Anda di halaman 1dari 32

Raufah Blog Health

Senin, 02 Juni 2014


Makalah Penyalahgunaan NAPZA dan Kesehatan
PENYALAHGUNAAN NAPZA DAN KESEHATAN

MAKALAH
(Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah ISBD)

KELOMPOK 7Kelas I.B


EKA ERMAWATI
LISNAWATI
NUR RACHMATUR RAUUFAH
SITI NUR AZIZAH
RINA MULYAWARDANI
UPIK KURNIASARI INDAH

AKADEMI KEBIDANAN PRIMA


INDONESIA
Jl.Bintara Raya 4B.Bintara-Bekasi telp:8846354
KOTA BEKASI

2009 / 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya Napza sering kita dengar digunakan banyak dipakai di bidang kedokteran
sebagai obat penghilang rasa sakit,cemas dan sebagainya. Namun karena sifat
adiktifnya (candu) yang ditimbulkannya, pemakaiannya dihentikan dan dialihkan pada obatobatan lainnya. Seharusnya Napza digunakan dalam ilmu kedokteran sebagai bahan
pengobatan dan bahan penelitian. Zat yang terkandung di dalamnya juga dapat digunakan
untuk bumbu masak, tetapi tidak boleh disalahgunakan. Konsumsi yang salah, berakibat fatal
bagi diri mereka, dan dampaknya dapat mengganggu ketenangan, ketertiban, dan
keamanan masyarakat.
Hingga kini penyebarannya sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh
penduduk dunia dapat dengan mudah mendapatnya terutama narkoba,dapat diperoleh dari
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang
senang mencari mangsa di lokasi lokasi seperti sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan
tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,
pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu merajalela. Upaya
pemberantasannya pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk
menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD
dan SMP pun banyak yang terjerumus seperti kedalam narkoba. Hingga saat ini upaya yang
paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari
pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk
selalu menjauhi Narkoba.
Tetapi kenyataannya napza sering disalahgunakan terutama dikalangan remaja. Jumlah
penggunanya pada saat ini semakin meningkat. Seperti Narkoba yang telah merusak masa
depan remaja yang menyalahgunakannya. Ironisnya kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui bahaya dari narkoba tersebut, sehingga kebanyakan dari mereka terus
menggunakan narkoba sampai sekian lama. Untuk kasus narkotika (ganja, heroin, kokain,
dan sebagainya) tercatat berjumlah 45.451 kasus, psikotropika (ecstasy, sabu, daftar G)
berjumlah 38.125 kasus, dan jenis baya (minuman keras, kosmetik, obat palsu, dan
sejenisnya) berjumlah 17.440 kasus (Wakil Direktur IV Mabes Polri Ajun Komisaris Besar
Arnowo, 2009).

1.2 Permasalahan

1.
2.
3.
4.
5.

Penyalahgunaan napza sekarang ini sangat memprihatinkan,banyak pihak yang sangat


dirugikan dalam hal ini contohnya,individu:banyak akibat dan efek yang ditimbulkan bagi
para penggunanya,bagi keluarga:keluarga merasa nama baiknya tercoreng karena tingkah
laku anaknya.maka dari hal tersebut penulis memiliki beberapa permasalahan mengenai apa
yang terjadi mengenai masalah napza.Diantaranya:
Apa saja penyalahgunaan napza yang sering dilakukan?
Apa dampak yang akan terjadi akibat napza?
Berdampak kepada siapa saja tindakan napza yang telah dilakukan?
Bagaimana peranan orang tua terhadap anak yang menggunakan napza?
Apa penanganan yang dilakukan agar napza tidak terjadi?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita mengetahui bagaimana
tentang penyalahgunaan Napza yang sekarang ini sudah menjadi suatu hal yang dianggap
umum oleh masyarakat,jenis jenisnya,damak serta penanganan yang baik dilakukan untuk
pengobatannya,serta tujuan terakhir yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah ISBD tahun
ajaran 2009/ 2010.

1.4 Metode Penelitian


Dalam makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka yaitu dengan membaca
buku-buku sumber dan dengan cara pencarian data dari Internet (www.wikipedia.com).

1.5 Kegunaan Penelitian


Diharapkan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dengan mengetahui apa
saja penyalahgunaan napza yang belakangan ini marak terjadi,sehingga setiap pembaca
mengetahui apa saja kerugian-kerugian yang dialami setelah menggunakan napza,serta
pembaca bisa tahu cara penanganannya terhadap para pengguna napza.
1.6 Sistematika Penulisan
1.
2.
3.
4.
5.

Sistematika yang dilakukan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah:


Menentukan tema
Mencari bahan
Menyusun
Mengolah data
Menarik kesimpulan

BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN NAPZA
NAPZA merupakan perkembangan dari narkoba yang berubah nama seiring dengan
bertambahnya jumlah bahan yang masuk dalam kriteria narkoba. NAPZA merupakan
singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
a. NARKOTIKA:
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman yang dapat menurunkan, zat-zat alamiah
maupun buatan (sintetik) dari bahan candu/kokain atau turunannya dan padanannya
digunakan secara medis atau disalahgunakan - menghilangkan dan mengurangi rasa nyeri
serta dapat menimbulkan ketergantungan/efek psikoaktif.
b. PSIKOTROPIKA:
adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi kesadaran karena
sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang). Menurut UU no.5/1997 Psikotropik meliputi : Ecxtacy,
shabu shabu, LSD, obat penenang/tidur, obat anti depresi dan anti psikosis. Sementara
PSIKOAKTIVA adalah istilah yang secara umum digunakan untuk menyebut semua zat yang
mempunyai komposisi kimiawi berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan perubahan
perilaku,
perasaan, pikiran, persepsi, kesadaran.
c. ZAT ADIKTIF
yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan seperti zat-zat solvent termasuk inhalansia
(aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel
otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).

Ada dua jenis NAPZA berdasarkan bahan antara lain:


1. yang bersifat alamiah (natural). Bahan alamiah terdiri atas tumbuh-tumbuhan
dan tanaman. contohnya ganja, candu cocaina, jamur, kaktus, tembakau, pinang, dan pinang
sirih
2. yang sintetik (buatan)., sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan kimiawi.Sementara
NAPZA dengan bahan buatan, seperti amphetamin, kodein, lem, dan lain sebagainya.
NAPZA juga dibagi berdasarkan efek kerja. Ada 3 efek NAPZA yaitu:
merangsang, Opium, Morfein, dan Kodein adalah NAPZA yang berefek merangsang sistem

syaraf pusat
menurunkan, Kafein, kokain, ecstasy, dan tembakau merupakan contoh NAPZA yang dapat

menurunkan sistem syaraf pusat.


dan mengacaukan sistem syaraf pusat.Contoh NAPZA yang mengacaukan sistem syaraf
pusat antara lain meskalin dan ganja.

Cara menggunakan NAPZA pun bermacam-macam.


Ada yang lewat oral atau mulut, seperti alkohol, ecstasy dan sedativa.
Ada yang dimasukkan dengan cara menyuntikkan seperti heroin dan morfin.
Cara lain dengan menaruhkannya di bagian tubuh yang terluka.contoh:Kodein, heroin atau

putaw, dan morfin


Kemudian,ada yang dengan cara menghirup seperti kokain, ganja, dan methampetamin atau

yang lebih dikenal dengan shabu-shabu.


Bentuk NAPZA bermacam-macam:

Saat ini, NAPZA banyak ditemukan dalam bentuk


Bubuk; Heroin, kodein, morfin dan methampetamin
Pasta; Heroin, kodein
Pil; Ecstasy dan sedativa transkuiliser
Kristal; methampetamin dan amphetamin
Gas;oxycodon
Bahkan kertas

2. JENIS-JENIS NAPZA

Jenis NAPZA dibagi berdasarkan:


Undang-Undang
Efeknya terhadap Susunan Syaraf Pusat
Yang terdapat di masyarakat serta akibat pemakaiannya
Penggunaan dalam Bidang Medik

2.1 Berdasarkan Undang-Undang


1. Narkotika :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Golongan Narkotika :
Golongan I: Hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak
ditujukan untuk
pengobatan serta
mempunyai
potensi
sangat
tinggi
menimbulkan ketergantungan.(Contoh : heroin,putauw,kokain,ganja )
Golongan II: Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan akhir dan
dapat dipergunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan, mempunyai potensi tinggi
untuk menimbulkan ketergantungan. ( Contoh : morfin, petidin )
Golongan III: Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan akhir dan
dapat dipergunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan, mempunyai potensi ringan
untuk menimbulkan ketergantungan. ( Contoh : kodein )

Narkotika yang sering di salahgunakan adalah narkotika golongan I :


a) Opiat adalah bahan-bahan yang berasal dari tanaman Papaver Somniferrum atau tanaman
candu. Tanaman ini termasuk tumbuhan semak (perdu). Bahan-bahan opiat yang sering
disalahgunakan adalah: morfin, heroin (putauw), petidin,candu
b) Ganja atau kanabis, marihuana, hashis

Ganja atau Cannabis sativa, adalah tanaman sejenis rumput.Tanaman ini


dapat berbunga dan berbuah, daun bunga dan buah yang ada pada ujung-ujung
tangkai dikeringkan kemudian dirajang rajang seperti tembakau yang antara lain
mengandung zat kimia 9 tetrahidrocannabinol (delta - 9 - THC) atau lebih sering
dikenal sebagai THC yaitu zat psikoaktif yang mempengaruhi perasaan dan
penglihatan serta pendengaran.

Saat pertama kali orang mengisap ganja, reaksi juga akan berbeda-beda tergantung
kekuatan THC serta dosis yang dipakai. Ada yang tidak merasakan reaksi apa-apa,
tetapi ada pula yang mendapatkan perasaan aneh atau takut.

Ganja menimbulkan ketergantungan mental yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam
jangka waktu yang lama. Bila seseorang terus-menerus mengisap ganja, maka lamakelamaan timbul kerusakan seperti bronchitis, sinusitis, emphysema, dan pharingitis.

Efek-efek yang ditimbulkan adalah antara lain hilangnya konsentrasi, peningkatan


denyut jantung, kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh, rasa gelisah dan
panik, depresi, kebingungan atau halusinasi . Gejala psikologis: hilang semangat,
menurunnya prestasi sekolah dan prestasi olahraga, cepat berubahnya suasana hati,
sulit berkonsentrasi, hilang ingatan jangka pendek.

Ganja atau cannabis juga dikenal dengan istilah : Marijuana, gele, cimeng, hash,
kangkung, oyen, ikat, bang, labang, rumput atau grass, dll.

c) Kokain yaitu serbuk, pasta dan daun koka


Kokain atau Coca berasal dari tanaman Erythroxylin coca. Daun coca ini mengandung zat
yang berkhasiat narkotika. Daun coca dipetik dan dikeringkan kemudian diolah dengan bahan
kimia sehingga menghasilkan kokain. Kokain berbentuk kristal putih atau bubuk putih, dan
bisa juga berbentuk larutan jernih. Bila dicicipi rasanya pahit dan kebal. Penggunaannya
biasanya dihisap melalui hidung (sniffing, intranasal), tetapi seringkali diinjeksikan melalui
vena.
2. Psikotropika

Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Psikotropika terdiri dari 4 golongan :


1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital. flunitrazepam
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan.Contoh:diazepam, bromazepam, fenobarbital,
klonazepam,klordiazepoxide,nitrazepam,seperti
pil
BK,
pil
Koplo,
Rohipnol,
Dumolid, Mogadon
Obat-obat psikotropika yang sering disalahgunakan adalah:
a) obat-obat dari golongan perangsang (Stimulansi)/Psikostimulansia: amfetamin, ekstasi,
shabu
b) obat penekan SSP (depressant), yang terdiri dari obat tidur (sedative hypnotika) Sedatif dan
Hipnotika (obat penenang dan obat tidur): Mogadon (MG), BK, Dumolid (DUM), Rohypnol
(Rohyp), Lexotan (Lexo), Pil koplo dan lain-lain
c) dan obat penenang (hallusinogen): Lysergic Acid Diethylamide (LSD), Mushroom
3. ZAT ADIKTIF LAIN
Bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif selain yang disebut Narkotika dan Psikotropika,
meliputi:
Alkohol
Kepres No. 3 tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman
Beralkohol. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari - hari
dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika
akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan

minuman beralkohol :A : etanol 1-5%, (Bir) B : etanol 5-20%, (Jenis-jenis minuman


anggur ) C : etanol 20-45%, (Wiski, Vodka, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput)
Jenis alkohol lain: metanol: spiritus,desinfektan, zat pelarut atau pembersih.Jika
disalahgunakan akan bersifat fatal meskipun dalam konsentrasi rendah.
Inhalansia (gas yang dihirup) Solven (zat pelarut)
Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik(benzil alkohol), yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner,
Penghapus Cat Kuku, Bensin. Penggunaan inhalansia secara terus-menerus dapat
merusak liver, ginjal, darah, sumsum tulang. Secara psikologis menyebabkan : lupa, sukar
berpikir, perasaan tertekan, sikap bermusuhan, dan sikap curiga (waham). Inhalansia
merupakan zat yang berbahaya sekali karena dapat menimbulkan kelemahan jantung,
merusak otak, dan kematian mendadak. Kematian bahkan bisa timbul pada waktu pertama
kali mencoba inhalant. Inhalansia menimbulkan toleransi tinggi, sehingga orang
perlu menghirup lebih banyak untuk mendapatkan efek yang sama. Ketergantungan fisik bisa
timbul, tetapi lebih kuat ketergantungan psikologis.
Tembakau
Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.Kadar nikotin yang bisa diserap oleh tubuh per batangnya 1-3 mg.Dosis letal: 60
mg nikotin sekali pakai.Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian
rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang
berbahaya.
Kafein
Kafein adalah zat stimulansia yang dapat menimbulkan ketergantungan jika
dikonsumsi melebihi 100 mg /hari atau lebih dari dua cangkir kopi yang juga dapat
menimbulkan ketergantungan psikologis.Dalam Minuman energi sering kali kafein
ditambahkan dalam komposisinya.

2.2 Efeknya terhadap Susunan Syaraf Pusat


Jenis NAPZA dapat dibedakan menurut efeknya pada sistem syaraf pusat pemakai,
yaitu:
1. DEPRESAN,MENEKAN SUSUNAN SYARAF PUSAT
Depresan adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh.
Obat jenis ini dapat membuat pemakai merasa tenang dan bahkan membuatnya tertidur
atau tidak sadarkan diri.NAPZA yang termasuk jenis depresan adalah:
a) Opioda/Opiat,

yaitu zat baik yang alamiah, semi sintetik maupun sintetik yang diambil dari pohon
poppy (papaver somniferum). Opiat (narkotika) merupakan kelompok obat yang
bersifat menenangkan saraf dan mengurangi rasa sakit. Turunan Opioda/opiate adalah:
Opium yang diambil dari getah pohon poppy yang dikeringkan dan ditumbuk menjadi

serbuk /bubuk berwarna putih


Morfin dibuat dari hasil percampuran antara getah pohon poppy (opium) dengan bahan
kimia lain. Jadi semi sintetik. Dalam dunia kedokteran, zat ini dipakai untuk mengurangi rasa
sakit. Tetapi karena efeknya yang negatif, maka penggunaannya diganti dengan obat-obatan
sintetik. Morfin digunakan dalam pengobatan medis karena dapat menawarkan rasa nyeri,
dapat
menurunkan
tekanan
darah,
dapat
menimbulkan efek tidur. Pengaruh fisik morfin adalah mual, mengecilnya pupil mata,
beratnya rasa kaki, gatal-gatal pada muka dan hidung, seringnya menguap, panas pada perut,
berkeringat, berkurangnya pernafasan, merinding, dan menurunnya suhu badan. Efek
psikologis yang terasa adalah mengantuk, terganggunya fungsi mental, berkurangnya
nafsu makan dan seks, apatis, dan sulit berkonsentrasi. Morfin juga menghilangkan rasa
cemas dan takut.

Heroin diambil dari morfin melalui suatu proses kimiawi. Heroin tidak dipakai di
dunia kedokteran karena menimbulkan efek ketergantungan yang sangat berat, dan
kekuatannya jauh lebih besar daripada morfin, berbentuk serbuk, tepung, atau cairan.
Jumlah yang sedikit saja sudah menimbulkan efek. Heroin biasa berbentuk bubuk
berwarna agak kecoklatan. Turunan heroin yang sekarang banyak dipakai adalah
Putaw yang mengakibatkan ketergantungan sangat berat bagi pemakainya, yaitu
heroin dengan kadar lebih rendah (heroin kelas lima atau enam) yang
berwarna putih.. Heroin biasanya digunakan dengan cara menyuntik melalui
pembuluh darah (berbeda dengan morfin) karena efeknya jauh lebih cepat terasa dan
lebih lama tertahan. Ada pula yang menggunakannya dengan cara menghirup
lewat hidung.Seperti morfin,
heroin
dapat
mengurangi
rasa
sakit,
mengurangi kecemasan,menenangkan dan memberikan rasa aman.Seperti opiat
lainnya,heroin menimbulkan
toleransi,
ketergantungan
fisik
dan
ketergantungan psikologis. Gejala gejala yang muncul dalam usaha berhenti memakai
heroin berupa rasa sakit disertai kejang-kejang, kram di perut disertai rasa seperti
akan pingsan, menggigil dan muntah-muntah, keluar ingus, mata berair, tidak ada
nafsu makan, dan kehilangan cairan tubuh

Kodein dan berbagai turunan morfin. Kodein banyak dipakai dalam dunia kedokteran antara
lain untuk menekan batuk (antitusif) dan penghilang rasa sakit (analgetik). Karena efeknya
bias mengakibatkan ketergantungan maka penggunaan obat-obatan ini masih diawasi oleh
lembaga-lembaga kesehatan. Metadon, jenis opiat sintetika, dengan kekuatan seperti morfin,

tetapi gejala putus obat tidak sehebat morfin, sehingga metadon digunakan dalam pengobatan
pecandu morfin, heroin, dan opiat lainnya.
b) Alkohol,adalah cairan yang mengandung zat Ethyl-alkohol.
Alkohol digolongkan sebagai NAPZA karena mempunyai sifat menenangkan sistem
syaraf pusat, mempengaruhi fungsi tubuh maupun perilaku seseorang, mengubah suasana hati
dan perasaan. Alkohol bersifat menenangkan, walaupun juga dapat merangsang.
Alkohol mempengaruhi sistem syaraf pusat sedemikian rupa sehingga control perilaku
berkurang. Efek alkohol tidak sama pada semua orang, melainkan sangat dipengaruhi oleh
faktor fisik, mental, dan lingkungan. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa bahaya
alkohol jauh lebih besar daripada obat lainnya. Hal ini ada benarnya juga, karena
dibandingkan obat-obatan
lain
alkohol
mempunyai
sifat
sebagai
berikut:
merangsang, menenangkan, menghilangkan rasa sakit, membius, membuat gembira.Apabila
ketergantungan sudah terjadi, keadaan ini secara lebih khusus disebut alkoholisme Menurut
beberapa ahli, alkohol merupakan zat psikoaktif yang paling berbahaya. Memperlambat kerja
system pusat.Memperlambat refleks motorik. Menekan pernafasan. Denyut jantung
dan menggangu
penalaran
&
penilaian Menimbulkan
perilaku
kekerasan.
Meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas.Gejala putus zat mulai dan hilangnya nafsu
makan. Sensitif. Tidak dapat tidur. Kejang otot. Halusinasi dan bahkan kematian.
Zat yang mudah menguap ( Lem Alca Aibon. Thinner. Bensin. Spirtus):
Memperlambat kerja otak dan system saraf pusat
Menimbulkan perasaan senang berlebihan puyeng penurunan kesadaran. Gangguan
penglihatan dan pelo
Problem kesehatan terutama merusak otak. Lever. Ginjal. Dan paru-paru
Kematian timbul akibat behentinya pernafasan & gangguan pada jantung
c) Sedativa atau sedatif-hipnotik
merupakan zat yang dapat mengurangi fungsi sistem syaraf pusat. Sedativa
dapat menimbulkan rasa santai dan menyebabkan ngantuk (sering disebut obat tidur).
Biasanya sedativa digunakan untuk mengurangi stress atau sulit tidur. Karena toleransi
dan ketergantungan fisik, maka gejala putus obat bisa jauh lebih hebat daripada putus obat
dengan opiat. Zat-zat ini juga mudah membuat ketergantungan psikologis. Secara
farmokologi sedativa
dapat
dibedakan
antara
barbiturat
dan
bukan
barbiturat.Barbiturat adalah jenis obat sintetik yang digunakan untuk membuat orang tidur,
mengurangi rasa cemas, dan mengontrol kekejangan, mengurangi tekanan darah tinggi.
Beberapa jenis barbiturat yang sering disalahgunakan adalah: Dumolid, Rohypnol, Magadon,
Sedatin, Veronal, Luminal.Non-barbiturat, contohnya Methaqualone yang berbentuk
pil putih (misalnya Mandrax/MX). Sedativa bisa mengakibatkan koma bahkan kematian bila
dipakai melebihi takaran.

Trankuiliser atau obat penenang mula-mula dibuat untuk menenangkan orang tanpa

membuat orang tidur, sebagai pengganti barbiturat yang dianggap menimbulkan efek
samping. Dalam bahasa sehari-hari obat ini disebut sebagai obat penenang untuk
menghilangkan kecemasan
tanpa
menimbulkan
rasa
ingin
tidur. Trankuiliser
Mayor antaralain digunakan untuk mengobati orang sakit jiwa agar dapat menenangkan
(contoh : largactil, serenal, laponex, stelazine). Secara farmakologi, ada 3 kelompok
trankuiliser
mayor, yaitu
benzodiazepin,
meprobamate,
dan
antihistamin. Golongan benzodiazepin termasuk golongan yang paling banyak
disalahgunakan
(contoh : Activan, Mentalium, Diazepin, Frisium, Sedatin (BK), Lexotan, Valium).
Dibandingkan sedativa, trankuiliser dianggap kurang berbahaya, tetapi bila dicampur dengan
alkohol, akan sangat berbahaya.Trankuiliser Minor digunakan untuk mengurangi kecemasan
dan memberikan ketenangan pada orang yang menderita stress, gangguan neurosa atau
gangguan psikosomatis.
2. STIMULAN, MERANGSANG SISTEM SYARAF PUSAT
Stimulan adalah berbagai jenis zat yang dapat merangsang syaraf pusat dan
meningkatkan kegairahan (segar dan bersemangat) dan kesadaran. Zat yang termasuk
stimulan adalah :
a) Kafein
zat yang dapat ditemukan pada kopi, teh, coklat dan minuman soda (seperti coca
cola). Dalam dosis rendah kafein tidak berbahaya melainkan dapat menyegarkan. Tetapi
dalam dosis tinggi, kafein dapat menyebabkan gugup, tidak dapat tidur, gemetar, naiknya
kadar gula dalam darah, koordinasi hilang, nafsu makan berkurang, bahkan bisa keracunan.
Efek kafein, seperti juga pada obat-obatan lainnya, akan sangat tergantung pada
jumlah pemakaian dan individunya.
b) Kokain
adalah zat perangsang berupa bubuk kristal putih yang disuling dari daun coca
(Erythroxylon coca) yang tumbuh di pegunungan Amerika Tengah dan Selatan. Seperti
juga amphetamin, kokaina merupakan stimulan/merangsang sistem saraf pusat sehingga
pengguna merasa enak dan bergelora. Karena efek yang timbul relatif singkat, dan setelah
perasaan bergelora hilang,orang akan menggunakannya lagi untuk menghilangkan rasa tidak
enak. Penggunaan secara kronis dapat menimbulkan gangguan pencernaan, mual,
hilangnya nafsu makan, berkurangnya berat badan, sulit tidur, dan waham atau halusinasi
ringan. Bila kokaina disedot lewat hidung, juga timbul kerusakan pada tulang hidung. Kokain
adalah obat yang sangat berbahaya dan menimbulkan ketergantungan psikologis yang besar.
c) Amphetamin
adalah zat sintetik yang menyerupai kokain, berbentuk pil, kapsul atau tepung.
Amphetamin adalah zat perangsang yang digunakan untuk mengubah suasana hati,

meningkatkan semangat, mengurangi kelelahan dan rasa ngantuk, meningkatkan rasa percaya
diri, dan mengurangi berat badan. Tetapi karena dosis pemakaian akan terus bertambah, maka
obat ini tidak dipakai lagi dalam program diet. Bagi orang yang menyalahgunakan obat ini,
efeknya adalah memperoleh energi serta semangat tinggi serta pada saat
sedang intoksikasi. Jenis-jenis amphetamin antara lain: Dexedrine, Laroxyl, Reactivan.
Amphetamin meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan pernafasan, serta mengurangi
nafsu makan. Si pemakai dapat berkeringat,mulutnya kering, mengantuk, dan cemas.Dosis
tinggi menyebabkan seseorang merinding, pucat, gemetar, kehilangan koordinasi,
dan pingsan.Suntikan amphetamin dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara
mendadak sehingga mengakibatkan stroke, demam tinggi, atau jantung lemah. Banyak orang
merasa tergantung kepada amphetamin secara psikologis, sedangkan ketergantungan fisik
tidak terlampau hebat.
d) MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine)
Yang terkenal dengan sebutan Ecstasy sangat popular di kalangan anak
muda. Sayangnya, mitos sudah berkembang bahwa obat ini aman, padahal tidaklah demikian
kenyataannya. Penelitian di Amerika menemukan bahwa obat ini sangat berbahaya karena
merusak sistem kerja otak dan jantung. MDMA, adalah zat turunan amphetamine yang
memiliki sifat merangsang SSP (stimulant) maupun mengubah persepsi (hallucinogen). Obat
ini berbentuk tablet dan digunakan melalui cara ditelan. Berbagai tablet yang disebut Ecstasy
seringkali tidak hanya mengandung zat MDMA, tetapi campuran dari berbagai zat lain
seperti methamphetamine, caffeine, dextromethorphan, ephedrine, and cocaine.
Dampak penyalahgunaan MDMA sangat berat. MDMA bekerja di otak. Serupa dengan
amphetamines lainnya, MDMA meningkatkan aktifitas di otak yang justru
menghambat fungsifungsi otak yang seharusnya. Penelitian membuktikan bahwa
MDMA juga berdampak sangat buruk terhadap sistem kerja jantung (cardiovascular sistem)
dan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu. Karena penggunaan MDMA seringkali
dihubungkan dengan kegiatan fisik yang tinggi dan lama (dansa misalnya), maka dampaknya
paling besar terhadap sistem kerja jantung. Akibat jangka panjang penyalahgunaan MDMA
adalah kerusakan otak, gangguan jiwa (psychiatric) seperti : gelisah, paranoid, tidak bisa
tidur, dan gangguan daya ingat.

Ecstacy termasuk zat psikotropika dan biasanya diproduksi secara illegal di dalam
laboratorium dan dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul.

Ecstacy mendorong tubuh bekerja di luar batas kemampuan fisik sehingga tubuh bisa
kehilangan cairan tubuh. Pengguna bisa meninggal karena kekurangan cairan
tubuh atau terlalu banyak minum karena kehausan.

Efek yang ditimbulkan oleh penggunaan ecstacy : diare, rasa haus berlebihan,
hiperaktif, sakit kepala dan pusing, menggigil tidak terkontrol, detak jantung
yang cepat dan sering, mual disertai muntah-muntah, hilang nafsu makan.

Ecstacy dikenal dengan istilah : inex, I, kancing, dll.

e) Methamphetamine
adalah stimulan yang sangat kuat mempengaruhi sistem syaraf pusat. Obat ini
dikelompokkan sebagai psycho-stimulan seperti amphetamin dan kokain yang
sering disalahgunakan. Obat ini dibuat dari berbagai zat sintetis dalam bentuk serbuk putih,
bening dan tak berbau yang dihirup dan disuntikan. Karena bentuknya yang bening maka ia
disebut Ice atau kristal. Methamphetamin merupakan turunan amphetamin dan karenanya
dalam hal kandungan zat dan efek terhadap pengguna hampir sama yaitu menyebabkan
aktivitas
tinggi
dan mengurangi nafsu makan. Penyalahgunaannya dilakukan karena obat ini merangsang
kegairahan
dan
kegembiraan
(euphoria).
Penyalahgunaan methamphetamin
dapat mengakibatkan ketergantungan yang selanjutnya menyebabkan berbagai gangguan
pada jantung, stroke, tingginya suhu badan, dan juga kematian pada kasus over-dosis.
Shabu-shabu (salah satu jenis Methamphetamine)

Shabu-shabu berbentuk kristal, tidak berbau dan tidak berwarna. Karena itu diberi
nama "ce" . Ice adalah julukan untukmethamphetamine.

Ice memiliki efek yang sangat kuat pada jaringan syaraf

Pengguna ice akan menjadi tergantung secara mental pada obat ini. Pemakaian yang lama
dapat menyebabkan peradangan pada otot hati, bahkan kematian.

Efek yang ditimbulkan pada pengguna Ice : penurunan berat badan, impotensi, sawan
yang parah, halusinasi, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan jantung, stroke, bahkan
kematian.

Ice dikenal dengan istilah : shabu-shabu, kristal, ubas, ss. Mecin, dll.

f) Tembakau
Berasal dari tanaman Nicotania tabacum.Nikotin bersifat merangsang jantung dan
sistem saraf. Pada saat tembakau diisap, detak jantung bertambah dan tekanan darah naik
akibat nikotin itu.Tetapi bagi para perokok berat, merokok dapat bersifat menenangkan. Zat
lain adalah tar yang mengandung unsur penyebab kanker dan gangguan pernafasan.
Sedangkan zat lainnya adalah karbon monoksida dalam asap yang sangat berbahaya. Zat ini

mengurangi kemampuan badan membawa oksigen menuju jaringan tubuh dan dapat
menimbulkan arterioklerosis (mengerasnya pembuluh). Pengaruh jangka panjang adalah
gangguan pada paru-paru dan jantung. Toleransi dapat muncul dan rokok dapat menimbulkan
ketergantungan fisik maupun psikologis, walaupun tidak sehebat zat psikoaktif lainnya.
Gejala ketagihan berupa pusing, gelisah, cemas, sulit tidur, gemetar atau lelah.
3. HALUSINOGEN, MENIMBULKAN KESAN PALSU ATAU HALUSINASI
Halusinogen merupakan obat alamiah maupun sintetik yang mengubah persepsi
dan pikiran seseorang (halusinasi). Termasuk disini adalah obat-obatan seperti LSD,
meskalina (kaktus), psilosibina dan psilosina (jamur), pala, kecubung, dan berbagai tanaman
khas lainnya yang terdapat di seluruh dunia. Ciri-ciri halusinogen adalah hilangnya kesadaran
akan ruang dan waktu,adanya waham (merasa curiga), serta halusinasi yang ringan
maupun berat.Halusinogen bisa dipakai melalui cara dimakan dan bisa juga disuntikkan.
a) LSD (Lysergie Diethylamide Acid)
merupakan obat yang sifatnya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. LSD
dijual dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan, dan digunakan dengan cara dimakan/diminum
maupun disuntikkan. Gejala intoksikasi yang timbul antara lain: perubahan panca indera,
pupil melebar, denyut jantung cepat, berkeringat, berdebar, pandangan kabur, gemetar,
gangguan koordinasi motorik, kecemasan, serta gangguan daya penilaian realita.LSD seperti
juga
halusinogen
lainnya
tidak
menimbulkan ketergantungan
fisik,tetapi
psikologis.Jamur Psilosibina dan psilosuna, reaksinya hampir sama seperti LSD, yakni
timbulnya warna-warni, bentuk, dan halusinasi, apalagi bila dosisnya besar. Efek fisik : santai
pada tubuh, kaki dan perut dingin, pupil mata mengecil. Ada yang berpendapat bahwa jamur
mempunyai efek yang lebih hebat secara visual dibandingkan halusinogen lainnya.
b) Meskalina
Adalah zat psikoaktif yang terdapat dalam kaktus peyota dan berefek halusinasi.
Inhalansia merupakan zat kimiawi yang ada dalam pelarut yang mudah menguap, antara lain :
Bahan cair/pelarut (lem sejenis uhu, penghilang cat kuku , gas korek api, bensin, spidol,
minyak cat; Bahan semprot (pembasmi nyamuk, pewangi ruangan, cat, hairspray); Obat bius
(eter,chloroform). Pemakaiannya dengan dihirup atau disedot melalui hidung agar timbul
efek melayang. Pengaruh langsung dari inhalansia adalah pusing-pusing, bersin,
batuk, hidung berdarah, merasa lelah, hilangnya koordinasi, hilangnya nafsu makan, detak
jantung dan pernafasan berkurang. Pengaruh lainnya adalah gangguan penglihatan, bicara
cadel, mata berair.
c)Pensiklidin (PCP)
Fensiklidin (PCP, debu malaikat), ditemukan pada akhir tahun 1950 sebagai suatu
obat bius, yang betul-betul mengurangi rasa nyeri. Pemakaian resmi dalam bidang kedokteran
dihentikan pada tahun 1962 karena pasien yang menerima PCP sering mengalami
kecemasan berat dan delusi, dan beberapa diantaranya menderita psikosa sementara. PCP

mulai menjadi obat jalanan pada tahun 1967 dan secara keliru diperjualbelikan sebagai
marijuana. Semua PCP yang ditemukan di jalanan dibuat secara ilegal.at ilegal. Setelah
ditaburkan diatas tanaman (misalnya peterseli, daun mint, tembakau atau marijuana), PCP
kemudian dihisap PCP kadang dipakai dalam sediaan per-oral (ditelan) atau disuntikkan.
GEJALA:PCP menekan otak dan pemakainya biasanya akan menjadi bingung dan
mengalami disorientasi, segera setelah obat digunakan.Mereka tidak tahu dimana mereka
berada, siapa mereka atau jam berapa dan hari apa. Mereka bisa masuk ke dalam keadaan
mabuk (kesurupan, trance), seperti dihipnotis. Pembentukan air ludah dan keringat bisa
meningkat. Mereka menjadi suka berkelahi dan karena mereka tidak meresakan nyeri,
mereka akan terus menerus berkelahi meskipun dipukul dengan keras.Tekanan darah dan
denyut jantung juga meningkat. Sering terjadi tremor otot (gemetar). Dosis PCP yang sangat
tinggi bisa menyebabkan:tekanan darah tinggi, yang selanjutnya bisa menyebabkan
stroke,halusinasi dengar(mendengar suara-suara),kejang,hipertermia(demam
yang
sangat tinggi),koma,kematian.Penyalahgunaan PCP jangka panjang bisa merusak otak, ginjal
dan otot.Pemakai PCP yang skizofrenik kemungkinan besar akan menderita psikosa selama
beberapa
hari
atau
beberapa
minggu
setelah
pemakaian
PCP.
PENGOBATAN:Pengobatan terhadap reaksi yang merugikan dari PCP ditujukan pada efek
khususnya.Sebagai contoh, diberikan obat-obat untuk menurunkan tekanan darah atau untuk
menghentikan kejang.Jika pemakai PCP mengalami agitasi, mereka dimasukkan ke dalam
ruangan yang tenang, disertai pengawasan terhadap tekanan darah, denyut jantung dan
pernafasannya.Jika masih saja gelisah, diberikan obat penenang (misalnya diazepam).
Dilakukan pengurasan lambung dan obat-obat diberikan untuk mempercepat pembuangan
PCP dari tubuh.
d) Berbagai jenis jamur dan tanaman kecubung.
Bekerja pada system saraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan
emosi pengguna.Perasaan sejahtera perubahan pada proses pikir. Hilang orientasi dan
depresi.Karena halusinasi. Bisa menimbulkan kecelakaan.

2.3 Yang terdapat di masyarakat serta akibat pemakaiannya


Diperjual belikan secara bebas: lem, tinner, rokok dan lain-lain
1.OPIOIDA
Opioida dibagi 3 golongan besar yaitu:
Opioida alamiah (opiat ): morfin, opium, kodein
Opioida semi sintetik: heroin/ putauw, hidromorfin
Opioida sintetik: meperidin, propoksipen, metadon
Nama jalanannya: putauw, ptw, black heroin, brown sugar
Heroin murni: bubuk putih

Heroin yang tidak murni: putih keabuan


Getah opium poppy yang diolah menjadi morfin proses putauw > 10 morfin.
Opioid sintetik: > 400 kali dari morfin.
Guna: analgetik kuat, berupa pethidin, methadon, Talwin, kodein dan lain-lain

Cara penyalahgunaan:
disuntik (ngipe, nyipet, ive, cucau)
dihisap (ngedrag, dragon)
Reaksi: sangat cepat rasa ingin menyendiri
taraf kecanduan
hilang rasa percaya diri,
tidak ingin bersosialisasi, membentuk dunia mereka sendiri.
Lingkungan musuh
Berbohong
penipuan/pencurian atau tindak kriminal lainnya.
2. KOKAIN
bentuk:
kokain hidroklorid
berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari free base.
*free base:tidak berwarna/ putih, tidak berbau dan rasanya pahit
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, charlie, srepet, snow/salju, putih .
Biasanya dalam bentuk bubuk putih
Cara penyalahgunaan:

cara menghirup bubuk dengan penyedot atau gulungan kertas, Penggunaan dengan
menghirup akan berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.

di bakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff .

bentuk padat : dihirup asapnya ( freebasing) .

Efek dari pemakaian kokain ini membuat pemakai merasa segar, hilang nafsu makan,
menambah rasa percaya diri, juga dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3. KANABIS
Nama jalanan: grass, cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, bhang
Ganja berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica .
Terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidro kanabinol, kanabinol dan kanabidiol
Cara penyalahgunaan: dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.
Efek:

cenderung merasa lebih santai

rasa gembira berlebih (euforia),

sering berfantasi,

aktif berkomunikasi,

selera makan tinggi,

sensitif,

kering pada mulut dan tenggorokan.

4. AMFETAMIN
Nama generik: D-pseudo epinefrin yang disintesa tahun 1887, dan dipasarkan tahun 1932
sebagai dekongestan
Nama jalanan: speed, meth, crystal, uppers, whizz dan sulphate
Bentuk: bubuk warna putih dan keabu-abuan
Ada dua jenis amfetamin:
a. MDMA (methylene dioxy methamphetamin )

mulai dikenal sekitar tahun 1980 dengan nama Ectacy atau Ekstasi.

Nama lain: xtc, fantacy pils, inex, cece, cein, e.

tidak campur zat lainselalu berisi MDMA karena merupakan designer drugs
(disain) untuk mendapatkan efek yang diharapkan/dikehendaki:white doft, pink heart,
snow white, petir yang dikemas dalam bentuk pil atau kapsul.

b. Methamfetamin

lama kerja lebih panjang dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek
halusinasinya lebih kuat.

Nama lainnya shabu-shabu, SS, ice, crystal, crank.

Cara penggunaan :

*Dalam bentuk pil di minum peroral

*Dalam bentuk kristal, dibakar dengan menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya
dihisap (intra nasal) atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus
(bong).
*Dalam bentuk kristal yang dilarutkan, dapat juga melalui intra vena.
5. LSD (Lysergic acid)
Termasuk dalam golongan halusinogen
Nama jalanan : acid, trips, tabs
Bentuk: seperti kertas berukuran kotak seperempat perangko dalam banyak warna dan
gambar; berbentuk pil, kapsul
Cara: meletakkan permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit sejak pemakaian dan
hilang setelah 8-12 jam.
Efek: tripping , yang biasa digambarkan seperti halusinasi terhadap tempat, warna dan waktu.
6. SEDATIF-HIPNOTIK (BENZODIAZEPIN )
Digolongkan zat sedatif (obat penenang) dan hipnotika (obat tidur),
Nama jalanan dari Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara: oral, intra vena dan rectal.
Di bidang medis: pengobatan kecemasan (ansietas), panik hipnotik (obat tidur)
7. SOLVENT / INHALANSIA
Uap dari bahan mudah menguap yang dihirup.

Contohnya: aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner,
uap bensin .

Biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah umur golongan kurang
mampu/anak jalanan

Efek: pusing, kepala terasa berputar, halusinasi ringan, mual, muntah,gangguan fungsi
paru, liver dan jantung. Kronis kerusakan fungsi intelektual.

8. ALKOHOL
sering digunakan untuk:

proses fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian.

proses penyulingan kadar alkohol tinggi mencapai 100%.

Nama jalanan alkohol: booze, drink


Kadar dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit.eufori kadar menurun: depresi
2.4 PENGGUNAAN NAPZA DALAM BIDANG MEDIK

1. terapi medik:pasien lebih baik atau bila mungkin sembuh dari penyakit atau gangguannya.
2. Psikofarmaka:

Antipsikotik, Antiansietas, Antidepresan, Antiinsomnia, Antimanik

tergolong Psikotropika dan sebagian kecilnya tergolong narkotika.

Narkotika

Morfin, Petidin digunakan untuk mengatasi nyeri yang di derita pasien kanker
stadium terminal, nyeri kepala atau nyeri lainnya yang sukar dihentikan dengan
analgetika lainnya, nyeri akibat pembedahan.

Kodein: simptom batuk.

Psikotropika
secara luas digunakan oleh dokter untuk mengatasi gangguan mental dan perilaku. Untuk
mengatasi nyeri lambung, nyeri haid, nyeri dada atau proses psikosomatik lainnya (golongan
benzodiazepine)
Anti psikotik:
Chlorpromazin, haloperidol, trifluoperazin.Tidak menimbulkan ketergantungan dan sangat
jarang disalahgunakan pasien.
Antidepresan:
Amitriptilin, Imipramin, Fluoxetin, Sertralin, dll.tidak menimbulkan ketergantungan dan
sangat jarang disalahgunakan.
Golongan benzodiazepine.
efek sedasi seperti: diazepam, clobazam, lorazepam, alprozolam.
efek hipnotik (tidur) seperti: midazolam, triazolam, estazolam, nitrazepam,sering
disalahgunakan.
Golongan Barbiturat

fenobarbital untuk menginduksi tidur yang bersifat long acting ,

juga dapat disalahgunakan.

Methylphenydate (Ritalin)

derivat amphetamin

stimulansia susunan saraf pusat

obat pilihan bagi anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas

sering disalahgunakan.

3. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA

Penyalahgunaan napza biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor :


1. Faktor individu
coba-coba
ingin diterima dalam suatu kelompok
ikut trand
kenikmatan sesaat
cari perhatian
ikut tokoh idola
Kebanyakan penyalahgunaan napza banyak terjadi pada usia remaja, terutama anak atau
remaja dengan ciri sbb :
o Cenderung memberontak
o Cenderung memiliki gangguan psikis seperti depresi, cemas, psikotik, kepribadian
antisocial.
o Rasa kurang percaya diri
o Mudah merasa bosan atau jemu,
o Keingintahuan yang besar dan selalu ingin mencoba
o Keinginan mengikuti mode.
o Keinginan untuk diterima dalam pergaulan.
o Keinginan untuk bersenang-senang.
o Putus sekolah
o Kurang menghayati nilai-nilai keimanan.
o Kemampuan komunikasi yang rendah.
2. Faktor lingkungan

Lingkungan keluarga
o Komunikasi anak dan orang tua kurang baik.
o Hubungan keluarga kurang harmonis
o Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi.
o Orang tua otoriter atau banyak melarang.
o Orang tua yang terlalu serba membolehkan.
o Kurangnya orang yang menjadi model atau teladan.
o Orang tua kurang peduli atau tidak tahu tentang NAPZA
o Orang tua atau anggota keluarga yang lain ada yang menyalah gunakan napza.
o Kurang kehidupan beragama dalam keluarga.
Lingkungan sekolah.
o Sekolah yang kurang disiplin
o Sekolah terletak dekat dengan tempat hiburan.
o Sekolah kurang memberi kesempatan pada siswanya untuk mengembangkan
kreatifitas yang positif
o Adanya siswa yang menggunakan napza
o Cara mengajar yang kurang menyenangkan
o Materi yang kurang memadai tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba
Lingkungan teman sebaya
o Berteman dengan teman yang memakai napza.
o Ancaman atau tekanan teman kelompok atau pengedar.
Lingkungan masyarakat atau sosial
o Lemahnya penegakan hokum

o Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.


3 Factor Napza.
o Mudahnya didapat Napza
o Banyaknya iklan alkohol atau rokok yang menarik untuk dicoba
o Efek atau kasiat yang menyenangkan dari napza.

4.GEJALA KLINIS,PENGARUH DAN AKIBAT PENYALAHGUNAAN


NAPZA
4.1 Gejala klinis
1. Perubahan fisik
Tergantung dari jenis zat yang di pergunakan tetapi secara umum adalah sebagai berikut :
o Pada saat menggunakan napza : jalan sempoyogan, bicara cadel/pelo, apatis/acuh tak acuh,
mengantuk, agresif,curiga.
o Bila kelebihan dosis (overdosis/OD): nafas sesak, denyut jantung dan nadilambat, kulit terasa
dingin, nafas lambat, bahkan berhenti, meninggal.
o Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau/nagih) : mata dan hidung berair, menguap terus, diare,
rasa sakit seluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
o Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak peduli dengan kesehatannya,
kebersihan gigi tidak terawatt dan keropos, terdapat bekas suntikan pada bagian lengan atau
tubuh lain.
2. Perubahan sikap dan perilaku/kebiasaan
Perubahan Sikap:
o Prestasi sekolah menurun.
o Pola tidur berubah.
o Sering bepergian sampai larut.
o Sering mengurung diri
o Sering mendapat telpon.
o Sering berbohong
o Sering bersikap emosional.
o Mulai melupakan tanggung jawab rutin dirumah
o Melawan orang tua
o Malas mengurus diri
o Dll

Perubahan Kebiasaan
o Susah bangun pagi
o Sering menyendiri dan berlama-lama dikamar
o Sering pulang lewat tengah malam
o Sering pergi ke disko,mall atau berpesta
o Sering menginap dirumah teman
o Sering membawa obat tetes mata
o Sering makan permen karet atau menthol untuk menghilangkan bau mulut.
o dll

4.2 Pengaruh dan akibat penyalahgunaan NAPZA


1. Pengaruh Terhadap Susunan Saraf Pusat
Keadaan tersebut muncul dalam bentuk gejala :
a) Intosikasi.
Hampir semua Napza menimbulkan intosikasi dengan gejala yang berbeda-beda dan khas
misalnya :
Gangguan daya ingat, mudah lupa
Gangguan perhatian, sulit berkonsentrasi
Gangguan perasaan dan kemampuan otak untuk memilih dan mengolah informasi, bertindak
irasional.
Gangguan persepsi, illusi dan halusinasi
Gangguan motivasi, malas belajar dan bekerja
Gangguan mengendalikan diri , emosional, tidak mampu membedakan yang baik dan buruk
secara norma.
b) Kelebihan dosis (over dosis/OD)

Kelebihan dosis pada putauw/heroin menyebabkan penekanan system pernafasan


sampai kematian.

Kelebihan dosis pada amfetamin (ekstasi, shabu) menyebabkan pecah pembuluh


darah otak berdampak pada kematian.

c) Sindrom ketergantungan
Penyalahgunaan napza menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis
Ketergantungan fisik, ditunjukkan dengan adanya toleransi dan

atau

sindrom

withdrawal/sindrom putus obat.


Ketergantungan psikologis adalah keadaan dimana adanya keinginan yang kuat dan tidak
tertahankan(kompulsif)
untuk
rindu,kangen,sugesti/craving)

menggunakan

2 Komplikasi Medic Psikiatri (Ko-Morbiditas)

napza

(adanya

perasaan

Pada penyalahguana Napza dapat pula disertai dengan gangguan psikiatri lain seperti:
Gangguan tidur,gangguan fungsi seksual,cemas, depresi berat,.
Paranoid (curiga), psikosis, percobaan bunuh diri, mania, agitasi,sampai panik.
Gangguan psikotik.
Selain gangguan yang bersifat psikiatrik bila pemakaian napza dalam jangka yang lama
berdampak
pada
kerusakan
organ
dan
penyakit
seperti
:
penyakit
hepar,cardiovaskuler,impotensi, kehamilan, bahkan sampai penyakit seksual dan yang paling
berbahaya adalah tertular penyakit HIV AIDS.

3 Dampak Sosial
Dampak social yang ditimbulkan dapat terjadi dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Suasana keluarga menjadi tidak nyaman , sering terjadi pertengkaran dan emosi yang tak
terkendali.
Orang tua merasa resah karena sering merasa kehilangan.
Perilaku asocial, berbohong, menipu, tidak disiplin, mencuri sehingga seringkali menjadi aib
dalam keluarga.
Putus sekolah dan menganggur.
Merusahk disiplin dan motivasi belajar teman-temannya, menciptakan suasana yang
menganggu dilingkungan sekolah maupun masyarakat , sering berkelahi, meningkatkan
kenakalan remaja.

5. Beberapa Petunjuk Umum Mengenali Anak Bermasalah NAPZA


Sebagai orang tua, guru atau orang dewasa lainnya, kita mungkin akan
membutuhkan petunjuk praktis untuk mengenali anak-anak yang mempunyai masalah dengan
NAPZA. Berbagai petunjuk seperti itu dapat dibuat. Meskipun demikian yang paling penting
adalah berusaha memahami anak/remaja tersebut seutuhnya agar tindakan yang
diambil menyangkut anak/remaja tersebut tepat.
Bagi orang tua, kenalilah anak anda seutuhnya. Jika anda cukup mengenal anak anda,
maka setiap perubahan yang cukup mencolok akan menarik perhatian sehingga anda dapat
melakukan tindakan yang diperlukan.Kenalilah tanda-tanda khusus di bawah ini
untuk memperkirakan apakah anak tersebut sudah terlibat penyalahgunaan NAPZA dan harus
segera dibantu.
Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat dalam
penyalahgunaan NAPZA :
1. Prestasi anak menurun tajam.
2. Kebiasaan berpakaian yang berubah drastis, dari yang rapih menjadi buruk.

3. Perubahan tingkah laku yang tidak seperti biasanya/semestinya.


4. Anak tidak memperhatikan kebersihan diri sendiri.
5. Mendadak menjadi pendiam dan sering menyendiri dikamar serta cenderung apatis.
6. Tidak menuruti lagi disiplin rumah.
7. Mata sering merah dan nafsu makan berubah.
8. Berat badan menurun.
9. Gampang tersinggung.
10. Anda sering mencium bau aneh di kamarnya.
11. Mulai ada insiden-insiden pencurian dirumah atau di sekolah yang dilaporkan.
12. Dll.

6. Penanggulangan dan Penanganan NAPZA


6.1 Prinsip-Prinsip Program Pencegahan
Berdasarkan penelitian selama 20 tahun mengenai masalah NAPZA, lembaga
terkemuka
NIDA
(National
Institute
on
Drug
Abuse)
di
Amerika
menemukan beberapa prinsip pencegahan penyalahgunaan NAPZA baik dalam
keluarga, sekolah maupun masyarakat. Prinsip-prinsip tersebut sudah diuji dalam jangka
panjang dan dianggap efektif. Agar efektif dan berhasil, maka beberapa prinsip harus dimiliki
oleh program pencegahan penyalahgunaan NAPZA, sebagai berikut (lihat NIDAs Principles
of
Drug
Addiction
Treatment: A Research-Based Guide ):
1. Harus
dirancang
untuk
mendorong
"faktor-faktor
protektif"
dan
selanjutnya mengalihkan atau mengurangi "faktor-faktor risiko". Faktor
protektif adalah hal-hal yang mengurangi potensi penyalahgunaan NAPZA,
sedangkan faktor risiko adalah hal-hal yang potensial mendorong
penyalahgunaan NAPZA.
a. Faktor protektif meliputi hal-hal seperti
adanya ikatan kuat di dalam keluarga,

monitoring orang tua,


aturan perilaku yang jelas yang diterapkan secara konsisten di dalam keluarga
keterlibatan orang tua dalam kehidupan anak-anaknya
keberhasilan dalam prestasi sekolah
ikatan dengan lembaga-lembaga prososial seperti sekolah atau organisasi keagamaan
pemahaman terhadap nilai atau norma-norma umum mengenai penyalahgunaan NAPZA
(sangksi, etika, dll)
b. Faktor risiko terdiri atas :
Lingkungan rumah yang tak beraturan, terutama bila orangtua juga menyalahgunakan
NAPZA atau menderita penyakit mental
Pola pengasuhan yang tidak efektif, terutama terhadap anak dengan sifat-sifat yang sulit atau
kelainan-kelainan perilaku
Kekurangan perhatian dan kasih sayang serta keintiman
Rasa malu yang berlebihan atau sifat agresif di dalam kelas
Kegagalan dalam prestasi sekolah
Ketidakmampuan menghadapi situasi sosial di sekitar
Afiliasi atau keterikatan pada kelompok sebaya yang berperilaku menyimpang
Sikap permisif terhadap perilaku penggunaan NAPZA oleh lingkungan keluarga, kerja,
sekolah, kelompok sebaya dan masyarakat.

2. Dapat ditargetkan pada berbagai jenis NAPZA, atau hanya ditargetkan pada salah satu
cara penyalahgunaan misalnya penyalahgunaan resep obat.
3. Harus mencakup juga pelatihan ketrampilan hidup (life skills) dan pelatihan
keterampilan menolak NAPZA bila ditawarkan, memperkuat sikap pribadi
dan komitment menolak penggunaan NAPZA, hubungan sebaya, kemampuan
mengontrol diri (self-efficacy dan assertif).
4. Program pencegahan bagi anak dan remaja harus mencakup metode-metode interaktif
yang tepat dan sesuai dengan perkembangan mereka, seperti kelompok diskusi sebaya
dan pemecahan masalah berkelompok, pengambilan keputusan. Jangan hanya dipakai
teknik-teknik pengajaran atau ceramah (didaktif).
5. Harus melibatkan komponen orang tua atau pengasuh yang dilatih untuk menerapkan
strategi-strategi pengasuhan (parenting skills) yang sesuai, mengusahakan agar anakanak memahami NAPZA dan akibat-akbatnya yang merusak, dan membuka peluang
terjadinya diskusi keluarga mengenai penggunaan NAPZA dan aturan-aturan yang
berlaku lama keluarga tersebut

6. Harus berjangka panjang (selama masa sekolah), dengan pengulangan-pengulangan


(booster) diantaranya untuk menegaskan tujuan pencegahan. Misalnya di antara SD
dan SLTP harus dilakukan sesi-sesi pengulangan untuk mempersiapkan anak dalam
proses transisi, demikian juga dari SLTP ke SLTA.
7. Upaya pencegahan yang berpusat pada keluarga biasanya lebih berhasil dibandingkan
pendekatan yang hanya berfokus pada orang tua saja atau anak saja.
8. Program-program masyarakat yang meliputi kampanye seperti peraturan mengenai
pembatasan penggunaan alkohol, rokok, dll, paling efektif bila diikuti intervensi di
sekolah dan di keluarga.
9. Program masyarakat harus memperkuat aturan-aturan yang menolak penggunaan dan
penyalahgunaan NAPZA di berbagai seting seperti keluarga, sekolah, tempat kerja
dan masyarakat.
10. Sekolah memberi peluang untuk menjangkan semua lapisan masyarakat
dan merupakan
tempat
penting
bagi
kelompok-kelompok
yang berisko
menggunakan NAPZA seperti anak bermasalah, anak dengan keuletan belajar, dan
anak-anak yang berpotensi drop-out.
11. Program pencegahan harus disesuaikan dengan masalah penyalahgunaan NAPZA
yang spesifik dalam masyarakat.
12. Semakin tinggi risiko populasi target, semakin intensif program pencegahan harus
dilakukan dan semakin dini program harus dimulai.
13. Program harus disesuaikan dengan kelompok usia, tingkat perkembangan,
dan sensitive budaya (sesuai dengan budaya yang berlaku).
14. Semakin efektif program semakin hemat biaya.

6.2 Beberapa Aspek Penting Dalam Merencanakan Pencegahan


Para perencana program hendaknya memperhatikan beberapa aspek penting dalam
perencanaan program pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Aspek-aspek kritis antara lain :
1. Hubungan keluarga. Program pencegahan bisa meliputi upaya mengajarkan
ketrampilan komunikasi yang baik, disiplin, pembuatan aturan yang tegas dan
konsisten antar orang tua dan anak. Penelitian menunjukkan bahwa orang tua harus
melibatkan diri secara lebih aktif di dalam kehidupan anak-anaknya termasuk

berbicara mengenai NAPZA, memantau kegiatan anak-anak, mengenal teman-teman


anak, dan memahami persoalan serta keprihatinan yang dihadapi anak-anak.
2. Hubungan pertemanan sebaya. Program diarahkan pada hubungan seseorang
dengan sebayanya dengan mengembangkan kemampuan komunikasi, membangun
hubungan sebaya dan perilaku yang positif, dan ketrampilan untuk menolak tawaran
yang negatif.
3. Lingkungan sekolah. Program pencegahan juga meliputi upaya meningkatkan
prestasi akademis dan menguatkan ikatan siswa dengan sekolah. Caranya adalah
dengan meningkatkan perasaan identitas dan keberhasilan, serta mengurangi berbagai
kemungkinan untuk putus sekolah. Kebanyakan kurikulum sekolah meliputi juga
pengajaran mengenai pola perilaku hubungan sebaya dan peraturan mengenai
penggunaan NAPZA. Penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang memahami
dampak buruk NAPZA (fisik, psikis, dan sosial), dan bila mereka mengerti sikap tidak
setuju keluarga dan teman-teman mereka terhadap penyalahgunaan NAPZA, maka
mereka cenderung menghindari penggunaan NAPZA.
4. Lingkungan masyarakat. Pada level masyarakat, program pencegahan
sebaiknya bekerjasama dengan organisasi-organisasi atau kelompok-kelompok sipil,
keagamaan, pemerintah, penegak hukum dan mendorong terbentuknya aturan-aturan
serta perilaku prososial dan anti-NAPZA melalui perubahan kebijakan, program
penyadaran masyarakat, dll. Program berbasis masyarakt bisa meliputi upaya
penegakan
hukum,
pembatasan
iklan,
daerah
bebas
NAPZA,
dll
dengan
tujuan
menciptakan lingkungan bebas NAPZA yang bersih dan aman.
Mengajar anak dan remaja mengenai dampak buruk/negatif dari NAPZA, terutama dampak
paling langsung yang bisa terjadi dalam hidup mereka, merupakan salah satu elemen penting
dalam program pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Selain itu, membantu anak/remaja
untuk lebih berhasil dalam prestasi sekolah dan pergaulan akan sangat membantu mereka
membentuk ikatan prososial yang kuat dengan teman sebaya, sekolah dan masyarakat.
Mereka yang sudah tergantung atau kecanduan NAPZA biasanya sangat menderita karena
mau tidak mau harus memenuhi kebutuhan akan NAPZA (kompulsif) dan bila tidak terpenuhi
akan mengalami rasa sakit (sakaw) luar biasa. Untuk mengatasinya mereka berjuang
memenuhi kebutuhan
akan
NAPZA.
Lingkaran
setan
kebutuhan
dan
pemenuhan kebutuhan,ini biasanya tidak mampu diputuskan seorang diri oleh pecandu
tersebut. Mereka membutuhkan orang lain untuk membantunya. Perawatan dan penanganan
yang tepat dibutuhkan untuk mengakhiri perilaku kompulsif tersebut.

Ada banyak pendekatan yang sudah dan masih dikembangkan dalam program perawatan
NAPZA. Intinya pasien dibantu dan didukung untuk menanggulangi kebiasaannya atau
menghindari
samasekali
penggunaan NAPZA.
Kecanduan
terbukti
memang
dapat disembuhkan. Cara paling baik adalah menyesuaikan bantuan dan perawatan dengan
masalah dan kebutuhan individual setiap pecandu. Melalui cara ini, pasien dapat
mengendalikan kondisi dirinya dan hidup secara relatif normal lagi.
Perawatan bagi para pasien pecandu NAPZA bisa memberikan dampak yang luar biasa, tidak
hanya bagi para pasien itu sendiri tetapi bagi lingkungan dan masyarakat luas. Dengan
menyembuhkan pasien-pasien dan mengembalikan fungsi-fungsi sosial dan psikologis
mereka, maka langsung maupun tidak langsung akan terjadi pengurangan tingkat kriminalitas
dan kekerasan serta pengendalian penyebaran HIV/AIDS. Selain itu tentu saja perawatan dan
penanggulangan NAPZA secara nyata akan mengurangi beban biaya ekonomis maupun sosial
yang terjadi dalam penyalahgunaan NAPZA.

6.3 TERAPI DAN REHABILITASI


Perlu diperhatikan dalam terapi pada penyalahgunaan Napza adalah penanganan
kegawat daruratan yang berkaitan dengan penyalahgunaan Napza.Gawat darurat yang terjadi
pada penyalah gunaan napza meliputi :
Intoksikasi.
Overdosis.
Sindrom putus Napza.
Berbagai macam komplikasi medik ( fisik dan psikiatri )

Penting diperhatikan dalam kondisi gawat darurat penyalahgunaan napza adalah


ketrampilan dalam menentukan diagnosis, sehingga dengan cepat dan akurat dapat dilakukan
intervensi medik.
Setelah masa kritis atau kegawatan terlewati dan setelah selesai menjalani
detoksifikasi atau proses pembebasan dari ketergantungan secara fisik maka langkah
selanjutnya adalah rehabilitasi dimana pada proses ini akan menentukan apakah dia
akan bisa sembuh atau kembali menggunakan tergantung pada proses rehabilitasi ini.
Pada masa rehabilitasi ini merupakan proses pembebasan dari ketergantungan secara
psikis, adapun bentuk bentuk program rehabilitasi yang ada antara lain :
Program antagonis opiate.
Program metadon.
Program yang berorientasi psikososial
Theraupetik kommuniti
Program berorientasi social.
Program berorintasi kedisiplinan.
Program dengan pendekatan religi.

Tempat unit kesehatan diwilayah Yogjakarta yang mampu menangani penyalahgunaan


napza:RS Grhasia Prov. DIY ( perawatan terpadu dengan Napza+psikiatri) Jl. Kaliurang km
17 pakem sleman.RSUP. Dr. Sarjito,PSPP Sehat Mandiri Yogyakarta.sedangkan yang ada
di Jakarta:RS.Fatmawati.

7. Sikap Orang Tua Tentang Napza


7.1 Sikap Orang Tua untuk Mencegah Penyalahgunaan Napza Dirumah
Menjadi teladan atau role model dalam anti-penyalahgunaan Napza, anti kekerasan dan
disiplin diri :
o Orang tua yang menyalahgunakan napza tidak memiliki wibawa pada anak-anaknya.
o Perlihatkan kemampuan orang tua untuk berkata tidak dan untuk meminta tolong bila perlu.
o Tidak menggunakan cara kekerasan (tindakan dan kata-kata) terhadap anak atau orang
lain.perlakukan anak dan orang lain secara bijaksana dan adil.
o Hidup secara teratur dan tertib.
Membantu

anak mengembangkan kemampuan menolak tekanan kelompok sebaya untuk


menggunakan napza atau terlibat kekerasan.
o Beritahu anank mengenai haknya melakukan hal yang cocok bagi dirinya didasari rasa
tangungjaawab, sehingga bila ada teman sebaya yang membujuk atau memaksa, ia berhak
menolaknya.
o Bombing anak unntuk mencari kawan sejati, yang tidak menjerumuskan dirinya kehal-hal
yang negative.
o Mengetahui jadwal dan kegiatan anak serta teman bergaul anak-anaknya.
Mendukung

kegiatan anak yang sehat dan kreatif.


o Mendukung kegiatan anak disekolah, bereolah raga, memiliki hobi, bermain music dan lain
lain tanpa menuntut anak berprestasi.
o Orang tua melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan anak.
Membuat

kesepakatan bersama tentang norma dan peraturan.


o Anak ingin kehidupan yang teratur. Ia belajar bertanggung jawab jika diterapkan aturan bagi
perilaku atau kegiatanya dehari-hari.
o Tetapkan aturan secara adil terhadap semau anggota keluarga tanpa terkecuali dengan orang
tua.

7.2 Sikap Orang Tua jika Mengetahui anak menyalahgunakan NAPZA


1.
2.

Berusaha tenang, kendalikan emosi, marah tersinggung, atau rasa bersalah tidak akan
membantu anak.
Jangan tunda masalah hadapi kenyataan itu, adakan dialog terbuka dengan anak dengan sikap
tenang.

3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dengarkan anak dan beri dorongan non verbal, jangan memberi nasihat dan ceramah dulu,
jangan merendahkan harga dirinya. Buat dia merasa aman dan nyaman saat berbicara dengan
orang tua.
Jika ia mau mengakui hal itu , hargailah kejujurannya, dan syukuri karena anak anda sudah
mulai terbuka dengan orang tua.
Jujur pada diri sendiri. Beri contoh sikap jujur dan terbuka mau mengakui kesalahan dan
kelemahan diri.
Bila perlu minta bantuan pihak ketiga yang professional bila sulit mengendalikan emosi,
untuk melakukan pendekatan.
Tingkatkan hubungan dalam keluarga, teliti hubungan dengan anak atau anggota keluarga
yang lain, selesaikan konflik dan adakan rekreasi bersama keluarga.
Bangun kehidupan berdisiplin, untuk menjauhkan anak dari lingkungan dimana napza
digunakan.
Cari pertolongan tenaga professional, pusat pengobatan dan rehabilitasi, seizin ataupun
seizing anak. Berkonsul tasi pada ahli.

10. Pendekatan pada orang tua temen anak yang memakai Napza . ungkapkan apa yang anda
ketahui dan ajak shering secara berhati-hati dan bijaksana.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kesimpulan yang didapat penulis adalah:


Banyak manfaat yang dapat kita ambil dalam mempelajari Penyalahgunaan NAPZA dan
Kesehatan
Kita bisa tahu bagaimana dan apa saja penyalahgunaan yang banyak dilakukan oleh
masyarakat mengenai NAPZA
Kita bisa tahu dampak dan akibat yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan napza yang
digunakan dengan cara dan ketentuan yang tidak sesuai.
Kita bisa mengerti bagaimana cara penanganan terhadap para pengguna napza gar terhindar
dari napza
Kita juga bisa tahu peranan orang tua yang dilakukan terhadap anak yang terkena napza dan
sikap orang tua bila hal tersebut terjadi pada anaknya.
Dan ternyata hal-hal yang berkaitan dengan Napza memiliki dampak yang tidak baik dalam
berbagai aspek,dan dapat merugikan berbagai pihak.

Saran
Kepada pemerintah:

Sebaiknya undang-undang tentang penyalahgunaan napza lebih dipertegas lagi,agar para

pengguna maupun para pengedar napza mendapat jera dan mendapatkan hukuman yang
setimpal.
Kepada masyarakat:
Kepada orang tua yang anaknya merupakan pengguna napza sebaiknya tetap memperhatikan

anaknya karena melakukan hal tersebut bukan seutuhnya keinginan mereka,maka dari tu
orang tua harus tetap mensuport dan memberi dukungan agar anak bisa sembuh dan
menghindarkan diri dari bahaya napza.
Kita sebagai masyarakat hendaknya lebih memahami lagi apa saja dampak yang
ditimbulkan,karena kalau kita tau sebab dan akibatnya kita tidak akan mungkin terjerumus ke
dalam bahaya penyalahgunaan Napza belakangan ini.

DAFTAR PUSTAKA
- Buku pedoman praktis bagi tenaga puskeamas, departemen kesehatan,2001Panduan
Diagnosis Keperawatan Nanda 2005-2006
- www.bnn.or.id
- http://www.slideshare.net/koesanto/jenis-jenis-napza#
- www.drugabuse.gov.; Yatim, D.I.
- (1985); Marviana, Dian.M. (n.d.); Kemitraan Peduli Penanggulangan Bahaya Narkoba
DKI Jakarta (2001); Irwanto et.al. (1994), dll.
- http://mysemesta.blogspot.com/2008/03/dampak-napza-bagi-remaja.html
- www.wikipedia.org
- www.google.com

Anda mungkin juga menyukai