Oleh:
Sekar Pandanarum
NIM : 672009280
ii
persetujuan
iii
Pernyataan
Skripsi yang berikut ini:
Judul
: Sekar Pandanarum
NIM
: 672009280
Sekar Pandanarum
iv
Prakata
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena begitu besar karunia-Nya dalam memberikan semua
yang terbaik, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Laporan skripsi dengan judul Analisis Parameter QoS
pada Penggunaan Video Conference Melalui Teknologi
Seluler Berbasis CDMA dibuat sebagai syarat kelulusan dari
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.
Semua usaha yang dilakukan tidak akan berarti tanpa adanya
bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk
itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd. selaku Dekan
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
2. Bapak Dian W. Chandra, S.Kom., M.Cs. selaku Ketua
Program Studi Teknikk Informatika Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
3. Bapak Budhi Kristianto, S.Kom., M.Sc. sebagai pembimbing
yang selalu membimbing dengan sabar dan banyak membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluaruh keluarga besar terutama bapak dan ibu tercinta yang
selalu mendukung dalam segala hal. Terima kasih atas
dukungan dan kepercayaan yang diberikan.
menyadari
masih
banyak
kekurangan
dalam
Sekar Pandanarum
Penulis
vi
Daftar Isi
Halaman Judul ......................................................................
vii
viii
ix
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Delay......................................................................... 33
Tabel 2.2 Jitter .......................................................................... 34
Tabel 2.3 Packet Loss ............................................................... 35
Tabel 2.4 Throughput .............. Error! Bookmark not defined.36
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Lapisan Model OSI Layer ...................................... 11
Gambar 2.2 Ilustrasi Header UDP ............................................. 19
Gambar 2.3 Proses Streaming Jaringan ..................................... 22
Gambar 2.4 Blok Diagram Video Codec ................................... 25
Gambar 2.5 RTP dan UDP sebagai Sub Layer pada Transport
Layer .................................................................... 28
Gambar 2.6 Komponen RTP Header......................................... 28
Gambar 2.7 Diferensiasi dalam Jaringan ................................... 32
Gambar 3.1 Topologi Jaringan ..................................................38
Gambar 3.2 Tampilan Wireshark .............................................. 40
Gambar 4.1 Grafik Delay Solo-Semarang .................................46
Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Jitter Solo - Semarang ............... 47
Gambar 4.3 Grafik Throughput Solo-Semarang ........................ 48
Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Packet Loss Solo - Semarang ..... 49
xi
Abstract
In the development of today's technology, communication
becoming human needs at this time. One of communication type
is video conferencing . Good or bad performance will be seen
from QoS value. QoS has some parameters that will be analyzed
in this study, namely delay, jitter, packet loss, and throughput.
The purpose of this paper is to get the value of the average
QoS of video conference that running in real time by the CDMA
network between two different cities, then analyzed whether it
meets the TIPHONs standard .
The parameters were processed to obtain average, the
highest, and the lowest value. Final results from this test by
analizing the data showed that the use of a CDMA network is still
eligible to do video conferencing. In addition, distance and traffic
density also affects the calculation of network QoS. The bigger
the city, the more congested the network traffic as well.
xii
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Pada perkembangan teknologi yang begitu cepatnya
saat ini dan semakin sempitnya ruang gerak dari manusia saat
ini adalah sebagai akibat dari semakin bertambahnya jumlah
manusia. Sehingga komunikasi jarak jauh semakin menjadi
kebutuhan manusia saat ini. Salah satu bentuk komunikasi itu
adalah video conference.
Video Conference adalah teknologi yang mampu
melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk
paket dengan protokol
dari
uraian
mengenai
latar
belakang
saat
video
conference
dijalankan
serta
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Sebelumnya
Acuan yang berupa teori-teori atau temuan melalui hasil
dari penelitian-penelitian sebelumnya merupakan hal yang perlu
dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data
pendukung yang dianggap perlu untuk dijadikan bagian tersendiri
adalah penelitian terdahulu yang berkaitan langsung dengan
permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
hal ini, fokus penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan adalah
terkait dengan masalah Quality of Service dalam kaitannya
dengan proses pengiriman data yang bersifat real time
(streaming). Oleh karena itu, dilakukan kajian terhadap beberapa
hasil penelitian berupa tesis dan jurnal-jurnal melalui internet.
Penelitian mengenai Quality of Service dari beberapa tipe
streaming dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Saleh Iskandar
(2009), Anugrah Robby (2008), Muhammad Salmon Hardani
(2009), dan Zunaidi Maruf (2011).
Saleh Iskandar (2009) melakukan penelitian tentang
analisis penggunaan video conference yang diintegrasikan dengan
e-learning, yaitu Dokeos LMS. Komunikasi dilakukan di dalam
satu jaringan dan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini
adalah menggunakan resolusi web camera yang bervariasi.
Peneliti merancang dan mengimplementasikan topologi dengan
7
tertingginya
adalah
69858.237286
Kbps
dan
10
standar
untuk
menghubungkan
komputer-
11
Model OSI secara umum bekerja dari layer atas menuju ke bawah
sesuai urutan yang ada. Setiap layer mempunyai tugas yang
berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
Setiap layer yang ada di bawah menyediakan layanan untul
layer yang berada di atasnya. Sebaliknya, layer yang berada di
atas menggunakan layanan layer yang berada di bawahnya.
Proses komunikasi antar layer ditangani oleh interface. Data yang
akan dikirimkan diproses secara bertahap dari layer paling atas ke
layer terbawah.
Lapis (layer) layanan yang ada pada protokol model OSI
yaitu sebagai berikut :
1. Application Layer
Lapisan ini merupakan lapisan teratas yang bertanggung
jawab
untuk
mengatur
interaksi
antara
pengguna
12
3. Session Layer
Mekanisme kontrol dialog antara dua aplikasi diterapkan
pada lapisan ini.
Layanan
yang
diberikan
pada
lapisan
ini
yaitu
13
ini
berfungsi
untuk
menggabungkan
14
dan
7. Physical layer
Lapisan inilah yang menghubungkan secara fisik antara
satu terminal dengan terminal lain atau peripheral lain.
Pada sisi pengirim, lapisan ini menerapkan fungsi elektris,
mekanis, dan prosedur untuk membangun, memelihara,
dan
melepaskan
sirkuit
komunikasi
untuk
layer
Proses
presentation
penambahan
juga
header
menambahkan
berulang
hingga
mencapai layer data link. Pada layer data link, tidak hanya
header yang ditambahkan, tapi juga tail. Proses pembungkusan
data dengan header dan tail ini disebut encapsulation atau
pembungkusan data.
15
physical
menuju data link dan header atau tail satu per satu dilepaskan.
Walaupun transmisi data berbentuk vertikal, dari layer
tujuh menuju layer satu dan sebaliknya, namun sebenarnya setiap
layer berkomunikasi secara horizontal dengan layer yang sama
di sisi yang lain. Misalnya, layer transport pada host penerima
akan berkomunikasi dengan layer transport pada host pengirim,
layer application host pengirim, dan seterusnya. (Sofana, 2008).
16
2. Transport layer
Berisi protokol yang bertugas untuk mengadakan komunikasi
antara dua host. Kedua protokol tersebut ialah TCP dan UDP.
Protokol ini bertugas mengatur komunikasi antara host dan
pengecekan kesalahan. Data dibagi ke dalam beberapa paket
yang dikirim ke lapisan internet dengan sebuah header yang
berisi alamat tujuan atau sumber serta checksum. Pada sisi
penerima, checksum akan diperiksa apakah paket tersebut ada
yang hilang di perjalanan.
3. Network layer (Internet Layer)
Protokol yang berada di layer ini bertanggung jawab dalam
proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini
terdapat tiga macam protokol, yaitu IP, ARP, dan ICMP.
4. Physical layer (Network Interface Layer)
Layer ini bertanggung jawab mengirim dan menerima data kea
tau dari media fisik. Media fisiknya dapat berupa Ethernet,
token ring, kabel, serat optic, frame relay atau gelombang
radio. Protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan
sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer
yang berasal dari peralatan.
2.3.2 TCP
Dalam mentransmisikan data pada layer Transport ada dua
protokol yang berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan
protokol yang
connection-oriented
17
yang artinya
menjaga
positif
dari
penerima
berupa
sinyal
ACK
2.3.3
UDP
UDP (User Datagram Protocol) adalah salah satu layanan
18
UDP menggunakan
19
20
peralatan
21
22
2009).
Metode
ini
memungkinkan
untuk
pita sinyal tersebut dapat direduksi, dipakai pada alat codec ini
untuk pengkompresan data yang telah didapat dari hasil
sampling.
(The
24
satu
sama
lain.
Dalam
personal
video
Messenger.
25
Messenger
dan Yahoo!
satu
arah,
karena
pemirsa
tidak
dapat
26
27
Gambar 2.5 RTP dan UDP sebagai Sub Layer pada Transport Layer
28
marker
didefinisikan
oleh
profil.
Ini
29
jam
yang
monoton
dan
linier
untuk
30
harus
siap untuk
mendeteksi dan
suara/video
saat
diterima,
dan
informasi untuk
1. Delay
Delay merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh data
untuk mencapai tujuan. Delay pengiriman ke penerima pada
dasarnya ada beberapa jenis, yaitu propagation delay (delay
saat perambatan data melalui media transmisi dari pengirim ke
penerima), processing delay (delay ketika data diproses di
dalam suatu piranti), dan packetization delay (delay yang
terjadi saat proses pembagian data ke dalam paket-paket data
termasuk proses enkapsulasi). Delay dapat dipengaruhi oleh
jarak, media fisik, kongesti, atau juga waktu pemrosesan paket
yang lama. Menurut versi TIPHON (Telecomunication and
Internet Protocol Hormonization Over Networks) (Joesman
2008), besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Delay
Kategori
Sangat Bagus
Bagus
Sedang
Jelek
Delay
< 150 ms
150 s/d 300 ms
300 s/d 450 ms
> 450 ms
(Sumber : TIPHON)
2. Jitter
Jitter merupakan variasi dari delay antar paket, perubahan
sesaat yang tidak kumulatif dari suatu sinyal digital terhadap
posisi idealnya. Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi
33
Kategori
Sangat Bagus
Bagus
Sedang
Jelek
Jitter
0 ms
0 s/d 75 ms
75 s/d 125 ms
125 s/d 225 ms
(Sumber : TIPHON)
3. Packet Loss
Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi
paket IP mencapai tujuannya. Packet loss terjadi ketika
terdapat penumpukan data pada jalur yang dilewati dan
menyebankan terjadinya overflow buffer pada router. Loss
packet ketika terjadi peak load dan congestion (kemacetan
transmisi paket akibat padatnya trafik yang harus dilayani)
dalam batas tertentu, maka frame yang ditransmisikan akan
dibuang sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya
pada jaringan berbasis IP.
34
dan
penerima
dikurangi
nilai
frame
yang
Kategori
Sangat Bagus
Bagus
Sedang
Jelek
Packet Loss
0%
3%
15%
>25%
(Sumber : TIPHON)
4. Throughput
Throughput merupakan besaran yang mengukur laju bit
informasi atau data sebenarnya dari laju bit jaringan.
Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang
sukses yang diamati pada tujuan selam interval waktu tertentu
dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.
35
Kategori
Sangat Bagus
Bagus
Sedang
Jelek
Throughput
100%
75%
50%
<25%
36
Bab 3
Metode Penelitian
Pada bab ini akan dibahas perancangan sistem video
conference, dimulai dengan perencanaan topologi, persiapan
hardware dan software yang diperlukan, jaringan, instalasi, serta
persiapan pengujian.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif. Metode ini adalah suatu prosedur yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata, kalimat, atau gambar
dari perilaku yang diamati didukung dengan studi literatur atau
studi kepustakaan sehingga realitas dapat dipahami dengan baik
dan benar. Disamping itu, penelitian deskriptif juga merupakan
penelitian, dimana pengumpulan data untuk menguji pertanyaan
penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan
kejadian sekarang (West, 1982) serta menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best,
1982:119).
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis
descriptive statistics. Dengan metode ini, parameter-parameter
diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata, nilai paling tinggi, dan
nilai yang paling rendah.
37
3.1
Internet
User 1
ISP
Internet
ISP
User 2
yang
gambar
dan
kemudian
dikompresi
dan
digunakan
sebagai
peralatan
yang
39
40
dan
ikuti
petunjuk-petunjuk
perangakat
lunak
network
analyzer
yaitu
Wireshark.
Waktu ujicoba selama tujuh hari, dan pada tiap harinya
dilakukan sebanyak sembilan kali percobaan, masing-masing dua
menit, antara pukul 09.00 18.00 WIB pada hari Senin sampai
dengan Minggu. Adapun data-data yang diambil saat ujicoba
yaitu data ujicoba video conference antara Solo Semarang.
Pengukuran dilakukan di dua tempat berbeda yang dianggap dan
diasumsikan dapat mewakili trafik jaringan di lingkungan nyata.
Langkah langkah pengambilan data menggunakan wireshark
adalah sebagai berikut:
-
42
Delay
Pengukuran delay dilakukan dengan cara merekam proses
43
Jitter
Paket video conference sebelum dikirimkan melalui layer
dapat
digunakan
untuk
sinkronisasi
paket
dan
Packet Loss
Untuk mengetahui nilai packet loss, maka dihitung jumlah
Throughput
Sedangkan
nilai
throughput
diketahui
dengan
44
Bab 4
Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini akan dilakukan analisis terhadap performa video
conference pada jaringan internet/public yang dilakukan selama
satu minggu. Pengamatan dilakukan menggunakan Wireshark
saat kedua user melakukan komunikasi video. Pengukuran ini
hanya membahas empat parameter QoS, yaitu delay, jitter,
throughput, dan packet loss. Dengan mengacu pada empat
parameter QoS diharapkan dapat menjadi tolak ukur kualitas
jaringan untuk penggunaan video conference pada beberapa
tempat yang dipilih sebelumnya. Seperti dijelaskan sebelumnya,
ujicoba dilakukan sebanyak sembilan kali setiap harinya.
45
4.1.1 Delay
Hasil pengukuran rata-rata delay pada ujicoba video
conference antara Solo dan Semarang:
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Mingg
u
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa nilai delay tertinggi terjadi
pada hari Rabu yaitu sebesar 163,690 ms. Dapat dihitung bahwa
nilai delay rata-rata sebesar 154,619 ms. Saat video conference
berlangsung,
gambar
terkadang
terputus-putus.
Hal
ini
4.1.2 Jitter
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
47
Dengan nilai jitter kurang dari 75 ms, dapat dinilai bahwa nilai
jitter bernilai bagus. Kecilnya nilai jitter ini juga merupakan
kelebihan dari penggunaan CDMA, karena dengan penggunaan
jaringan CDMA gangguan crosstalk tidak terjadi sehingga
mengurangi nilai jitter.
4.1.3
Throughput
Pengukuran throughput dari ujicoba video conference
Mingg
u
48
Selas
Kami
Ming
Rabu
Jumat Sabtu
a
s
gu
49
hilang,
akan diabaikan.
UDP
menganggap
bahwa
50
Bab 5
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan pada ujicoba video conference
menggunakan teknologi seluler
berbasis CDMA,
dengan
2.
3.
51
4.
5.
5.2 Saran
1.
lebih
lanjut
dengan
lebih
dari
dua
orang
untuk
melakukan
52
Margaret,
2007,
Protocol
Definitons.
http://searchnetworking.techtarget.com/sDefinition/0,,sid
7gci212839,00.html diakses 5 Juni 2013.