutuhan
pangan.maka peranan petrnakan untuk melakukan suatu aspek untuk membuat
peternakan yang berproduktifitas untuk kebutuhan hidup.
Sapi
Sapi yang dikembangkan adalah jenis Sapi Bali. Jenis ini adalah salah satu
komoditi unggulan yang memilki pasar domestik yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua serta pasar ekspor yaitu: Hongkong, Singapura,
Malaysia, Timor Leste dan negara-negara ASEAN lainnya.
Pemerintah Provinsi NTB telah merintis pengembangan kawasan agribisnis
berbasis Sapi potong di setiap kabupaten. Hal ini dimaksudkan agar dapat

dihasilkan Sapi bibit berkualitas ekspor secara kontinyu antara 1.500 2.000 ekor
pertahun per lokasi kawasan.
Produksi Sapi potong rata-rata sebanyak 61.000 ekor per tahun. Hasil produksi
tersebut untuk memenuhi konsumsi lokal sekitar 43.900 ekor (72 %) dan Rumah
Potong Hewan (RPH) sebanyak 6.100 ekor (10 %).Surplus hasil produksi Sapi
potong setahun sekitar 11.000 ekor (18%). Adapun populasi Sapi sekitar 419.569
ekor, 43 % berada di pulau Sumbawa dan 57 % di pulau Lombok
Babi
Populasi Babi pada tahun 2003, sebanyak 31.689 ekor. Lokasi kawasan
pengembangan ternak Babi umumnya berada di permukiman masyarakat Hindu
Bali, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 15 % per tahun. Jenis Babi yang
dikembangkan adalah Babi lokal dan hasil persilangan. Produksi bibit lebih kurang
15.000 ekor dan jantan 12.200 ekor. Pemasaran Babi memiliki daya saing pasar
cukup bagus terutama dipasar lokal, Bali dan Papua.
Kerbau
Kerbau di NTB memiliki keunggulan dan daya saing pasar yang hampir sama
dengan ternak sapi.Jenis Kerbau yang dikembangkan adalah jenis Kerbau Lumpur,
karena mempunyai kemampuan beradaptasi yang cukup bagus terhadap
lingkungan (iklim, pakan dan pengangkutan). Populasi Kerbau pada tahun 2003
tercatat sebanyak 161.359 ekor, (83,20 % diantaranya berada di pulau Sumbawa).
Kuda
Jenis Kuda yang dikembangkan adalah Kuda Sumbawa, umumnya digunakan
untuk angkutan cidomo, Kuda pacuan dan ternak potong. Populasi ternak Kuda
sebanyak 73.623 ekor.Produksi Kuda potong lebih kurang 7.400 ekor per tahun
dan Kuda bibit sekitar 5.200 ekor per tahun.Komoditi ternak Kuda umumnya
dipasarkan di pasar lokal. Hanya 30 % dipasarkan ke luar daerah terutama Jawa
Timur. Sedangkan Kuda penghasil susu masih merupakan ternak yang spesifik dan
hanya
Kambing

terdapat

di

Kabupaten

Dompu

dan

Bima.

Sentra pengembangan ternak Kambing adalah di daerah lahan kering, umumnya di


Pulau Sumbawa dan beberapa wilayah kecamatan di Pulau Lombok seperti Sakra,
Keruak, Pringgabaya, Gangga dan Bayanss. Populasi ternak Kambing sebanyak
282.500 ekor dengan produksi Kambing potong dan Kambing bibit sebanyak
100.000 ekor per tahun. Pemasaran ternak Kambing cukup prospektif, baik untuk
pasar lokal maupun perdagangan antar pulau. Rata-rata produksi daging beku yang
dikirim ke DKI Jakarta sebanyak 20.000 kg pertahun.
Di Kabupaten Bandung
No Uraian
1. Produksi
2. Konsumsi

2008
32.275.391 kg
9,48 kg

2009
39.658.461 kg
9,49 kg

2010
45.183.000 kg
10,5 kg

F. IKAN
Sebagaimana diketahui, daerah produksi perikanan di Indonesia terpencar dan
berjauhan dengan daerah-daerah pusat konsumsi. Ciri ciri demikian
mengharuskan adanya proses pengumpulan produk dari unit-unit usaha perikanan
untuk disalurkan ke pasar - pasar eceran di daerah konsumen.Sementara itu tempat
yang menjadi ajang transaksi banyak dijumpai pasar-pasar ikan yang terkesan
kotor, tidak tertata rapi serta kurang nyaman sehingga menimbulkan bau dan aroma
yang tidak sedap yang pada gilirannya tempat seperti ini tidak menarik untuk
didatangi masyarakat dan minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan tidak
meningkat. Masyarakat (khususnya masyarakat dengan kelas ekonomi menengah
dan menengah ke atas) lebih memilih untuk membeli ikan di pasar swalayan
karena masyarakat sekarang lebih memilih kualitas ikan yang dibeli.
Untuk mewujudkan sarana dan prasarana pemasaran hasil perikanan yang mampu
memberikan standart teknis mutu dan higienis yang maksimal dan terkontrol maka
membutuhkan suatu wadah untuk proses jual beli seperti pasar tetapi dengan
konsep yang modern agar dapat memberikan layanan dan informasi kepada
konsumen secara optimal.
No Uraian
1. Produksi
2. Konsumsi

2009

2010

2011

G. TELUR
Telur dan daging ayam merupakan dua komoditas yang menjadi konsumsi
masyarakat sehari-hari dan digolongkan sebagai salah satu kebutuhan pokok
masyarakat Indonesia. Untuk daging ayam, dalam hal ini daging ayam ras,
meskipun bukan merupakan kebutuhan pokok namun merupakan salah satu bahan
makanan yang amat digemari dan dibutuhkan masyarakat secara luas. Pemenuhan
kedua kebutuhan tersebut menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan
pemerintah karena kebutuhan akan kedua komoditas tersebut meningkat setiap
tahunnya. Adanya kebutuhan yang meningkat setiap tahun, menjadi sebuah

kesempatan bagi peternak untuk terus menjalankan usahanya, di lain sisi,


pemerintah juga harus mampu mendukung perkembangan produksi kedua
kebutuhan tersebut agar permintaan masyarakat dapat terus terpenuhi.
Jawa Timur merupakan penghasil telur ayam ras terbesar di Indonesia.
Komoditas ini merupakan salah satu kebutuhan pokok yang kebutuhannya masih
dipenuhi dengan melakukan impor dari luar negeri. Selain untuk dikonsumsi
langsung sebagai lauk pauk, telur ayam ras banyak digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan roti, mi serta makanan olahan lainnya.
Di Kabupaten Bandung

No Uraian
1. Produksi
2. Konsumsi

2008
5.881.985 kg
1,74 kg

2009
7.128.159 kg
2,08 kg

2010
8.323.000 kg
2,08 kg

H. SUSU
Agribisnis sapi perah di Indonesia merupakan industri peternakan rakyat, karena
yang mengusahakannya adalah peternak skala kecil sampai skala besar. Dan dari
sekian banyak para pengusaha budidaya sapi di indonesia, hanya sedikit
perusahaan yang mengelola budidaya sapi perah. Maka dari kesimpulan diatas,
penulis ingin mengangkat tema tentang sapi perah.
Sapi perah merupakan hewan ternak yang menghasilkan susu sebagai produk
utamanya. Susu dan produk olahannya adalah bahan pangan bagi konsumsi
manusia. Kebutuhan akan susu terus semakin meningkat seiring dengan
perkembangan jumlah penduduk, tingkat pendapatan, dan selera masyarakat.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan susu, permintaan akan populasi
sapi perah pun akan meningkat pula. Tidak hanya itu, produksi susu tidak hanya
dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah populasi sapi perah, melainkan pula
bisa ditingkatkan dari sisi produktifitasnya.
Di Kabupaten Bandung
No Uraian
1. Produksi
2. Konsumsi

2008
57.171.658 kg
8,28 kg

BAB III

2009
59.534.141 kg
8,62 kg

2010
62.876.000 kg
8,84 kg

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan materi di atas kami dapat menyimpulkan bahwa kegiatan produksi
dan konsumsi sangat penting untuk kehidupan manusia. Dimana produksi adalah kegiatan
menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan menghasilkan laba, konsumsi adalah orang yang
menggunakan barang. Jadi, hubungan antara kegiatan produksi, konsumsi merupakan
kegiatan yang membuat atau menghasilkan barang atau jasa yang digunakan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan melalui penyaluran dari produsen kepada konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

http://sarwanta.blogspot.com/2012/04/kegiatan-pokok-ekonomi-konsumsi.html
http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/kegiatan-konsumsi-produksi-dan-distribusi/
http://sarwanta.blogspot.com/2012/04/kegiatan-pokok-ekonomi-konsumsi.html
http://yohanessangkang.blogspot.com/2013/03/makalah-kelompok-pembandingproduksi.html
repository.ipb.ac.id
www.pps.unud.ac.id
lib.ui.ac.id/file?file=digital/136084
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29944/5/Chapter%20I.pdf
http://mrzaen.blogspot.com/2012/03/kebutuhan-daging-di-indonesia-sekarang.html
eprints.undip.ac.id/1282/2/HADHA_D.pdf
http://eprints.ung.ac.id/6630/4/2013-1-54231-621408052-bab1-31072013044932.ps
sir.stikom.edu/634/3/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai