Anda di halaman 1dari 10

Aturan dan Undang-Undang

Diskriminatif
A.SEBELUM KEMERDEKAAN
1.Staatsblad No. 1849-25 Tentang Catatan Sipil untuk Golongan Eropa
2.Staatsblad No.1917-130 Tentang Catatan Sipil untuk Golongan Timur
Tionghoa
3.Staatsblad No.1920-751 Tentang Catatan Sipil untuk Golongan
Indonesia Asli beragama Islam
4.Staatsblad No. 1933-75 Tentang Catatan Sipil untuk Golongan
Indonesia Asli
beragama Kristen

B.SESUDAH KEMERDEKAAN
I. ERA ORDE LAMA
5. UU No.62/1958 Mengenai Kewarganegaraan RI
6. Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1959 oleh Presiden Soekarno
Yang intinya melarang hampir semua bentuk perdagangan eceran
daerah
pedalaman yang berada ditangan orang-orang Tionghoa.Dengan
keluarnya
peraturan ini banyak warga Tionghoa yang pindah ke kota atau
pulang ke
cina.
7. UU No.41.1961 Mengenai Ganti Nama -Instruksi Presidium Kabinet
8. Instruksi Presidium Kabinet No.31/U/IN/1966 Mengenai Catatan Sipil
II. ERA ORDE BARU
9. SE No SE-06/Pres-Kab/6/1967 Kabinet presidium melarang istilah
Tionghoa
yang sesungguhnya bersifat etnis , menjadi cina.Tionghoa tidak
diakui
sebagai salah satu suku di Indonesia tetapi lebih sebagai orang

asing.Dengan keluarnya surat edaran ini,orang orang Tionghoa


tidak diakui
sebagai salah satu kelompok suku bangsa di Indonesia,tetapi lebih
merupakan orang asing yang berasal dari daratan Cina yang hidup
di
Indonesia.
10. Inpres No.14/1967 Mengenai Agama,Kepercayaan dan adat
Istiadat Cina
Menginstruksikan:
- Tanpa mengurangi jaminan keleluasaan memeluk agama dan
menunaikan
ibadatnya,tata-cara ibadat Cina yang memiliki aspek affinitas
culturil yang
berpusat pada negeri leluhurnya pelaksanaan harus dilakukan
secara
intern dalam hubungan keluarga maupun perorangan;
- Perayaan-perayaan pesta agama dan adat istiadat cina dilakukan
secara
tidak menyolok di depan umum melainkan dilakukan dalam
lingkungan
keluarga.
11. SE Presidium Kabinet RI No. SE-36/Pres/Kab/6/1967 Tentang
Masalah Cina
12. Instruksi Presidium Kabinet No.37/U/IN/6/1967 tentang Badan
Koordinasi
Masalah Cina (BKMC)
13. Instruksi Presidium Kabinet No.49/V/IN/8/1967tentang Mass
Media
berbahasa Cina
14. Keppres No.240/1967 Kebijaksanaan Pokok yang Menyangkut
WNI
Keturunan Asing
15. Keputusan Kepala Bakin No.031/1973 Tentang Badan koordinasi
Masalah
Cina
16. Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0170/U.1975
tentang
Pedoman Pelaksanaan Asimilasi di Bidang Pendidikan

17.

Surat Gubernur DIY N.K.898/1/A/1975


Tentang larangan bagi WNI keturunan china(nonpribumi) untuk
mempunyai tanah hak milik atas tanah di DIY,dan WNI non
Pribumi hanya
diberikan hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna
Bangunan(HGB)

18.

Surat Edaran Bank Indonesia (BI) No.105/5/UPPB/1977 tentang


Pengaturan Kepemilikan Saham oleh orang Pribumi

19.

Instruksi Presiden No.2/1980 Tentang Bukti Kewarganegaraan RI

20.
No.455.2-360/1988 :Peraturan Menteri perumahan melarang
penggunaan
lahan untuk memperluas dan mendirikan Klenteng
21.
Keputusan Menteri Kehakiman No.02-HL.04/10/1992 tentang
Pembuktian
Status WNRI Anak-anak dari WNRI Keturunan Asing Pemegang
Bukti
WNRI
22.
Surat Edaran Ditjen PPG No.02/SEDitjen/PPG/K/1998 tentang
larang
Penerbitan dan Pencetakan Tulisan/Iklan Beraksara dan
Berbahasa Cina
23.

Keputusan Walikota Semarang 474/203/2005,tgl 10 Agustus 2005


Tentang Pemberian Pembebasan Retribusi Biaya Cetak Kartu
Keluarga,Kartu Tanda penduduk dan Akta Kelahiran Bagi Warga
Miskin
Kota Semarang.
Fotokopi SBKRI dan Surat Keterangan Ganti Nama bagi yang
dipersyaratkan ,menjadi salah satu syarat untuk memperoleh
KK,KTP dan
Akta Kelahiran.
(Kompas 20-2-2006:Di Semarang,SBKRI Masih Jadi Syarat)

UPAYA PEMERINTAH HAPUS DISKRIMINASI

Era Presiden Soeharto (12/3/196721/5/1998)


Suara Merdeka 18-7-1998
Keppres No.56 th 1996
Tentang keharusan memberikan perlakuan yang sama dengan WNI
lainnya terhadap WNI keturunan Cina dalam mendapatkan layanan
Pemerintah

Keputusan Walikota Semarang 470/03/1996,tgl 03-0196


Tentang Juklak Perda No.10 Thn 1995 tentang Penyelenggaraan
Pendaftaran Penduduk SBKRI Tidak Perlu Dilampirkan sebagai
persyaratan pengurusan keterangan kependudukan seperti
KK,KTP,Surat keterangan kelahiran dll.
(Kompas 20-2-2006:Di Semarang,SBKRI Masih Jadi Syarat)

Era Presiden Habibie(21/5/199820/10/1999)


Kompas 19-10-1998

Inpres No.26/1998 , 16-9-1998


Hapus istilah Pri-Non Pri dalam setiap
Penyelenggaraan Pemerintah an disetiap
tingkatan
Undang-undang
No.29/1999
tentang
Pengesahan
Konvensi
International
Tentang
Penghapusan
Segala
Bentuk
Diskriminasi Rasial.
Disahkan Presiden Bacharududdin Jusuf Habibie
Jakarta 25 Mei 1999

Undang-Undang (UU) No.39/1999 tentang


Hak Asasi Manusia.
Produk perundang-undangan yang diskriminatif
sebenarnya tidak berlaku lagi dan batal demi
hukum
Disahkan Presiden Bacharududdin Jusuf Habibie
Jakarta 23 September 1999
Era Presiden Abdurracman Wahid (Gus
Dur)
(20/10/1999-23/7/2001)
Kompas 19-1-2000

Keppres No.6 thn 2000:Mencabut Inpres No.14 thn


1967

Era Presiden Megawati


Sukarnoputri(23/7/01-20/10/04)
Kompas 18-2-2002

Imlek Hari Nasional :Pernyataan presiden Megawati


17/2/2002

Kompas 11-6-2002

Depkeh Takkan Terbitkan SBKRI Lagi :MenkehHAM


Yusril Ihza Mahendra

Kompas 22-6-2002:SBKRI TIDAK DIPERRLUKAN LAGI

Keppres No.56 th 96 dan Inpres No.5/1999 SBKRI tidak Diperlukan Lagi


.
Depkeh akan terbitkan SE

Kep Walikota Semarang 065/311/2003,tgl 29-12-2003

Tentang Standar Pelayanan Minimal dispenduk Capil Kota Semarang


SBKRI Tidak Diperlukan Lagi sebagai persyaratan untuk pengurusan
keterangan kependudukan seperti KK,KTP,Surat Keterangan Kelahiran
dll

(Kompas 20-2-2006:Di Semarang,SBKRI Masih Jadi


Syarat)

ERA PRESIDEN SUSILO BAMBANG


YUDHOYONO (20/10/2004 s/d 20/10/2009)
Kompas 11 Oktober 2004

- Ditunggu tindakan nyata /realisasi semboyannya waktu kampanye


pemilihan
presiden " Diskriminasi No! Kesetiakawanan Yes!
- Ditunggu ..dengan harap-harap cemas... realisasi Janji-janji
Perubahan Oleh
Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla , Kompas 11 Oktober 2004
(Politik&Hukum) hal 8
Janjinya sbb :
Tgl 7/9/2004 - Bidang Politik, Yudhoyono di depan forum diskusi
"Indonesia
Untuk Semua" di Jakarta :
"Reformasi birokrasi dan perangkat keamanan .Birokrasi harus
menjadi
efficien,bersih dan cepat dalam memberikan pelayanan.Akan
menjadi
presiden untuk semua ,apapun
suku,etnis,ras,agama,kepercayaan,bahasa
dan golongan"
Tgl 7/9/2004 - Bidang Hukum ,Yudhoyono dalam diskusi yang digelar
ekonom Lin Che Wei
"Dalam 100 hari pertama pemerintahan,hal-hal yang bersifat
diskriminatif, seperti aturan perundang-undangan,akan ditinjau ulan
dan diperbaharui sesuai dengan semangat reformasi"

Kompas 19 Januari 2006


Artikel:Mengaku WNI Dihukum?
oleh Jeremias Lemek,Pembela Ny U di Pengadilan
Negeri Sleman.
Tulisan ini mengisahkan tentang Ny U yang menjadi
korban dari surat Gubernur DIY No. K 898/1/A/1975
Tentang larangan bagi WNI keturunan china(nonpribumi) untuk
mempunyai tanah hak milik atas tanah di DIY,dan WNI non Pribumi
hanya diberikan hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna
Bangunan(HGB).

Ny U dihukum tujuh bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun


oleh Pengadilan Negeri Sleman,Yogyakarta.Sebelumnya dia sempat
ditahan satu malam oleh Kejaksaan Negeri Sleman di Rutan Sleman.
Ia dihukum karena pada tahun 1997 membeli sebidang tanah di
Yogyakarta,dan oleh notaris dalam akta jual beli itu identitas Ny U
ditulis :Warga Negara Indonesia(pribumi).Oleh Jaksa Penuntut
Umum,dalam surat dakwaan dan tuntutannya ,Ny U dikatakan sebagai
Warga Negara Asing(WNA) dengan mengutip akta kelahiran tahun
1960,yang memuat tentang kelahiran untuk golongan Tionghoa.Jaksa
menganggapnya menggunakan surat palsu sebagaimana diatur dalam
pasal 263 Ayat (2) KUHP.Padahal,sesuai dokumen yang ada dan sah,Ny
U menjadi WNI sejak 1964 dan pada tahun 1980 pisah surat
kewarganegaraan RI dengan orangtuanya,atau mempunyai surat
kewargaan tersendiri.Rupanya Jaksa dan dibenarkan oleh Hakim,dia
dianggap sebagai WNA karena dalam akta kelahirannya
tertulis,Kelahiran untuk golongan Tionghoa.Dasar Hukum yang
dipakai hakim dalam putusannya dan menghukum Ny U,adalah Surat
Gubernur DIY itu.
dstdst
Kompas 20 Februari 2006:Di Semarang,SBKRI Masih
Jadi Syarat
Kep Walikota Semarang 065/311/2003,tgl 29-12-2003
Tentang Standar Pelayanan Minimal dispenduk Capil Kota Semarang
SBKRI Tidak Diperlukan Lagi sebagai persyaratan untuk pengurusan
keterangan kependudukan seperti KK,KTP,Surat Keterangan Kelahiran
dll

Instruksi Walikota Semarang 471/244/2004,tgl 25-102004 tentang Pelaksanaan Penggunaan Bukti


Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Penduduk yang memiliki Akta Catatan Sipil WNI,pemenuhan
persyaratan untuk bukti kewarganegaraan cukup menggunakan Akta
Catatan Sipil WNI dan Tidak Perlu SBKRI
Ironisnya (dari Walikota yang sama)selang waktu tidak lama
terbit ketentuan yang diskriminatif
Keputusan Walikota Semarang 474/203/2005,tgl 10 Agustus 2005
Tentang Pemberian Pembebasan Retribusi Biaya Cetak Kartu
Keluarga,Kartu Tanda penduduk dan Akta Kelahiran Bagi Warga Miskin
Kota Semarang.

Fotokopi SBKRI dan Surat Keterangan Ganti Nama bagi yang


dipersyaratkan,menjadi salah satu syarat untuk memperoleh
KK,KTP dan Akta Kelahiran.

Kompas 21 Februari 2006:Petunjuk Teknis tentang


SBKRI Dinilai Multitafsir.Pemkot Semarang Bersedia
Melakukan Koreksi
Munculnya kontroversi Keputusan Walikota Semarang 474/203/2005,tgl
10 Agustus 2005 , Akhirnya Pemkot Semarang Bersedia Melakukan
koreksi

Kompas 22 Februari 2006:Sukawi:SBKRI Tak Berlaku


Lagi.Juknis Kep Walikota Semarang 474/203/2005
Harus Direvisi.

REALISASI JANJI KAM PANYE SBY-JK:


UU KEWARGANEGARAAN RI NOMOR 12 TAHUN 2006
disahkan PRESIDEAN REPUBLIK INDONESIADR.H.SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Tanggal 12 Juli
2006
RUU Kewargaanegaraan yang diajukan pemerintah,disahkan menjadi
UU Kewarganegaraan dalam sidang Paripurna DPR.Realisasi janji
kampanye Diskriminasi No,Kesetiakawanan Yes ini perlu dipertegas
dengan peraturan pelaksanaan hingga birokrasi terdepan.

UU KEWARGANEGARAAN RI Nomor 23 Tahun 2006


TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
disahkan PRESIDEAN REPUBLIK INDONESIADR.H.SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Tanggal 29
Desember 2006
diundangkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
ad interim Republik Indonesia-YUSRIL IHZA
MAHENDRA
1.Staatsblad No. 1849-25 Tentang Catatan Sipil untuk Golongan Eropa

2.Staatsblad No.1917-130 Tentang Catatan Sipil untuk Golongan Timur


Tionghoa
3.Staatsblad No.1920-751 Tentang Catatan Sipil untuk Golongan
Indonesia Asli beragama Islam
4.Staatsblad No. 1933-75 Tentang Catatan Sipil untuk Golongan
Indonesia Asli
beragama Kristen
Dinyatatakan tidak berlaku

UU RI NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG


PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS
disahkan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIADR.H.SUSILO BAMBANG YUDHOYONO dan
MENKUMHAM ANDI MATTALATTA tanggal 10
NOVEMBER 2008

Kompas 8 September 2009


Surat Pembaca :Status Hak Milik Tanah bagi WNI
Pribumi dan Keturunan-Antony
Lee,Perum Jangkang C
60,Nogotirto,Sleman,Yogyakarta
Akhir juli 2009,saat mengurus akta jual beli tanah seluas 126 meter
persegi (kredit pula) pada seorang notaris di Sleman,Yogyakarta,
keindonesiaan saya kembali dipertanyakan.
Notaris mengatakan,karena nama saya ada embel-embel Lee,status
tanah yang semula hak milik harus diturunkan menjadi hak guna
bangunan.Alasannya,ada instruksi dan surat edaran Gubernur DIY
tahun 1975 yang hingga kini belum dicabut.Intinya,warga negara
keturunan belum diperkenankan memiliki hak milik.
Bila dipaksakan mengajukan hak milik,Badan Pertanahan Nasional
akan menolak menerbitkan sertifikat.Saya berdalih,pada tahun 1984
Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menerapkan penuh UU Pokok
Agraria tahun 1960.Diambah lagi,sejak tahun 2006 sudah disahkan UU
Kewarganegaraan yang tak lagi mengenal istilah pribumi dan
nonpribumi.

Akhirnya saya menuruti notaris itu,dengan menengeluarkan uang


tambahan,yang disebutnya perlu adanya pajak dan biaya tambahan
pengurusan..
Saya tidak bermaksud mengutak-utik kearifan lokal ini.Namun,saya
tergelitik pertanyaan,apakah UU dikalahkan dengan instruksi?Lepas
dari itu,rasa sakit yang lebih mendera,hati saya kembali bertanya,sudah
sepenuhnya Indonesia-kah saya?
Koleksi Klipping Purnomo Iman Santoso

Anda mungkin juga menyukai