Anda di halaman 1dari 5

INFLAMASI (PERADANGAN) ADALAH

Inflamasi atau peradangan adalah upaya tubuh untuk perlindungan diri, tujuannya adalah
untuk menghilangkan rangsangan berbahaya, termasuk sel-sel yang rusak, iritasi, atau
patogen dan memulai proses penyembuhan. Kata inflamasi berasal dari bahasa Latin
"inflammo", yang berarti "Saya dibakar, saya menyalakan".

Peradangan adalah bagian dari respon kekebalan tubuh. Ketika sesuatu yang berbahaya atau
menjengkelkan mempengaruhi bagian dari tubuh kita, ada respon biologis untuk mencoba
untuk menghapusnya, tanda-tanda dan gejala peradangan, peradangan akut khusus,
menunjukkan bahwa tubuh sedang berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Peradangan tidak berarti infeksi, bahkan ketika infeksi menyebabkan peradangan. Infeksi ini
disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur, sedangkan peradangan adalah respon tubuh untuk
itu.

1. Pengertian Inflamasi menurut Ahli


- Radang atau inflamasi adalah Radang ialah respon protektif setempat yang
ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi
menghancurkan,mengurangi, atau mengurung baik agen pencedera maupun
jaringan yang cedera itu. ( Kamus Kedokteran Dorland ).
- Menurut Katzung (2002) : Radang ialah suatu proses yang dinamis
dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau injury (jejas) yang
dilakukan terutama oleh pembuluh darah (vaskuler) dan jaringan ikat
(connective tissue).

2. Penyebab imflamasi

Inflamasi dapat disebabkan oleh mekanik (tusukan), Kimiawi


(histamin,menyebabkan alergi, asam lambung berlebih bisa menyebabkan iritasi),
Termal(suhu), dan Mikroba (infeksi penyakit).

3. Tanda-tanda imflamasi

Pada bentuk akutnya ditandai oleh tanda klasik: nyeri (dolor), panas
(kolor),kemerahan (rubor), bengkak (tumor), dan hilangnya fungsi (fungsiolesa).

a. Rubor ( kemerahan )

Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerahyang


mengalami peradangan.
b. Kalor ( rasa panas )

Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari


reaksiperadangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam
keadaannormal lebih dingin dari 37C yaitu suhu di dalam tubuh.

c. Dolor ( rasa sakit )

Dolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai
cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang
ujung-ujung saraf.

Tumor
d. ( pembengkakan )

Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar


ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah kejaringan-
jaringan interstitial.

e. Function laesa

Berdasarkan asal katanya, function laesa adalah fungsi yang hilang


(Dorland, 2002). Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah
dikenal. Akan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme
terganggunya fungsi jaringan yang meradang (Abrams, 1995)

A. KLASIFIKASI IMFLAMASI
a. Menurut Faktor Klinis atau Lamanya Radang
1. Radang akut

Radang akut adalah respon yang cepat dan segera terhadap cedera yang
didesain untuk mengirimkan leukosit ke daerah cedera. Leukosit membersihkan
berbagai mikroba yang menginvasi dan memulai proses pembongkaran jaringan
nekrotik. Terdapat 2 komponen utama dalam proses radang akut, yaitu perubahan
penampang dan struktural dari pembuluh darah serta emigrasi dari leukosit.

2. Radang kronis

Radang kronis dapat diartikan sebagai inflamasi yang berdurasi panjang


(berminggu-minggu hingga bertahun-tahun) dan terjadi proses secara simultan dari
inflamasi aktif, cedera jaringan, dan penyembuhan. Perbedaannya dengan radang
akut, radang akut ditandai dengan perubahan vaskuler, edema, dan infiltrasi neutrofil
dalam jumlah besar. Sedangkan radang kronik ditandai oleh infiltrasi sel mononuklir
(seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma), destruksi jaringan, dan perbaikan
(meliputi proliferasi pembuluh darah baru/angiogenesis dan fibrosis) (Mitchell &
Cotran, 2003).

b. Berdasarkan Perubahan Jaringan atau Mikroskopis


1. Radang Eksudatif

Pada radang eksudatif, sebagian besar didominasi oleh eksudat radang, jaringan
mati hanya sedikit. Ada dua macam eksudat radang yaitu eksudat selular dan
eksudat humoral.

2. Radang degenerative

Sebagian besar gambaran mikroskopisnya terdiri atas jaringan nekrosis dengan


sedikit sel radang misalnya pada difteri, yang mengandung kuman pada tonsil tetapi
mengeluarkan eksotoksin yang dapat menyebabkan radang pada jantung. Jika
sampai menimbulkan kematian, dalam jaringan otot jantung akan ditemukan jaringan
nekrosis di beberapa bagian.

3. Radang Proliferatif

Secara mikroskopis, selain dijumpai eksudat, radang juga terdiri atas jaringan
yang dapat berproliferatifa. Jadi, di sini akan terlihat pertumbuhan jaringan sehingga
akan membentuk tonjolan.

c. Berdasarkan Eksudat Humoralnya


1. Radang Katarhalis

Eksudat merupakan eksudat jernih berupa lender, dijumpai pada alat tubuh yang
memproduksi lender, seperti nasofaring, paru, traktus intestinalis, dan rahim,
misalnya pada pilek dan kolera.

2. Radang Serosa

Eksudatnya Nampak serosa dan jernih. Fibrinnya sedikit sekali, tetap cair dan sering
cairan itu harus disedot. Dapat dijumpai misalnya pada tuberculosis yang akan
menyebabkan pleuritis eksudatnya.
3. Radang Purulenta

Eksudat sebagian besar terdiri atas nanah, dijumpai pada bisul dan
bronkopneumonia atau pneumonia lobularis.

d. Berdasarkan lokasinya
1. Abses

Abses adalah radang bernanah yang berkumpul pada suatu tempat dalam tubuh
sehingga nanah itu berada dalam rongga yang secara anatomis tidak ada.

2. Phlegmon atau Selulitis

Phlegmon merupakan radang purulenta atau supuratif yang menjalar rata diseluruh
bagian tubuh

B. MEKANISME IMFLAMASI

Mekanisme terjadinya Inflamasi dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu :

1. Perubahan Vaskular

Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan suatu yang


mendasar untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan aliran
darah dan permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena
terjadi dilatasi arteri lokal sehingga terjadi pertambahan aliran darah
(hypermia) yang disusul dengan perlambatan aliran darah. Akibatnya bagian ersebut
menjadi merah dan panas. Sel darah putih akan berkumpul disepanjang
dinding pembuluh darah dengan cara menempel. Dinding pembuluh menjadi longgar
susunannya sehingga memungkinkan sel darah putih keluar melalui dinding
pembuluh. Sel darah putih bertindak sebagai sistem pertahanan untuk menghadapi
serangan benda-benda asing

2. Pembentukan Cairan imflamasi

Peningkatan permeabilitas pembuluh darah disertai dengan keluarnya seldarah putih


dan protein plasma ke dalam jaringan disebut eksudasi. Cairan inilah yang
menjadi dasar terjadinya pembengkakan. Pembengkakan menyebabkan
terjadinya tegangan dan tekanan pada sel syaraf sehingga menimbulkan
rasa sakit (Mansjoer, 1999) .Penyebab inflamasi dapat disebabkan oleh mekanik
(tusukan), Kimiawi (histamin menyebabkan alerti, asam lambung berlebih
bisa menyebabkaniritasi), Termal (suhu), dan Mikroba (infeksi Penyakit).

Anda mungkin juga menyukai