Anda di halaman 1dari 16

Kegiatan Pembelajaran ....

Bahan Alat Penangkapan Ikan

A. Uraian Materi

Bahan alat penangkapan ikan (fishing gear material) adalah segala


macam bahan yang digunakan untuk membentuk satu kesatuan alat
penangkapan ikan. Menurut Murdiyanto (1985) dalam Katiandagho (2001),
bahwa bahan dan alat tangkap ikan yaitu segala bahan yang turut serta menjadi
satu kesatuan membentuk alat penangkap ikan secara lengkap sehingga siap
digunakan dalam operasi penangkapan ikan.
Dalam memilih bahan untuk membuat suatu alat penangkap ikan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya berikut ini :
a) Murah,
b) Mudah memperolehnya,
c) Sifat-sifatnya cocok,
d) Mudah membuatnya.
Nelayan bebas untuk memilih bahan yang cocok, seiring ditemukannya
berbagai macam bahan sintetis atau alami. Masing-masing jenis bahan berbeda
dalam pembuatan alat penangkapan ikan.Kesalahan pemilihan dan penggunaan
bahan, akan mempengaruhi kegagalan usaha penangkapan ikan.
Dalam bahan dan alat penangkapan ikan umumnya yang digunakan yaitu
jaring atau webbing, jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa
mata jaring yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat
Penangkapan ikan. Menurut Supardi Ardidja (2007) jaring adalah gabungan
sejumlah mata jaring yang dijurai baik dengan cara disimpul atau tanpa simpul,
dibuat dengan menggunakan mesin atau tangan, baik yang terbuat dari serat
alami maupun serat buatan, juga merupakan komponen utama alat penangkap
ikan. Menurut ISO (International Organization For Standardization), bahwa jaring
didefinisikan sebagai susunan mata jaring dalam bentuk dan ukuran yang
bervariasi yang dibuat dari juraian atau gabungan suatu yarn atau sistem yarn
yang terdiri atas satu sistem yarn atau lebih (Klust 1987).
Ukuran jaring dinyatakan dengan panjang dalam satuan panjang dan
kedalaman dalam satuan jumlah mata jaring. Panjang jaring dinyatakan dalam
meter pada keadaan mesh tertutup (stretched mesh), jika sistem penomoran
yang digunakan adalah Rtex, panjang dinyatakan dalam meter dan jika sistem
penomoran menggunakan Denier system panjang dinyatakan dalam yard. Jika
menggunakan system penomoran Rtex panjangnya adalah 100 meter, bila
menggunakan sistem Denier panjangnya adalah 100 yards.
Kedalaman jaring dinyatakan dalam jumlah mata pada keadaan mesh
tertutup (stretched mesh) untuk semua sistem penomoran yang berlaku. Namun
demikian ukuran jaring selalu dinyatakan dengan panjang jaring (meter) dan
dalam jaring (jumlah mata jaring) maka ukuran jaring dalam setiap lembar
jaring utuh disesuaikan dengan sistem penomoran yang digunakan. Adapun alat
penangkapan ikan yang bahan utama lembaran jaring adalah Fish Net, Pukat
Udang, Purse Seine, Gillnet, Payang, Dogol, Pukat Hela, Pukat Pantai dan
Moroami dllnya.
Bahan baku atau bahan dasar benang dan jaring terdiri atas dua bahan,
yaitu Natural fibres (serat alami) dan man made fibres (serat buatar).
1. Serat Alami
Sebagian besar jaring untuk menangkap ikan terbuat dari bahan alami
tumbuhan (vegetable fibres) berasal dari bahan cotton, manila, hemp, linen, dan
rami. Selain itu, sering juga digunakan bahan alami yang berasal dari hewan
(animal fibres) terbuat dari sutera atau bulu, meskipun untuk pembuatannya
mahal dan dinilai kurang sesuai. Tapi sebagai pengecualian, di Jepang ada alat
penangkap ikan yang terbuat dari jaring sutera (Klust 1987). Serat alami adalah
serat yang terbuat dari bahan alami baik nabati maupun hewani tanpa proses
kimia atau transformasi. Bagian-bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
bahan alat penangkapan ikan adalah dari bijian, bast, daun, dan buah.

Perlakuan yang diberikan hanya ditujukan untuk membuang serat‐serat


yang tidak berguna, atau dilakukan proses perebusan, perendaman,
penyamakan dan pengawetan, baik untuk melemaskan sehingga bahan tersebut
mudah untuk dianyam atau dipintal maupun memperpanjang usia pakainya.
Sebagai contoh bahan tali yang terbuat dari kulit pohon waru harus direndam di
dalam lumpur selama 5 – 6 hari, baru seratnya dapat digunakan.
Gambar .... Skema Klasifikasi Serat Alami
(Sumber: Perikanan dan Kelautan)
Serat alami terbagi menjadi tiga kelompok yaitu serat tumbuhan, serat
hewani dan serat mineral. Serat tumbuhan terbagi menjadi empat kategori yaitu
serat bijian, serat daunan, serat kulit, dan serat buahan.Serat hewani (Animal
fiber) umumnya sebagian besar terdiri dari protein, yang secara langsung dapat
digunakan adalah sutra, bulu atau dikenal dengan wool.

Gambar .... Jenis serat hewani


(Sumber: http://fadhillah-xnd.blogspot.nl)
Gambar .... Jenis serat mineral
(Sumber: http://fadhillah-xnd.blogspot.nl)

Gambar ... Jenis serat tumbuhan


(Sumber: http://fadhillah-xnd.blogspot.nl)
Adapun sifat-sifat dari serat alami yaitu:
a) Mudah membusuk
b) Terdiri dari staple fibres
c) Tidak dipengaruhi oleh sinar ultra violet
d) Tidak seberapa kuat
e) Menyerap air
f) Tidak mencair
g) Harganya murah
2. Serat Buatan
Serat buatan disebut juga serat sintesis. Menurut Klust (1987), sintesis
adalah istilah ilmiah dan teknis untuk proses kimia dimana unsur-unsur kimia
yang sederhana digabung menjadi susunan baru yang semakin rumit dan
sifatnya berbeda dari sifat semula. Serat sintesis terbuat dari bahan sintesis yang
dapat dihasilkan dari bahan-bahan sederhana seperti phenol, benzena,
acetylene, prussic acid, dan chlorine.Sedangkan serat buatan dari bahan alami
yaitu selulosa dan protein, terbuat dari bahan yang lebih kompleks dan hanya
dapat diubah menjadi bentuk serat (cellulose rayon, cellulose wool, protein wool).
Serat buatan (man made fibres) yang tergolong serat sintesis dinilai dapat
memberi keuntungan dalam pembuatan jaring. Namun serat buatan yang
dihasilkan dari generasi cellulose, seperti rayon dan cellulose wool, dinilai kurang
menguntungkan disbanding dengan serat alami sehingga bahan ini tidak
digunakan dalam pembuatan jaring (Klust 1987).
Adapun kelebihan serat sintetis dibandingkan dengan serat alami untuk
bahan alat penangkapan ikan yaitu:
a) Tidak membusuk
b) Memiliki kekuatan putus yang jauh lebih besar
c) Sedikit menyerap air
d) Densitas (specific gravity) yang lebih rendah
e) Ukuran diameter serat dapat diatur
f) Lebih tahan terhadap gesekan
g) Tidak terpengaruh oleh asam, alkalis, garam atau produk minyak (bensin,
minyak tanah, minyak pengencer cat) (Sumber: Bahan Ajar Bahan Alat
Penangkap Ikan : Supardi Ardidja)
Menurut Klust (1987), serat sintesis dapat dikalsifikasikan secara kimia,
yaitu:
a) Polyamide (PA)
Polyamide (PA) memiliki dua tipe yang paling sering digunakan, yaitu:
a. Polyamide 6.6 yang terdiri dari dua komponen, yaitu hexamethylene diamine
dan adipic acidyag masing-masing memiliki 6 atom karbon. Serat ini
dikembangkan pada tahun 1935 oleh W.H. Carothers (USA). Bahan ini sering
disebut nylon (Klust 1987).
b. Polyamide 6, awalnya dikenal dengan nama dagang Perlon yang terbuat dari
satu monomer yang disebut caprolactam yang mengandung 6 atom karbon dan
dikembangkan pada tahun 1937/1938 oleh ilmuwan kimia dari Jerman bernama
P.Schlack (Klust 1987).

Gambar .... Benang dengan serat polyamide


(Sumber: http://www.toray.co.id/products/fibers/fib_001.html)

b) Polyester (PES)
Menurut Klust (1987), serat polyester (PES) dikembangkan oleh JR
Whinfield dan JT Dickson dari Inggris sekitar tahun 1940-1941. Serat ini
dihasilkan dari polikondensasi terephatic acid dan alcohol ethyleneglycol.Hasil
senyawa kimia dari asam dan alkohol disebut ester sehingga istilah serat yang
dihasilkan adalah polyester.Nama dagang dari PE adalah Terylene.

Gambar ... Serat Polyester


(sumber : https://www.google.com/search)
c) Polyethylene (PE)
Polyethylene atau PE dihasilkan menurut cara yang dikembangkan oleh
Ziegler (Jerman) pada tahun 1950. Serat yang dihasilkan dengan cara baru ini
mempunyai sifat-sifat fisik yang lebih baik. Menurut Klust (1987), bahan dasar
dari polyethylene adalah monomer ethylene yang diperoleh dari minyak.

d) Polyprophylene (PP)
Polyprophylene atau biasa disebut PP terbuat dari bahan dasar yang
sama dengan PE, yaitu monomer ethylene. Polyprophylene dikembangkan pada
tahun 1954 dan dikenal dengan nama dagang Meraklon. PE dan PP secara
kolektif sering disebut polyolefines (Klust 1987).
e) Polyvinyl chloride (PVC)
Menurut Klust (1987) PVC dikembangkan oleh F.Klate dan H.Hubbert
asal Jerman, dari monomer vinyl chloride merupakan serat sentesis pertama
yang dihasilkan secar skala industri. Serat sintesis ini dikenal dengan nama Pe
Ce, dan tahan pembusukan (Klust 1987).
f) Polyvinyledene chloride (PVD)
PVD dikembangkan pada tahun 1939 di USA yang dihasilkan dari proses
co-polimerisasi dari campuran vinyl chloride (sekurang-kurangnya 80%) dan
bahan kedua, misalnya vinyl chloride. Komposisi ini menghasilkan produk yang
dikenal dengan nama Saran. Sementara yang terbuat dari chloro fibre dikenal
dengan nama Vinyon (Klaust 1987).
g) Polyvynil alcohol (PVA)
PVA berkembang pesat di Jepang sejak tahun 1938. Tipe serat PVA yang
dibuat dan digunakan sebagai jaring untuk penangkapan ikan di Jepang tidak
dapat larut di dalam air dengan tingkat acetalisasi yang berbeda dan sekarang
diberi symbol PVAA, misalnya kuralon (Klaust 1987)
3. Tali
Tali merupakan sebuah kumpulan dari beberapa serat-serat, benang
ataupun helai yang dikepang / dipilin bersama dalam rangka untuk
menggabungkan mereka kedalam bentuk yang lebih besar dan lebih kuat. Pada
awalnya, manusia menggunakan akar-akaran dan serat tanaman sebagai tali.
Kemudian manusia mengembangkan tali-tali sederhana itu dengan
menggunakan beberapa utas serat serta memilinnya agar menyatu.
Tali dibuat manusia tentunya mempunyai sebuah alasan, dan alasan
tersebut masih digunakan hingga sekarang. Buktinya, tali masih digunakan
manusia untuk membantu mempermudah pekerjaannya. Walaupun telah banyak
muncul alat-alat pengganti fungsi tali seperti : wire rope, rantai, webbing, ratchet,
dll, tali masih tetap digunakan oleh manusia di bidang pekerjaan dan kebutuhan
sehari-harinya.
Hal tersebut tentunya memiliki alasan, dan alasan-alasan tersebut dapat
dijelaskan dari karakteristik tali itu sendiri yang tidak dimiliki oleh alat-alat lain
yang hampir serupa kegunaannya dengan tali.

Gambar .... Jenis tali


(Sumber: www.bukalapak.com)
Secara umum, tali memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh
alat-alat lainnya yaitu :
a) Tahan terhadap karat
b) Lentur
c) Tidak merusak permukaan benda yang disentuhnya.
Adapun jenis tali yang umumnya digunakan adalah:
1) Tali Polypropylene
Tali Polypropylene sering disebut dengan sebutan tali PP oleh
masyarakat Indonesia pada umumnya. Sedangkan pengertian dari tali
Polypropylene itu sendiri adalah tali dari serat sintetis buatan manusia yang
disebut dengan serat polypropylene. Tali polypropylene / tali PP ini dibagi
menjadi 2 tipe yaitu diantaranya :
a) Tali PP Monofilament ( PP Mono )
b) Tali PP Multifilament ( PP Multi )

Gambar .... Jenis tali polypropylene


(Sumber: https://seoasmarines.com)
Walaupun sebagian besar karakteristik yang dimiliki kedua tipe tali PP ini
sama, namun kedua tipe tali ini memiliki karakteristik yang agak berbeda,
walaupun sama-sama dibuat dari serat polypropylene.
Karakteristik tali Polypropylene yang sama dimiliki kedua tipe tali PP ini
diantaranya :
a) Mengapung diatas air.
b) Tahan terhadap bahan kimia.
c) Tahan terhadap abrasi atau karat.
d) Tidak menyerap air
e) Tidak tahan terhadap paparan sinar matahari langsung.:
Karakteristik khusus tali PP Mono dan tali Multi:
a) Tali PP Mono Ukuran Serat lebih besar dibandingkan tali PP Multi
b) Permukaan tali PP Mono lebih kasar dibandingkan dengan tali PP multi jika
dipegang dengan tangan.
c) Tali PP multi memiliki ketahanan gentakan dan gesekan lebih baik
dibandingkan tali PP mono.

2) Tali Nilon
ali nilon adalah jenis tali yang memiliki kekuatan yang superior. Tali jenis
ini memiliki nilai breaking load yang besar, sehingga banyak digunakan di
berbagai aplikasi berat maupun ringan. Tali nilon dibuat dari serat nilon yang
diciptakan oleh Wallace Hume Carothers pada tahun 1935. Serat nilon ini sering
disebut dengan “miracle fiber”, karena kekuatan dan ketahanannya jika
dibandingkan jenis tali lainnya.

Gambar .... Jenis tali nilon


(Sumber: https://seoasmarines.com)
Awal mulanya, serat nilon banyak digunakan untuk membuat sikat gigi,
stockings, benang, kain, rajutan. Karena karakteristiknya, tali nilon mulai dilirik
dan digunakan diberbagai industri seperti perkapalan, dok, pabrik, transportasi,
otomotif, tambang, Oil & Gas, Logging, perikanan, crane, konstruksi dan bongkar
muat. Adapun Karakteristik tali nilon ini yaitu:
a. Memiliki nilai breaking load yang tinggi
b. Tahan terhadap gesekan
c. Tahan terhadap gentakan
d. Lentur ( tidak kaku )
e. Tahan terhadap sinar UV
f. Menolak busuk dan jamur
g. Tahan terhadap abrasi / karat
h. Tahan terhadap bahan kimia

3) Tali Manila
Tali manila adalah tali yang dibuat dari serat pohon abaca ( sejenis
pisang-pisangan ) yang terdapat di Manila ( Filipina ). Dengan kata lain, tali ini
adalah tali yang dibuat dari bahan alami, bukan serat buatan manusia. Tali jenis
ini banyak digunakan di industri perkapalan dan bongkar muat. Tali Manila
memiliki bentuk dan tampilan yang lebih natural, sehingga ada sebagian orang
dan perusahaan yang menggunakan sebagai dekorasi ruangan, yang membuat
ruangannya berkesan natural.

Gambar .... Jenis tali manila


(Sumber: https://seoasmarines.com)
Tali manila memiliki beberapa karakteristik yaitu diantaranya :
a) Memiliki tampilan yang natural.
b) Tidak kaku
c) Tidak mudah pecah
d) Tidak dapat meleleh
e) Rentan terhadap sinar UV
f) Rentan terhadap bahan kimia
g) Tidak memiliki nilai breaking load yang terlalu tinggi.
h) Menyerap air ( nilai breaking load dapat berkurang saat tali dalam keadaan
basah ).

4. Tali baja (wire rope)


Wire Rope adalah tali baja yang terbuat dari beberapa wire yang dipilin
membentuk strand, lalu beberapa strand tersebut dipilin mengelilingi core untuk
membentuk wire rope.
Gambar .... Bagian-bagian tali baja
(Sumber: http://www.otopos.net)
Sebagai bahan dasar tali jenis ini adalah benang/kabel baja. Benang-
benangnya pejal dan jumlah benang untuk tiap-tiap kardil berkisar antara 19-61
benang. Tali kawat baja terdiri dari 6 kardil dan ditengahnya teras (hati) sebagai
pengisi rongga dan mencegah gesekan diantara kardil-kardilnya serta mencegah
kerusakan bagian dalam.
1) Karakteristik
Tali baja yang merupakan sarana untuk pengangkatan mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. Lebih ringan
b. Lebih tahan terhadap sentakan atau beban kejut
c. Dapat digunakan untuk kecepatan angkat yang tinggi
d. Bila akan putus memperlihatkan tanda – tanda
e. Berat persatuan panjang adalah kecil
f. Elastic
g. Tidak berisik bila digunakan
Adapun kelemahan tali baja adalah sebagai berikut :
a. Tidak tahan terhdap korosi
b. Sukar untuk ditekuk – tekuk, sehingga memerlukan drum atau teromol
penggulung yang besar
c. Dapat mulur atau memanjang
d. Cenderung untuk berputar atau memuntir
2) Core atau Inti
Core wire rope umumnya terdiri dari 3 bahan:
Fiber Core (FC) – tali plastik
Hemp Core (HC) – tali manila.
Wire Core (IWRC) – kawat baja.
Keuntungan Fiber (FC) atau Henep Core (HC) adalah wire rope lebih
flexible dan lebih tahan karat. Keuntungan Wire Core (Iwrc) adalah breaking load
yang lebih tinggi.
3) Ukuran
Ukuran diameter wire rope dinyatakan dalam mm atau inch dan dapat
diukur menggunakan sigmat. Ilustrasi berikut menunjukkan cara mengukur wire
rope yang salah dan benar:

Gambar .... Cara mengukur tali baja


(Sumber: www.asmarines.com)
Faktor yang mempengaruhi ukuran wire rope adalah besarnya sheave
yang dilalui wire rope dan beban yang akan digerakkan oleh wire rope.
4) Putaran
Putaran menunjukkan arah strand wire rope diputar mengelilingi Core.
Wire rope strand yang diputar searah jarum jam disebut Putaran Kanan atau
Right Hand Regular Lay disingkat (RHRL). Sebaliknya strand yang diputar
berlawanan arah jarum jam disebut Putaran Kiri atau Left Hand Regular Lay
(LHRL).
Untuk membedakan, wire rope putaran kanan jika dilihat secara vertikal,
sudut pada strand akan membentuk huruf “Z”, sedangkan wire rope putaran kiri,
jika dilihat secara vertikal akan membentuk huruf “S”.
Gambar .... jenis arah putaran tali baja
(Sumber: www.asmarines.com)

5) Finishing
Ada 2 tipe finishing wire rope yaitu bright/ungalvanis dan galvanis. Wire
rope galvanis permukaan luarnya berwarna putih karena dilapisi zinc.
Keuntungannya lebih tahan karat daripada wire rope ungalvanis. Kerugiannya:
harganya lebih mahal. Wire rope ungalvanis keuntungannya lebih murah namun
kurang tahan karat dibandingkan wire rope galvanis.
6) Grade
Wire rope diproduksi berdasarkan beberapa grade. Setiap grade
memberikan kombinasi tensile strength, kekerasan, ketahanan terhadap gesekan
dan tekukan yang berbeda. Standard industri yang banyak dipakai untuk
menentukan grade adalah A.P.I (American Petroleum Institute) dan JIS (Japan
Industrial Standard).

Gambar .... Urutan grade tali baja


(Sumber: www.asmarines.com)
7) Lubrikasi
Lubrikasi pada wire rope berfungsi mencegah karat dan mengurangi
gesekan antar strand dan wire didalam wire rope sehingga memperpanjang usia.
Empat jenis lubrikasi yang umum, yaitu:
Dry : tanpa gemuk hanya dilapisi minyak ringan dibagian dalam core dan
Strand.
A : Gemuk ringan, warna coklat kekuningan biasa diaplikasikan pada wire
rope galvanis..
B : Gemuk hitam.
C : Gemuk hitam pekat, memberi proteksi yang baik terhadap karat. Ideal
digunakan di laut, konstruksi, dan logging.

Pengaplikasian bahan-bahan yang digunakan pada jaring dan tali sebagai


alat penangkapan ikan adalah sebagai berikut:
a. Polyamide (PA)
Adaapun jenis alat tangkap yang menggunakan polyamide sebagai bahan
alat penangkapan ikan adalah:
1) Pukat kantong – seine net (payang, dogol/cantrang, lampara, pukat pantai)
2) Pukat cincin – purse seine
3) Jaring insang – gillnet
4) Pancing (sebagian tali pancing)
5) Perangkap (bubu, kilung bagan, dsb)
b. Polyethylene (PE)
Adaapun jenis alat tangkap yang menggunakan polyethylene sebagai
bahan alat penangkapan ikan adalah:
1) Pukat tarik – trawl (pukat udang)
2) Pancing (umumnya tali pancing dasar)
3) Muroami – drive-in-net
4) Tali temali pada alat penangkap ikan (tali ris, tali pelampung, tali pemberat,
selambar. dll)
5) Perangkap (bagian jaring pada jermal, badan bubu)
c. Polyprophylene (PP)
Adaapun jenis alat tangkap yang menggunakan polypropylene sebagai
bahan alat penangkapan ikan adalah:
1) Jaring angkat – lift net (waring pada bagan)
2) Perangkap pasang surut (tegur, sebagian jaring jermal, kelong dsb)
d. Polyvynil Alcohol (PVA)
Adaapun jenis alat tangkap yang menggunakan Polyvynil Alcohol sebagai
bahan alat penangkapan ikan adalah Pancing (sebagian bahan rawai tuna, dll)

Anda mungkin juga menyukai