DISUSUN OLEH :
DARWIAH REZKI
09220140083
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengolahan Eksternal
Proses pengolahan secara eksternal untuk memperbaiki kualitas air terdiri atas
berbagai jenis, dan penerapan proses-proses tersebut disesuaikan dengan tujuan
penggunaan air yang dikehendaki. Gambar 1 menunjukkan sebagian besar jenis
proses pengolahan air secara eksternal. Proses-proses tersebut digunakan untuk
mengolah impurities tertentu dan pengolahan air secara eksternal ini dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu :
Proses filtrasi
Proses ini khusus untuk menghilangkan zat padat tersuspensi
2.2.1.
Sedimentasi
Sedimentasi
adalah
suatu
proses
yang
bertujuan
Alat sedimentasi terdiri atas dua jenis, yaitu jenis bak pengendap segi
empat (rectangular) seperti terlihat pada Gambar 2, dan jenis lingkaran
(circular) seperti terlihat pada Gambar 3. Jenis segi empat biasanya digunakan
untuk laju alir air yang besar, karena pengendaliannya dapat dilakukan dengan
mudah, sedangkan keuntungan alat sedimentasi jenis lingkaran yaitu memiliki
mekanisme pemisahan lumpur yang sederhana. Proses sedimentasi biasanya
dilakukan sebelum proses klarifikasi.
Klarifikasi
Proses klarifikasi bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi,
baik yang kasar, halus atau bersifat koloid. Proses ini mencakup koagulasi,
flokulasi dan sedimentasi yang masing-masing merupakan langkah-langkah
tersendiri dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi untuk memperoleh
hasil yang dikehendaki. Apabila ada kondisi yang merugikan salah satu dari
ketiga langkah tersebut, maka hasil yang diperoleh akan kurang memuaskan.
Langkah-langkah proses klarifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
Koagulasi
Koagulasi adalah proses penetralan partikel-partikel yang ada dalam air
sehingga sesamanya tidak saling tolak menolak dan dapat diendapkan
bersamasama. Bahan kimia pengendap dimasukkan ke dalam air dan
diaduk dengan cepat. Hasil reaksi kimia yang terjadi disebut flok (floc)
yaitu partikel bukan koloid yang sangat halus.
Flokulasi
Flokulasi merupakan kelanjutan proses koagulasi, partikel-partikel halus
hasil koagulasi membentuk suatu gumpalan yang besar sehingga lebih
mudah mengendap. Proses flokulasi dibantu dengan cara pengadukan
yang lambat.
Proses klarifikasi dilakukan dengan cara penambahan bahan kimia
tertentu, misalnya : alum (aluminium sulfat), natrium aluminat, ferri
sulfat, ferri klorida, dan sebagainya. Proses pengendapan dipercepat
dengan penambahan coagulant aid seperti: separan, clays, coagulant aid
2350, dsb.
Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada proses klarifikasi adalah
sebagai berikut :
Air yang telah menjalani proses koagulasi dan flokulasi masuk ke tahap
sedimentasi yang merupakan tahap akhir dari proses klarifikasi. Desain alat
klarifikasi yang paling tua ditunjukkan pada Gambar 4. Langkah langkah
proses klarifikasi pada alat tersebut dilakukan pada ruangan-ruangan yang
terpisah. Langkah-langkah proses pada alat klarifikasi yang lebih modern
dikombinasikan dalam satu alat. Contoh alat tersebut adalah alat jenis solids
contact seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Alat klarifikasi dengan pengadukan dan koagulasi dalam alat yang sama
Mekanisme kerja alat:
Umpan masuk melalui saluran input dan dialirkan ke bagian tengah.
Kemudian zat koagulan akan ditambahkan juga melalui saluran chemical feed
inlet dan diaduk hingga bercampur homogen dengan umpan masuk. Kemudian
umpan yang telah bercampur akan dialirkan di bagian tengah alat hingga
menyentuh dasar sludge scrappers. Flok-flok yang te;lah terbentuk dan berat
akan ditangkap di bagian ini, sedangkan massa yang lebih ringan akan lanjut
dialirkan ke atas hingga keluar melalui saluran outlet di bagian atas.
Sedangkan sludge yang telah terkumpul di bagian bawah alan dikeluarkan
melalui sludge outlet.
2.2.3.
Aerasi
Aerasi adalah proses mekanis pencampuran air dengan udara. Tujuan
kenaikan temperatur
Pressure Aerator
Pressure
Aerator
memanfaatkan
tekanan
sebagai
tenaga
pendorong bagi umpan yang masuk agar dapat keluar dari unit operasi.
Tujuannya untuk mendapatkan outlet yang telah teraerasi. Prinsipnya
umpan yang masuk hingga mencapai ketinggian tertentu akan menyentuh
sensor sebagai aktivasi dari pompa. Akibatnya umpan yang telah berada
didalam unit akan terkompresi hingga keluar dari unit dalam keadaan
teraerasi.
dilakukan dengan cara mengalirkan air secara berlawanan arah dengan arah aliran
pada saat operasi selama 5 - 10 menit, setelah itu dilakukan pembilasan.
Filter dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan siklus operasinya
batch atau kontinu, produk yang diinginkan filtrat atau cake atau gaya pendorongnya
(driving force). Jenis filter yang dikenal berdasarkan gaya pendorong yang
digunakan antara lain jenis gravity filter (Gambar 4.9) dan pressure filter (Gambar
4.10)
Pressure filter cukup banyak digunakan karena memiliki beberapa
keuntungan, antara lain:
a
filter ini didasarkan pada arah alirannya yaitu dari bawah ke atas. Ukuran media
penyaring ditentukan dari Uniformity-Coefficient (koefisien keseragaman). Semakin
kecil harga koefisien ini, semakin seragam ukuran media penyaring tersebut.
Menutup katup A.
Menutup katup B ketika air dalam filter mengalir ke bagian atas overflow.
3
dengan :
Effective size = d10 = ukuran ayakan yang meloloskan 10% wt sampel yang
dianalisa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai
salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber
kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya
berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air menyebabkan dicarinya
solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor menjadi air yang layak pakai lagi
dengan tradisional ataupun dengan alat yang canggih. Pengolahan air untuk
industri melalui beberapa proses diantaranya :
a.
Koagulasi
b. Flokulasi
c. Aerasi
d. Filtrasi
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung