Lignin adalah suatu polimer yang komplek dengan bobot molekul tingi
yang tersusun atas unit-unit fenilpropana. Lignin termasuk ke dalam
kelompok bahan yang polimerisasinya merupakan polimerisasi cara ekor
(endwisepolymerization), yaitu pertumbuhan polimer terjadi karena satu
monomer bergabung dengan polimer yang sedang tumbuh. Polimer lignin
merupakan polimer bercabang dan membentuk struktur tiga dimensi.
Proses sulfonasi biasa terdapat pada proses pembuatan kertas kraft
yang terdapat di dalam senyawa organic polimer lignin. Pada dasarnya,
lignin adalah senyawa organic polimer yang banyak dan penting dalam
dunia tumbuhan selain selulosa. Lignin merupakan komponen terbesar
yang terdapat dalam lindi hitam. Lindi hitam merupakan larutan pemasak
yang berasal dari pulp dengan yang di buat dengan proses kimia. Salah
satu pemanfaatan lignin ialah dapat dimodifikasi menjadi lignosulfonat.
Lignosulfonat
dapat
berupa
natrium
lignosulfonat,
ammonium
lignosulfonat, kalsium lignosulfonat, dan zink lignosulfonat.
Natrium lignosulfonat (NLS) dapat disintesis dari lignin dengan reaksi
sulfonasi. Reaksi sulfonasi merupakan reaksi yang melibatkan pemasukan
gugus sulfonat ke dalam lignin. Proses sulfonasi pada lignin bertujuan
untuk mengubah sifat hidrofilitas dari lignin yang tidak larut dalam air
dengan memasukkan gugus sulfonat yang lebih polar dari gugus hidroksil,
sehingga akan meningkatkan sifat hidrofilitasnya dan menjadikan
lignosulfonat. Pemilihan proses sulfonasi tergantung pada banyak faktor,
diantaranya yaitu nisbah lignin dan agen sulfonasi, suhu reaksi, waktu
atau lama reaksi, dan pH.
Sebuah produk tersulfonasi lignin memiliki kandungan asam sulfonat
organik terikat dari sedikitnya sekitar 4,1 mol per mol lignin dan menjadi
larut air di semua tingkat pH yang disiapkan oleh langkah-langkah yang
terdiri terutama dari melarutkan senyawa lignin kering, diproduksi sebagai
produk sampingan dari kraft atau sulfit proses pembuatan pulp kayu,
dengan asam sulfat memiliki konsentrasi paling sedikit 95% dengan tetap
menjaga suhu reaksi bawah sekitar 40 C sampai sulfonat lignin. Lignin
tersulfonasi ini banyak di gunakan sebagai zat aditif dalam komposisi
bahan-bahan kimia dalam suatu proses industry.
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bahan lindi hitam yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari
pabrik pulp proses kraft dengan bahan baku kayu Eucalyptus. Bahanbahan kimia yang digunakan adalah:
H2SO4 ,
NaOH,
NaHSO3 ,
akuades,
metanol teknis,
kertas pH,
HCl, kertas saring,
Bahan-bahan kimia untuk analisis natrium lignosulfonat (NLS)
standar berasal dari Aldrich. NLS komersial diperoleh dari PT FOSROC
Indonesia.
Peralatan yang digunakan adalah alat-alat kaca laboratorium,
cawan porselen, neraca analitik, mortar, pengaduk, oven, penangas air,
pendingin tegak, alat sentrifugasi merk International Equipment Company,
seperangkat alat sulfonasi, alat pemanas, seperangkat alat distilasi,
corong Bchner, desikator, piknometer, pH-meter. Spektrofotometer UVVis.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB 2
SULFONASI
2.1 Pengertian Sulfonasi
Pada dasarnya, sulfonasi adalah proses yang menyebabkan gugus
-SO3H menjadi terikat pd atom karbon dalam senyawa karbon. ataupun
ion, termasuk reaksi-reaksi yang melibatkan gugus sulfonil halida ataupun
garam-garam yang berasal dari gugus asam sulfonat, misalnya
penggabungan SO2Cl ke dalam senyawa organik. Istilah sulfonasi
terutama digunakan untuk menyatakan reaksi-reaksi yang menggunakan
pereaksi sulfonasi yang umum seperti asam sulfat pekat, oleum, dan
pereaksi lainnya yang mengandung sulfur trioksida.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu tipe jenis
sulfonasi yang paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan
mereaksikan senyawa aromatik dengan asam sulfat. Dalam percobaan
sulfonasi ini, senyawa aromatik yang digunakan adalah anilin, dan
percobaan dilakukan dengan mereaksikan anilin dengan asam sulfat pekat
(oleum) pada suhu 1800C-1950C, dan menghasilkan produk utama berupa
asam sulfanilat dan air (sebagai produk sampingannya).
Jenis-jenis zat pensulfonasi antara lain :
1. Persenyawaan SO3, termasuk didalamnya :- SO3 - H2SO4 oleum
2. Persenyawaan SO2.
3. Senyawa sulfoalkilasi.
Sedangkan, zat-zat yang disulfonasi antara lain: zat alifatik misalnya
hidrokarbon jenuh, oleofin, alkohol, selulosa, senyawa aromatis,
naphtalena, antraquinone dan lain sebagainya. Zat pensulfonasi yang
paling efisien adalah SO3 karena hanya melibatkan satu reaksi adisi secara
langsung, contohnya: RH + SO3 RSO3H dan ROH + SO3 ROSO3H .
SO3 yang banyak digunakan adalah SO3 dalam bentuk hidrat (oleum atau
asam sulfat pekat) karena dengan SO3 hidrat, air akan bertindak murni
sebagai pelarut.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi
yang paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan
mereaksikan senyawa aromatik dengan asam sulfat. Asam sulfat yang
digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida (oleum). Sama halnya
dengan nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah reaksi
substitusi elektrofilik, tetapi merupakan reaksi yang dapat balik
(reversibel).
Untuk proses sulfonasi senyawa aromatik yang lebih kompleks,
temperatur dapat memberikan pengaruh, bukan hanya terhadap laju
reaksi, tetapi juga terhadap sifat dari produk yang dihasilkan. Sebagai
contoh, perubahan temperatur dalam sulfonasi naftalena menyebabkan
perubahan komposisi produk asam monosulfonat dari sekitar 95% alpha
isomer pada temperatur kamar menjadi 100% beta isomer pada 200 0C.
2.2 Pembuatan Asam Sulfanilat
Salah satu proses yang melibatkan reaksi sulfonasi yaitu
pembuatan Asam Sulfanilat. Adapun proses pembuatannya yaitu,
A. Skala Laboratorium
Asam sulfanilat dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan oleum
(asam sulfat pekat) pada suhu reaksi antara 180C dan 195C dengan
produk utamanya yaitu asam sulfanilat, sedangkan produk sampingnya
yaitu air. Pada mulanya produk yang dihasilkan larutan karena asam
sulfanilat bersifat mudah larut maka untuk mendapatkan kristalnya
didinginkan.
Produk alanilat ini merupakan produk yang tidak tentu, di mana lewat
pemanasan berlanjut akan menghasilkan asam sulfanilat dan air.
B. Skala Industri
Secara komersial, asam sulfanilat dibuat dengan proses Baking. Dalam
proses ini, anilin dan asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam ke dalam
suatu ketel besi tuang yang dilengkapi dengan kondensor refluks. Lalu
dimasukkan benzena sulfonat, dicampurkan dalam ketel besi. Pengadukan
dilakukan dalam suhu operasi 1500C, anilin dan air yang keluar dalam
ketel besi akan direflux oleh kondensor. Dua jam setelah penambahan
anilin (dari kondensor reflux), maka reaksi akan sempurna, dengan hasil
yaitu asam sulfanilat dengan konsentrasi 97%. Dengan kata lain Proses
Baking ini sangat cocok karena asam sulfanilat yang diperoleh cukup
pekat dan konversinya besar.
Kebaikan menggunakan proses baking adalah:
Kondensor reflux digunakan untuk memanfaatkan kembali sisa anilin dan
sulfat agar tidak terbuang begitu saja.
Dilengkapi dengan propeller untuk kesempurnaan campuran.
Sirkulasi udara dapat diatur dengan cirkulating fan.
Dilengkapi dengan coil pemanas karena suhu diatur 100 150C.
Keburukan menggunakan proses baking adalah :
Temperatur harus tetap dijaga 150C karena itu diperlukan pengawas.
Larutan asam sulfat bersifat korosif dapat merusak ketel.
Ketel harus dilengkapi pompa vakum untuk memisahkan air yang ikut
terbentuk selama reaksi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB III
KESIMPULAN
Lignin adalah suatu polimer yang komplek dengan bobot molekul tingi
yang tersusun atas unit-unit fenilpropana.
Lignin bersifat tidak larut dalam kebanyakan pelarut organik.
Lignin dapat di buat dengan proses sulfonasi
Terdapat empat metode pemisahan lignin. Pertama yaitu lignin
diekstrak dengan asam, lignin dihidrolisa dan diekstrak dari kayu, lignin
diubah menjadi turunannya yang larut dan keempat menggunakan
bantuan enzim.
Sulfonasi adalah proses yang menyebabkan gugus -SO3H menjadi
terikat pd atom karbon dl senyawa karbon.
Asam sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida
(oleum).
Asam Sulfanilat dapat di buat dalam skala laboratorium maupun dalam
skala industry.
Asam sulfanilat memiliki sifat fisika maupun kimia.
9.