Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KASUS HIV AIDS

1. PENGKAJIAN
1.1 Anamnese
1.1.1 Identitas
- AIDS pada anak dibawa umur 13 tahun di amerika13% merupakan akibat kontaminasi dengan
darah 5% akibat pengobatan hemofilia . 80% tertular dari orang tuanya
- Anak yang terinfeksi pada masa perinatal , rata-rata umur 5-17 bulan terdiaknosa sebagai
AIDS. - Terbanyak meninggal 1 tahun setelah dibuat diagnosis.
- Study perspektif di afrika menunjukkan angka kematian anak usia lebih dari 15 bulan lahir dari
ibu IIIV (+)sebesar 16,5%penyebap terbanyak diare akut/kronik dan pnemonie berulang .
1.1.2 Keluhan utama
- Demam dan diare berkepanjanan
- Takhipnea, batuk, sesak nafas dan hipoxiakeadaan yang
1.1.3 Riwayat penyakit sekarang
-

Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik

Diare lebih dari 1 bulan

Demam yang berkepanjangan (lebih dari 1 bulan )

Mulut dan faring di jumpai bercak-bercak putih

Limphodenophati yang menyeluruh

infeksi berulang(otitis media,pharingitis)

Batuk yang menetap(lebih dari 1 bulan)

gawat

Dermatitis yang menyeluruh

1.1.4 Riwayat penyakit dahulu


-

Riwayat pemberian transfusi antara tahun 1978-1985

1.1.5 Riwayat penyakit dalam keluarga


-

Orang tua yang terinfeksi HIV

Penyalagunaan zat

1.1.6 Riwayat kehamilan dan persalinan


-

Ibu selama hamil terinfeksi HIV50% tertular untuk anakmya

Penularan dapat terjadi pada minggu ke9-20 dan kehanilan

Penularan pada proses melahirkan ,terjadi kantak darah ibu dan bayi

Penularan setelah lahir dapat terjadi melalui air susu ibu

1.1.7 Riwayat perkembangan dan pertumbuhan


-

Kegagalan pertumbuhan 9 failure to thrive

1.1.8

Riwayat makanan

- Anoreksia, mual, muntah


1.1.9

Riwayat imunisasi

- Jadwal immunisasi bayi ban anak dengan infeksi HIV


UMUR

VAKSIN

2 bulan

DPT,polio,hepatitis B

4 bulan

DPT, polio,hepatitis B

6 bulan

DPT, polio,hepatitis B

12 bulan

Tes Tuberculin

15 bulan

MMR ,hrpatitis

18 bulan

DPT ,polio, MMR

24 bulan

Vaksin pnemokokkun

4-6 tahun

DPT ,polio ,MMR

14-16 tahun

DPT, Campak

- Imunisasi BCG tidak boleh di berikankuman hidup.


- Immunisasi polio harus diberikan inactived pelivaccine,bukan tipe live
- Attenuated polio vaccine virus mati bukan virus hidup
-

Immunisasi

dengan

vaksi

HIV

diberikan

setelah

ditemukan

HIV

(+)

1.2. Pemeriksaan
1.2.1 .Sistem Penginderaan
Pada Mata
Cotton wool spot ( bercak katun wool pada retina ). Sytomegalovirus retinius dan toxoplasma
choroiditis, perivasculitis pada retina
Infeksi pada tepi kelopak mata, mata merah, perih gatal, banyak secret serta berkerak.
Lesi pada retina dengangambaran bercak eksudat kekurangan, tunggal/multiple, pada satu/kedua
mata toxoplasma goundii.
Pada mulut
Oral thrush akibat jamur, stomatitis gangrenesa, peridontitis, sarcoma kaposi pada mulut di mulai
sebagai bercak merah datar kemudian menjadi biru, sering pada palatum.
Pada telinga : otitis media nyeri, kehilangan pendengaran

1.2.2. Sistem pernafasan : batuk lama dengan atau tanpa sputum, sesak nafas, tachipneu ,
hipoxia, nyeri dada, nafas pendek waktu istirahat gagal nafas.

1.2.3. Sistem pencernaan : BB menurun, anoreksia, nyeri menelan, kesulitan menelan, bercak
putih, kekuningan pada mukosa oral, pharingitis, candidiasis esophagus, candidiasis mulut,
selaput lendir kering, pembesaran hati, mual, muntah, colitis akibat diare kronik, pembesaran
limpha.

1.2.4

Sistem kardiovaskulerr

1.2.5

Suhu tubuh meningkat . nadi cepat , tekanan dara meningkat


Gejala congestive heard failure sekunder akibat kardiomiopatikarena HIV
Sistem integumen

Variccla : Lesi sagat luas vasikule yang benar, hemorragie menjadi nekrosis timbul

ulsera.
Herpes zoster : vasikule menggerombol , nyeri, panas, serta malaie
Evzemetoid skin ras, pydodernia, scabies pyodermia gangrenosum dan scabbies sering
di jumpai

1.2.6

1.2.7

Sistem perkemihan
Air seni kurang anurie
proteinurea
Sistem Edokrim : pembesaran kelenjar parotis , limphadenophti,pembesaran kelenjar

yang menyeluruh
1.2.8

Sistem nerologi
Sakit kepala , somnolence ,sukar konsentrasi , perubahan perilaku
Nyeri otot, kejang-kejang enselophati, gangguan psikomotor
Penurunan kesadaran , delirium , delirium Serangan CNS : meningitis
Keterlambatan perkembangan

1.2.9 Sistem muskuloskeletal : nyeri otot, nyeri persendian, letih, gangguan gerak (ataksia)
1.2.10 Psikososial

Orang tua merasa bersalah


Orang tua merasa malu
Menarik

diri

dari

lingkungan

1.3 Pemeriksaan Penunjang


1.3.1 pemeriksaan laboratorium

Darah
- Leukosit dan hitung jenis darah putih.neutropenia ( neutropi<1000/mm )
- Hitung trombositthrombositopenia (trombosit<100.000/mm)
- Hb dan konsentrasi hbanemia (Hb<8g/Di)
- Limfopenia CD4+ (linfosit<200/mm)
- Lft
- Rft
Pemeriksaan lain : urinalisasi (protein urin)
Tes tuberculin (TB-indurasi 5mm)
1.3.2 Tes antibody anti-HIVTES ESALI
1.3.3 Tes westem blot(WB)
1.3.4 Tes PCR (polymerase chain reaclion)
Menemukan beberapa macm gen HIV yang bersenyawa di dalam dan sel yang
terinfeksi
Mengetahui apakah bayi yang lahir dari ibu dengan HIV(+)
1.3.5 Kardionegali pada photo rontgon
1.3.6 EKG terlihat hipertrophi ventrikel dan kelainan glombang T
1.3.7 Fungsi Lumbal
1.3.8 Bronkoskopi (PPC)

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

2.2.
2.3.
2.4.

Resiko terjadi infeksi sehubungan dengan penurunan daya tahan tubuh


Resiko terjadi infeksi (transmisi) sehubungan dengan virus yang menular
Gangguan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) sehubungan dengan nyeri ,

anoreksia, diare
2.5.
Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan infeksi apartunistik saluran dari
pernafasan, penurunan volume dampak dari pengobatan ,bakteri , pnemoni, anemia
2.6.
Kurangnya volume cairan tubuh sehubungan dengan diare dampak dari infeksi
oportunistik saluran pencernaan
2.7.
Gangguan intekrital kulit sehubungan dengan diare
2.8.
Perubahan / gangguan mukosa membran mulut sehubungan dengan lesi sekunder
membran mukosa dampak dari jamur dan infeksi herpes / radang mukosa dampak dari
pengobatan dan hygiene oral yang tidak adekuat
2.9.
Hipertermia sehubungan dengan infeksi HIV,infeksi oportunistik , pengobatan
2.10. Gangguan tubuh kembang sehubungan dengan gangguan neurologis
2.11. Ketidak efektifan koping keluarga sehubungan dengan penyakit manahun dan
progresif
2.12. Kurang pengetahuan sehubungan dengan perawatan anak yang kompleks di rumah.
3. INTERVENSI
Prioritas keperawatan
1) Mencegah atau meminimalkan infeksi
2) Memaksimalkan masukan mutrisi
3) Meningkatkan kedekatan , pertumbuhan ,&perkembangan
4) Memberikan informasi pada orang tua tentang proses penyakit prognosis & kebutuhan
tindakan .(Doenges,2001:723)
Tujuan Pemulangan :
1) Beban dari infeksi oportunistik /nasokomial
2) Meningkatkan berat badan dengan sesuai
3) Melakukan ketrampilan khusus sesuai kelompok usia dalam lingkup/ tingkat
perkembangan yang ada
4) Orang tua / pembeli asuhan memahami kondisi / prognosis & kebutuhan tindakan .
(Doenges,2001:724)
Diagnosa
1 Resiko terjadi infeksi sehubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
Tujuan :
Anak terbebas dari tanda dan gejala infeksi Kriterial hasil :
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Badan tampak lebih kuat / bererergi
Tidak ada tanda-tanda kemerahan pada tubuh

Anak tidak terserang batuk dan rhinorrhea


Jumlah sel darah putih dan hitam jenis darah batas normal
Kulit tidak abrasi / rash
Intervensi dan rasional :
1. Kaji tanda-tanda infeksi ( demam, peningkatan nadi, Peningkatan RR, pallor,
kelemahan tubuh/lethargi )

R/ Deteksi secara dini menurunkan resiko infeksi

nasokomial/infeksi lalin.
2. Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam

R/ Adanya perubahan dari tanda vital

merupakan indicator terjadinya infeksi


3. Berikan antibiotik, anti viral, anti jamur sesuai advis dokter

R/ Membunuh kuman

penyebab
4. Berikan intra venus gamma globulin sesuai advis dokter

R/ memperkecil resiko

kambuh.
5. Gunakan tekhnik aseptic dengan prosedur yang tepat

R/Menurunkan resiko

kolonisasi bakteri dan memutuskan rantai penularan dari klien lain/lingkungan ke


anak/sebaliknya.
6. Kaji batuk hidung tersumbat, pernafasan cepat dan suara nafas tambahan tiap 8 jam
R/ Mendeteksi secara dini infeksi saluran pernafasan
7. Pertahankan hygiene pulmonar yang adequat dengan cara
Tiap balon untuk fungsi paru
Suction mulut jika perlu
Jika anda mampu anjurkan untuk bermain secara efektif R/ Aktifitas dapat membantu
dalam penyesuaian penggunaan oksigen serta memperkuat otot-otot pernafasan
8. Monitor SDP dan hitung jenis setiap hari R/ Untuk memonitor terjadinya neutropenia
9. Kaji kulit setiap hari
R/ Memonitor adanya rash, lesi, drainage
10. Jaga kulit tetap bersih, kering dan kelembaban baik
R/ perlindungan terhadap kulit
dan membersihkan kulit secara teratur dapt mengangkat bahan-bahan penyebab iritasi dan
melindungi kulit dari kerusakan yang lebih parah
11 Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang pencegahan secara umum
( universal )

R/ Kejelasan mengenai pencegahan akan menyiapkan

pengunjung turut serta memutuskan rantai penularan HIV/AIDS


12 Instruksikanpada seluruh pengunjung untuk cuci tangan
memesuki ruangan pasien

sebelum dan sesudah

R/ Dengan mencuci tanga yang benar akan memutus rantai

penularan.
13 Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat pasien
silang dengan klien lain

keluarga

R/ Untuk menjegah kontaminasi

14. Gunakan sarung tangan ketika kontak dengan darah/ cairan tubuh, jaringan, kulit dan
atau permukaan tubuh yang terkontaminasi untuk antisipasi gunakan baju pelindung untuk
menghindari percikan darah gunakan masker dan pelindung mata.

R/ Proteksi diri

terhadap cairan tubuh


15.Tempatkan jarum suntik sesegera mungkin dlam tempat yang kedap air dan tidak
mudah tembus jarum
R/ Proteksi diri terhadap perlukaan
16. Kontak personal dengan anak tanpa menggunakan sarung tangan, masker, baju
pelindung ketika melakukan kontak bicara mengukur vital sign dan menyuapi

R/

Mengurangi rasa terisolir secara fisik dan menciptakan suatu kontak sosial yang positif.

v Diagnosa II
Resiko terjadi infeksi ( transmisi ) sehubungan dengan virus yang menular :
Tujuan : Menjegah terjadinya infeksi ( Transmisi )
Kriteria hasil : Anak bebas dari infeksi/komplikasi Intervensi dan rasional :
1. Gunakan isolasi ketat sesuai protocol, pencegahan penyakit menular

R/ isolasi

ketat dapat menghambat mata rantai penyebaran infeksi


2. Perlindungan ketat dengan prosedur cuci tangan
R/ Dengan mencuci tangan yang
benar akan memutuskan rantai penularan
3. Gunakan alat-alat yang disposibel
R/ Mencegah kontaminasi silang
Diagnosa III
Gangguan kebutuhan nutrisi ( kurang dari kebutuhan ) sehubungan dengan nyeri,
anoreksia, diare
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteri hasil :
BB meningkat
In take dan Out put seimbang
Turgor kulit baik
Anak mengkonsumsi diet berkalori tinggi
Intervensi dan rasional :
1. Timbang BB setiap hari R/ Memonitor kurangnya BB dan efektivitas intervensi nutrisi
yang di berikan.
2. Monitor In take dan Out put tiap 8 jam dan turgor kulit R/ memonitor in take kalori dan
insufisiensi kwalitas konsumsi makanan
3. Berikan makanan tinggi kalori tinggi protrein R/ dengan TKTP akan meningkatkan
tumbuh kembang secara adekuat
4. Rencanakan makanan enteral atau paranteral
adekuat

R/ Bila in take nutrisi oral in

Diagnosa IV
Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan infeksi opariunistik saluran dari
pernafasan, bakteri pneumonia
Tujuan : Pertukaran gas normal
Kriteria hasil :
Respirasi normal dengan cirri frekuensi, irama dan kesadaran normal
Tidaka ada PCH (pernafasan cuping hidung) dengkuran nafas, retraksi
Suara nafas bersih pada semua lapisan paru
Saturasi O2 dan BGA normal
Tidak cyanosis
Tidak Tachikardia atau Tachipnea
Tidak ada perubahan pada status mental
Klien mampu batuk secara efektif
Intervensi dan rasional :
1.Kaji fungsi respirasi dengan mengkaji tipe RR, PCH, Retraksi, warna kulit dan warna
kuku

R/ Peningkatan frekuensi nafas, adanya retraksi merupakan tanda adanya

konsulidasi dari paru sianosis merupakan indikasi adanya penurunan kadar oksigen dalam
darah
2.Monitor BGA

R/ mengukur asam basa darah arteri, mendeteksi secara dini terjadinya

hipoxemia
3.Kaji tanda-tanda gangguan pertukaran gas (cyanosis,tachikardia,takhipna,kecemasan
/gelisah,imobilitas perubahan status mental .

R/ Untuk mendeteksi gangguan secara dini

dapat segera dilakukan tindakan


4 Atur posisi klien agar ventilasi paruh maxsimal dan efektif (misal posisi semi fowler)
R/ diafragma lebih rendah dapat meningkatkan ekspansi dada
5.Berikan O2 sesuai kebutuhan
R/ Memaksimalkan transport oksigen dalam jaringan
6.Tingkatkan in take jaringan

R/ Hidrasi membantu menurunkan viscositas skret dan

mempermudah pengeluaran
7 Anjurkan anak batuk secara efektif, chest fisiotherapi nafas

R/ Batuk merupakan

mekanisme alamiah untuk mempertahankan bersihan jalan nafas. Postural drainge dan
perkusi merupakan tindakan pembersihan yang penting untuk mengeluarkan sekresi dan
memperbaiki ventilasi
8. Suction skret jika perlu

R/ Bila mekanisme pembersihan jalan nafas (batuk) tidak

efektif dilakukan suction


9. Gunakan aktivitas yang tidak terlalu banyak menggunakan energi selama periode
istirahat

R/ Pemeliharaan keseimbangan antara kebutuhan dengan keadaan/kondisi klien

mempercepat proses penyembuhan, merangsang mekanisme koping emosional yang


positif

Diagnosa V
Kurangnya volume cairan tubuh sehubungan dengan diare dampak dari infeksi
oportunistik saluran pencernaan atau reaksi dari pengobatan.
Tujuan : Hidrasi baik Kriteria hasil :
In take dan Out put seimbang
Kadar elektrolit tubuh dalam batas normal
Penekanan daerah perifer kembali dalam waktu kurang dari 3 detik
Out Urine minimal per jam 1-2 CC/Kg/BB
Intervensi dan rasional
1. Kolaborasi pemberian cairan IV sesuai keperluan
cairan akibat diare
2. Berikan cairan sesuai indikasi/toleransi

R/ Menggantikan kehilangan

R/ mempertahankan status hidrasi apada

keadaan diare
3. Ukur In take dan Out put termasuk urine, tinja dan emisi
keseimbangan cairan dalam tubuh
4. Monitor kadar elektrolit dalam tubuh

R/ Deteksi

R/ mempertahankan kadar elektrolit

dalam batas normal


5. Kaji tanda vital, waktu penekanan daerah perifer, turgor kulit, mukosa membran, ubunubun tiap 4 jam

R/ Kehilangan cairan yang aktif secara terus menerus, akan

mempengaruhi tanda vital dalam mempertahankan aktifitasnya


6. Monitor urine tiap 6-8 jam/ sesuai keperluan
R/ Pemekatan urine merupakan
respon terhadap kurangnya air
Diagnosa VI
Gangguan integritas kulit sehubungan dengan diare
Tujuan : Tidak terjadi gangguan integritas kulit Kriteria hasil :
Warna kemerahan memudar pada daerah yang teriritasi dan menunjukkan tanda-tanda
penyembuhan.
Kulit utuh, bersih dan kering
Intervensi dan rasional :
1 Ganti popok/celana anak bila basah

R/ kondisi basah merupakan areal kontaminasi

yang baik sebagai media pertumbuhan organisme pathogenic


2. Bersihkan pantat dan keringkan setiap kali BAB
R/ Mencegah iritasi pada kulit
3. Gunakan salep/lotion

Diagnosa VII

R/ Untuk melindungi kulit dari iritasi

Perubahan atau gangguan mukosa membran mulut sehubungan dengan lesi membran mukosa
dampak dari jamur dan infeksi herpes/radang mukosa dampak dari pengobatan dan hygiene oral
yang tidak adekuat
Tujuan : Tidak terjadi gangguan mukosa mulut Kriteri Hasil :
Mukosa mulut lembab
Tidak ada lesi
Kebersihan mulut cukup
Anak/orang tua mampu mendemonstrasikan tekhnik kebersihan mulut secara efektif
Intervensi dan Rasional :
1. Kaji membran mukosa mulut

R/ Candidiasis oral, herpes, stomatitis, sarcoma, kaposis

merupakan penyakit oportunistik yang biasanya mempengaruhi membran mukosa


2. Berikan pengobatan sesuai advise dokter
3. Perawatan mulut tiap 2 jam

R/ Membunuh kumam penyebab

R/ Bibir yang kering dan jaringan yang terlintasi menjadi

media perkembang biakan yang baik bagi bakteri dan jamur. Kebersihan mulut yang dilakukan
secara teratur dapat merubah PH mulut dan menghambat pertumbuhan Jamur
4. Gunakan sikat gigi yang lembut untuk membersihkan gigi, gusi dan lidah

R/ mencegah

pengiritasian mukosa
5. Oleskan normal saline tiap 4 jam dan sesudah membersihkan mulut

R/ Merupakan cara

yang efisien untuk menghangatkan membran mukosa oral yang mengalami inflamasi
6. Kolaborasi pemberian propilaksi (ketanozole, flaconazole) selama pengobatan
anti jamur untuk mematikan kuman
7. Gunakan anti septic oral
8. Check Up gigi secara teratur

R/ Untuk mencegah kuaman patogen


R/ Mencegah kerusakan gigi caries dental

R/ Sebagai

Diagnosa VIII
Hipertensia sehubungan dengan infeksi Hiv, infeksi oportunistik pengobatan
Tujuan : Anak menunjukkan temperatur normal Kriteria hasil :
Suhu tubuh 36 C - 37C
Ekspresi anak nyaman
Kulit tidak panas, berkeringat
Intervensi dan Rasional:
1. Ukur Vital sign terutama temperatur tiap 2-4 jam selama masa febris (>38 C)

R/ Adanya

peningkatan suhu yang terlalu lama meningkatkan metabolisme dan kehilangan cairan melalui
penguapan serta menentukan tindakan penanganannya
2. Gunakan antipiretik sesuai keperluan

R/ membantu menurunkan panas dari pusat pengatur

suhu tubuh di Hiporalamus anterior


3. Beri kompres hangat, beri kipas angin

R/ melancarkan aliran darah, membantu

menurunkan panas dan memberikan rasa nyaman klien


4. Ganti linen dan baju selama masa diaporesis.

R/ membantu penguapan panas dengan lebih

mudah

Diagnosa IX
Gangguan tumbuh kembang sehubungan dengan gangguan neurologis
Tujuan : Pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia Kriteria hasil :

Aktivitas perkembangan anak sesuai dengan usia cari segi personal sosial, bahasa, kognitif

dan motorik

Mampu berinteraksi sesuai dengan umur dan kondisi

Intervensi dan rasioanal :


1. Kaji tingkat perkembangan anak sesuai garis usia (DDST)

R/untuk mendeteksi tingkat

pertumbuhan dan perkembangan anak


2. Kaji system neurologis

R/ Untuk mendeteksi gangguan pada system neurology

3. Beri anak stimulasi berupa mainan dan terapi permainan

R/ rangsangan terhadap sensori

mempengaruhi terhadap belajar anak dan perkembangan anak


4. Anjurkan orang tua untuk berinteraksi dengan anak dalam perawatan permainan

R/

Kehadiran orang tua akan memberi rasa aman pada anak dan mencurahkan pada anak
5. Kolaborasi dengan spesialis anak tentang tumbuh kembang

R/ Memberikan bantuan

untuk menetapkan stimulasi atau rangsangan sensori atau merencanakan pemeriksaan lain secara
dini
6. Anjurkan menciptakan suasana layaknya di rumah

R/ Agar anak tidak takut dan merasa

aman di lingkungan asing


7. Anjurkan (sesuai usia) tentang perawatan diri sehari-hari : makan, mandi dan berpakaian

R/

Pemenuhan kebutuhan dasar akan memberikan keseimbangan dengan stressor yang dialami anak

Anda mungkin juga menyukai