Anda di halaman 1dari 14

E.

PRODUK DAN HIERARKI PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN
KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK

Anita
decha

Agus
charolus
Viktor
Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal
tersebut ditegaskan di dalam UDD NRI Tahun
1945 pasal 1 ayat (3). Dengan demikian,
sebagai negara hukum sudah pasti indonesia
memiliki produk peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
Sebelum mengetahui apa saja produk peraturan
perundang-undangan indonesia, mari kita pahami
terlebih dahulu sejarah produk hukum indonesia
1. SEJARAH PRODUK PERATURAN PERUDANG-UNDANGAN INDONESIA

produk adalah suatu hasil kerja. Kata produk


merupakan sarapan dari bahasa latin yang
memiliki arti memimpin atau membawa sesiatu
untuk maju. Produk peraturan perundang-udangan
yang berlaku di suatu negara menjadi sebuah
wujud menuju kemajuan. Indonesia juga memilik
sejarah panjang mengenai produk peraturan
perundang-undanagn yang berlaku.
UUD NRI Tahun 1945 dirancang pada 19 Mei-16 Juni 1945 oleh BPUPKI,
sebagai tindak lanjut dari perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Setidaknya, Indonesia telah mengalami empat tahap perubahan Undang-
Undang Dasar baik pergantian nama maupun substansinya.
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. konstitusi Republik Indonesia Serikat
c. Undang-Undang Dasar Sementara Republik indonesia 1950.
d. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (dengan
empat tahap amendemen).
Pada awal masa berlakunya UUD NRI Tahun 1945, belum dijelaskan secara
rinci mengenai pembentukan undang-undang di Indonesia. Di dalamnya
hanya menyebut bahwa presiden berwenang membentuk undang-undang
dengan persetujuan DPR.
Pada saat dikeluarkannya Dekret Presiden pada 5 Juli 1959, UUDS Tahun
1950 tidak berlaku lagi. Salah satu isi Dekret Presiden menyatakan bahwa
konsitusi negara kembali ke Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Dampaknya adalah segala ketentuan yang terkait
dengan pembentuka. UU didasarkan pada aturan, baik yang ditetapkan oleh
presiden maupun DPR-RI, khususnya ketentuan uang mengatur tentang
proses pembentukan UU. Konaitusi ini berlaku hingga masa orde baru dan
masa reformasi.
Perubahan UUD NRI Tahun 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda sidang MPR Tahun
1999 hingga 2022. Bagaimana tahap proses amendemen UUD NRI Tahun 1945.
a. Amandemen Pertama (Tahun 1999)
Secara umum, amandemen pertama UUD NRI Tahun 1945 menghasilkan
keputusan berupa pembatasan kekuasaan presiden dan memperkuat
kedudukan DPR sebagai lembaga
b. Amandemen kedua (Tahun 2000)
Secara umum, amandemen ini menghasilkan rumusan perubahan pasal-
pasal sebagai berikut.
1.) Peraturan menegenai wilayah negara dan pembagian pemerintah
daerah.
2.) Penyempurnaan amendemen pertama berupa penguatan kedudukan
DPR sebagai lembaga legislatif.
3.) Ketentuan terperinci mengenai hak asasi manusia (HAM), yakni
dalam bab XA.
c. Amandemen Ketiga (Tahun 2001)
Secara umum, amandemen ketiga ini menghasilkan perubahan dan
penambahan pasal-pasal tentang asas-asas landasan negara, kelembagaan
negara dan hubungannya, seta ketentuan tentang pemilihan umum.
d. Amandemen keempat (Tahun 2002)
Secara umum, amandemen keempat menghasilkan ketentuan tentang
kelembagaan dan hubugan antarlembaga negara, penghapusan dewan
perwakilan agung (DPA) dan menghasilkan ketentuan-ketentuan tentang
pendidikan kebudayaan, perekonomian, kesejahteraan sosial, dan aturan
peralihan serta aturan tambahan.
2. HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan nasional mengalmai


periodesasi peberlakuan dan perubahan. Periodesasi dimulai dariketetapan
MPRS Nomor XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPR-GR menegenai
Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata urutan perundang
republik Indonesia. Tap MPRS Nomor XX/MPRS/1966 mengkonstruksi jenis
dan hierarki peraturan perundang-undangan sebagai berikut.
a. undang-undang dasar negara republik indonesia Tahun 1945.
b. Ketetapan MPRS
c. Undang-undang atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang
d. peraturan pemerintah
e. keputusan presiden
f. peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya, seperti:
- peraturan mentri
- intruksi mentri dan lain-lainnya.
Melalui agenda amendemen UUD NRI Tahun 1945, berdampak terhadap
penggantian Tap MPRS Nomor XX/MPRS/1966. Pada akhirnya Tap MPR
Nomor XX/MPRS/1966 Digantikan oleh Tap MPR Nomor III/MPR/2000
tentang sumber hukum dan Tata urutan peraturan perundang-undangan.
Menurut Tap MPR Nomor III/MPR/2000, jenis dan hierarki pertauran
perundang-undangan sebagai berikut.
a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. ketatapan majelis pemusyawaratan rakyat
c. undang-undang
d. peraturan pemerintah pengganti undang-undang
e. peraturan pemerintah
f. peraturan presiden
g. peraturan daerah
Kemudian pada 24 mei 2004, DPR dan pemerintah menyetujui RUU
pembentukan peraturan perundang-undangan menjadi undang-undang
nomor 10 Tahun 2004, yang berlaku efektif pada bulan november 2004.
Dengan adanya pengganti ini, maka Tap MPR Nomor III/MPR/2000 sudah
todak berlaku lagi. Alhasil, hierarki peraturan perundang-undangan
indonesia kembali berubah dan menjadi seperti berikut.
a. undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. undang-undang atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang
c. Peraturan pemerintah
d. Peraturan presiden
e. Peraturan daerah, yang meliputi:
1) peraturan daerah provinsi
2) peraturan daerah kabupaten/kota
3) peraturan desa
Terakhir, Indonesia mengganti undang-undang nomor 10 tahun 2004
dengan undang-undang nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan
peraturan perundang-undangan. Jenis dan hierarki peraturan perundang-
undangan terdiri atas sebagai berikut.
a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. ketetapan majelis pemusyawaratan rakyat
c. undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang
d. peraturan pemertintah
e. peraturan preseiden
f. peraturan daerah provinsi
g. peraturan daerah kabupaten/kota
secara garis besar penyusunan RUU melalui empat tahap, yakni: persiapan
penyusunan RUU, Pembahasan RUU, Pengesahan, Pengundangan, serta
penyebar luasan dan diundangkan oleh sekretariat negara. Dengan
dikumandangkannya peraturan perundang-undangan dalam lembar kerja
resmi sebagaimana yang dimaksud di atas, setiap orang dianggap telah
mengetahuinya.
Berdasarkan pasal 81 undang-undang nomor 12 tahun 2011, peraturan
perundang-undangan harus diundangkan dan menempatkannya dalam:
a. Lembar Negara Republik Indonesia
b. tambahan lembar Negara Republik Indonesia
c. Berita Negara Republik Indonesia
d. Tambahan berita negara Republik Indonesia
e. Lembaran Daerah
f. Tambahan Lembaran daerah atau
g. Berita daerah
Terima Kasih hehehe

Anda mungkin juga menyukai