Anda di halaman 1dari 14

HUKUM TATA NEGARA

DOSEN : DR. HENDRA SUDRAJAT, S.H., M.H

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMAD FAKRI GAFAR


NIM :1701010082
KELAS : 2 C (sore)
ABSTRAK

Sejarah Komisi Yudisial dimulai pada 9 November 2001, saat sidang tahunan
Majelis Permusyarawatan Rakyat RI mengesahkan amendemen ketiga UUD 1945.
Dalam sidang itulah Komisi Yudisial resmi menjadi salah satu lembaga negara
yang diatur secara khusus dalam konstitusi/dasar negara dalam Pasal 24B UUD
1945.

Mahkamah Konstitusi (MK) membolehkan perempuan untuk menjadi Sultan


atau Raja Yogyakarta. Hal ini tertuang dalam putusan mereka terhadap uji materi
Pasal 18 Ayat (1) Huruf m Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 Tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasal tersebut berisi syarat Gubernur
dan Wakil Gubernur untuk melampirkan daftar riwayat hidup yang seolah
Gubernur atau Wakil Gubernur Yogyakarta haruslah laki-laki. MK, dalam
putusannya, menghapus pasal ini karena dinilai diskriminatif. MK mengakui dan
menghormati keitimewaan Yogyakarta dan menghapus pasal yang sifatnya
diskriminatif yang seolah memberikan pesan bahwa Raja Jogja haruslah dijabat
oleh laki laki.

Keberadaan wakil kepala daerah dalam undang-undang pemerintahan daerah


bertentangan dengan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945, yang tidak menyebutkan
kedudukan wakil kepala daerah. Dengan kondisi demikian dalam ketentuan
konstitusional tersebut terdapat permasalahan konstitusionalitas posisi wakil kepala
daerah, baik dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, Undang-Undang No. 32
Tahun 2004 dan Undang-Undang No. 2 tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang. Dalam membahas kedudukan wakil kepala daerah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan
suatu negara beserta segala aspek yang berkaitan dengan organisasi negara tersebut.
Sehubungan dengan itu dalam lingkungan Hukum Ketatanegaraan dikenal berbagai istilah
yaitu :

Di Belanda umumnya memakai istilah “staatsrech” yang dibagi menjadi staatsrech in


ruimere zin (dalam arti luas) dan staatsrech In engere zin (dalam arti luas). Staatsrech in
ruimere zin adalah Hukum Negara. Sedangkan staatsrech in engere zin adalah hukum yang
membedakan Hukum Tata Negara dari Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata Usaha
Negara atau Hukum Tata Pemerintah.

B. Rumusan Masalah

1. KENAPA KOMISI YUDISIAL MASUK KEDALAM LEMBAGA


NEGARA? MENURUT UUD 1945. SEDANGKAN KOMISI YUDISIAL
ADALAH LEMBAGA NEGARA.
2. UU NOMOR 12 / 2013 TENTANG KEISTIMEWAAN YOGJAKARTA
DAN CARI PASAL BERAPA YANG MENGATUR BAHWA
GUBERNUR ITU HARUS LAKI-LAKI & DENGAN KEPUTUSAN MK
SECARA OTOMATIS BOLEH PEREMPUAN?
3. KEDUDUKAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
DI PASAL 18 UUD
4. PASAL 28 A – 28 G TENTANG HAK ASASI MANUSIA? KENAPA
KOMNAS HAM PALING BANYAK PASAL NYA, SEDANGKAN
KOMNAS HAM DIBUAT OLEH UNDANG-UNDANG.
C.Tujuan Penelitian
1. Dapat mengetahui apa itu hokum tata negara.
2. Dapat mengetahui apa saja aspek yang dibahas dalam hokum tata negara.
3. Kita dapat mempelajari secara mandalam semua pembahasan hukum tata
negara.
4. Mengetahui sumber hokum tata negara.
PEMBAHASAN DAN HASIL

1. KENAPA KOMISI YUDISIAL MASUK KEDALAM LEMBAGA


NEGARA? MENURUT UUD 1945. SEDANGKAN KOMISI
YUDISIAL ADALAH LEMBAGA NEGARA.

Komisi Yudisial Republik Indonesia atau cukup disebut Komisi Yudisial


(disingkat KY RI atau KY) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim. Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan
dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh
kekuasaan lainnya.Komisi Yudisial bertanggung jawab kepada publik melalui
DPR, dengan cara menerbitkan laporan tahunan dan membuka akses informasi
secara lengkap dan akurat.

Sejarah Komisi Yudisial dimulai pada 9 November 2001, saat sidang tahunan
Majelis Permusyarawatan Rakyat RI mengesahkan amendemen ketiga UUD 1945.
Dalam sidang itulah Komisi Yudisial resmi menjadi salah satu lembaga negara
yang diatur secara khusus dalam konstitusi/dasar negara dalam Pasal 24B UUD
1945.
2. UU NOMOR 12 / 2013 TENTANG KEISTIMEWAAN YOGJAKARTA
DAN CARI PASAL BERAPA YANG MENGATUR BAHWA
GUBERNUR ITU HARUS LAKI-LAKI & DENGAN KEPUTUSAN
MK SECARA OTOMATIS BOLEH PEREMPUAN?

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012


TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA.

Menimbang :

A. bahwa negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan


daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undang-undang.

B. bahwa Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman


yang telah mempunyai wilayah, pemerintahan, dan penduduk sebelum
lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
berperan dan memberikan sumbangsih yang besar dalam mempertahankan,
mengisi, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. bahwa Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 3 jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Istimewa Yogyakarta belum mengatur secara lengkap mengenai
keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,


huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengingat :

1.Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, dan Pasal 20 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa


Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
827).
3.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

Pasal 18 Ayat (1)

Calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur adalah warga negara Republik
Indonesia yang harus memenuhi syarat :

Huruf M. Menyerahkan daftar riwayat hidup yang memuat, antara lain riwayat
pendidikan, pekerjaan, saudara kandung, istri, dan anak.

Pasal tersebut berisi syarat Gubernur dan Wakil Gubernur untuk melampirkan
daftar riwayat hidup yang seolah Gubernur atau Wakil Gubernur Yogyakarta
haruslah laki-laki.

Mahkamah Konstitusi (MK) membolehkan perempuan untuk menjadi Sultan


atau Raja Yogyakarta. Hal ini tertuang dalam putusan mereka terhadap uji materi
Pasal 18 Ayat (1) Huruf m Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 Tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasal tersebut berisi syarat Gubernur
dan Wakil Gubernur untuk melampirkan daftar riwayat hidup yang seolah
Gubernur atau Wakil Gubernur Yogyakarta haruslah laki-laki. MK, dalam
putusannya, menghapus pasal ini karena dinilai diskriminatif. MK mengakui dan
menghormati keitimewaan Yogyakarta dan menghapus pasal yang sifatnya
diskriminatif yang seolah memberikan pesan bahwa Raja Jogja haruslah dijabat
oleh laki laki.
3. KEDUDUKAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
DI PASAL 18 UUD

Keberadaan wakil kepala daerah dalam undang-undang pemerintahan daerah


bertentangan dengan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945, yang tidak menyebutkan
kedudukan wakil kepala daerah. Dengan kondisi demikian dalam ketentuan
konstitusional tersebut terdapat permasalahan konstitusionalitas posisi wakil kepala
daerah, baik dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, Undang-Undang No. 32
Tahun 2004 dan Undang-Undang No. 2 tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang. Dalam membahas kedudukan wakil kepala daerah
metode penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif yang menelaah
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kedudukan wakil kepala
daerah menurut UUD Tahun 1945.

Pendekatan yang digunakan dalam membahas kedudukan wakil kepala


daerah dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan
pendekatan sejarah. Keberadaan wakil kepala daerah dalam pemerintahan daerah
sangat dipengaruhi oleh ketentuan Undang-Undang Dasar yang berlaku saat itu,
selain itu berdampak terhadap ketentuan undang-undang tentang pemerintahan
daerah. Beberapa diantaranya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945, Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1948, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, Penetapan
Presiden Nomor 6 Tahun 1959Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 s/d
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, telah menempatkan wakil kepala daerah
menjadi bagian dari paket kepala daerah.
Bahwa kedudukan seorang wakil kepala daerah merupakan pembantu dari
kepala daerah dalam melaksanakan kewajibannya dan melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan oleh kepala daerah. Dengan kata lain seorang wakil kepala daerah
hanyalah second hand, jika Kepala Daerah menghendaki, seorang wakil kepala
daerah dapat tidak memiliki tugas sama sekali
karena keseluruhan pertanggung jawaban nya ada pada kepala daerah
4. PASAL 28 A – 28 G TENTANG HAK ASASI MANUSIA? KENAPA
KOMNAS HAM PALING BANYAK PASAL NYA, SEDANGKAN
KOMNAS HAM DIBUAT OLEH UNDANG-UNDANG.

Pasal 28 A

(1) Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pasal 28 B
(1) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
(2) Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C
(1) Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar nya, Hak
untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni, dan budaya.
(2) Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif.

Pasal 28 D
(1) Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan
perlakuan yang sama di depan hokum.
(2) Hak utnuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja.
(3) Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
(4) Hak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28 E
(1) Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya ,
memilih pekerjaannya, kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.
(2) Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap
sesuai hati nuraninya.
(3) Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

Pasal 28 F
(1) Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.

Pasal 28 G
(1) Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda, Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia.
(2) Hak untuk bebeas dari penyiksaan (torture) dan perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Digilib.unila.ac.id/23268/1/ABSTRAK.pdf

http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/1istilah-dan-pengertian-hukum-tata-negara/

http://otda.kemendagri.go.id/CMS/Images/DaftarSPM/UU%20Nomor%2013%20T
ahun%202012.PDF

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_39_99.htm
RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Muhamad Fakri Gafar

Tempat/Tanggal Lahir :Tangerang, 05 Agustus 1999

NIM :1701010082

Agama :Islam

Status :Belum Menikah

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamat Sekolah Dasar Tahun, 2011

2. Tamat Sekolah Menengah Pertama Tahun, 2014

3. Tamat Sekolah Menengah Atas, Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai