Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH UTILITAS II

SISTEM PENGOLAHAN AIR PADA BOILER

DISUSUN OLEH :

DARWIAH REZKI
09220140083

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut
sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang
pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau
disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah
kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber
air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama
kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air
keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai. Ada berbagai macam cara
sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang
paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan
bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air
sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses
penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya
garam yang terlarut di dalam air.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana sistem pengolahan air untuk skala industri.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengolahan Eksternal
Proses pengolahan secara eksternal untuk memperbaiki kualitas air terdiri atas
berbagai jenis, dan penerapan proses-proses tersebut disesuaikan dengan tujuan
penggunaan air yang dikehendaki. Gambar 1 menunjukkan sebagian besar jenis
proses pengolahan air secara eksternal. Proses-proses tersebut digunakan untuk
mengolah impurities tertentu dan pengolahan air secara eksternal ini dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu :

Proses pendahuluan (pretreatment)


Proses ini umumnya digunakan untuk memperoleh kualifikasi air pendingin
atau sebagai proses awal untuk penyediaan air dengan kualitas yang lebih
tinggi.

Proses filtrasi
Proses ini khusus untuk menghilangkan zat padat tersuspensi

Proses penurunan/penghilangan padatan terlarut


Proses ini bertujuan menghilangkan padatan terlarut (dissolved solid) tanpa
menggunakan metoda pengendapan secara kimiawi (chemical precipitation),
misalnya: proses pertukaran ion (ion exchange).
Namun hanya proses pendahuluan dan filtrasi yang akan dibahas lebih

mendalam dalam pembahasan berikut

Gambar 1. Proses-proses Air Secara Eksternal

2.2 Proses Pendahuluan


Proses-proses pendahuluan yang akan dibahas antara lain : sedimentasi, aerasi,
dan klarifikasi.

2.2.1.

Sedimentasi
Sedimentasi

adalah

suatu

proses

yang

bertujuan

memisahkan/mengendapkan zat-zat padat atau suspensi non-koloidal dalam


air. Pengendapan dapat dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Cara
yang sederhana adalah dengan membiarkan padatan mengendap dengan
sendirinya. Setelah partikel-partikel mengendap, maka air yang jernih dapat
dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi di dalamnya. Cara lain yang
lebih cepat adalah dengan melewatkan air pada sebuah bak dengan kecepatan
tertentu sehingga padatannya terpisah dari aliran air dan jatuh ke dalam bak
pengendap tersebut. Kecepatan pengendapan partikel-partikel yang terdapat di
dalam air bergantung kepada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel,
viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak pengendap. Hubungan ukuran
partikel dengan waktu pengendapan ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Waktu pengendapan untuk berbagai ukuran/diameter partikel

Alat sedimentasi terdiri atas dua jenis, yaitu jenis bak pengendap segi
empat (rectangular) seperti terlihat pada Gambar 2, dan jenis lingkaran
(circular) seperti terlihat pada Gambar 3. Jenis segi empat biasanya digunakan
untuk laju alir air yang besar, karena pengendaliannya dapat dilakukan dengan
mudah, sedangkan keuntungan alat sedimentasi jenis lingkaran yaitu memiliki
mekanisme pemisahan lumpur yang sederhana. Proses sedimentasi biasanya
dilakukan sebelum proses klarifikasi.

Gambar 2. Bak pengendapan jenis segi empat (rectangular)

Gambar 3 Bak pengendapan jenis lingkaran (circular)


2.2.2.

Klarifikasi
Proses klarifikasi bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi,

baik yang kasar, halus atau bersifat koloid. Proses ini mencakup koagulasi,
flokulasi dan sedimentasi yang masing-masing merupakan langkah-langkah
tersendiri dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi untuk memperoleh
hasil yang dikehendaki. Apabila ada kondisi yang merugikan salah satu dari
ketiga langkah tersebut, maka hasil yang diperoleh akan kurang memuaskan.
Langkah-langkah proses klarifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

Koagulasi
Koagulasi adalah proses penetralan partikel-partikel yang ada dalam air
sehingga sesamanya tidak saling tolak menolak dan dapat diendapkan
bersamasama. Bahan kimia pengendap dimasukkan ke dalam air dan
diaduk dengan cepat. Hasil reaksi kimia yang terjadi disebut flok (floc)
yaitu partikel bukan koloid yang sangat halus.

Flokulasi
Flokulasi merupakan kelanjutan proses koagulasi, partikel-partikel halus
hasil koagulasi membentuk suatu gumpalan yang besar sehingga lebih
mudah mengendap. Proses flokulasi dibantu dengan cara pengadukan
yang lambat.
Proses klarifikasi dilakukan dengan cara penambahan bahan kimia
tertentu, misalnya : alum (aluminium sulfat), natrium aluminat, ferri
sulfat, ferri klorida, dan sebagainya. Proses pengendapan dipercepat
dengan penambahan coagulant aid seperti: separan, clays, coagulant aid
2350, dsb.
Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada proses klarifikasi adalah
sebagai berikut :

Air yang telah menjalani proses koagulasi dan flokulasi masuk ke tahap
sedimentasi yang merupakan tahap akhir dari proses klarifikasi. Desain alat
klarifikasi yang paling tua ditunjukkan pada Gambar 4. Langkah langkah
proses klarifikasi pada alat tersebut dilakukan pada ruangan-ruangan yang
terpisah. Langkah-langkah proses pada alat klarifikasi yang lebih modern

dikombinasikan dalam satu alat. Contoh alat tersebut adalah alat jenis solids
contact seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 4. Klarifikasi air dengan flash mixing, flokulasi, dan pengendapan


Mekanisme kerja alat:
Umpan masuk ke bagian baffle, yang akan diaduk secara vertical untuk
mendorong sekaligus membentuk flok-flok dari umpan, dan disalurkan ke
bagian settling basin untuk diaduk secara perlahan sehingga flok-flok yang
telah terbentuk di awal akan terpisah. Flok

dengan densitas besar akan

mengendap dan dikeluarkan melalui sludge scrapers. Sedangkan flok yang


memiliki densitas yang lebih kecil atau bahkan hanya berupa cairan diteruskan
melewati saluran outlet.

Gambar 5. Alat klarifikasi dengan pengadukan dan koagulasi dalam alat yang sama
Mekanisme kerja alat:
Umpan masuk melalui saluran input dan dialirkan ke bagian tengah.
Kemudian zat koagulan akan ditambahkan juga melalui saluran chemical feed
inlet dan diaduk hingga bercampur homogen dengan umpan masuk. Kemudian
umpan yang telah bercampur akan dialirkan di bagian tengah alat hingga
menyentuh dasar sludge scrappers. Flok-flok yang te;lah terbentuk dan berat
akan ditangkap di bagian ini, sedangkan massa yang lebih ringan akan lanjut
dialirkan ke atas hingga keluar melalui saluran outlet di bagian atas.
Sedangkan sludge yang telah terkumpul di bagian bawah alan dikeluarkan
melalui sludge outlet.

2.2.3.

Aerasi
Aerasi adalah proses mekanis pencampuran air dengan udara. Tujuan

aerasi adalah sebagai berikut :


a. Membantu dalam pemisahan logam-logam yang tak diinginkan seperti besi
(Fe) dan mangan (Mn). Besi lebih sering ditemukan daripada mangan. Besi
yang terdapa dalam air biasanya berbentuk ferobikarbonat atau ferosulfat.
Oksigen yang dikontakkan dengan air akan merubah senyawa-senyawa
tersebut menjadi ferioksida yang tidak larut dalam air sehingga dapat
dipisahkan dengan menggunakan filter.
b. Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air terutama yang bersifat
korosif Contoh gas seperti ini adalah CO2 yang dapat menurunkan pH air

sehingg membantu proses korosi pada logam. Proses penghilangan gas


akan makin baik dengan :

kenaikan temperatur

lamanya waktu kontak

makin luasnya permukaan kontak antara air dengan udara

banyaknya volume gas yang kontak dengan air

c. Menghilangkan bau, rasa dan warna yang disebabkan oleh mikroorganisma


Penurunan kualitas air tersebut disebabkan oleh bahan organik yang
mengalami dekomposisi, sisa-sisa atau bahan-bahan hasil metabolisme
mikroba. Aerasi dilakukan dalam alat yang disebut aerator. Aerator jenis
forced draft fan diperlihatkan pada Gambar 4.6. Gambar 4.7 dan 4.8
memperlihatkan aerator jenis coketray aerator dan pressure aerator yang
berfungsi untuk mengoksidasi besi terlarut menjadi besi yang tak larut
dengan diikuti pemisahan melalui filter. Mekanisme kerja dari berbagai alat
tersebut adalah:

Forced Draft Aerator


Water inlet dalam fase cair campuran masuk melalui valve yang
dihubungkan ke atas unit sehingga umpan akan jatuh ke bagian bawah
unit operasi. Dari bagian bawah tangki terdapat blower yang
mendorong udara dari bawah sehingga zat-zat pengotor yang terlarut
dalam umpan dapat terpisah dari fase cairnya. Udara beserta pengotorpengotor tersebut akan dikeluarkan melalui bagian atas unit operasi,
sedangkan fase cair yang sudah bersih akan dialirkan melalui bagian
bawah tangki.

Gambar 4.6. Forced Draft Aerator.

Coke Tray Aerator


Coke Tray Aerator merupakan alat aerasi yang memiliki lapisan
dengan celah-celah kecil pada tiap lapisan. Umpan akan dialirkan masuk
melalui bagian atas dari unit dan disemprotksn melalui nozzle yang
terdapat pada tiap celah sehingga akan dihasilkan droplet. Zat-zat
pengotor yang tercampur dalam umpan akan terpisah akibat terbentuknya
water vapour sehingga droplet yang mengalir ke lapisan berikutnya
memiliki kandungan zat pengotor yang lebih kecil dibanding lapisan
sebelumnya, dan seterusnya hingga mencapai lapisan terbawah dari unit
operasi.

Gambar 4.7. Coke Tray Aerator

Pressure Aerator

Pressure

Aerator

memanfaatkan

tekanan

sebagai

tenaga

pendorong bagi umpan yang masuk agar dapat keluar dari unit operasi.
Tujuannya untuk mendapatkan outlet yang telah teraerasi. Prinsipnya
umpan yang masuk hingga mencapai ketinggian tertentu akan menyentuh
sensor sebagai aktivasi dari pompa. Akibatnya umpan yang telah berada
didalam unit akan terkompresi hingga keluar dari unit dalam keadaan
teraerasi.

Gambar 4.8. Pressure Aerator


2.3 Filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk menahan zat-zat tersuspensi (suspended matter
dalam suatu fluida dengan cara melewatkan fluida tersebut melalui suatu lapisan
yang berpori-pori, misalnya : pasir, anthracite, karbon dan sebagainya. Fluida dapat
berupa cairan (zat-zat tersuspensi dalam cairan/slurry) atau gas. Zat-zat tersuspensi
dapat berukuran sangat halus atau kasar, kaku atau kenyal, berbentuk bulat atau
sangat tidak beraturan. Produk yang diinginkan dapat berupa filtrat atau padatan
(cake).
Pada kondisi tertentu, filtrasi dapat digunakan untuk proses penjernihan air
dengan cara penyaringan langsung terhadap air baku.
Media penyaring (filter) dapat dioperasikan dengan baik untuk jangka waktu
tertentu, jika pressure drop meningkat sampai batas yang diizinkan, maka harus
dilakukan pembersihan filter dengan cara cuci balik (backwashing). Cuci-balik

dilakukan dengan cara mengalirkan air secara berlawanan arah dengan arah aliran
pada saat operasi selama 5 - 10 menit, setelah itu dilakukan pembilasan.
Filter dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan siklus operasinya
batch atau kontinu, produk yang diinginkan filtrat atau cake atau gaya pendorongnya
(driving force). Jenis filter yang dikenal berdasarkan gaya pendorong yang
digunakan antara lain jenis gravity filter (Gambar 4.9) dan pressure filter (Gambar
4.10)
Pressure filter cukup banyak digunakan karena memiliki beberapa
keuntungan, antara lain:
a

sedikit memerlukan tempat

pemasangannya mudah, murah dan cepat

unit-unit lain mudah ditambah jika diperlukan

mengurangi biaya pemompaan air untuk proses selanjutnya


Pressure filter juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain :

keadaan media penyaring sukar dilihat

keadaan backwashing tidak dapat dilihat langsung

kehilangan media penyaring tidak dapat dilihat langsung


Contoh jenis filter yang lain adalah up flow filter (Gambar 4.11). Penamaan

filter ini didasarkan pada arah alirannya yaitu dari bawah ke atas. Ukuran media
penyaring ditentukan dari Uniformity-Coefficient (koefisien keseragaman). Semakin
kecil harga koefisien ini, semakin seragam ukuran media penyaring tersebut.

Gambar 4.9. Conventional Gravity Filter


Cara Conventional Gravity Filter bekerja:
1

katup A terbuka, menyebabkan influent dapat mengalir ke filter.

Katup B terbuka, menyebabkan air dapat mengalir keluar melalui filter.

Selama filter beroperasi, katu-katup lain dalam kondisi tertutup.


Cara filter dibersihkan:

Menutup katup A.

Menutup katup B ketika air dalam filter mengalir ke bagian atas overflow.
3

Membuka katup C dan D, menyebabkan air dari wash-water tank mengalir ke


atas melalui media filtrasi, melepaskan kotoran dari lapisan pasir, dan
membersihkan padatn yang terakumulasi dari permukaan pasir.

dengan :

Uniformity = d60 = ukuran ayakan yang meloloskan 60% wt sampel yang


dianalisa.

Effective size = d10 = ukuran ayakan yang meloloskan 10% wt sampel yang
dianalisa.

Gambar 4.10. Pressure Filter


Cara Pressure Filter bekerja:
Umpan dialirkan ke dalam filter dari bagian atas. Kemudian pompa
bertekanan menyemburkan udara yang mendorong umpan melewati filter. Umoan
yang telah tersaring kemudian dialirkan melalui saluran menuju luar unit.

Gambar 4.11. Up Flow Filter


Cara Up Flow Filter bekerja:
Umpan masuk melalui samping bagian bawah dari unit operasi dan didorong
dengan menggunakan udara yang dipompa dari bawah bagian tabung. Umpan
akan dilewatkan melalui filter yang memiliki besar celah yang berbeda-beda.
Umpan yang telah tersaring akan dikeluarkan melalui saluran yang terbuka di
bagian atas unit operasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai
salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber
kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya
berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air menyebabkan dicarinya
solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor menjadi air yang layak pakai lagi
dengan tradisional ataupun dengan alat yang canggih. Pengolahan air untuk
industri melalui beberapa proses diantaranya :
a.

Koagulasi

b. Flokulasi

c. Aerasi
d. Filtrasi

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai