Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

1.1 Sulfonasi pada Pembuatan Lignin

Lignin adalah suatu polimer yang komplek dengan bobot molekul tingi
yang tersusun atas unit-unit fenilpropana. Lignin termasuk ke dalam
kelompok bahan yang polimerisasinya merupakan polimerisasi cara ekor
(endwisepolymerization), yaitu pertumbuhan polimer terjadi karena satu
monomer bergabung dengan polimer yang sedang tumbuh. Polimer lignin
merupakan polimer bercabang dan membentuk struktur tiga dimensi.
Proses sulfonasi biasa terdapat pada proses pembuatan kertas kraft
yang terdapat di dalam senyawa organic polimer lignin. Pada dasarnya,
lignin adalah senyawa organic polimer yang banyak dan penting dalam
dunia tumbuhan selain selulosa. Lignin merupakan komponen terbesar
yang terdapat dalam lindi hitam. Lindi hitam merupakan larutan pemasak
yang berasal dari pulp dengan yang di buat dengan proses kimia. Salah
satu pemanfaatan lignin ialah dapat dimodifikasi menjadi lignosulfonat.
Lignosulfonat
dapat
berupa
natrium
lignosulfonat,
ammonium
lignosulfonat, kalsium lignosulfonat, dan zink lignosulfonat.
Natrium lignosulfonat (NLS) dapat disintesis dari lignin dengan reaksi
sulfonasi. Reaksi sulfonasi merupakan reaksi yang melibatkan pemasukan
gugus sulfonat ke dalam lignin. Proses sulfonasi pada lignin bertujuan
untuk mengubah sifat hidrofilitas dari lignin yang tidak larut dalam air
dengan memasukkan gugus sulfonat yang lebih polar dari gugus hidroksil,
sehingga akan meningkatkan sifat hidrofilitasnya dan menjadikan
lignosulfonat. Pemilihan proses sulfonasi tergantung pada banyak faktor,
diantaranya yaitu nisbah lignin dan agen sulfonasi, suhu reaksi, waktu
atau lama reaksi, dan pH.
Sebuah produk tersulfonasi lignin memiliki kandungan asam sulfonat
organik terikat dari sedikitnya sekitar 4,1 mol per mol lignin dan menjadi
larut air di semua tingkat pH yang disiapkan oleh langkah-langkah yang
terdiri terutama dari melarutkan senyawa lignin kering, diproduksi sebagai
produk sampingan dari kraft atau sulfit proses pembuatan pulp kayu,
dengan asam sulfat memiliki konsentrasi paling sedikit 95% dengan tetap
menjaga suhu reaksi bawah sekitar 40 C sampai sulfonat lignin. Lignin
tersulfonasi ini banyak di gunakan sebagai zat aditif dalam komposisi
bahan-bahan kimia dalam suatu proses industry.
1.2

Bahan dan Alat yang Di Gunakan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bahan lindi hitam yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari
pabrik pulp proses kraft dengan bahan baku kayu Eucalyptus. Bahanbahan kimia yang digunakan adalah:
H2SO4 ,
NaOH,
NaHSO3 ,
akuades,
metanol teknis,
kertas pH,
HCl, kertas saring,
Bahan-bahan kimia untuk analisis natrium lignosulfonat (NLS)
standar berasal dari Aldrich. NLS komersial diperoleh dari PT FOSROC
Indonesia.
Peralatan yang digunakan adalah alat-alat kaca laboratorium,
cawan porselen, neraca analitik, mortar, pengaduk, oven, penangas air,
pendingin tegak, alat sentrifugasi merk International Equipment Company,
seperangkat alat sulfonasi, alat pemanas, seperangkat alat distilasi,
corong Bchner, desikator, piknometer, pH-meter. Spektrofotometer UVVis.

1.

2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.

1.3 Proses Sulfonasi Lignin Eupcalyptus


Proses sulfonasi lignin menjadi natrium lignosulfonat (NLS)
dilakukan dengan memodifikasi metode Dilling, dan Kamoun.
Sebanyak 5 g isolat lignin dicampurkan dengan NaHSO3
(g/mol)monomer BM (g)lignin bobot g/mol 231 g 5,00063 dengan nisbah
lignin : NaHSO: (b/b) yaitu (1:0,4; 1:0,5; dan 1:0,6), lalu disuspensikan
dalam 150 ml air.
Lignin disuspensikan dalam labu bulat leher tiga ukuran 500 ml
menggunakan magnetic stirrer.
Kemudian campuran lignin dan NaHSO ditetapkan pada pH awal 5, 6, 7
dan 8 sesuai perlakuan, dengan cara menambahkan NaOH 20%.
Campuran selanjutnya direfluks selama 4 jam, pada suhu 95 C sambil
dilakukan pengadukan dengan magnetic stirrer agar campuran reaksi
sempurna. Hasil refluks didestilasi pada suhu 100 oC untuk mengurangi
volume air.
Larutan yang telah pekat disaring dengan corong Bchner untuk
memisahkan sisa lignin yang tidak bereaksi.
Filtrat yang mengandung NLS dan NaHSO (sisa reaksi) ditambahkan
metanol sambil dikocok kuat, sehingga natrium bisulfit terendapkan,
kemudian disaring dengan corong Bchner untuk memisahkan NaHSO3.
Metanol yang terdapat dalam filtrat diuapkan dengan rotavapor. NLS
pekat yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 60 oC berulang
kali, kemudian ditimbang sampai diperoleh NLS dengan bobot konstan.
Pencirian NLS yang dilakukan adalah warna, bau, kelarutan dalam air
pH, rendemen dan tingkat kemurnian NLS.
1.4 Hasil dan Pembahasan

Isolat lignin merupakan lignin yang diperoleh dari isolasi lindi


hitam. Berdasarkan perbedaan kelarutannya, lignin dapat diisolasi dari
lindi hitam dengan cara mengendapkannya pada pH2 menggunakan
H2SO 20% (v/v). Pada suasana asam, lignin cenderung melakukan
kondensasi sehingga unit-unit penyusun lignin (p-koumaril alkohol,
koniferil alkohol dan sinapil alkohol) yang semula larut akan
terpolimerisasi membentuk molekul yang lebih besar sehingga bobot
meningkat, akibatnya lignin akan mengendap (Kim et al. 1987).
Lignin hasil isolasi berwana cokelat tua, tidak berbau, dan tidak larut
dalam air. Kandungan lignin berdasarkan padatan total adalah 45,7
(%b/b). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Santoso (1995) yaitu sekitar 39,4 47,4 (%b/b). Dilain pihak, Sjstrm
(1995) mengemukakan bahwa kandungan lignin pada lindi hitam dapat
mencapai 46% dari total padatan lignin.

BAB 2
SULFONASI
2.1 Pengertian Sulfonasi
Pada dasarnya, sulfonasi adalah proses yang menyebabkan gugus
-SO3H menjadi terikat pd atom karbon dalam senyawa karbon. ataupun
ion, termasuk reaksi-reaksi yang melibatkan gugus sulfonil halida ataupun
garam-garam yang berasal dari gugus asam sulfonat, misalnya
penggabungan SO2Cl ke dalam senyawa organik. Istilah sulfonasi
terutama digunakan untuk menyatakan reaksi-reaksi yang menggunakan
pereaksi sulfonasi yang umum seperti asam sulfat pekat, oleum, dan
pereaksi lainnya yang mengandung sulfur trioksida.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu tipe jenis
sulfonasi yang paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan
mereaksikan senyawa aromatik dengan asam sulfat. Dalam percobaan
sulfonasi ini, senyawa aromatik yang digunakan adalah anilin, dan
percobaan dilakukan dengan mereaksikan anilin dengan asam sulfat pekat
(oleum) pada suhu 1800C-1950C, dan menghasilkan produk utama berupa
asam sulfanilat dan air (sebagai produk sampingannya).
Jenis-jenis zat pensulfonasi antara lain :
1. Persenyawaan SO3, termasuk didalamnya :- SO3 - H2SO4 oleum
2. Persenyawaan SO2.
3. Senyawa sulfoalkilasi.
Sedangkan, zat-zat yang disulfonasi antara lain: zat alifatik misalnya
hidrokarbon jenuh, oleofin, alkohol, selulosa, senyawa aromatis,
naphtalena, antraquinone dan lain sebagainya. Zat pensulfonasi yang
paling efisien adalah SO3 karena hanya melibatkan satu reaksi adisi secara
langsung, contohnya: RH + SO3 RSO3H dan ROH + SO3 ROSO3H .
SO3 yang banyak digunakan adalah SO3 dalam bentuk hidrat (oleum atau

asam sulfat pekat) karena dengan SO3 hidrat, air akan bertindak murni
sebagai pelarut.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi
yang paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan
mereaksikan senyawa aromatik dengan asam sulfat. Asam sulfat yang
digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida (oleum). Sama halnya
dengan nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah reaksi
substitusi elektrofilik, tetapi merupakan reaksi yang dapat balik
(reversibel).
Untuk proses sulfonasi senyawa aromatik yang lebih kompleks,
temperatur dapat memberikan pengaruh, bukan hanya terhadap laju
reaksi, tetapi juga terhadap sifat dari produk yang dihasilkan. Sebagai
contoh, perubahan temperatur dalam sulfonasi naftalena menyebabkan
perubahan komposisi produk asam monosulfonat dari sekitar 95% alpha
isomer pada temperatur kamar menjadi 100% beta isomer pada 200 0C.
2.2 Pembuatan Asam Sulfanilat
Salah satu proses yang melibatkan reaksi sulfonasi yaitu
pembuatan Asam Sulfanilat. Adapun proses pembuatannya yaitu,
A. Skala Laboratorium
Asam sulfanilat dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan oleum
(asam sulfat pekat) pada suhu reaksi antara 180C dan 195C dengan
produk utamanya yaitu asam sulfanilat, sedangkan produk sampingnya
yaitu air. Pada mulanya produk yang dihasilkan larutan karena asam
sulfanilat bersifat mudah larut maka untuk mendapatkan kristalnya
didinginkan.
Produk alanilat ini merupakan produk yang tidak tentu, di mana lewat
pemanasan berlanjut akan menghasilkan asam sulfanilat dan air.
B. Skala Industri
Secara komersial, asam sulfanilat dibuat dengan proses Baking. Dalam
proses ini, anilin dan asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam ke dalam
suatu ketel besi tuang yang dilengkapi dengan kondensor refluks. Lalu
dimasukkan benzena sulfonat, dicampurkan dalam ketel besi. Pengadukan
dilakukan dalam suhu operasi 1500C, anilin dan air yang keluar dalam
ketel besi akan direflux oleh kondensor. Dua jam setelah penambahan
anilin (dari kondensor reflux), maka reaksi akan sempurna, dengan hasil
yaitu asam sulfanilat dengan konsentrasi 97%. Dengan kata lain Proses
Baking ini sangat cocok karena asam sulfanilat yang diperoleh cukup
pekat dan konversinya besar.
Kebaikan menggunakan proses baking adalah:
Kondensor reflux digunakan untuk memanfaatkan kembali sisa anilin dan
sulfat agar tidak terbuang begitu saja.
Dilengkapi dengan propeller untuk kesempurnaan campuran.
Sirkulasi udara dapat diatur dengan cirkulating fan.
Dilengkapi dengan coil pemanas karena suhu diatur 100 150C.
Keburukan menggunakan proses baking adalah :
Temperatur harus tetap dijaga 150C karena itu diperlukan pengawas.
Larutan asam sulfat bersifat korosif dapat merusak ketel.
Ketel harus dilengkapi pompa vakum untuk memisahkan air yang ikut
terbentuk selama reaksi.

Beberapa sifat Asam Sulfanilat


2.3 Sifat Fisika dan Kimia Asam Sulfanilat
A. Sifat Fisika :
1.
Pada suhu kamar berbentuk kristal padat yang berwarna putih.
2.
Merupakan golongan asam yang sangat kuat.
3.
Memiliki sifat higroskopis yaitu mudah menyerap air untuk masuk ke
dalam molekul-molekulnya.
4.
Berat molekul : 173,19
5.
Titik cair : 288C
6.
Titik didih : 172-187C
7.
Mudah larut dalam air panas dan pelarut polar lainnya
B. Sifat Kimia :
1.
Asam sulfanilat dapat dihidrolisa menghasilkan asam sulfat dan anilin
NH2 SO3H + H2O NH2 + H2SO4
2.
Dengan basa akan membentuk garam, dan dapat bereaksi dengan
asam nitrat menghasilkan p-nitro anilin NH2 SO3H + HNO3 NH2 NO2 + H2SO4
3.
Dapat bereaksi dengan amida menghasilkan
sulfanilamide
NH2 SO3H + R C
NH2 SO3NH2 + RCOOH+NH2
4.
Asam dulfanilat hampir mengalami reaksi ionisasi komplit (sempurna)
dalam air. NH2 SO3H NH2 SO3 + H+
2.4 Kegunaan Asam Sulfanilat
Kegunaan asam sulfanilat :
a.
Digunakan sebagai katalis dalam industri
b.
Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat pengemulsi.
c.
Sebagai zat pendamar ion
d.
Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup),pestisida ( untuk
membunuh kuman).
e.
Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi
Asam sulfanilat sendiri pada dunia industri yang paling banyak
adalah sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan dalam industri
farmasi. Asam sulfanilat merupakan sumber bahan obat-obatan sulfa yang
bersifat sebagai antibacterial agen.
Pada tahun 1935, Domagk, seorang peneliti dari Jerman, adalah
orang pertama yang meneliti nilai klinis dari protonsil yaitu suatu senyawa
berwarna
merah
yang
berasal
dari
pewarna
azo.
Paraaminobenzensulfanilat merupakan bagian yang efektif dari molekul
protonsil. Senyawa ini disebut sebagai sulfanilat. Sulfanilat merupakan
senyawa yang pertama dari kelompoknya yang digunakan secara meluas
untuk percobaan klinis, dan ditemukan bahwa obat-obatan sulfanilat
memang efektif untuk pengobatan penyakit hemolitic streptococcal dan
infeksi staphylococcal. Dalam jangka waktu yang relatif singkat, obatobatan yang berhubungan dengan sulfanilat disintesa dan dilakukan juga
percobaan klinis. Obat-obat sintesa tersebut antara lain: sulfapyridine,
sulfathiazole, sulfaguanidine, sulfadiazine, dan sulfamerazine. Obatobatan ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri bukan
dengan membunuh organisme.

Walaupun sejumlah efek samping dari penggunaan obat-obatan


sulfanilat ditemukan, sulfanilat memegang peranan yang penting dalam
dunia pengobatan sebelum adanya antibiotika. Dalam beberapa tahun
belakangan, penggunaan obat-obatan yang disebut sebagai obat sulfa
tersebut telah hilang, tetapi untuk kasus-kasus tertentu obat sulfa masih
digunakan sebagai antimikroba. Unuk masa sekarang, sulfanilat
digunakan terutama untuk mengobati infeksi ringan pada saluran urin,
termasuk prostatitis yang disebabkan oleh bakteri E. Coli. Obat sulfa juga
pernah digunakan dalam pengobatan meningococcal meningitis dan
disentri basil. Namun, setelah beberapa tahun, ketahanan basil penyebab
penyakit terhadap obat pun meningkat sehingga obat menjadi kurang
efektif.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah diproduksi obat sulfa yang
baru, diantaranya: trimethoprim-sulfamethoxazol. Obat ini telah
meperluas pengobatan terhadap infeksi saluran urin yang berasal dari
klebsiella, enterobacter dan proteus, selain E. Coli. Obat ini juga
digunakan untuk pengobatan penyakit otitis akut pada anak-anak.
Sifat-sifat senyawa sulfanilat (bekerja secara cepat, dapat sinergis
dengan kebanyakan obat-obatan, penyerapan yang sedikit, dan efektifitas
lainnya) sangat bermanfaat. Sulfanilat efektif (yang bekerja secara cepat)
meliputi sulfisoxazole, sulfadiazine, dan trisulfapyrimidine. Sedangkan
sulfanilat menengah yang banyak digunakan adalah sulfamethoxazole.
Efek samping dari penggunaan sulfanilat diantaranya: dapat
menimbulkan hiper-sensitivitas yang disebut drug fever, rasa mual dan
muntah. Hal ini dapat terjadi akibat frekuensi pemakaian sulfanilat yang
berlebih. Obat-obatan sulfa biasanya jug dapat menyebabkan anemia
hemolitik, dan kernicterus (pada bayi) melalui air susu ibunya yang
mengkonsumsi obat sulfa tersebut.

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.

BAB III
KESIMPULAN
Lignin adalah suatu polimer yang komplek dengan bobot molekul tingi
yang tersusun atas unit-unit fenilpropana.
Lignin bersifat tidak larut dalam kebanyakan pelarut organik.
Lignin dapat di buat dengan proses sulfonasi
Terdapat empat metode pemisahan lignin. Pertama yaitu lignin
diekstrak dengan asam, lignin dihidrolisa dan diekstrak dari kayu, lignin
diubah menjadi turunannya yang larut dan keempat menggunakan
bantuan enzim.
Sulfonasi adalah proses yang menyebabkan gugus -SO3H menjadi
terikat pd atom karbon dl senyawa karbon.
Asam sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida
(oleum).
Asam Sulfanilat dapat di buat dalam skala laboratorium maupun dalam
skala industry.
Asam sulfanilat memiliki sifat fisika maupun kimia.

9.

Asam sulfanilat merupakan sumber bahan obat-obatan sulfa yang


bersifat sebagai antibacterial agen.
10. Sifat-sifat senyawa sulfanilat (bekerja secara cepat, dapat sinergis
dengan kebanyakan obat-obatan, penyerapan yang sedikit, dan efektifitas
lainnya) sangat bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai